Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito
berjangka dan deposito on call, obligasi, surat
berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang
diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata
uang dan liabilitas kontinjensi lainnya seperti bank
garansi, standby letters of credit, performance
bonds dan liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan liabilitas kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank.
Since 1998, the Government guarantees the obligations of private banks including current accounts, saving accounts, time deposits, deposits on call, bonds, marketable securities, interbank borrowings, fund borrowings, letters of credit, acceptances, currency swap and other contingent liabilities such as bank guarantees, standby letters of credit, performance bonds and other kinds of liabilities other than those excluded in this regulation such as subordinated loans, liabilities to directors, commissioners and related parties of the Bank.
Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, liabilitas pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 September 2005.
Ketentuan mengenai pengurangan dan
pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004.
In accordance with Letter No. S235/UP3/III/2005 of the Government Guarantee Unit (UP3) dated March 17, 2005, starting April 18, 2005, the liabilities covered under the guarantee program only includes deposits and borrowings from other banks in the form of money market transactions. Such government guarantee program will end on September 22, 2005. The regulations with respect to the reduction and termination of the government guarantee program is based on Presidential Decree No. 95 Year 2004.
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin
Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal
26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang
merupakan simpanan yang berasal dari
masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah:
Based on the Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) Regulation No. 1/PLPS/2005 dated September 26, 2005 regarding Deposit Guarantee Program, since September 22, 2005, the IDIC will guarantee bank deposits including current accounts, time deposits, certificate of deposits, savings accounts, and other forms of deposits, including deposits from other banks. Guaranteed bank balances of each customer are as follows:
(lanjutan) BANKS (continued)
a. maksimal sebesar Rp1.000.000.000, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007;
a. maximum of Rp1,000,000,000, from September 22, 2006 until March 21, 2007;
b. maksimal sebesar Rp100.000.000, sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.
b. maximum of Rp100,000,000, from March 22, 2007 until October 12, 2008.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 65 tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank maksimal sebesar Rp2.000.000.000, sejak tanggal 13 Oktober 2008.
Based on the Government Regulations of RI No. 65 Year 2008 regarding Deposit Guarantee Program, the IDIC will guarantee customers’ deposit in one Bank maximum of Rp2,000,000,000, starting October 13, 2008.
36. ADOPSI PERTAMA PSAK No. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK No. 55 (REVISI 2006)
36. FIRST ADOPTION OF SFAS No. 50 (2006 REVISION) AND SFAS No. 55 (2006 REVISION)
Sebagaimana tercantum dalam Catatan 2, Bank menerapkan pertama kali PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) untuk pelaporan tahun 2010.
As stated in Note 2, the Bank adopted SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) for the first time in 2010.
Dalam mengadopsi standar-standar baru di atas, Bank telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No.4 tentang ketentuan transisi untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) sebagaimana diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above new standards, the Bank has identified the following transitional adjustments in accordance with the Technical Bulletin No.4 concerning the transitional provisions for the first-time adoption of SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) issued by the Indonesian Institute of Accountants.
Pengaruh transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) pada laporan posisi keuangan awal Bank per tanggal 1 Januari 2010 adalah sebagai berikut:
The effect of the transition to SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) to the Bank’s opening statements of financial position as of January 1, 2010 is set out in the following table: Penyesuaian Transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)/ Transitional Adjustments from SFAS No. 50 (Revised 2006)
Dilaporkan and Setelah
sebelumnya/ SFAS No. 55 disesuaikan/
Laporan Posisi Keuangan As reported (Revised 2006) As adjusted Statements of Financial Position
Aset Assets
Giro pada bank lain - neto 99.232.444.156 1.002.347.921 100.234.792.077 Current accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
dan bank lain - neto 897.590.422.880 8.925.250.000 906.515.672.880 and other banks - net
Kredit yang diberikan - neto 2.677.957.657.415 20.234.429.937 2.698.192.087.352 Loans - net
Tagihan derivatif - neto 2.050.777.064 20.714.920 2.071.491.984 Derivative receivable - net
Aset pajak tangguhan 37.865.312.228 (12.073.097.111) 25.792.215.117 Deferred tax assets
Dana dari kantor pusat Head office account
(continued)
Penyesuaian transisi di atas berasal dari evaluasi ulang atas penurunan nilai aset keuangan sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan disesuaikan pada saldo laba yang belum ditransfer awal tahun 2010.
