• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peemeliharaan Tanaman

Dalam dokumen LAPORAN MAGANG TANAMAN BIT. pdf (Halaman 37-42)

B. Hasil dan Pembahasan Kegiatan Khusus Budidaya Biet

5. Peemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman bit mutlak dilakukan untuk menjaga tanaman tetap tumbuh dan berkembang secara maksimal sehingga menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Adapun kegiatan pemeliharaan tanaman bit adalah sebagai berikut:

35

Penyiraman dilakukan agar tanaman tetap segar dan tidak layu. Pada penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan sebelum jam 10.00 pagi,agar air yang di siram dapat terserap baik oleh tanah serta dapat membantu proses fotosistesi tanaman agar dapat bererproduksi.

Penyiraman dilakukan pada saat bit telah selesai ditanam dan dilakukan penyiraman kembali setelah bedengan ditutup dengan mulsa (rumput atau tanaman pupuk hijau). Pada saat penanaman, penyiraman dilakukan sebanyak 2x dengan maksud supaya kelembaban tanah tetap terjaga dan mencegah penguapan yang berlebihan, melarutkan pupuk serta memadatkan tanah. Jumlah penyiraman untuk tanaman bit yaitu 10 gembor dengan tiap 1 m menghabiskan satu gembor sesuai dengan panjang bedengan 1x 10m. Namaun,apabila tanah sudah cukup lembab atau basah maka penyiraman hanya cukup dilakukan sekali saja yaitu setelah ditutupi dengan mulsa. Selanjutnya, penyiraman rutin yang perlu dilakukan adalah setiap hari sekali(pagi atau sore) dengan gembor yang lubangnya sangat halus,supaya tidak merusak pertanaman sampai umbi terbentuk, yaitu lebih kurang pada saat bit berumur anatara 3-4 minggu. Setelah umbi mulai terbentuk maka penyiraman hanya dilakukan 2-3 hari sekali dengan melihat kondisi tanahnya. Jika air terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan erosi tanah sehingga umbi yang sudah terbentuk tidak tertutup oleh tanah, seperti yang kita ketahui tanaman yang menghasilkan umbi tersebut tumbuh dibawah tanah. Daun bit yang tipis jika kemasukkan air yang berlebihan akan mudah busuk. Bit akan tumbuh dengan baik serta menghasilkan umbi yang berkualitas jika kebutuhan air dan sinar matahari terpenuhi dengan cukup.

b. Penyulaman

Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal pada awal penanaman. Kegiatan penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur tiga hari setelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tanaman yang memiliki pertumbuhan kurang baik yang disebabkan oleh adanya perbedaan daya tumbuh, pembusukan perakaran, dan faktor-faktor lingkungan.. Penyulaman dilakukan apabila ditemukan kerusakan 10-25% atau sekitar 3-7 hari setelah penanaman.

36

Penyiangan adalah suatu upaya mengurangi tanaman yang tidak diinginkan yang tumbuh di sekitar tanaman utama. Penyiangandilakukan secara manual, yaitu dengan cara mencabut gulma yang ada di atas bedengan dengan tangan dan menebas gulma yang ada di pinggir bedengan dengan menggunakan arit.Penyiangan gulma sangat diperlukan dalam pemeliharaan atau perawatan bit agar tidak terjadi persaingan dalam pengambilan unsur haradan menjaga kebersihan bedengan.

d. Pemupukan

Bit merah dipupuk setelah berumur 2 minggu setelah tanam maupun 1 bulan setelah tanam. Bit merah dapat dipupuk dengan kompos yang telah matang dan pupuk cair. Kebutuhan pupuk cair yang diberikan pada tanaman bit merah yang berumur 2 minggu setelah tanam berbeda dengan tanaman bit merah yang berumur 1 bulan setelah tanam. Bit merah yang berumur 2 minggu setelah tanam diberi pupuk cair dengan perbandingan 2:8. Dengan menghabiskan 8 liter POC keong dalam satu bedengan.Pupuk yang ada di Yayasan Bina Sarana Bakti adalah pupuk kompos matang dan pupuk cair. Di Yayasan Bina Sarana Bakti, pupuk kompos matang dan pupuk cair dibuat sendiri. Cara membuat pupuk kompos matang di Yayasan Bina Sarana Bakti adalah masukkan rumput ± 2 karung, tambahkan 4 karung pupuk kandang ayam, tambahkan media ± 15 kg, tambahkan dolomit ± ½ - 1 kg, lakukan hal yang sama hingga lapisan terakhir ditutup dengan rumput, didiamkan selama ± 3 bulan, dan lakukan penyiraman seminggu sekali untuk mempercepat kematangan kompos.

