• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. ANALISIS SENSITIVITAS

2. Upah Pekerja

dan nilai Net B/C yang lebih dari satu (>1). Hal ini menunjukkan bahwa proyek masih layak dikembangkan selama periode 15 tahun dengan asumsi

discount rate tetap sebesar 14% selama umur proyek, walaupun terjadi kondisi

kenaikan harga kedelai sampai sebesar 30%. Dan pada kenaikan harga kedelai sebesar 40% proyek sudah tidak layak dikembangkan karena memiliki nilai NPV yang negatif, nilai IRR yang berada di bawah discount rate dan nilai Net B/C yang kurang dari satu (<1).

2. Upah Pekerja

Upah pekerja merupakan salah satu komponen yang mungkin bisa mengalami perubahan biaya. Besar pendugaan kenaikan upah pekerja, yaitu :

a. Kenaikan upah pekerja sebesar 10%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan kenaikan upah pekerja sebesar 10%. Sehingga terjadi kenaikan biaya variabel total tiap tahunnya menjadi sebesar Rp. 1,606,470,600. Dengan terjadinya kenaikan terhadap biaya variabel total menyebabkan biaya total bertambah menjadi Rp. 1,611,640,600.

Biaya pokok produksi mengalami perubahan menjadi Rp. 85,368/jirangan. Dengan penetapan harga jual tahu setiap

jirangannya yang tidak berubah Rp. 105,000. Maka dapat diketahui nilai ratio produksi tahu sebesar 0.81. Besarnya nilai ratio yang didapat kurang dari 1 (< 1). Hal ini menunjukkan bahwa usaha produksi tahu masih layak mendapatkan keuntungan setelah terjadi kenaikan upah pekerja sebesar 10%.

Didapatkan titik impas produksi sebesar 270 jirangan. Setelah mengalami perubahan biaya terhadap kenaikan upah pekerja sebesar 10%, ternyata jumlah produksi tahu setiap tahunnya ternyata lebih besar dari titik impas produksi.

Setelah dilakukan analisis sensitivitas terhadap pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 10%. Ternyata ada perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan Net B/C. Terjadi penurunan nilai NPV menjadi

24 sebesar Rp. 1,705,731,855. Hal ini berarti bahwa dengan adanya pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 10% dari pendugaan awal.

Perusahaan hanya akan mendapat keuntungan sebesar Rp. 1,705,731,855 selama periode 15 tahun. Bila dibandingkan

dengan sebelum kenaikan upah pekerja sebesar 10%, nilai NPV turun tidak terlalu drastis.

Untuk mengetahui nilai IRR yang telah berubah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5). Diketahui nilai NPV positif sebesar Rp. 9,590,754 pada suku bunga 58% dan nilai NPV negatif sebesar Rp. -1,669,698 pada suku bunga 59%. Sehingga didapatkan nilai IRR sebesar 58.85%. Bila dibandingkan dengan sebelum adanya pendugaan kenaikan upah pekerja 10% , nilai IRR turun. Tetapi nilai IRR yang didapat masih berada di atas nilai discount rate sebesar 14%.

Dengan menggunakan persamaan (6), maka dapat dihitung nilai Net B/C setelah dilakukannya analisis sensitivitas dengan pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 10%. Diketahui nilai Net (Bt-Ct) positif sebesar Rp. 2,377,731,855 dan nilai Net (Ct-Bt) negatif sebesar Rp. -672,000,000. Sehingga didapatkan nilai Net B/C sebesar 3.54. Hal ini berarti bahwa dengan discount rate sebesar 14%, proyek mampu menghasilkan tambahan manfaat sebesar Rp. 3.54 setiap tambahan biaya sebesar Rp. 1, dan diasumsikan discount rate tetap selama umur proyek selama 15 tahun.

b. Kenaikan upah pekerja sebesar 20%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan kenaikan upah pekerja sebesar 20%. Sehingga terjadi kenaikan biaya variabel total tiap tahunnya menjadi sebesar Rp. 1,630,483,500. Dengan terjadinya kenaikan terhadap biaya variabel total menyebabkan biaya total bertambah menjadi Rp. 1,635,853,500.

Biaya pokok produksi mengalami perubahan menjadi Rp. 86,640/jirangan. Dengan penetapan harga jual tahu setiap

jirangannya yang tidak berubah Rp. 105,000. Maka dapat diketahui nilai ratio produksi tahu sebesar 0.82. Besarnya nilai ratio yang

25 didapat kurang dari 1 (< 1). Hal ini menunjukkan bahwa usaha produksi tahu masih layak mendapatkan keuntungan setelah terjadi kenaikan upah pekerja sebesar 20%. Rincian perhitungan bisa dilihat pada Lampiran 19.

Didapatkan titik impas produksi sebesar 288 jirangan. Setelah mengalami perubahan biaya terhadap kenaikan upah pekerja sebesar 20%, ternyata jumlah produksi tahu setiap tahunnya ternyata lebih besar dari titik impas produksi.

Setelah dilakukan analisis sensitivitas terhadap pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 20%. Ternyata ada perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan Net B/C. Terjadi penurunan nilai NPV menjadi sebesar Rp. 1,578,889,367. Hal ini berarti bahwa dengan adanya pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 20% dari pendugaan awal.

Perusahaan hanya akan mendapat keuntungan sebesar Rp. 1,578,889,367 selama periode 15 tahun. Bila dibandingkan

dengan sebelum kenaikan upah pekerja sebesar 20%, nilai NPV turun tidak terlalu drastis.

