• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.1.5 Pekerjaan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan pekerjaandapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015 Gambar 5.5 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan pekerjaan terbesar adalah petani 64,2% , terendah adalah pensiunan 2,9% dan ada 12,5% proporsi pekerjaan penderita stroke yang tidak tercatat. Data BPS Kabupaten Dairi (2014) menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kab. Dairi bekerja sebagai petani dengan persentase pekerja di sektor pertanian sebesar

64,2% 12,5% 8% 6,6% 5,8% 2,9% 0 10 20 30 40 50 60 70 Petani Tidak Tercatat

IRT Wiraswasta PNS Pensiunan

P er se n tase Pekerjaan

75,5% yang sebanding dengan pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi sebagai penyumbang terbesar adalah sektor pertanian. Petani merupakan pekerjaan yang banyak membutuhkan energi dan seharusnya penderita stroke lebih rendah pada petani. Hal ini menunjukkan meskipun di Kabupaten Dairi sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, tetapi pola hidup masyarakat masih belum sehat. Hal itu dapat dilihat dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang suka makanan berlemak, minum nira/tuak dan merokok yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit stroke.

5.2 Asal Daerah

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan asal daerah dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Asal Daerah di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

83,9% 16,1%

Asal Daerah

Kabupaten Dairi Luar Kabupaten Dairi

Gambar 5.6 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke sebagian besar berasal dari Kabupaten Dairi yaitu 83,9%, sedangkan yang berasal dari luar Kabupaten Dairi sebesar 16,1%. Hal ini dikarenakan lokasi RSUD Sidikalang berada di Kabupaten Dairi dan satu-satunya RS di Kabupaten Dairi sehingga kebanyakan yang berobat adalah penduduk yang berasal dari daerah-daerah yang ada di Kabupaten Dairi.

5.3 Sumber Biaya

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.7 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan sumber biaya terbesar adalah BPJS/Askes 63,1%, diikuti dengan sumber pembiayaan umum sebesar 38,0% dan Jamkesmas sebesar 0,7%. Hal ini

61,3% 38,0% 0,7% Sumber Biaya BPJS/Askes Umum Jamkesmas

menunjukkan masih banyak pasien penderita stroke yang dirawat di RSUD Sidikalang belum memiliki asuransi kesehatan yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pengobatan. Berdasarkan hasil kinerja pelayanan RSUD Sidikalang tahun 2013-2015, pasien rawat inap yang dilayani dengan menggunakan asuransi kesehatan sebesar 73%, sedangkan yang dilayani tanpa menggunakan asuransi kesehatan sebesar 27%.

5.4 Pemeriksaan CT-Scan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan pemeriksaan CT-Scan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan pemeriksaan CT-Scan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.8 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang sudah melakukan pemeriksaan CT-Scan hanya sebesar 6,6% dan sebagian besar sebagian besar belum pernah melakukan pemeriksaan CT-Scan yaitu 93,4%. Hal

93,4% 6,6%

Pemeriksaan CT-Scan

Belum Pernah Pernah

ini karena di RSUD Sidikalang belum ada sarana untuk melakukan CT-Scan dan apabila pasien ingin melakukan CT-Scan harus ke RS lain atau memperoleh rujukan dari RSUD Sidikalang untuk melakukan CT-Scan dan pengobatan lanjutan di RS yang menyediakan sarana CT-Scan.

5.5 Tipe Stroke

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan tipe strokedapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.9 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe Stroke di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.9 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan tipe troke terbesar adalah tipe stroke non hemoragik sebesar 75,9%, sedangkan stroke hemoragik sebesar 24,1%. Hal ini karena stroke non hemoragik umumnya disebabkan oleh thrombosis serebral sumbatan aliran darah ke otak karena proses

75,9% 24,1%

Tipe Stroke

Non Hemoragik Hemoragik

aterosklerosis. Trombus didapati pada usia > 50 tahun, dimana aterosklerosis bertambah berat dengan bertambahnya usia (Lumbantobing, 2006).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dianata di RSUD Kabupaten Solok Selatan (2013) diperoleh presentase stroke non hemoragik sebesar 61,46%. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Senaen (2014) di RSUP PROF. DR. R. D. Kandou Manado bahwa proporsi stroke non hemoragik sebesar 54,3%, sedangkan proporsi stroke hemoragik sebesar 45,7%.

5.6 Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sisi tubuh yang mengalami kelumpuhandapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.10 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.10 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan sisi tubuh yang lumpuh terbesar mengalami hemiparese dextra sebesar 36,5%,

36,5%

28,5% 26,3%

8,7%

Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan

Hemiparese Dextra Tidak Tercatat Hemiparese Sinister Hemiparese Duplex

diikuti oleh hemiparese sinistra sebesar 26,3% dan hemiparese duplex sebesar 8,7%. Ada sebanyak 28,5% data sisi tubuh yang letak kelumpuhannya tidak tercatat.