Ada lima jenis pupuk cair di Yayasan Bina Sarana Bakti, yaitu pupuk cair dari urin kelinci dan batang pisang, pupuk cair dari urin kelinci dan tomat, pupuk cair dari air, kotoran kelinci, pethonia dan pupuk kandang ayam, pupuk cair dari batang pisang, daun tetrosia, daun pethonia, urin kelinci, dan pupuk kandang ayam.

Pupuk dasar yang digunakan yaitu pupuk kandang yang sebelumnya sudah Dikomposkan dengan gabah padi dan campuran taik ayam yang diolah sendiri oleh para pekerja dengan dosis 30 kg setiap bedengan. Pupuk dasar ini diberikan dengan cara ditaburkan secara merata diatas bedengan yang kemudian diaduk atau dicampuri sampai merata dengan tanah dengan menggunakan tangan atau alat bantu garpu yang ukuran nya lebih kecil dari garpu yang digunakan dalam pengolahan lahan. Setelah pupuk dasar di berikan, lalu di biarkan dulu selama 1 hari agar tanaman yang mau di

37

tanam tidak layu karena pupuk tersebut masih mentah dan panas, jadi di kering angin terlebih dahulu sebelum di tanam. Untuk tanaman pendamping bit yaitu caisim 2 baris dan bit nya 3 baris jadi satu bedeng ada 5 baris dengan 2 macam kombinasi tanaman, untuk caisim di beri 2 liter POC dan air biasa 8 liter dengan cara yaitu menyiramkan POC ke tanaman bit. 1 bedengan menghabiskan 4 gembor untuk menyiram tanaman bit. Untuk tanaman utama nya yaitu tanaman bit dengan menggunakan pupuk yang terbuat dari keong yang telah di tumbuk dan di jadikan POC yang mengandung phosfor dan kalium yang sangat bagus dan baik buat pertumbuhan tanaman bit. Karena tanaman bit banyak membutuhkan kalium, fungsi kalium di sini yaitu sebagai mempercepat pembentukan umbi pada tanaman umbi-umbian.

Gambar 11.kompos mentah POC dari keong

Pembuatan POC e. Pendangiran atau Pembumbunan

Pendangiran atau pembumbunan mutlak dilakukan pada saat umbi telah

muncul, yaitu dengan cara pendangiran disekitar umbi yang kemudian tanah dari pendangiran tersebut dibumbunkan atau ditimbunkan pada umbi,sehingga umbi pada tanaman bit akan tumbuh lebih maksimal jika berada didalam tanah, sedangkan umbi

38

biet tumbuh di atas tanah. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan menghambat pertumbuhan umbi bit, oksigen yang diperlukan umbi bit untuk tumbuh dan berkembang tidak akan mencukupi karena ruang yang terlalu sempit.

f. Pemberantasan hama dan penyakit

Hama yang menyerang tanaman bit merah adalah tikus, ulat flutella, ulat bulu, dan ulat penggulung daun. Ulat flutella, ulat bulu, dan ulat penggulung daun merupakan hama pendatang bagi tanaman bit merah karena hama tersebut merupakan hama utama bagi tanaman brassica yang dikombinasikan dengan tanaman bit merah. Sedangkan tikus merupakan hama utama bagi tanaman bit merah yang memakan umbi bit merah. Penyakit yang terdapat pada tanaman bit merah adalah downy mildew, bercak daun, dan busuk akar. Bercak daun disebabkan oleh Cercospora beticola Sacc.Gejala adalah pada daun terdapat bercak-bercak berbentuk agak bulat, tersebar sendiri-sendiri atau berkelompok.Bercak berwarna kelabu dengan tepinya berwarna cokelat dan dikelilingi oleh halo kemerahan.Pada pusat bercak yang tua terutama di bawah sisi permukaan daun, cendawan membentuk berkas konidiofor dengan konidium terlihat sebagai titik-titik hitam. Penyakit yang timbul pada tangkai daun menyebabkan daun tersebut menjadi layu.Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara menjaga sanitasi

Apabila terserang hama dan penyakit maka cara membasminya yaitu dengan cara menjaga sanitasi, mengambil hama, mencabut tanaman yang terkena busuk akar dan menyemprotkan biophitophatronum(pestisida alami) yang di buat sendiri dari bahan-bahan alami. Bahan –bahan yang digunakan sebagai biophitophatronumyaitu daungamal. Biophitophatronumyang sering digunakan oleh YBSB merupakan campuran dari daun teprusia,tetonia,adas bacil,tembakau, kaliandra dan sabun yang tidak mengandung deterjen serta air. Namun, belum ada hama atau penyakit yang merugikan tanaman bit selama di budidayakan di YBSB.

39

6. Panen dan Pascapanen

Dalam dokumen LAPORAN MAGANG TANAMAN BIT. pdf (Halaman 37-42)

Dokumen terkait