Untuk mengetahui nilai IRR yang telah berubah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5). Diketahui nilai NPV positif sebesar Rp. 8,238,999 pada suku bunga 55% dan nilai NPV negatif sebesar Rp. -3,557,647 pada suku bunga 56%. Sehingga didapatkan nilai IRR sebesar 55.70%. Bila dibandingkan dengan sebelum adanya pendugaan kenaikan upah pekerja 20% , nilai IRR turun. Tetapi nilai IRR yang didapat masih berada di atas nilai discount rate sebesar 14%.

Dengan menggunakan persamaan (6), maka dapat dihitung nilai Net B/C setelah dilakukannya analisis sensitivitas dengan pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 20%. Diketahui nilai Net (Bt-Ct) positif sebesar Rp. 2,250,889,367 dan nilai Net (Ct-Bt) negatif sebesar Rp. -672,000,000. Sehingga didapatkan nilai Net B/C sebesar 3.35. Hal ini berarti bahwa dengan discount rate sebesar 14%, proyek mampu menghasilkan tambahan manfaat sebesar Rp. 3.35 setiap

26 tambahan biaya sebesar Rp. 1, dan diasumsikan discount rate tetap selama umur proyek selama 15 tahun.

c. Kenaikan upah pekerja sebesar 30%

Dengan pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 30%, mengakibatkan biaya variabel berubah menjadi Rp. 1,654,496,400 dan biaya total menjadi Rp. 1,659,866,400. Hal ini membuat biaya pokok produksi menjadi Rp. 87,912/ jirangan.

Didapatkan titik impas produksi menjadi 309 jirangan per tahun setelah adanya pendugaan terhadap kenaikan upah pekerja sebesar 30%. Terdapat perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan Net B/C. Nilai NPV yang didapat menjadi Rp. 1,452,046,878 pada

discount rate sebesar 14%. Hal ini berarti bahwa perusahaan

mendapatkan keuntungan.

Nilai IRR yang didapat sebesar 52.53%. Ternyata nilai IRR turun jika dibandingkan dengan sebelum adanya kenaikan upah pekerja. Dan nilai IRR masih berada di atas discount rate yang berlaku. Nilai Net B/C yang didapat juga mengalami penurunan menjadi 3.16 jika dibandingkan dengan sebelum adanya kenaikan upah pekerja.

d. Kenaikan upah pekerja sebesar 40%

Dengan pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 40%, mengakibatkan biaya variabel berubah menjadi Rp. 1,678,509,300 dan biaya total menjadi Rp. 1,683,879,300. Hal ini membuat biaya pokok produksi menjadi Rp. 89,184/ jirangan.

Didapatkan titik impas produksi menjadi 334 jirangan per tahun setelah adanya pendugaan terhadap kenaikan upah pekerja sebesar 40%. Terdapat perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan Net B/C. Nilai NPV yang didapat menjadi Rp. 1,325,204,390 pada

discount rate sebesar 14%.

Nilai IRR yang didapat sebesar 49.35%. Ternyata nilai IRR turun jika dibandingkan dengan sebelum adanya kenaikan upah pekerja. Dan nilai IRR masih berada di atas discount rate yang

27 berlaku. Nilai Net B/C yang didapat juga mengalami penurunan menjadi 2.97 jika dibandingkan dengan sebelum adanya kenaikan upah pekerja.

e. Kenaikan upah pekerja sebesar 50%

Dengan pendugaan kenaikan upah pekerja sebesar 50%, mengakibatkan biaya variabel berubah menjadi Rp. 1,702,522,200 dan biaya total menjadi Rp. 1,707,892,200. Hal ini membuat biaya pokok produksi menjadi Rp. 90,456/ jirangan.

Terdapat perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan Net B/C. Nilai NPV yang didapat menjadi Rp. 1,198,361,902 pada discount

rate sebesar 14%. Nilai IRR yang didapat sebesar 46.15%. Ternyata

nilai IRR turun jika dibandingkan dengan sebelum adanya kenaikan upah pekerja. Dan nilai IRR masih berada di atas discount rate yang berlaku. Nilai Net B/C yang didapat juga mengalami penurunan menjadi 2.78 jika dibandingkan dengan sebelum adanya kenaikan upah pekerja.

Dari hasil yang didapat berdasarkan pendugaan kenaikan upah pekerja. Pendugaan dengan kenaikan upah pekerja hingga sebesar 50% dengan penetapan harga jual tahu tetap sebesar Rp. 105,000 dan produksi tahu konstan sebanyak 18881 jirangan/tahun selama umur proyek.

Tabel 7. Nilai Analisis Kelayakan Dengan Pendugaan Kenaikan Upah Pekerja

Kenaikan

Upah Pekerja NPV IRR Net B/C

10% Rp. 1,578,889,367 55.70% 2.77

20% Rp. 1,061,907,426 43.69% 3.35

30% Rp. 1,452,046,878 52.53% 3.16

40% Rp. 1,325,204,390 49.35% 2.97

50% Rp. 1,198,361,902 46.15% 2.78

Dengan didapatkannya nilai NPV, IRR dan Net B/C setelah adanya pendugaan kenaikan upah pekerja hingga sebesar 50% maka dapat dilakukan analisis finansial. Nilai NPV, IRR dan Net B/C yang didapat

28 ternyata mengalami penurunan setelah adanya pendugaan kenaikan upah pekerja. Namun pada pendugaan kenaikan upah hingga sebesar 50%, nilai NPV yang didapat masih bernilai positif, nilai IRR yang masih berada di atas discount rate dan nilai Net B/C yang lebih dari satu(>1). Hal ini menunjukkan bahwa proyek masih layak dikembangkan selama periode 15 tahun dengan asumsi discount rate tetap sebesar 14% selama umur proyek, walaupun terjadi kondisi kenaikan upah pekerja hingga sebesar 50%.

Dokumen terkait