• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MAGANG TANAMAN BIT. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN MAGANG TANAMAN BIT. pdf"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MAGANG

DIYAYASAN BINA SARANA BAKTI

GANDAMANAH,DESA TUGU SELATAN,KEC.CISARUA

BOGOR

BUDIDAYA TANAMAN BIET(Beta vulgaris L.)

DisusunOleh: Ferdi Asdriawan A.P

20110210016

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

DIYAYASAN BINA SARANA BAKTI

GANDAMANAH,DESA TUGU SELATAN,KEC.CISARUA

BOGOR

BUDIDAYA TANAMAN BIET(Beta vulgaris L.)

Oleh:

Ferdi Asdriawan A.P 20110210016

Telah disetujui dan disahkan sebagai laporan magang pada tanggal ...

Yogyakarta, September 2014

KomisiMagang Dosen Pembimbing Magang

Ir. Sukuriyati Susilo Dewi,M.S Chandra Kurnia Setiawan,SP.M.SC

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga pembuatan Laporan Magang yang berjudul Budidaya Tanaman Biet di Yayasan Bina Sarana Bakti ini dapat terselesaikan. Adapun laporan ini merupakan syarat untuk memenuhi kelengkapan dalam menempuh mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (magang) pada semester 7 di Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyyah Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:

1. Ir. Sukuriyati Susilo Dewi,M.S, selaku KomisiMagang.

2. ChandraKurnia Setiawan SP,M,SCselaku Dosen Pembimbing Magang. 3. Dr. Innaka Ageng Rineksane, SP. MP selaku Kaprodi Agroteknologi. 4. Ir.Sarjiyah,M.S selaku Dekan Fakultas Pertanian UMY

5. Seluruh Pimpinan, staff, dan para karyawan kantor (ASTI dan pemasaran RB), dan pekerja lapangan perkebunan Yayasan Bina Sarana Bakti yang telah berkenansecaraikhlas dalam menularkan ilmunya sehingga penulis mengetahui secara langsung tentang cara produksi dan budidaya tanaman Bit.

6. Terima kasih tak terhingga kepada Ayahanda tercinta,yang telah membimbing dan membantu baik moril ataupun materil.

7. Teman terdekat yang selalu memberi motivasi, sehingga laporan magang ini dapat terselesaikan.

8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan Magang ini masih banyak terdapat kesalahan dari segi materi maupun penulisan yang kurang sempurna. Untuk itu penulis dengan lapang dada dan tangan terbuka mengharap kritik serta saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan magang ini.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, September 2014

(4)

1

II. PROFIL YAYASAN BINA SARANA BAKTI ... 7

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Bina Sarana Bakti ... 7

B. Latar Belakang Yayasan Bina Sarana Bakti Organik ... 7

C. Visi, Misi dan FilosofiBina Sarana Bakti ... 8

D. Struktur Organisasi di Yayasan Bina Sarana Bakti ... 10

E. Usaha Agribisnis yang diusahakan BSB ... 12

F. Letak,keadaan Iklim dan Kondisi Luas Lahan YBSB ... 13

G. Kemitraan BSB ... 16

III. MACAM KEGIATAN ... 19

A. Kegiatan Umum ... 19

1.Materi Pertanian Organik ... 19

2.Manajemen Kebun... 20

3.Manajemen Produksi ... 22

B. Hasil dan Pembahasan Kegiatan Khusus Budidaya Biet ... 26

1. Persemaian dan Pembibitan ... 27

2. Pengolahan lahan silata (siap lahan tanam) ... 28

3. Pembuatan bedengan ... 31

4. Penanaman ... 32

5. Peemeliharaan Tanaman ... 34

(5)

2

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

Gambar 1.Struktur Organisasi Yayasan Bina Sarana Bakti ... 11

Gambar2.Sekema manajemen pemasaran di BSB ... 24

Gambar 3.Sortasi ... 25

Gambar 4 .Packing ... 25

Gambar 5.Wraping ... 25

Gambar 6. a) Labeling b) Contoh label ... 26

Gambar 11.persemaian polybag dan persemaian alur ... 28

Gambar 7. Taca Rukub ... 29

Gambar 8. Double Digging ... 30

Gambar 9.Persiapan bedengan ... 32

Gambar 10.kompos mentah dan POC dari keong ... 37

Gambar12.Panen bit,Perompesan batang dan Packing bit. ... 39

(6)

3

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Jadwal Kegiatan 2. Nilai magang

3. Surat Selesai magang

(7)

4

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bit merupakan sejenis tanaman umbi-umbian yang kaya akan gizi. Bit

memiliki nama latin Beta vulagaris yang berasal dari keluarga tanaman Amaranthaceae. Bit berwarna merah ke ungu-unguan. Bit dapat dijadikan sebagai warna alami makanan. Tanaman bit berasal dari daerah pesisir barat dan selatan Benua Eropa, dari Swedia selatan dan Kepulauan Britania. Pada zaman Napoleon Bonaparte, tumbuhan ini dikenal sebagai penghasil gula. Saat ini tanaman bit lebih banyak dijumpai di daerah Asia.

Bit mengandung karbohidrat yang mudah diubah menjadi energy dan zat besi. Hal ini membantu memperlancar aliran oksigen ke otak sehingga membantu keseimbangan cairan dalam tubuh. Selain itu, bit juga mengandung beberapa zat

lain, diantaranya adalah Asam folat, berfungsi membantu untuk mengganti sel tubuh yang rusak. Selain itu asam folat juga baik untu ibu hamil yang berperan

dalam pembentukan otak pada bayi. Bit juga mengandung Caumarin yang berfungsi mencegah kanker dan Betasianin yang bermanfaat untuk mencegah kanker.

Dalam melakukan budidaya bit, pemeliharaan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Pada pemeliharaan inilah yang menentukan bagaimana kualitas bit yang dihasilkan dari tanaman tersebut. Proses pemeliharaan ini meliputi beberapa hal yaitu mengenai penyiangan, pemupukan, pengairan dan juga penanggulangan terhadap hama dan penyakit. Penyiangan dapat dilakukan dengan membersihkan lahan dari tanaman pengganggu tanaman utama

(8)

5

Dengan demikian budidaya tanaman bit sangat menarik untuk dilakukan, tidak memerlukan tenaga, waktu dan perawatan yang efektif tetapi kita dapat menghasilkan produk yang banyak. Hanya penyiapan media tanam dan pengolahan tanah yang optimal yang diperlukan untuk tanaman cepat panen ini, karena media yang bagus maka pertumbuhan tanaman akan bagus pula dan jarang bahkan hampir tidak terserang oleh hama dan penyakit

Kandungan yang terdapat pada tanaman Bit

-Asam Folat 34%, Fungsi : Menumbuhkan dan mengganti sel-sel yang rusak -Kalium 14,8%Fungsi : Memperlancar keseimbangan cairan di dalam tubuh -Serat 13,6%

-vitamin C 10,2% Fungsi : Menumbuhkan jaringan dan menormalkan saluran darah

-Magnesium 9,8% Fungsi : Menjaga fungsi otot dan syaraf -Triptofan 1,4%

-Zat Besi 7,4% Fungsi: Metabolisme energi dan sistem kekebalan tubuh -Tembaga 6,5%Fungsi : Membentuk sel darah merah

-Fosfor 6,5%Fungsi : Memperkuat tulang

-Caumarin Fungsi :Untuk mencegah tumor -Betasianin Fungsi :Untuk pencegah kanker

Bit juga digunakan sebagai sumber pewarna merah alami. Banyak yang telah mengaplikasikannya pada beberapa kue-kue Indonesia yang menggunakan warna merah, seperti kue pepe atau lapis sagu. Awal pembuatan Red Velvet Cake yang menjadi simbol kue Amerika bagian selatan adalah menggunakan jus bit bukan pewarna merah buatan seperti yang sekarang umum dipakai.Di Ukraine, bit ini digunakan sebagai sup yang bernama borscht yang juga dikenal di

negara-negara Eropa Timur dan Tengah.

Petani kebanyakan masih menggunakan penerapan budidaya yang sifatnya

(9)

biji-6

bijinya yang akan di tanam selalu diimport dari luar negri. Karena biet dalam negri belum bisa menghasilkan biji.

Bina Sarana Bakti merupakan Yayasan dengan basis sayuran organis yang banyak mengembangkan budidaya dan usaha sayuran organis. Walaupun identitas masih sebagai Yayasan,untuk saat ini BSB sedang merintis menjadi PT. Disaat BSB masih berdiri sebagai yayasan,BSB tetap bisa mengembangkan usaha sayurannya dengan berbasis pada kerjasama dan pembinaan kelompok-kelompok tani di sekitar BSB. Kesuksesan BSB dibuktikan dengan tembusnya produk-produk

sayuran yang dibudidayakan ke supermarket-supermarket di Jakarta bahkan sampai ke Jabodetabek. Luasan wilayah yang dimiliki BSB sampai seluas 13 Ha sehingga dapat mengembangkan sampai macam jenis sayuran. Ada beberapa jenis sayuran yang menjadi unggulan seperti wortel, bawang daun, buncis,selada keriting,selada siomak,selada cos,selada head,selada merah dan lain-lain.