The above transitional adjustments were derived from the reassessment of impairment for financial assets in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006) and were adjusted to the beginning unremitted earnings balance for 2010.
37. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN 37. RESTATEMENT OF FINANCIAL STATEMENTS
Berdasarkan Surat Bank Indonesia
No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, bank-bank perlu membentuk penyisihan kerugian atas aset non-produktif dan estimasi
kerugian atas komitmen dan kontinjensi
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku, tidak lagi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005.
Based on Bank Indonesia Letter No. 13/658/DPNP/IDPnP dated December 23, 2011, banks shall provide for possible losses on non-earning assets and estimated losses on commitments and contingencies based on applicable accounting standards, not anymore based on Bank Indonesia Regulation No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005.
Pengaruh Surat Bank Indonesia tersebut diatas pada laporan keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan pada laporan posisi keuangan Bank pada tanggal 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
The effect of the above mentioned Bank Indonesia Letter to the Bank‘s financial statements as of December 31, 2010 and for the year then ended, and the statements of financial position as of January 1, 2010/December 31, 2009 is set out in the following table:
Penyesuaian atas pemulihan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi/ Adjustments of reserval of estimated
Dilaporkan losses on Setelah
sebelumnya/ commitments and disesuaikan/
As reported* contingencies As adjusted
1 Januari 2010/31 Desember 2009 January 1, 2010/December 31, 2009
Laporan posisi keuangan Statements of financial position
Aset Asset
Aset pajak tangguhan - neto 25.792.215.117 (9.528.696.230) 16.263.518.887 Deferred tax assets - net
Liabilitas Liabilities
Estimasi kerugian komitmen dan Estimated losses on commitment
kontinjensi 23.821.740.575 (23.821.740.575) - and contingencies
Ekuitas Equity
Laba yang belum ditransfer 339.176.786.582 14.293.044.345 353.469.830.927 Unremitted earnings
* Setelah penyesuaian adopsi pertama kali PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
* After adjustment for initial adoption of SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006)
Penyesuaian atas pemulihan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi/ Adjustments of reversal of estimated
Dilaporkan losses on Setelah
sebelumnya/ commitments and disesuaikan/
As reported contingencies As adjusted
31 Desember 2010 December 31, 2010
Laporan posisi keuangan Statements of financial position
Aset Assets
Aset pajak tangguhan - neto 18.583.552.293 (9.942.194.683) 8.641.357.610 Deferred tax assets - net
Liabilitas Liabilities
Liabilitas Estimasi kerugian komitmen dan Estimated losses on commitment
kontinjensi 23.568.966.806 (23.568.966.806) - and contingencies
Ekuitas Equity
Saldo laba 448.507.923.446 13.626.772.123 462.134.695.569 Retained earnings
Laporan laba rugi komprehensif Statements of comprehensive income
Laba neto selisih kurs 7.890.233.427 (1.286.519.900) 6.603.713.527 Net gain on foreign exchange
Penyisihan kerugian komitmen dan Provision for estimated losses on
kontinjensi 1.033.746.131 (1.033.746.131) - commitment and contingencies
Pajak penghasilan - neto 73.434.976.424 413.498.453 73.848.474.877 Income tax - net
Laba neto 109.331.136.864 (666.272.222) 108.664.864.642 Net income
38. MANAJEMEN MODAL 38. CAPITAL MANAGEMENT
Kebijakan pengelolaan modal Bank bertujuan untuk
memastikan bahwa Bank memiliki struktur
permodalan yang efisien, memiliki modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan usaha Bank saat ini dan untuk mempertahankan kelangsungan usaha Bank di masa yang akan
datang, serta untuk memenuhi kecukupan
permodalan yang ditetapkan oleh regulator.