Tingginya proporsi yang tidak tercatat karena penderita stroke yang datang ke rumah sakit dalam keadaan kritis atau koma sehingga petugas/dokter yang mendiagnosa tidak mengetahui sisi tubuh yang lumpuh pada pasien tersebut.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muharram,E di Rumah Sakit Umum Padang Sidempuan (2005) yang menyatakan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan tertinggi adalah hemiparese dextra yaitu 38,9%.

5.7 Onset Serangan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan onset serangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Onset Serangan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.11 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan onset serangan terbesar adalah ≥ 6 jam sebesar 46,0%, diikuti dengan onset serangan < 6 jam sebesar 38,7% dan ada 15,3% yang tidak tercatat.

Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan penderita dan keluarganya sehingga terlambat membawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Keterlambatan ini akan mempengaruhi kerusakan atau lesi pada otak akibat penyumbatan atau perdarahan sehingga dapat mempengaruhi lamanya rawatan untuk proses pemulihan. Jika penderita cepat di bawa ke rumah sakit, maka besar kemungkinan dapat mencegah meluasnya gangguan pada otak dan dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh stroke.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ramadhani,S di RSUD DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen (2008) menyatakan bahwa proporsi

46,0% 38,7% 15,3% Onset Serangan ≥ ja < 6 jam Tidak tercatat

penderita stroke berdasarkan onset serangan tertinggi adalah yang mengalami onset serangan ≥ 6 jam sebesar 55,9%.

5.8 Faktor Risiko

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.12 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Faktor Risiko di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.12 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan faktor risiko terbesar dengan faktor risiko hipertensi sebesar 51,1% dan proporsi terkecil adalah hiperkolesterolemia sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita stroke memiliki faktor risiko yang seharusnya dapat diketahui lebih awal sehingga mengurangi risiko terkena stroke.

Tingginya faktor risiko hipertensi disebabkan semakin bertambahnya usia, maka insiden hipertensi akan meningkat. Hipertensi mengakibatkan pembuluh

51,1% 26,3% 15,3% 5,1% 1,5% 0,7% 0 10 20 30 40 50 60 P er se n tase

Faktor Risiko

darah menjadi lemah akibat tekanan yang ditimbulkan sehingga mudah pecah dan juga dapat melepaskan plague dari tempatnya menempel pada dinding pembuluh darah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nastiti,D di Rumah Sakit Krakatau Medika (2011) bahwa proporsi stroke berdasarkan faktor risiko terbesar adalah hipertensi sebesar 72,0%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jusman di Rumah Sakit Undata Palu (2011) dengan Confidence Interval (CI) 95% memperoleh nilai OR= 6,905 (3,265-14,605), hal ini berarti penderita stroke memiliki faktor risiko hipertensi 6,905 kali lebih besar dibanding dengan yang tidak menderita stroke.

5.9 Lama Rawatan Rata-rata

Lama rawatan rata-rata penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 adalah 2,20 hari dengan Standard Deviation (SD) adalah 1,399. Lama rawatan yang paling singkat 1 hari sedangkan yang paling lama 8 hari.

Pasien penderita stroke yang dirawat 1 hari ada 52 orang dan pasien yang dirawat selama 8 hari ada 2 orang. Dari 52 orang pasien yang dirawat selama 1 hari, ada sebanyak 20 orang yang meninggal. Hal ini mungkin terjadi karena pasien terlambat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

Lama atau singkatnya waktu penderita stroke dirawat di rumah sakit tergantung pada tingkat keparahan stroke, jumlah pemeriksaan yang perlu dilakukan dan proses pemulihan pada penderita.

5.10 Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.13 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan keadaan sewaktu pulang dengan pulang berobat jalan 37,2%, rujuk 25,5%, pulang atas permintaan sendiri 21,2%, dan pulang dalam keadaan meninggal sebanyak 16,1%. Keadaan sewaktu pulang dengan pulang berobat jalan lebih tinggi karena penderita stroke membutuhkan waktu untuk pemulihan yang dapat dilakukan di rumah dan melakukan kontrol kembali ke rumah sakit. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa banyak penderita stroke yang dirujuk karena sarana dan

37,2%

25,5% 21,2%

16,1%

Keadaan Sewaktu Pulang

PBJ

Rujuk

PAPS

prasarana untuk menangani stroke belum lengkap di RSUD Sidikalang seperti CT-Scan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriany,S di Rumah Sakit Haji Medan (2008) bahwa proporsi stroke berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan sebesar 60,5% .

5.11 Umur Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke

Proporsi umur berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.14 Diagram Pie Proporsi Umur Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.14 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik terbesar pada kelompok umur ≥55 tahun sebesar 81,8% dan pada stroke non hemoragik juga terbesar pada kelompok umur ≥55 tahun sebesar 78,8%. Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa penderita baik hemoragik

18,2% 21,2% 81,8% 78,8% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Hemoragik Non Hemoragik

Per

sen

tase

Tipe Stroke

Umur Berdasarkan Tipe Stroke

<55 Tahun ≥ Tahu

maupun non hemoragik lebih banyak terdapat pada umur ≥55 tahun. Hasil penelitian Puspita dan Putro di Rumah Sakit Daerah Gambiran Kediri ( 2008) menyatakan bahwa risiko terjadinya stroke baik hemoragik dan non hemoragik

pada kelompok umur ≥ 55 tahun adalah 3,640 kali dibandingkan kelompok umur

<55 tahun.