B.Tujuan Magang

Dengan adanya kegiatan magang, ilmu yang diperoleh dari dunia perkuliahan dapat dirasakan manfaatnya dan dikembangkan di Lapangan, dan mahasiswa juga mendapatkan wawasan baik secara teori maupun praktek di lapangan, belajar manajemen dan situasi dunia kerja serta menumbuhkan jiwa mandiri pada diri mahasiswa.

a. Mengetahui dan memahami pengelolaan tanaman budidayabiet secara nyata di lapangan dari pengolahan lahan samapi pascapanen

b. Mengaplikasikan dan membandingkan teori yang telah dipelajari dengan kondisi nyata di lapangan

c. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan sebagai bekal bagi mahasiswa ketika terjun di dunia kerja. d. Mengetahui keterampilan apa saja yang harus dimiliki mahasiswa

(10)

7

II. PROFILYAYASAN BINA SARANA BAKTI

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Bina Sarana Bakti

Yayasan Bina Sarana Bakti (BSB) didirikan pada tanggal 07 Mei 1984, merupakan hasil pemikiran dari Pater Agatho Elsener, OFMCap. Inisiatif ini didukung sepenuhnya oleh Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), khususnya Rm. Gregorius Utomo, Pr dan Ibu C. Djoeariah SH. Pendirian yayasan ini juga mendapatkan rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 1985. Pada awalnya pertanian organis menjadi fokus YBSB,karena pertanian lah yang langsung merusak tanah

dan lingkungan ,tetapi juga menjadi mata pencahrian bagi kebanyakaan penduduk. Kemudian YBSB menyadari bahwa bukan teknik pertanian organis yang menjadi dasar perbaikan melainkan sikap petani. YBSB ini bergerak dalam bidang pertanian dengan system Pertanian Organis.

B. Latar Belakang Yayasan Bina Sarana Bakti Organik

Pada awalnya Yayasan diharapkan menjadi pusat informasi pembangunan

karena pada saat itu Pater Agatho berpendapat bahwa pembangunan yang berjalan di Indonesia terbalik arahnya. Namun karena tema pembangunan dianggap luas dan

kurang jelas, maka dipilih pembangunan pertanian, khususnya pertanian organis (Natural Farming).

Pater Agatho sangat terinspirasi oleh sebuah buku yang dibacanya berjudul “The One Straw Revolution” karya Masanobu Fukuoka. Pikiran utama buku tersebut menjelaskan bahwa “alam sudah bekerja sebagaimana mestinya dan manusia hanya mendukung saja” dan pikiran ini yang mendasari dibuatnya pertanian organis sebagai sarana pembangunan BSB.

(11)

8

Ketika tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter yang mengakibatkan segala harga sarana produksi pertanian naik, keyakinan BSB tentang pertanian organis mendapat pembenaran, karena banyak usaha pertanian dipaksa, keadaan beralih ke pertanian organis. Sejak saat itu permintaan pelatihan atau kursus di BSB semakin meningkat.

C. Visi, Misi dan FilosofiBina Sarana Bakti

a. Visi YBSB

BSB berusaha memahami evolusi alam dan kenyataan pembangunan manusia. Ternyata dua karya itu jauh sekali berbeda,hampir seperti sang pencipta denganciptaan. Menurut pencipta semua ada untuk melayani yang lain,sedangkan manusia mengira semua itu ada untuk dipakai sendiri. Alam bersifat organis,manusia bersifat egois.

BSB berkeyakinan bahwa sikap organis yang menjadi dasar kemajuan. Di dalam alam segala sesuatunya menghasilkan lebih daripada yang dibutuhkannya sendiri. Maka pasti akan cukup untuk semua. Sebaliknya sikap egois tidak pernah akan puas,sampai melalap habis semua yang ada dan akhirnya menelan dirinya sendiri. Untuk membangun masa depan,sikap egois mesti dikalahkan oleh sikap egois.

b. Misi BSB

(12)

9

c. Filosofi

Pertanian organis dirancang menjadi sebuah sistem usaha tani yang mengikuti prinsip-prinsip alam dalam membangun keseimbangan agroekosistem agar bermanfaat bagi tanah, air, udara, tanaman, dan seluruh makhluk hidup yang ada (termasuk organisme pengganggu) dan menyediakan bahan yang sehat khususnya pangan bagi kebutuhan manusia tanpa harus menentang kehendak Sang Pencipta.

Pertanian organis dapat digambarkan sebagai Segitiga “triangle” sistem pertanian organis yaitu ekonomi, manusia dan lingkungan yang saling berhubungan satu dengan lainnya.Ketiga aspek tersebut saling berhubungan demi terciptanya pertanian organis.Sistem pertanian organis tidak pernah bermanfaat apabila ditinjau dari segi ekonomi, tidak bisa dipertanggungjawabkan.

(13)

10

The Organic Way All In Harmony” yang berarti cara organik membuat semua berada dalam kondisi harmonis. Motto tersebut diambil berdasarkan filosofi budaya organis . Budaya merupakan hasil dari budidaya. Organis memiliki arti yaitu sifat yang menggantungkan semua pihak agar dapat hidup berkembang. Berdasarkan arti kedua kata diatas, budaya organis adalah budaya-budaya yang membantu kita menjadi bagian organisme yang menghidupkan. Filsafat ini mengajarkan dan mendidik kita lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan lingkungan serta menumbuhkan keyakinan organis yang menentang sikap egois.

D. Struktur Organisasidi Yayasan Bina Sarana Bakti

Yayasan yaitu suatu lembaga sosial yang didirikan oleh perseorangan atau kelompok bukan badan usaha milik negara. YBSB sendiri dibina oleh pemilik sekaligus pendirinya yaitu Pastur Elsener Agtho. Kantor mempunyai fungsi sebagai

pusat administrasi mulai dari penggajian sampai pembukuan keluar masuk sayur. Pendidikan di YBSB mencakup kegiatan penelitian organis, produksi organis

,pemasaran organis,pelatihan organis serta gerakan organis.Dalam menjalankan kegiatan yayasan BSB membentuk badan pelaksana yang dipimpin oleh seorang direktur eksekutif. Tugas utama direktur eksekutif adalah memimpin BSB untuk mewujudkan visi dan misi dalam aktivitas program sehari-hari. Dalam melaksanakan tugas nya direktur eksekutif di bantu oleh beberapa manager divisi. Manager divisi dibantu oleh kepala-kepala bidang dan unit serat staf pelaksana. Saat ini struktur badan pelaksana BSB sebagai berikut:

Direktur Eksekutif : YP.Sudaryanto

Manager Keuangan : Mareita Lucia KS

Manager Admin dan HRD : C.Citra Nariswari

Manager Pertanian Organis dan Pasar : R.M Yoga Purwanto

(14)

11

(15)

12

E. Usaha Agribisnis yang diusahakan BSB

Adapun Agribisnis yang sekarang dilakukan oleh Yayasan Bina Sarana Bakti mencakup berbagai bidang usaha yaitu sebagai berikut :

a. Memproduksi sayuran dataran tinggi untuk memenuhi permintaan pasar

tradisional maupun pasar-pasar modern dan supermarket (pasar swalayan). Jumlah komoditi yang di produksi YBSB jenis sayuran yaitu Buncis, Selada

Keriting, Daun Bawang, Tomat ceri, Cabe Keriting, Cabe Hijau, Selada Head, Sawi Putih, Timun Jepang, Kol Putih, Kangkung, Spinach, Lobak, Seledri, Brokoli, Kapri, Jagung baby, Kapri Muda, Kapri Polong, Labu Siam, Kailan, Pak Choy, Kacang Merah, Caysim, Kemangi, Wortel dan lain-lain.

b. Memproduksi komoditi sayuran yang siap untuk konsumen pasar swalayan dan pasar modern melalui sortasi, grading, packing, wrifingdan Labeling sesuai dengan permintaan pasar tradisional atau pasar swalayan.

Komoditi utama pertanian di BSB adalah komoditi sayuran dataran tinggi. Unit-unit usaha untuk mendukung kelompok tani terdiri dari unit pelayanan sarana produksi, unit produksi, unit pemasaran, unit pengendalian hama dan penyakit, unit kendaraan dan unit pemanfaatan hasil.

