• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Mahasiswa Kedokteran (S1) dapat melakukan penelitian tentang tingkat

pengetahuan, sikap dan tindakan pasien kusta terhadap ulkus plantaris di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan.

2. PPDS Ilmu kesehatan Kulit dan Kelamin dapat menindaklanjuti hasil

penelitian mahasiswa Kedokteran (S1), dengan cara memberikan penyuluhan kepada pasien kusta tentang bagaimana mencegah dan merawat ulkus plantaris dengan benar kemudian dievaluasi kembali setelah beberapa bulan.

3. Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan dapat kembali melakukan

tindakan bedah rekonstruksi sesuai indikasi pada pasien kusta sehingga dapat menghindari terjadinya kecacatan yang lebih berat.

4. Untuk mengurangi tekanan pada lokasi ulkus plantaris, Rumah Sakit Kusta

Pulau Sicanang Belawan dapat menyediakan alat bantu untuk pasien kusta dengan ulkus plantaris seperti brace atau sandal MCR yang terbuat dari bahan micro cellular rubber hingga pembuatan protesa dengan harga yang terjangkau.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku pedoman nasional pengendalian penyakit kusta. Departemen Kesehatan RI

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2007: 37-46.

2. Ross WF, Halim PW. Penyakit kusta untuk petugas kesehatan. Jakarta: PT

Gramedia, 1989: 3-13.

3. Modul 4. Kecacatan & pencegahan cacat bagi petugas pengelola program P2

kusta tingkat propinsi/kabupaten. Pusat latihan kusta nasional Makassar, 2005: 2- 8.

4. Wisnu IM, Hadilukito G. Pencegahan cacat kusta. Dalam: Daili ESS, Menaldi SL,

Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI, 2000: 83-92.

5. Brandsma JW, Brakel WHV. WHO disability grading: operational definitions.

Lepr Rev 2003; 74: 366-73.

6. Weekly epidemiological record. World Health Organization 2011; 86: 389-400.

7. Srinivasan H. Management of ulcers in neuroligacally impaired feet in leprosy

affected persons. Dalam: Schwarz R, Brandsma W, editors. Surgical reconstruction & rehabilitation in leprosy and other neuropathies. Katmandu, Nepal: Ekta Books Distributors Pvt Ltd, 2004: 193-223.

8. Yawalkar SJ. Leprosy for medical practitioners and paramedical workers. Edisi

9. Dharmasanti PA, Martodihardjo S. Profil penderita kusta yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Dr.Soetomo-Surabaya (Periode Januari 2003-Desember 2005). Berkala Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin. Airlangga University Press, 2006; 18(2):108-20.

10.Sukasihati. Proporsi kecacatan kaki pasien kusta di Rumah Sakit Kusta Pulau

Sicanang Belawan [Tesis] Medan: Program Pendidikan Dokter Spesialis

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Universitas Sumatera Utara; 2006.

11.Soewono JPH, Darmada IGK. Rehabilitasi medik II. Dalam: Daili ESS, Menaldi

SL, Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI, 2000: 104- 17.

12.Pencegahan cacat kusta. Buku belajar seri empat. London: ILEP, 2006: 17-24.

13.Saya bisa melakukannya sendiri. Petunjuk praktis bagi orang yang terkena kusta

yang ingin mencegah kecacatan. New Delhi: WHO, 2007.

14.Cross H. Wound care for people affected by leprosy: A guide for low resource

situations. South Carolina: American Leprosy Missions, 2003: 18-20.

15.Srinivasan H, Desikan KV. Cauliflower growths in neuropathic plantar ulcers in

leprosy patients. The Journal of Bone and Joint Surgery, 1971; 53A: 123-32.

16.Kampirapap K, Poonpracha T. Squamous cell carcinoma arising in chronic ulcers

17.Kiel MA. Foot pressures in leprosy. Indian Institute of Technology Madras, 1995: 1-20.

18.Bryceson A, Pfaltzgraff RE. Leprosy. Edisi ke-3. Edinburgh: Churchill

Livingstone, 1990.

19.Amirudin MD, Hakim Z, Darwis E. Diagnosis penyakit Kusta. Dalam:Daili ESS,

Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H, editor. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI, 2003: 12-31.

20.Diagnosis and classification of leprosy. Dalam: Lockwood D, editor. Leprosy

review (Report of the International Leprosy Association Technical Forum, Paris) 2002; 73: S17-26.

21.Walker SL, Lockwood DNJ. The clinical and immunological features of leprosy.

British Medical Bulletin 2006; 77 and 78: 103-21.

22.Misch EA, Berrington WR, Vary JC, Hawn TR. Leprosy and the human genome.

Microbiol.Mol.Biol.Rev 2010; 74 (4): 589-620.

23. Montoya D, Modlin RL. Advances in immunology. Elsevier 2010, 105: 1-24.

24.Scollard DM, Adams LB, Gillis TP, Krahenbuhl JL, Truman RW, Williams DL.