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi umur penderita stroke pada stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S di Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen (2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan tipe stroke (p=0,519).

5.12 Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke

Proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.15 Diagram Pie Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.15 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik terbesar pada perempuan sebesar 54,5% dan pada stroke non hemoragik juga terbesar pada perempuan sebesar 58,7 %.

Sebuah penelitian pada pasien stroke yang dilakukan oleh Hardi Yanis di RSUP Dr.Kariadi (2004) dengan 66 sampel didapatkan bahwa penderita perempuan (59,1%) lebih banyak dibanding laki-laki yang hanya 40,9%.

Harsono (2007) mengatakan bahwa pada penderita stroke akibat infark atau pendarahan terdapat sedikit perbedaan frekuensi antara laki-laki dan perempuan.

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin penderita stroke pada stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.

45,5% 41,4% 54,5% 58,7% 0 10 20 30 40 50 60 70

Hemoragik Non Hemoragik

Pers e n ta se Tipe Stroke

Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke

Laki-laki Perempuan

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriany,S di Rumah Sakit Haji Medan (2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke (p=0,765). 5.13 Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke

Proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.16 Distribusi Proporsi Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.16 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik terbesar adalah onset serangan < 6 jam sebesar 72,7%, sedangkan pada stroke non hemoragik terbesar adalah onset serangan ≥ 6 jam sebesar 54,8%.

Hal ini terjadi karena pada stroke hemoragik sebagian besar penderitanya mengalami penurunan kesadaran pada saat terjadi serangan stroke sehingga lebih cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan, sedangkan pada

72,7% 27,9% 18,2% 54,8% 9,1% 17,3% 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Hemoragik Non Hemoragik

Per

sen

tase

Tipe Stroke

Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke

<6 jam ≥ ja

stroke non hemoragik sebagian besar penderitanya tetap sadar sehingga banyak yang terlambat dibawa ke rumah sakit (Lumbantobing, 2006).

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p < 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi onset serangan penderita stroke pada stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.

5.14 Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke

Proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.17 Distribusi Proporsi Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke pada Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.17 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik terbesar dengan 1 faktor risiko 48,5% dan non hemoragik terbesar dengan 1 faktor sebesar 61,5%. Hal ini menujukkan baik stroke hemoragik dan non hemoragik

48,5% 61,5% 15,2% 15,4% 36,3% 23,1% 0 10 20 30 40 50 60 70

Hemoragik Non Hemoragik

Per

sen

tase

Tipe Stroke

Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke

1 Faktor Risiko > 1 Faktor Risiko Tidak Tercatat

yang terbesar adalah 1 faktor risiko dan data yang diperoleh untuk > 1 faktor risiko untuk stroke hemoragik dan non hemoragik hanya sebesar 15,3%.

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi faktor risiko pada stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S di Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen (2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati tidak ada perbedaan proporsi faktor risiko pada stroke hemoragik maupun non hemoragik (p=0,913).

5.15 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.18 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.18 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang terbesar adalah meninggal sebesar 42,4%, sedangkan non hemoragik yang terbesar adalah pulang berobat jalan sebesar 42,3%.

Menurut teori (Shimberg), stroke non hemoragik memberikan prognosis yang lebih baik dimana penderita stroke non hemoragik hanya 20% mengalami kematian sedangkan stroke hemoragik memberikan prognosis lebih buruk dimana penderita mengalami kematian mencapai 50-90% (Shimberg, 1998).

21,2% 42,3% 9,1% 25% 27,3% 25% 42,4% 7,7% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Hemoragik Non Hemoragik

Per

sen

tase

Tipe Stroke

Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe

Stroke

PBJ PAPS Rujuk Meninggal

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang pada stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.

5.16 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.19 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.19 menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke non hemoragik adalah 2,36 hari dan lama rawatan penderita stroke hemoragik adalah 1,73 hari.

Stroke hemoragik mengalami kerusakan pada jaringan otak lebih luas dibanding stroke non hemoragik dan biasanya dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Oleh karena

1,73

2,36

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Hemoragik Non Hemoragik

Lama Rawatan Rata-rata

Ti p e Str o ke

mendapatkan penanganan di rumah sakit lain sehingga penderita stroke hemoragik tidak terlalu lama dirawat di RSUD Sidikalang.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S (2008) di Badan Layanan Umum Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen tahun 2004-2007 yang menyatakan bahwa ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita stroke pada stroke hemoragik dan non hemoragik.

5.17 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Dokumen terkait