Komoditi yang ditanamkan di BSB dan sekitarnya adalah komoditi-komoditi yang diminta pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern dan supermarket (pasar swalayan). Dalam proses pelaksanaan pengolahan pertanian, dilaksanakan secara terpadu, hal ini sangat penting dilakukan mengingat prioritas kebutuhan pasar atas komoditi yang dibudidayakan berpedoman dasar pada: 1) Kualitas, 2) Kuantitas, dan 3) Kontinuitas.

Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan suatu metode yaitu akurasi perangkat teknis di lapangan dalam mengatur mekanisme pekerjaan, sehingga hasil

(16)

13

berbeda namun mempunyai kaitan erat satu sama lain.Pengelolaan budidaya sayuran menggunakan sistem rotasi dan tumpang sari dengan pola tanam yang teratur, sehingga bisa menghasilkan produk yang kontinyu dan kualitas yang terjaga.

F. Letak,keadaan Iklim dan Kondisi Luas Lahan YBSB

1. Lokasi dan Kondisi lahan kebun

Yayasan Bina Sarana Bakti berada di Deasa Tugu Selatan Cisarua,Bogor. Letak kebun YBSB berbatasan dengan puncak Bogor di sebelah utara,sebelah barat

berbatasan dengan Kampung Sampay,sebelah timur berbatasan dengan Kampung Cibereum dan sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Coblong. Jenis tanah di YBSB adalah Andosol. Total luas lahan YBSB sekitar 13 ha yang terbagi atas :

1. Tanah produksi atau Rumah Bawah (TP atau RB)

Tanah produksi atau rumah bawah dijadikan sebagai pusat Kegiatanproduksi yang utama. Letak tanah produksi berada cukup jauh dari asrama putri (ASTI). Tanah produksi di tanami sekitar 50 jenis tanaman sayuran. Total luas tanah produksi sekitar 6 ha,namun luas lahan yang efektif digarap 2 ha dengan jumlah bedengan 1.710 bedengan. Hal tersebut terjadi karena banyak lahan kosong yang belum diolah dan sudah terpakai oleh pembuatan pagar. Tanah produksi terbagi 3 wilayah dan setiap wilayah terdiri atas 3-4 plot,satu plot terdiri dari 4-5 teras dan setiap teras memiliki 80-130 bed (bedengan). Wilayah 1 terdidri dari plot B dengan jumlah bedengan 80 bed, plot C 130 bed, plot D 100 bed dengan jumlah karyawan tiap plot B,C,D 2 orang, sedangkan plot E 100 bed dengan jumlah karyawan 3 orang. Wilayah 2 terdiri dari plot i1 dengan jumlah bedengan 260 bed, i2 130 bed dan J 130 bed, setiap plot dari wilayah 2 di huni oleh 2 orang karyawan. Wilayah 3 terdiri dari plot F dengan jumlah bedengan 130 bed, plot G 130 bed, plot H 120 bed, setiap plot di huni oleh 2 orang pekerja. Untuk kepala wilayah bagian

(17)

14

laki-laki. Pimpinan plot memberi tanggung jawab kepada seorang kepala bagian produksi yang memiliki tugas untuk menentukan lokasi bed dan waktu tanam/panen sayuran.

Bedengan di tanah produksi memiliki ukuran 1x 10m dengan tinggi antara 15-20 cm dan jarak antara bed sekitar 40-50 cm. Alasannya dibuat bed dengan ukuran ini adalah untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan tanaman dan panen,penghitungan kebutuhan saprodi(pupuk,benih,tenaga kerja) dan memperbaiki sistem aerasi dan drainase. Bentuk bed terbagi menjadi 2 yaitu berupa bedengan

alami yang berasal dari tanah dan bedengan bertingkat yang terbuat dari beton.

Tanah produksi juga memiliki tempat pembibitan,rumah kompos ,kantor kebun,toko sayur dan PLTA. Tempat pembibitan berukuran 20x30 m dan memiliki naungan berupa atap yang terbuat dari fiberglass. Rumah kompos yaitu tempat penimbunan pupuk kompos matang. Pupuk tersebut berasal dari campuran kotoran ayam,kotoran kambing dan medium bekas jamur dan gabah padi dengan perbandingan 4;2;1;1. Rumah bawah atau kantor kebun merupakan sebuah gedung berlantai 4 . Lantai dasar atau basement digunakan untuk tempat penangganan pascapanen dan kantor pemasaran. Lantai kedua sebagai kantor karyawan dan tempat pengeringan benih. Lantai ketiga digunakan untuk tempat rapat dan lantai keempat digunakan untuk ruang menanam sayuran dengan naungan atap transparan yang bernamasolar tuff. Toko sayur merupakan sebuah bangunan berlantai dua,dimana pada lantai dasar digunakan sebagai tempat menjual sayur curah dan lantai dua sebagai tempat penyimpanan benih. PLTA digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi listrik di YBSB dengan pemanfaatan air sungai di sekitar kebun.

2. Asrama Putri (ASTI)

Asti merupakan asrama induk YBSB. Letak Asti menyatu dengan kantor

(18)

15

pria juga telah disediakan. Kamar wanita terletak di lantai satu dan pria di lantai tiga. Asti memiliki satu unit kebun produksi seluas setengah hektar dengan jumlah bedengan produksi sebanyak 60 bedengan dan 2 orang pekerja yang di kepalai oleh Pak Mumuh selaku kepala wilayah yayasan.

3. Kebun Merak

Kebun Merak adalah lokasi kebun baru yang dimiliki oleh YBSB dan dibeli pada tahun 1999 dengan jarak 100 m dari Asti. Kebun ini mempunyai lahan produksi seluas 1 ha dan memiliki bedengan berjumlah 233 bedengan dan 5 orang

pekerja. Kebun merak dan Asti atau yang di miliki oleh yayasan ini, sama-sama di kepalai oleh Pak Mumuh sebagai kepala wilayah bagian yayasan.

4. Lahan Mendawai

Lahan Mendawai berada di sebelah tanah produksi atau terletak berdampingan dengan RB. Luas lahan ini sebesar4 ha dan dikelola oleh warga sekitar yang bekerja sama dengan YBSB, warga tersebut memiliki sebutan sebagai petani mendawai. Lahan mendawai ini merupakan lahan yang baru mengalami peralihan dari lahan konvensional ke lahan organik. Lahan ini sudah 1,5 tahun dibebaskan dengan ditanami pupuk hijau yaitu tanaman dari golongan Leguminoceae.

5. Lahan Blok A

Lahan Blok A berada di sebelah RB dengan luas lahan ¼ ha dengan total jumlah bedengan 167 bed. Blok A memiliki jumlah karyawan sebanyak 5 orang yang di kepalai oleh Pak Uji selaku kepala wilayah. Lahan ini bergerak sebagai yayasan termasuk ASTI,Merak dan Blok K lahan blok A ini memiliki kemiringan 10%.

6. Lahan Blok K

Lahan Blok K terletak agak jauh dari RB dan blok A, lahan blok ini sangat

(19)

16

termasuk kedalam yayasan dan anak PKL yang berada di blok K akan di bimbing oleh pak Uji selaku kepala unit dari Blok A

2. Letak dan Kondisi Iklim

Yayasan BSB terletak di JL.Gandamanah 74, Tugu Selatan,Cisarua-Bogor yang berbatasan dengan

Sebelah timur :Kampung Sampay

Sebelah barat :Kampung Ciberem

Sebelah utara :Lahan konvensional

Sebelah selatan :Kampung Coblong

Kebun YBSB beada pada ketinggian 920 mdpl. Data Klimatologi Stasiun Meteorologi Citeko Bogor tahun 2011 menunjukkan rata-rata temperatur diwilayah YBSB sebesar 20,50-220c, curah hujan1,3-394,5mm/bulan,besarnya penguapan antara 1,6-3,9 mm, tekanan udara 902,6-906,3 mb dan rata-rata kelembaban nisbi berkisar 75-88%. Kondisi tersebut menyebabkan sistem penanaman dibuat berteras. Jenis tanah di YBSB yaitu andosol dan regosol dengan pH 6-6,5. Umumnya iklim di Cisarua,Bogor cendrung basah dengan jumlah musim hujan selama 7 bulan dan musim kering selama 5 bulan. Kondisi ini menyebabkan sayuran yang ditanam dapat bertumbuh baik dikebun/lahan produksi YBSB. Kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih optimal terjadi pada musim kering dibandingkan musim hujan di karenakan beberapa sayuran khususnya sayuran daun tidak tahan terhadap pukulan air hujan dan lebih banyak penyakit tanaman terjangkit oleh patogen di musim hujan.

G. Kemitraan BSB

Untuk lebih meningkatkan kinerja dan hasil usaha BSB juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam bentuk kemitraan, diantaranya dengan:

(20)

17

Kemitraan organis adalah sistem kerjasama yang saling menguntungkan dan memperkembangkan antara Bina Sarana Bakti (BSB) dengan pihak lain untuk pemasaran maupun produksi organis. Dalam konteks saling memperkembangkan kemitraan organis harus sesuai dengan visi misi BSB yaitu hidup harmonis dengan sesama, alam dan Tuhan.