The continuing challenges of Leprosy. Clin. Microbial. Rev 2006; 19 (2): 338- 381.

25.Kar HK, Sharma P. Leprosy reaction. Dalam: Kar HK, Kumar B, editors. IAL

Textbook of Leprosy. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) LTD, 2010: 269-87.

26.Martodihardjo S, Sosanto SD. Reaksi Kusta dan Penanganannya. Dalam: Daili ESS, Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI, 2000: 75-81.

27.Amiruddin MD. Eritema Nodosum Leprosum. MDVI 1998; 25/4S: 39S-43S.

28.Spierings E, Boer TD, Zulianello L, Ottenhoff TH. Novel mechanism in the

immunopathogenesis of leprosy nerve damage: The role of Schwann cells, T cells and mycobacterium leprae. Immnunology and Cell Bilogy 2000; 78: 349-55.

29.Nuhonni SA, Cholis M. Rehabilitasi Medik I. Dalam: Daili ESS, Menaldi SL,

Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI, 2000: 94-103.

30.Srinivasan H. Prevention of disabilities in patients with leprosy. A practical guide.

Geneva: WHO 1993: 50-80.

31.Slim FJ, Schie CH, Keukenkamp R, Faber WR, Nollet F. Increased plantar foot

pressure in persons affected by leprosy. Gait & Pusture 2012; 35: 218-24.

32.Peters ES, Eshiet AL. Male-female (sex) differences in leprosy patients in South

Eastern Nigeria: females present late for diagnosis and treatment and have higher rates of deformity. Lep Rev 2002; 73: 262-67.

33.Tasuraya P. Reaksi Kusta. Dalam: Soewono JPH, Suparniati E, editor. Pedoman

Standar Pengobatan dan Pengelolaan Kusta. Rumah Sakit Sitanala Tangerang, 2000: 57-64.

34.Walker SL, Lockwood DNJ. Leprosy type 1(reversal) reaction and their

35.Sabato S, Yosipovitch Z, Skimkin A, Sheskin J. Plantar Trophic Ulcers in Patients with Leprosy. International Orthopaedics (SICOT) 1982; 6: 203-8.

36.Srisinivasan H. Disability, deformity and rehabilitation. Dalam: Hasting RC,

Opramolla DVA, editor. Leprosy. Edisi ke 2. Edinburgh: Churchill Livingstone, 1994: 411-45.

37.Wild T, Rahbarnia A, Kellner M, Sabotka L. Basics in nutrition and wound

haeling. Nutrition 2010;26:862-66.

38.Hidayat S, Sularsito SA, Sjarif MW, Wisnu IM, Tanusuraya P. Perbandingan

hasil pengobatan topikal ulkus plantar sederhana penderita kusta dengan kasa amnion dan salap seng oksida di RSK Sitanala Tangerang. MDVI 2000; 27(2): 48-52.

39.Baretto JG, Salgado C. Clinic-epidemiological evaluation of ulcers in patients

with leprosy sequel and the effect of low level laser therapy on wound healing: a randomized clinical trial. BMC Infectious Diseases 2010;10 (237): 1-8.

40.Soewono JPH, Setiawan M. Luka pada penderita kusta. Dalam: Soewono JPH,

Suparniati E, editor. Pedoman Standar Pengobatan dan Pengelolaan Kusta. Rumah Sakit Sitanala Tangerang, 2000: 144-82.

LAMPIRAN 1

NASKAH PENJELASAN UNTUK MENDAPATKAN

PERSETUJUAN KESEDIAAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Perkenalkan nama saya dr. Ramona Dumsari Lubis, SpKK. Saat ini saya sedang menjalani pendidikan Program Magister Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk memenuhi salah syarat menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik, saya melakukan penelitian dengan judul “ Profil pasien kusta dengan ulkus plantaris di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan pada bulan Juli tahun 2012 ”

Tujuan penelitian saya untuk mengetahui profil pasien kusta dengan ulkus plantaris di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan pada bulan Juli tahun 2012 yaitu untuk mengetahui penyebab, lokasi, pengobatan, penyembuhan luka pada telapak kaki pasien kusta.

Pada pasien kusta dijumpai gangguan syaraf tepi. Gangguan syaraf tersebut dapat mengakibatkan telapak kaki pasien kusta tidak merasa, kulit kering, pecah- pecah, luka dan akhirnya terjadi infeksi. Luka pada telapak kaki ini sering dialami oleh pasien kusta dan berulang. Terjadinya luka pada telapak kaki pasien kusta selain di pengaruhi gangguan syaraf juga berhubungan dengan tekanan yang berlebihan

yang mengenai telapak kaki. Luka pada telapak kaki, jika tidak diberi penanganan yang benar maka luka tersebut akan semakin luas, berlangsung lama dan dapat mengganggu gerakan berjalan. Tindakan yang harus dilakukan oleh pasien kusta dengan luka pada telapak kaki adalah mengistirahatkan kaki yang luka, merendam kaki, gosok kulit yang keras dan balut luka dengan kain yang bersih. Saya harapakan informasi diatas dapat bermanfaat kepada Bapak/Ibu dan dapat di kerjakan di rumah.