The Bank's capital management policy aims to ensure that the Bank has an efficient capital structure, has a strong capital to support the Bank’s current business development strategy and to maintain the continuity of the Bank’s business in the foreseeable future, as well as to meet the capital adequacy set by the regulator.
Rencana Permodalan disusun oleh Direksi sebagai bagian dalam Rencana Bisnis Bank dan disetujui oleh Dewan Komisaris.
Capital Plan is prepared by the Board of Directors as part of the Bank’s Business Plan and is approved by the Board of Commissioners.
Rencana permodalan Bank disusun berdasarkan penilaian atas kecukupan kebutuhan permodalan yang dipersyaratkan, rencana pengembangan usaha dan kebutuhan likuiditas Bank.
The Bank capital plan is formulated based on the assessment of capital adequacy requirements, business expansion plan and the Bank’s liquidity needs.
Rasio kecukupan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
The capital adequacy ratio of the Bank as of December 31, 2011 and 2010 is as follows (in millions rupiah):
2011 2010
I. Komponen Modal I. Constituents capital
a. Modal inti a. Core-capital
Dana usaha neto *) 1.605.978 886.355 Net Interoffice fund *)
Dana dari Kantor Pusat 754.175 754.175 Head Office constribution fund
Saldo laba awal tahun **) 426.159 339.177 Retained earnings at beginning of year **)
Laba neto tahun berjalan (50%) **) 49.157 54.666 Current year net income (50%) **)
b. Modal pelengkap b. Supplementary capital
Penyisihan kerugian aset Allowance for probable losses on
produktif (cadangan umum) earning assets (general reserve),
maksimum 1,25% dari aset maximum of 1.25% weight risk
tertimbang menurut risiko 67.642 52.699 assets
II. Jumlah Modal Inti dan Pelengkap 2.903.111 2.087.072 II. Total Core and Supplementary Capital
III. Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit 5.502.797 4.180.152 III. Credit Risk-Weighted Assets
IV. Aset Tertimbang Menurut Risiko
Operasional 410.413 273.608 IV. Operational Risk-Weighted Assets
V. Aset Tertimbang Menurut Risiko Pasar 24.137 35.790 V. Market Risk-Weighted Assets
VI. Jumlah Risiko - Aset Tertimbang 5.937.347 4.489.550 VI. Total Risk-Weighted Assets
VII. Rasio Kecukupan Modal***) 52,75% 49,93% VII. Capital Adequacy Ratio***)
VIII. Rasio Kecukupan Modal****) 52,53% 49,50% VIII. Capital Adequacy Ratio****)
IX. Rasio Kecukupan Modal *****) 48,90% 46,50% IX. Capital Adequary Ratio *****)
X. Rasio Kecukupan Modal Minimum 8% 8% X. Minimum Capital Adequacy Ratio
*) Dana usaha neto tersebut di atas adalah dana usaha yang dinyatakan.
*) The amount is the declared net interoffice fund (NIOF).
**) Tidak termasuk pengaruh pajak tangguhan. **) Excludes effect of deferred taxes.
***) Setelah memperhitungkan risiko kredit. ***) After calculating credit risk.
****) Setelah memperhitungkan risiko pasar dan kredit. ****) After calculating credit and market risk.
*****) Setelah memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional. *****) After calculating credit, market and operational risk.
39. REKLASIFIKASI LAPORAN ARUS KAS 39. RECLASSIFICATION OF STATEMENT OF CASH
FLOWS
Laporan arus kas tahun 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011:
Statements of cash flows have been reclassified to conform with the presentation of statements of cash flows for the year ended December 31, 2011:
Setelah Sebelum
Reklasifikasi/ Reklasifikasi/
After Before
Reclassification Reclassification
Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi (170.510.712.162 ) (226.183.149.566 ) Net cash used in operating activities