Mitra organis BSB adalah siapapun, baik lembaga maupun perorangan yang ingin ikut mewujudkan visi BSB melalui produksi dan atau pemasaran organis. Proses menjadi Mitra produksi BSB diawali dengan magang atau kursus di BSB

agar mengenal prinsip – prinsip budidaya, manajemen kebun dan budaya organis termasuk nilai – nilai yang relevan di dalamnya. Untuk proses menjadi mitra pemasaran diawali dengan wawancara untuk menyamakan persepsi bisnis organis.Saat ini terdapat 35 mitra agen yang ikut memasarkan produk BSB di daerah JABODETABEK.

Proses yang mengawali kemitraan ini diharapkan mengubah paradigma tentang petani dan pertanian yang amat penting untuk menunjang kelangsungan kehidupan manusia dan alam secara keseluruhan. Di masa depan paradigma ini diharapkan membentuk sebuah komunitas maupun gerakan produsen dan konsumen ke arah hidup yang lebih harmonis dengan sesama, alam dan Tuhan. Selain itu, Menjalin kerjasama antara BSB dan petani sekitar lingkungan organis BSB atau yang kami sebut sebagai kemitraan dengan petani binaan ini dimulai sejak tahun 2001. Pada mulanya kemitraan ini dijalin berdasarkan kebutuhan eksport sayuran organis ke Singapura. Hal itu pun menjawab harapan dari beberapa petani yang ingin bergabung dengan BSB untuk belajar mengenai pertanian organis.

Bentuk kemitraan tersebut diawali dengan proses pendidikan organis di BSB, kemudian salah seorang instruktur BSB membantu mengelola dan mendesign

(21)

18

Pemasaran dengan pasar swalayan yang ada di kota Jakarta berdasarkan kerjasama langsung antara Kopontren dengan pasar swalayannya secara langsung. Inti dari kesepakatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengiriman barang tergantung dari pesanan yang jumlah permintaannya dapat berubah setiap harinya.

2. Pengiriman barang langsung dari BSB ke Jabodetabek

(22)

19

III. MACAM KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan di Yayasan Bina Sarana Bakti(BSB) Gandamanah,Desa Tugu Selatan,Kecamatan Cisurua,Kabupaten Bogor,Provinsi Jawa Baratdan waktu pelaksanaannya selama 60-65 hari yang dimulai pada tanggal 4 agustus sampai 5 Oktober 2014. Dengan aspek kegiatan Umum dan Khususmeliputimanajemen agribisnis sayuran dan budidaya biet, baik itu dari persiapan budidaya sampai Panen, Pasca Panen.Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi.

A. Kegiatan Umum

1.Materi Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang mendorong terbentuknya tanah,tanaman dan hewan yang sehat dengan melakukan praktek- praktek budidaya seperti daur ulang hara pada bahan bakar organik, rotasi tanaman,pengelolahan tanah yang tepat,serta menghindarkan penggunaaan bahan kimia baik berupa pupuk maupun pestisisda(Prayogo,1999).

Konsep pertanian organik meliputi :

a.Biodinamika : cara penanamannya dilakukan berdasarkan pertimbangan bulan

b.Regeneratif : dengan menggunakan prinsip mengembalikan kembali apa yang telah di ambil di alam. Contohnya : bila kita mengambil hasil dari tanaman untuk di konsumsi oleh manusia maka kita harus mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah sebagai kompos yang berasal dari bahan organic.

(23)

20 2.Manajemen Kebun

Manajemen kebun meliputi:

a.Membangun kebun produksi 1 x 10 m

Membangun kebun produksi 1 x 10 m perlu memerhatikan beberapa hal sebagai berikut membagi blok sesuai lokasi dan pembuatan bedengan sesuai kontur, pembuatan bedengan dengan sistem double digging, tiap bedengan dilakukan pergiliran tanaman, sistem tanam tumpang sari/relay cropping/improved follow, dan jumlah crop maksimal 2 jenis dalam tiap bedengan.

b.Membangun agroekosistem

Membangun agroekosistem kebun perlu memerhatikan beberapa hal sebagai berikut batas antar blok menggunakan barriers tanam pupuk hijau seperti Caliandra sp., batas antar teras/tiap 40 bedengan dengan tanaman perdu yang tahan pangkas, seperti Sesbania sesban, Tithonia sp., batas luar dengan kebun lain lebar 2 meter dengan tanaman bambu kersik, pada lahan dengan ukuran tanggung dipergunakan tanaman repellent seperti adas, kemangi, tinggi dan lebar pagar disesuaikan fungsi wind breaking dan estetika, dan membiarkan beberapa pohon tumbuh tinggi sebagai habitat musuh alami.

c. Membangun kesuburan tanah

(24)

21

d.Memelihara tanaman dan mengelola OPT

Memelihara tanaman dan mengelola OPT perlu memerhatikan beberapa hal sebagai berikut pemeliharaan sesuai sifat tanaman, panen tepat waktu, dan pengelolaan OPT dengan 3 cara yaitu holistik/pendekatan secara menyeluruh, preventif/pendekatan dengan cara pencegahan, dan kuratif/pendekatan dengan cara pengobatan/penyembuhan. Manajemen OPT dengan cara holistik berarti tindakan dalam menciptakan agroekosistem yang sehat meliputi menjaga keanekaragaman hayati, menjaga kesehatan tanah, menjaga kebersihan kebun, menentukan arah bedengan, irigasi, tanaman pagar, tanaman obat-obatan, tanaman repelent, pembuatan paranet, pembuatan atap tanaman, dan sanitasi. Manajemen OPT dengan teknis preventif merupakan upaya pencegahan sebelum terjadi serangan hama dan penyakit. Langkah awal dalam melakukan tindak pencegahan adalah mengenali tanda-tanda siklus tahunan OPT yaitu cuaca/iklim setempat, ketersediaan makanan, lingkungan tempat tinggal/habitat. Manajemen OPT dengan cara preventif berarti tindakan kultur teknis yang meliputi pengaturan tata guna lahan, perencanaan tanam tumpangsari dan waktu yang tepat, pengaturan pergiliran tanaman, pengaturan jarak tanam berdasarkan musim dan jenis tanaman, penentuan perlakuan terhadap tanaman, pengaturan umur panen, penggunaan varietas tahan, penggunaan mulsa plastik atau atap plastik pada

(25)

22 3.Manajemen Produksi

Hal yang perlu diperhatikan pada manajemen produksi adalah mengetahui kebutuhan pasar, kemampuan lahan, tata guna kebun sayur kemampuan petani, adanya program kerja lahan atau lingkungan, dan agen.Setiap crop terdapat target, sedangkan dalam setiap target harus ada pokok dasar yaitu kuantitas, kualitas, kontinuitas, pengaturan ongkos produksi, dan pengaturan produktivitas rasional.Yayasan Bina Sarana Bakti melaksanakan pemanenan sebanyak 5 kali dalam seminggu yaitu Senin, Rabu, Kamis, Jumat, dan Minggu.Pemanenan 5 kali dalam seminggu ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, karena agen memiliki karakter kesukaan yang berbeda. Sedangkan setiap lokasi lahan yang dikelola oleh Yayasan Bina Sarana Bakti melakukan 2 kali pemanenan dalam seminggu, dengan rincian Villa Merak dan ASTI melakukan pemanenan pada hari Senin dan Rabu, sedangkan Blok A dan blok K1 melakukan pemanenan pada hari Senin dan Kamis. Semua hasil panen dibawa ke kantor pemasaran. Dalam mengendalikan kuantitasnya harus memperhatikan kebutuhan pasar per minggu.

Setiap minggu terdapat target kebutuhan pasar yang diakumulasikan dengan target produksi seperti estimasi yang dihitung, dengan menyesuaikan lahan untuk perencanaan tanam, kemampuan petani dan agen juga harus memahami kondisi alam yang ada. Syarat dalam memanajemen produksi adalah:

a. Sarana produksi yang disediakan untuk menunjang produktivitas dan memperlancar program kerja.