Terhadap Bapak/Ibu sekalian, sebagai sukarelawan pada penelitian akan dilakukan wawancara dan pemeriksaan luka pada telapak kaki. Pemeriksaan ini tidak dipungut biaya atau gratis dan kepada Bapak/Ibu. Jika Bapak/Ibu bersedia dan menyetujui untuk ikut, mohon menandatangani formulir persetujuan ikut serta dalam penelitian yang telah kami sediakan secara sukarela tanpa paksaan. Pada lazimnya, penelitian tidak akan menimbulkan hal-hal yang berbahaya bagi Bapak/Ibu sekalian. Namun apabila Bapak/Ibu ingin membatalkan keikutsertaannya dalam penelitian ini dapat memberitahukannya kepada kami.

Demikian Bapak/Ibu sekalian, semoga dapat mengerti apa yang telah kami sampaikan. Kerjasama Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk penelitian kami dan percayalah tujuan penelitian ini adalah untuk membantu Bapak/Ibu sekalian untuk memperbaiki status kesehatan pasien kusta khususnya pasien kusta dengan luka pada telapak kaki. Jika Bapak/Ibu masih memerlukan penjelasan lebih lanjut, dapat menghubungi saya melalui 08126004010 atau di Jl.Karya Kasih no 71 A Medan. Terima Kasih

LAMPIRAN 2

PERSETUJUAN KESEDIAAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN

Setelah mendapat penjelasan, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ……….

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Umur : ……….

Alamat : ……….

Selaku orang tua/keluarga dari* :

Nama : ………... Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Umur : ………. Alamat : ……….

Dengan ini menyatakan secara sukarela SETUJU untuk ikut serta dalam penelitian dan mengikuti berbagai prosedur pemeriksaan yang telah dijelaskan sebelumnya. Demikianlah surat pernyataan persetujuan ini dibuat dengan sebenarnya dalam keadaan sadar tanpa adanya paksaan dari siapapun.

Medan, ………..2012

Mengetahui Yang menyatakan,

LAMPIRAN 3

PANDUAN OBSERVASI

PASIEN KUSTA DENGAN ULKUS PLANTARIS

DI RUMAH SAKIT KUSTA PULAU SICANANG BELAWAN

PADA BULAN JULI TAHUN 2012

Tanggal pemeriksaan: IDENTITAS Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan : Pekerjaan :

ANAMNESIS

1. Riwayat penyakit kusta dalam keluarga:

a. Ibu

b. Ayah

c. Saudara kandung

d. Bukan saudara kandung

e. Istri

f. Tidak ada

2. Riwayat tipe kusta pada pasien kusta dengan ulkus plantaris

a. PB

b. MB

3. Riwayat timbulnya ulkus plantaris pada pasien kusta berdasarkan riwayat pengobatan kusta:

a. Sebelum pengobatan kusta

b. Sedang pengobatan kusta

4. Riwayat reaksi kusta pada pasien kusta dengan ulkus plantaris:

a. Pernah mengalami reaksi kusta

b. Tidak mengalami reaksi kusta

5. Penyebab ulkus plantaris pada pasien kusta:

a. Benda panas

b. Benda tajam

c. Tekanan telapak kaki yang berulang sehingga menimbulkan lepuh

6. Lamanya menderita ulkus plantaris pada pasien kusta:

a. <1 tahun

b. 1-5 tahun

c. 6-10 tahun

PEMERIKSAAN KLINIS

7. Lokasi ulkus plantaris pada pasien kusta:

a. Tips of toes

b. Big toe region

c. Central toe region 2nd-5th metatarsal head

d. Metatarsal head region

e. Mid lateral border of the foot (base of 5th metatarsal)

f. Heel

8. Sisi kaki yang dijumpai ulkus plantaris pada pasien kusta:

a. Kaki kanan

b. Kaki kiri

c. Kaki kanan dan kiri

9. Pengobatan ulkus plantaris pada pasien kusta:

a. Kompres + tutup kasa

b. Kompres + salap antibiotik + tutup kasa

c. Kompres + salap antibiotik kemudian dan dibiarkan terbuka

d. Ditutup kasa saja

11. Keteraturan pengobatan ulkus plantaris pada pasien kusta:

a. Tidak teratur diobati

b. Teratur diobati

12. Penyembuhan ulkus plantaris pada pasien kusta:

a. Sembuh dan berulang

LAMPIRAN 4

FOTO DOKUMENTASI

LOKASI ULKUS PLANTARIS

Tips of toes

Metatarsal head region

Heel

Dokumen terkait