(26)

23

harus lebih di atas 60%. Untuk contoh estimasi panen misalnya selada cos dari lahan RB estimasi panen 85 kg, mitra 10 kg jadi jumlah semua terdapt 95 kg.setelah itu diberitahuna kepada coordinator plot untuk mana saja yang akan dipanen.

d. Pendistribusian tanaman adalah perencanaan tanaman per minggu yang dilakukan oleh kepala produksi. Hal yang perlu diperhatikan dalam distribusi tanam adalah rancang tanam, pola tanam, dan pelaksanaan tanam.

e. Pengaturan panen per minggu dari estimasi panen yang dilakukan sesuai kebutuhan pasar, dan panen yang dilakukan disesuaikan dengan grade yang ditentukan oleh pemasaran. Estimasi panen bertujuan untuk mempermudah menghitung dan memanajemen untuk mengatur lahan dan membuat rencana tanam dan memenuhi kebutuhan pasar.Jika estimasi yang didapat itu lebih kemungkinan terdapat faktor pendukung seperti double digging, perawatan, penyiraman, dan lainnya.

f.Penetapan harga produksi yang diterima pasar dimulai dari ongkos tenaga kerja, ongkos sarana (benih), dan prasarana (yang berbentuk sewa), kemudian terdapat penambahan margin kegagalan missal 10-20% dari harga, ditambah lagi margin 30% yang diantaranya 5% kesehatan, 5% pendidikan, 5% tunjangan, dan 15% keuntungan.

Usahauntuk memenuhi permintaan sayuran tersebut,Yayasan BSB yang berlokasi di Gandamananh,Tugu Selatan,Cisaruan,Bogor yang berperan sebagai

(27)

24

Target produksi setor

(bed)

Gambar2.Sekema manajemen pemasaran di BSB

1. Pemesanan Barang

Supermarket-supermarket yang telah bekerjasama dengan Yayasan BSB, setiap

harinya memesan barang yang meliputi sayuran,kacang-kacamgan,buah-buahan dam umbi-umbian. Dari semua pesanan selanjutnya akan diklasifikasikan barang yang bisa diperoleh dari petani yang mengolah lahan di BSB.

Sayuran organik yang biasa dapat diperoleh dari BSB diantaranya daun bawang, wortel, cabai, bawang merah, tomat, kubis, lobak, buncis, dan lain-lain. Sedangkan untuk jumlah sayuran dari BSB akan menyesuaikan permintaan dari jumlah yang dipesan super market setiap harinya.

2. Proses gudang

Sayuran yang telah terkumpul baik itu dari petani ataupun yang dibeli dari pasar akan dikumpulkan di gudang. Selanjutnya sayuran yang telah terkumpul dilakukan proses pasca panen umumnya seperti sortasi, greading, packing, wraping, dan labeling.

a. Sortasi

Sayuran yang terkumpul digudang akan dipilah dan dipilih menyesuaikan kualitas yang akan dikirimkan ke supermarket. Kualitas nomer satu untuk dikirmkan ke supermarket.(gambar 3)

Kebun Produksi Pasar Toko

Outlet Pribadi

Agen

(28)

25

b. Packing

Sayuran yang telah dipilih selanjutnya dipacking dengan wadah streofoam ataupun dengan wadah plastik.(gambar 4)

c. Wraping

Sayuran yang dipacking dengan streofoam selanjutnya di wrap dengan plastik wraping.(gambar 5)

Gambar 3.Sortasi

Gambar 4 .Packing

(29)

26

d. Labeling

Sayuran yang telah dipacking dan di wraping kemudian diberi label.(gambar 6)

3. Pengiriman barang

Sayuran yang telah melalui proses pasca panen di gudang selanjutnya akan dikirimkan ke supermarket-supermarket sesuai dengan pesanannya masing-masing. Adapun barang sisa yang tidak laku di supermarket, kerugiannya akan ditanggung oleh pihak supermarket karena dari perjanjian awal yang telah disepakati. Barang yang datang dari BSB dan telah lulus sortir, super market akan dibayarkan sesuai jumlah yang diterima supermarket. BSB tidak bertanggung jawab terhadap barang yang sisa yang tidak terjual di super market.

B. Hasil dan Pembahasan Kegiatan Khusus Budidaya Biet

(30)

27

Budidaya biet masih jarang dilakukan oleh petani di Indonesia karena mengingat untuk mendapatkan benihnya susah,benih biet sendiri masih impor. Ada beberapa tahapan dalam budidaya biet, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Persemaian dan Pembibitan

Pembibitan sebagian besar tanaman sayuran di BSB dilakukan melalui persemaian terlebih dahulu. Dalam satu minggu bagian persemaian mampu memproduksi 11.000 sampai 2.000 pohon yang efektif untuk 4 ha. Bibit yang mayoritas atau yang paling banyak adalah jenis brassica.

BSB memiliki 3 jenis cara persemaian yaitu dengan cara polybag, soil block dan alur. Persemaian dengan cara menggunakan polybag sangat baik untuk tanaman yang memiliki perakaran panjang seperti :kingpak,caisim,pakcoy, tapi bisa digunakan untuk semua jenis tanaman. Bibit yang dipindahkan ke polybag biasanya berumur 21-35 hari. Yang ke dua dengan cara soil block , persemaian dengan menggunakan soil block ini sangat cocok untuk tanaman sayur-sayuran atau tanaman yang memiliki perakaran tidak panjanga dan batang nya mudah roboh seperti kailan,kol dan brokoli. Dan yang trakhir dengan cara menggunakan alur, persemain dengan menggunakan alur ini hanya untuk mengetahui pertumbuhan daya kecambah tanaman yang berisi yaitu campuran tanah,pupuk kandang,kompos,setelah itu benih di sebar dalam alur untuk memudahkan memindah ke polybag,kemudian ditutup dengan kompos atau

tanah yang cukup bagus. Kotak semai ini berukuran 60 cm x 30 cm x 5 cm. Dari ketiga cara persemaian yang lebih efektif dengan cara menggunakan alur,jika menggunakan soil block tanah yang sudah di buat-buat bloknya bisa menjadi keras dan tidak biasa menyerap air yang banyak, sedangkan untuk media yang menggunakan polybag pertumbuhan bibit tersebut tidak merata. Sehingga yang lebih efektif dengan menggunakan alur karena pertumbuhannya merata.

(31)

28

seminggu sekali. Persentasi pertumbuhan dari persemaian tersebut berkisar antara 80-90%, yaitu lebih kurang sebanyak 300 pohon. Suhu optimum yang diperlukan bit untuk berkecambah yaitu sebesar 23,9 derajat C. Waktu untuk berkecambah pada suhu optimum yaitu antara 1-2 minggu yang dipengaruhi juga oleh kualitas benih. Selanjutnya benih yang sudah berkecambah siap dipindahkan ke lahan.

BSB masih mengandalkan benih bit tersebut dari benih import atau benih hybrid dari taiwan. Hal ini disebabkan BSB belum mampu untuk membenihkan sendiri selain juga kualitas yang lebih bagus dari pada benih lokal. Biet belum mampu di benihkan sendiri karena benih tersebut bersifat Hybrid serta biet merupakan tanaman hari panjang. Sinar matahari yang di butuhkan untuk berbunga biet yaitu antara 16-18 jam, sedangkan di indonesia sendiri hanya 12 jam sehingga akan sulit untuk dikembangbiakkan. Untuk kapasistas pemakaian benih dan bibit perminggu untuk tanaman bit 16 gram dengan masing-masing 8x8 gram jadi total 16 gram dengan harga 2000/gram.

Gambar 7.persemaian polybag persemaian alur

2. Pengolahan lahan silata (siap lahan tanam)

Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat

tumbuh tanaman bietsehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media perkembangan perakaran tanamanbiet.Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang dilaksanakan secara bertahap, yaitu pengolahan tanah dan pengisian polybag untuk persemaian benih biet.

(32)

29

alamnya dan mutlak harus dilakukan. Pembersihan gulma atau rumput-rumput liar merupakan langkah awal dari penyiapan lahan. Namun ,gulma yang telah dibersihkan tersebut tidak dibuang karena dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau ataupun sebagai mulsa.Pengolahan tanah mutlak dilakukan dalam upaya budidaya tanaman termasuk tanaman biet. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk menggemburkan tanah sebagai media perakaran tanaman biet. Pengolahan tanah yang diterapkan oleh BSB yaitu ada 3 cara 1. Garpu 2. Taca Rukub 3. Double Digging.

1. Pengolahan Lahan Dengan Penggarpuan

Pengolahan tanah yang pertama dengan penggarpuan yaitu gulma di bersihkan dengan pemotong rumput atau sabit, kemudian tanah tersebut di garpu dan di angkat sub soilnya agar menjadi top soil,setelah itu di lakukan pembersihan akar-akar gulma termasuk akar rumput teki yang sangat menganggu tanaman.Setelah bersih dari akar-akar gulma, kemudian di garpu tanah tersebut. Tujuan penggarpuan ini yaitu untuk menggemburkan tanah.

2. Pengolahan Lahan Dengan Taca Rukub

Pengolahan lahan yang kedua dengan cara Taca Rukub (tanah di cangkul rumput dikubur), cara ini hampir sama dengan sistem pengolahan lahan dengan cara penggarpuan hanya saja rumput yang telah di bersihkan di kubur atau di timbun dengan tanah kedalam lubang yang telah digali di bedengan yang akan ditanami

dengan kedalaman 30-40 cm dengan jarak antara tiap lubang 1 meter untuk 1 bedengan dengan panjang bedengan 1x10 m,setelah rumput di masukkan kedalam lubang,rumput tersebut di injak-injak agar menjadi padat setelah itu tutup dengan tanah samapai dengan seterusnya.Kemudian rumput tersebut di kubur dengan bertujuan agar menjadi pupuk hijau yang akan membusuk didalam tanah.

Gambar 8. Taca Rukub

(33)

30

Pengolahan tanah yang terakhir yaitu dengan cara doubel digging. Doubel digging ini agak rumit pekerjaan nya,tidak seperti pengolahan lahan dengan cara penggarpuan dan taca rukub, pengolahan tanah dengan double digging ini jika di lakukan dengan sungguh-sungguh dengan satu orang pekerja untuk satu bedengan diperlukan waktu 3 jam untuk menyelesaikannya. Double digging ini untuk pengolahan awal sama dengan taca rukub yaitu terlebih dahulu rumput di bersihkan,lalu di mulai dengan menggemburkan tanah dengan garpu,kemudian tanah top soil di cangkul dan di buat lubang dengan kedalaman 30-40 cm. Setelah tanah top soil terangkat,lalu gemburkan tanah sub soil di dasar lubang gallian dengan kedalaman 30 cm, beri pupuk hijau atau rumput dan pupuk kandang dengan ketebalan 5- 10 cm di atas subsoil yang sudah gembur. Kemudian tutup lubang galian bagian pertama, dengan top soil bagian kedua, begitu dan seterusnya perose akan berlanjut hingga ke bagian terakhir di ujung bedengan dengan ketebalan tanah bedengan dari permukaan tanah yaitu 25 cm. Double digging ini memiliki kekuatan bertahan hanya 1 tahun. Tujuan dari double digging yaitu agar ada pertukaran atau sirkulasi udara yang datang dari luar masuk kedalam tanah. Double digging ini sanggat cocok untuk tanamn umbi-umbian seperti lobak dan wortel. Untuk bedengan yang siap tanam dengan ketebalan 30 cm dan untuk tanah subur sekitar 30 cm dan sub soil gembur 30 cm.

Gambar 9. Double Digging

Apabila lahan sudah cukup bersih dari gulma maka langkah selanjutnya yaitu penggemburan tanah . penggemburan tanah dilakukan dengan menggunakan garpu

bukan dengan cangkul. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya struktur dan tekstur tanah tidak rusak , sehingga kesuburan tanah tetap terjaga, yang meliputi aerasi dan

(34)

31

jenis tanaman yang akan di tanam sehingga hasil yang didapatkan bisa memaksimalkan.

Pengolahan lahan untuk penanaman bit merah dapat dilakukan dengan sistem garpu, tacarukub, maupun double digging. Dari ketiga teknis pengolahan tanah tersebut, tacarukub merupakan pengolahan lahan yang efektif.Hal dikarenakan tacarukub juga mampu memberikan hasil yang baik, tidak memerlukan rumput terlalu banyak, hemat tenaga, dan hemat waktu.Pada percobaan yang dilakukan, pengolahan tanah dilakukan dengan tacarukub.

3. Pembuatan bedengan

Pembuatan bedengan dilakukan setelah pengolahan tanah selesai dan telah Siap sebagai media tanam. Dalam pembuatan bedengan ini, untuk meninggikan tanah bedengan dari genangan air hujan, cukup mencangkul pinggir bedengan dan di buat tegak agar bisa menampung tanah Bedengan dengan cukup tinggi, jadi tidak perlu mencangkul jalan yang ada di samping bedengan, jika pinggiran bedengan sudah di tumbuhi rumput di bersihkan dengan menggunakan parang penebas rumput. Dalam budidaya bit ini dibuat dengan ukuran 1x10m. Setiap bedengan harus di tanami sebanyak 200 bibit tanaman dan setiap baris sebanyak 40 bibit tanaman sehingga setiap bedengan ada 5 baris. Bedengan dibuat dengan ukuran dan penentuan jumlah tanaman tersebut untuk mendapatkan jarak tanam yang tetap yaitu 20 cm sehingga

(35)

32

Gambar 10.Persiapan bedengan

4. Penanaman

Kegiatan penanaman yang dilakukan oleh BSB yaitu berdasarkan kebutuhan atau target pasar, kemudian pasar menerjemahkan kedalam produksi, setelah itu produksi menerjemahkan kedalam jumlah bedengan, pupuk, benih dan bibit. Teknik penanaman yang dilakukan oleh BSB menerapakan sistem kombinasi tanaman dengan pertimbangan OPT, unsur hara, perakaran, penaungan, repellent dan lain-lain. Kombinasi tanaman ini terbagi ke dalam 5 jenis, yaitu :

 Relay Cropping, yaitu cara kombinasi tanaman dengan menyusul tanamn yang

sudah ada sebelumya, misalnya pada sebuah bedengan sudah ditanami tanaman ditengah bedengan, kemudian dilanjutkan kembali penanaman dipinggir bedengan untuk menyusul tanaman sebelumya yang sudah berumur beberapa mingu.

 Alley Cropping, yaitu cara kombinasi dengan menanam di tengah bedengan

yang sudah terlebih dahulu ditanami tanaman di pinggiranya sehingga akan membentuk lorong.

 Repellent, merupakan penanaman jenis tanaman yang dapat mencegah

(36)

33

 Improved fallow, yaitu pemeliharaan lahan tandus, lahan yang sudah lama

tidak terpakai ini kemudian didiamkan terlebih dahulu dengan tanaman pupuk hijau agar tanah menjadi subur sebelum akhirnya ditanami tanaman produktif.  Companion Plants, yaitu penanaman beberapa jenis sayuran secara serentak

atau bersamaan.

 Mixed croping, menanam 4 tanaman kombinasi daun,buah,umbi,kacang dalam

satu bedengan.

Selain dengan kombinasi, BSB juga menerapkan teknik rotasi tanaman pola pendek, sedang dan pola panjang.

1). Lama/Selang Waktu yang Digunakan

a. Pola panjang

Tanaman Legume menganduung N yang akan di butuhkan oleh tanaman Leaf, setelah tanaman Leaf di panen maka tanaman selanjutnya akan di tanaman dengan tanaman Fruit,karena tanaman Leaf banyak mengandung penyakit ,sehingga di netralisirkan oleh tanaman Fruit,setelah tanaman Fruit di sempurnakan oleh tanaman Root. Tanaman Root di tanam di akhir yaitu sebagai penyempurna penggemburan tanah.

b. Pola sedang

c. Pola pendek

LEGUMES LEAF CROP FRUIT CROP ROOT CROP

Legumes/Soil builder Heavy feeder

Light feeder

Leaf crop /fruit crop

Legumes Fruit Crop

(37)

34

Penanaman bit dilakukan dengan cara memberi lubang-lubang pada lahan yang telah disiapkan sesuai dengan jarak tanamanya panjang 25 cm x lebar 20 cm. Bibit yang akan ditanam sebaiknya dipilih terlebih dahulu yaitu yang berbatang kuat. Seleksi atau pemilihan bibit yang akan ditanam dilakukan karena seperti yang telah kita ketahui kualitas bibit yang ditanam akan mempengaruhi kualitas umbi bit yang di hasilkan.

Yayasan BSB dalam membudidayakan sayuran organis dan salah satunya adalah tanaman bit dengan menggunakan sistem tanam Relay croping. Relay croping adalah penanaman dua jenis tanaman berdampingan dengan jenis tanaman lainnya yang saling melengkapi dari segi tuntutan fisik dan kimia atau masing-masing tanaman tidak saling merugikan, sistem ini di tanam dengan menyusul tanaman yang memiliki umur panjang,sehingga yang bisa di panen dulu tanamn yang berumur pendek,setelah tanaman yang berumur pendek di panen bisa di tanam dengan tanaman buah-buahan seperti,tomat,terong,timun,gambas,okra, dan jagung,ini wajib dilakukan pergiliran tanaman fungsinya agar untuk meperbaiki sifat tanah dan agar tdk terjadi ledakan hama yang meningkat. Dalam satu bedengan dapat ditanami 2-3 jenis tanaman yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing tanaman tersebut. Tanaman yang cocok di kombinasi dengan bit adalah tanaman yang berumur pendek (± 1 bulan), seperti jenis selada, seledri, okra, caism, bawang daun dan lain-lain. Tanaman berumur

pendek lebih cocok karena tidak akan terjadi persaingan dalam memperoleh nutrisi yang digunakan untuk tanaman tumbuh dan berkembang, selain itu pengatruran penanaman atau penentuan waktu tanam sayuran yang akan di kombinasi juga harus diperhatikan agar menghasilkan bit yang berkualitas. Untuk penanaman bit satu bedengannya 120 pohon ( 3 baris tanaman bit 40 dan 2 baris tanaman caisim) jadi untuk tanaman bit 2 bedengan dengan total 240 bibit. Kebutuhan benih bit merah per bulan adalah 10 gram dengan harga Rp 20.000.

5. Peemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman bit mutlak dilakukan untuk menjaga tanaman tetap tumbuh dan berkembang secara maksimal sehingga menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Adapun kegiatan pemeliharaan tanaman bit adalah sebagai berikut:

(38)

35

Penyiraman dilakukan agar tanaman tetap segar dan tidak layu. Pada penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan sebelum jam 10.00 pagi,agar air yang di siram dapat terserap baik oleh tanah serta dapat membantu proses fotosistesi tanaman agar dapat bererproduksi.

Penyiraman dilakukan pada saat bit telah selesai ditanam dan dilakukan penyiraman kembali setelah bedengan ditutup dengan mulsa (rumput atau tanaman pupuk hijau). Pada saat penanaman, penyiraman dilakukan sebanyak 2x dengan maksud supaya kelembaban tanah tetap terjaga dan mencegah penguapan yang berlebihan, melarutkan pupuk serta memadatkan tanah. Jumlah penyiraman untuk tanaman bit yaitu 10 gembor dengan tiap 1 m menghabiskan satu gembor sesuai dengan panjang bedengan 1x 10m. Namaun,apabila tanah sudah cukup lembab atau basah maka penyiraman hanya cukup dilakukan sekali saja yaitu setelah ditutupi dengan mulsa. Selanjutnya, penyiraman rutin yang perlu dilakukan adalah setiap hari sekali(pagi atau sore) dengan gembor yang lubangnya sangat halus,supaya tidak merusak pertanaman sampai umbi terbentuk, yaitu lebih kurang pada saat bit berumur anatara 3-4 minggu. Setelah umbi mulai terbentuk maka penyiraman hanya dilakukan 2-3 hari sekali dengan melihat kondisi tanahnya. Jika air terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan erosi tanah sehingga umbi yang sudah terbentuk tidak tertutup oleh tanah, seperti yang kita ketahui tanaman yang menghasilkan umbi tersebut tumbuh

dibawah tanah. Daun bit yang tipis jika kemasukkan air yang berlebihan akan mudah busuk. Bit akan tumbuh dengan baik serta menghasilkan umbi yang berkualitas jika kebutuhan air dan sinar matahari terpenuhi dengan cukup.

b. Penyulaman

Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal pada awal penanaman. Kegiatan penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur tiga hari setelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tanaman yang memiliki pertumbuhan kurang baik yang disebabkan oleh adanya perbedaan daya tumbuh, pembusukan perakaran, dan faktor-faktor lingkungan.. Penyulaman dilakukan apabila ditemukan kerusakan 10-25% atau sekitar 3-7 hari setelah penanaman.

(39)

36

Penyiangan adalah suatu upaya mengurangi tanaman yang tidak diinginkan yang tumbuh di sekitar tanaman utama. Penyiangandilakukan secara manual, yaitu dengan cara mencabut gulma yang ada di atas bedengan dengan tangan dan menebas gulma yang ada di pinggir bedengan dengan menggunakan arit.Penyiangan gulma sangat diperlukan dalam pemeliharaan atau perawatan bit agar tidak terjadi persaingan dalam pengambilan unsur haradan menjaga kebersihan bedengan.

d. Pemupukan

Bit merah dipupuk setelah berumur 2 minggu setelah tanam maupun 1 bulan setelah tanam. Bit merah dapat dipupuk dengan kompos yang telah matang dan pupuk cair. Kebutuhan pupuk cair yang diberikan pada tanaman bit merah yang berumur 2 kandang ayam, tambahkan media ± 15 kg, tambahkan dolomit ± ½ - 1 kg, lakukan hal yang sama hingga lapisan terakhir ditutup dengan rumput, didiamkan selama ± 3

bulan, dan lakukan penyiraman seminggu sekali untuk mempercepat kematangan kompos.

Ada lima jenis pupuk cair di Yayasan Bina Sarana Bakti, yaitu pupuk cair dari urin kelinci dan batang pisang, pupuk cair dari urin kelinci dan tomat, pupuk cair dari air, kotoran kelinci, pethonia dan pupuk kandang ayam, pupuk cair dari batang pisang, daun tetrosia, daun pethonia, urin kelinci, dan pupuk kandang ayam.

(40)

37

tanam tidak layu karena pupuk tersebut masih mentah dan panas, jadi di kering angin terlebih dahulu sebelum di tanam. Untuk tanaman pendamping bit yaitu caisim 2 baris dan bit nya 3 baris jadi satu bedeng ada 5 baris dengan 2 macam kombinasi tanaman, untuk caisim di beri 2 liter POC dan air biasa 8 liter dengan cara yaitu menyiramkan POC ke tanaman bit. 1 bedengan menghabiskan 4 gembor untuk menyiram tanaman bit. Untuk tanaman utama nya yaitu tanaman bit dengan menggunakan pupuk yang terbuat dari keong yang telah di tumbuk dan di jadikan POC yang mengandung phosfor dan kalium yang sangat bagus dan baik buat pertumbuhan tanaman bit. Karena tanaman bit banyak membutuhkan kalium, fungsi kalium di sini yaitu sebagai mempercepat pembentukan umbi pada tanaman umbi-umbian.

Gambar 11.kompos mentah POC dari keong

Pembuatan POC

e. Pendangiran atau Pembumbunan

Pendangiran atau pembumbunan mutlak dilakukan pada saat umbi telah

(41)

38

biet tumbuh di atas tanah. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan menghambat pertumbuhan umbi bit, oksigen yang diperlukan umbi bit untuk tumbuh dan berkembang tidak akan mencukupi karena ruang yang terlalu sempit.

f. Pemberantasan hama dan penyakit

Hama yang menyerang tanaman bit merah adalah tikus, ulat flutella, ulat bulu, dan ulat penggulung daun. Ulat flutella, ulat bulu, dan ulat penggulung daun merupakan hama pendatang bagi tanaman bit merah karena hama tersebut merupakan hama utama bagi tanaman brassica yang dikombinasikan dengan tanaman bit merah. Sedangkan tikus merupakan hama utama bagi tanaman bit merah yang memakan umbi bit merah. Penyakit yang terdapat pada tanaman bit merah adalah downy mildew, bercak daun, dan busuk akar. Bercak daun disebabkan oleh Cercospora beticola Sacc.Gejala adalah pada daun terdapat bercak-bercak berbentuk agak bulat, tersebar sendiri-sendiri atau berkelompok.Bercak berwarna kelabu dengan tepinya berwarna cokelat dan dikelilingi oleh halo kemerahan.Pada pusat bercak yang tua terutama di bawah sisi permukaan daun, cendawan membentuk berkas konidiofor dengan konidium terlihat sebagai titik-titik hitam. Penyakit yang timbul pada tangkai daun menyebabkan daun tersebut menjadi layu.Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara menjaga sanitasi

Apabila terserang hama dan penyakit maka cara membasminya yaitu dengan

cara menjaga sanitasi, mengambil hama, mencabut tanaman yang terkena busuk akar dan menyemprotkan biophitophatronum(pestisida alami) yang di buat sendiri dari bahan-bahan alami. Bahan –bahan yang digunakan sebagai biophitophatronumyaitu daungamal. Biophitophatronumyang sering digunakan oleh YBSB merupakan campuran dari daun teprusia,tetonia,adas bacil,tembakau, kaliandra dan sabun yang tidak mengandung deterjen serta air. Namun, belum ada hama atau penyakit yang merugikan tanaman bit selama di budidayakan di YBSB.

(42)

39

6. Panen dan Pascapanen a. Panen

Bit siap di panen pada saat umurnya sudah mencapai antara 8-10 minggu. Pemanenan dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan cara mencabut tanaman bit dengan hati-hati agar tidak merusak umbi kemudian daun dan akarnya dipotong. Namun, batang yang dipotong disisakan 4-5 cm supaya umbi tetap segar karena batang bit mengeluarkan getah yang menyebabkan umbi menjadi layu karena terjadi penguapan yang berlebihan. Selanjut umbi bit dicuci dan akan diproses lebih lanjut di gedung pemasaran untuk di wrappingatau packing (pengemasan). Setiap satu bedengan yang di tanami 80 pohon menghasilkan lebih kurang 8 kg. Kebutuhan bit setiap satu bulan di tanam 2 bedeng dengan jumlah berat benih 10 gram dengan harga Rp. 20.000.

Gambar12.Panen bit Perompesan batang Packing bit.

Hasil sortasi(grade b)

b. Pasca Panen

(43)

40

saja yang meminati, sehingga permintaannya tidak sebesar sayuran lain. Masih sedikitnya permintaan, bit juga dipengaruhi dari sifat bit itu sendiri baik itu kualitas maupun kuantitas.

Dalam memenuhi permintaan ini yaitu dalam satu minggu memerlukan 40 kg, maka di BSB menanam 3 bedengan, yang rata-rata perbedengan menghasilkan kurang lebih 15 kg bit dalam 160 pohon. Kenyataannya,dalam setiap bedengan hanya menanam 80 bedengan dengan tanaman tumpang sari yang berumur pendek. Karena pertanian organis menerapkan sistem rellay croping. Tujuan tumpangsari dengan tanaman yang berumur pendek, agar pada saat tanaman umur pendek dipanen,bit juga telah mendapatkan pemeliharaan yaitu pendangiran dan pembumbunan ketika keluar umbi, agar sirkulasi oksigen lancar sehingga umbi yang dihasilkan maksimal.

Tenaga kerja untuk memproduksi bit yaitu 2 orang dengan 5 jam kerja. Karyawan sering hanya memperhatikan kuantitas bit, yaitu jumlah panen dan beratnya. Namun, dari segi kualitas kurang mendapat perhatian. Kualitas bit yang baik apabila 3 umbi bit mempunyai berat rata-rata 0,5 kg. Kualitas bit sendiri kadang di pengaruhi dari segi budidaya dan bibit yang disemai dari benih hybrid.

Benih hybrid masih menjadi andalan di BSB untuk penanaman bit, karena belum bisa memprodukjsi sendiri. Kendala dalam produksi benih bit dikarenakan intensitas sinar matahari yang kurang. Untuk menumbuhkan bunga bit memerlukan penyinaran

16 jam yang dapat dipenuhi di negara yang memiliki 4 musim, sedangkan indonesia penyinaraannya 12 jam. Benih hybrid sendiri memiliki kelemahan tidak tahan lama,apabila kemasannya sudah dibuka. Dan di YBSB satu bungkus benih bit bisa di pakai untuk 1 bulan, sehingga sangat memungkinkan hasil bit semakin lama semakin menurun. Hal ini dapat dikurangi apabila pemakaian benih bit langsung di habiskan dalam satu hari.

Pola tanam dalam pertanian organis merupakan rotasi tanaman dan tumpangsari.

Gambar 13.Skema Rotasi tanaman pola panjang

(44)

41

Skema rotasi tanaman yaitu Legume-daun-buah-umbi. Gunanya untuk menjaga kesuburan tanah. Legume ditanam pertama kali untuk mengumpulkan unsur hara, karena kemampuan legume untuk mengikat dan mengfiksasi nitrogen dengan bintil akar. Dilanjutkan tanaman atau sayuran daun karena daun merupakan kelompok tanaman yang banyak membutuhkan unsur N dan P. Setelah daun di lanjutkan tanaman yang menghasilkan buah seperti tomat,timun dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan dengan tanaman umbi-umbian seperti wortel,lobak,biet dan lain-lain. Setelah di tanami tanaman daun dan buah,kandungan N dalam tanah semakin berkurang karena telah di serap oleh tanaman daun, kandungan N dalam tanah penempatan tanaman akar atau umbi-umbian berada di akhir siklus karena pada dasarnyta tanaman akar merupakan tanaman yang sedikit mengikat unsur N.

Tumpangsari di BSB juga sangat dijaga dan di atur supaya terdapat simbiosis mutualisme anatar jenis tanaman. Saling mendukung dalam kesuburan dan pertumbuhan tanaman. Khususnya bit, paling baik di tumpangsarikan dengan tanaman umur pendek seperti bayam,caisim dan selada, supaya dapat di panen terlebih dahulu dari pada tanaman bit, untuk membantu perawatan yaitu penjarangan dan membantu menambah unsur hara dengan sisa-sisa panen yang dijadikan mulsa. Bit juga baik di tumpangsari dengan jagung, dengan catatan jagung harus ditanam 2 sampai 3 minggu sebelumnya agar tidak terjadi persaingan. Tumpangsari dengan jagung baik untuk bit

karena bit mendapatkan naungan sehingga tumbuh dengan lebih baik.

Adapun Keunggulan Pergiliran Tanaman

a. Memutus siklus hidup Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) b. Mendorong keseimbangan hara dalam tanah

c. Mencegah terjadinya dominasi OPT tertentu d. Mengurangi resiko gagal panen

c. Pemasaran bit

(45)

42

bit siap untuk di panen ketika berumur 8-10 minggu, dengan ukuran diameter 6-10cm, tekstur nya bulat,berwarna merah dengan berat 1-2 ons/biji.

Jumlah bit yang akan di pasarkan di supermarket lebih banyak dari pada di agen hal ini disebabkan harga yang dipasarkan di supermarket lebih tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh lebih banyak . permintaan bit di supermarket lebih banyak karena sebagian besar konsumen bit berasal dari masyarakat golongan menengah ke atas sehingga mereka lebih merasa nyaman belanja di supermarket.

Untuk harga jual bit di tingkat supermarket lebih mahal dibandingkan dengan agen dan toko. Harga bit di supermarket di kenai biaya tambahan untuk packing, sehingga diperoleh harga untuk supermarket sebesar Rp.24.000,00/kg. Harga bit untuk agen lebih cendrung murah karena bit dijual dalam bentuk curah yaitu tidak memerlukan biaya tambahan yang begitu besar, sehingga diperoleh harga untuk agen sebesar Rp 17.000,00/kg,. Harga bit di tingkat petani di YBSB sendiri yaitu Rp 6.500,00.

d. Permasalahan yang dihadapi beserta solusinya 1. Permasalahan

Dalam usahanya Yayasan Bina Sarana Bakti mengalami beberapa permasalahan,diantaranya adalah:

a) Belum mampu membenihkan sendiri sayuran bit.

b) Banyak jenis sayuran yang di usahakan yang menimbulkan petani tidak fokus

terhadap bit sehingga tidak di peroleh hasil yang optimal.

c) Terdapat blok yang mampu menghasilkan bit dengan kualitas dan jumlah yang bagus, namun distribusi tanaman bit dalam blok sama seperti blok yang lain, padahal permintaan bit belum terpenuhi seluruhnya

2. Solusi

Untuk mengatasi permasalahan benih tanaman bit di BSB masih mengimpor benih karena benih bit yang ditanam termasuk jenis benih hybrid yaitu benih yang apabila ditanam tidak bisa menghasilkan bunga. Salah satu faktor yang menyebabkan yaitu lama penyinaran matahari untuk bit berbunga 16-18 jam sedangkan waktu di indonesia untuk penyinaran hanya 12 jam.

(46)

43

Langkah yang harus di ambil untuk mengatasi permintaan bit yang belum terpenuhi yaitu pada blok yang berpotensi distribusi tanamanya dibuat berbeda dengan blok lain( penambahan bedengan untuk di tanami bit).

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Segala sikap dan tindakan dalam pertanian organik selalu menuju keseimbangan alam dengan mempertahankan keanekaragaman hayati.

2. Pertanian organik menjamin tersedianya pangan yang sehat dan bergizi.

3. Manajemen produksi di BSB sudah berjalan dengan baik dengan menerapkan sistem target tanam dan rencana tanam untuk menjaga kontinuitas tanaman. 4. Budidaya tanaman bit dengan pemberian POC yang terbuat dari keong dapat

mempengaruhi pertumbuhan tanaman bit itu sendiri di bandingkan dengan

pemberian POC dari kompos.

5. Benih bit yang di usahakan BSB merupakan benih hybrid sehingga BSB dalam mendapatkan benih masih import.

B. Saran

1. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi perlu dilakukan pengamatan akan waktu pemupukan dan dosis pupuk yang tepat pada tanaman bit merah.

(47)

44

3. Perluasan pasar perlu ditingkatkan lagi agar masyarakat dapat menikmati sayur yang sehat dan bergizi mengingat produsen sayur organik masih relatif sedikit.

4. Untuk masalah petani yang tidak fokus dalam membudidayakan tanaman khususnya bit, seharusnya lebih intensif lagi dalam pemeliharaan dan perawatan sehingga di harapkan dapat memperoleh hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.Bit segar.http://www.iptek.net.id.Diakses tanggal 15 september 2014.

Anonim.2008.Bit buah panjang umur dan tangkal

penyakit.http://www.fitnessindonesia.com/info/bit.htm.Diakses tanggal 15

september 2014.

Anonim.2014.Tanamanbit.http://id.wikipedia.org/wiki/bit_(tanaman).Diaksestanggal 14 september 2014

Prayogo.1991.Apa Itu Pertanian Organik?.Vedca.Cianjur

(48)

45

Gambar

Gambar 1.Struktur Organisasi Yayasan Bina Sarana Bakti
Gambar 5.Wraping
Gambar 6.  a)
Gambar 7.persemaian polybag                     persemaian alur
+5

Referensi

Dokumen terkait