• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Stroke yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Tahun 2013-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Stroke yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Tahun 2013-2015"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

No umr umrk jk sku agm kwn pdk pkrj daerh s.biaya ctscan tipe Si2tbh onset FR FRK rwtn kdplg

1 5 2 2 1 2 1 5 6 2 1 1 2 2 2 1 1 3 1

2 4 2 1 1 2 1 1 6 1 1 1 2 4 3 1 1 1 3

3 4 2 1 1 2 1 2 6 1 2 1 1 4 1 1 1 2 1

4 4 2 1 1 2 1 5 6 1 2 1 1 4 1 6 3 2 1

5 5 2 2 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1

6 5 2 2 1 2 1 5 3 1 2 1 2 3 2 5 2 4 3

7 4 2 2 1 2 1 5 5 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2

8 5 2 2 1 1 1 5 3 1 1 1 2 4 1 1 1 2 2

9 3 1 1 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 2 5 2 2 2

10 4 2 2 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 2 1 1 1 4

11 4 2 2 1 2 1 5 5 1 2 1 2 1 2 5 2 3 1

12 5 2 1 1 2 1 5 2 1 2 1 1 4 1 5 2 1 4

13 5 2 1 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3

14 4 2 2 1 1 1 5 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1

15 5 2 1 1 2 1 5 4 2 2 1 1 4 1 2 1 2 2

16 4 2 2 1 2 1 5 5 1 2 1 2 4 2 5 2 8 1

17 5 2 2 1 2 1 5 3 1 2 1 2 3 2 5 2 3 1

18 5 2 2 1 3 1 5 3 2 2 1 2 2 1 1 1 2 3

19 1 1 1 1 2 1 5 2 1 2 1 1 1 1 6 3 4 1

20 5 2 1 1 3 1 5 2 1 2 1 2 2 1 5 2 2 1

21 4 2 2 1 2 1 5 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 3

22 5 2 1 1 2 1 5 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 3

23 3 1 1 1 2 1 5 5 1 1 1 1 4 1 6 3 1 4

24 4 2 2 1 2 1 5 3 1 1 1 2 1 2 1 1 3 3

25 5 2 1 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2

(2)
(3)
(4)
(5)

128 5 2 2 1 2 1 5 6 1 1 1 2 4 1 6 3 3 1

129 6 2 1 1 2 1 5 6 1 1 1 2 4 1 6 3 1 2

130 4 2 2 1 2 1 5 6 2 1 1 1 4 3 2 1 2 3

131 4 2 2 1 2 1 5 6 1 1 1 2 4 3 1 1 3 1

132 6 2 1 1 1 1 5 6 1 1 1 2 4 1 1 1 4 1

133 4 2 1 1 2 1 5 6 1 1 1 1 4 1 6 3 1 4

134 5 2 1 1 2 1 5 6 1 1 1 2 2 3 6 3 1 2

135 3 1 2 1 2 1 1 5 1 1 1 2 1 3 6 3 4 3

136 6 2 2 1 1 1 5 5 2 1 1 2 2 3 6 3 3 2

(6)
(7)

Suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Batak 136 99.3 99.3 99.3

Jawa 1 .7 .7 100.0

Total 137 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(8)

Asal Daerah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kiri 36 26.3 26.3 26.3

(9)

Faktor Risiko

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(10)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb .015 1 .904

Likelihood Ratio .139 1 .709

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.74. b. Computed only for a 2x2 table

Tipe Stroke * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin Total

Continuity Correctionb .046 1 .831

Likelihood Ratio .173 1 .678

(11)

Tipe Stroke * Onset Serangan Crosstabulation

Linear-by-Linear Association 14.418 1 .000

N of Valid Cases 137

(12)

Tipe Stroke * Faktor Risiko Kategorik Crosstabulation

Linear-by-Linear Association 2.320 1 .128

N of Valid Cases 137

(13)

Tipe Stroke * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

Linear-by-Linear Association 17.448 1 .000

N of Valid Cases 137

(14)

Tipe Stroke * Lama Rawatan Rata-Rata Crosstabulation

Lama Rawatan Rata-Rata hemoragik 33 55.74 1839.50

non hemoragik 104 73.21 7613.50

Total 137

Lama Rawatan Rata-Rata * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

(15)
(16)
(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Assosiation, 2015. Heart and Stroke Statistics [Diakses 20 Februari 2016].http://www.heart.org/HEARTORG/General/Heart-and-Stroke Association-Statistics_UCM_319064_SubHomePage.jsp.

American Stroke Asossiation, 2015. Stroke Statistic [Diakses 22 Februari 20156].

http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/Impact-of- edeStroke-Stroke-statistics_UCM_310728_Article.jsp.

Andriany, S., 2008. Karakteristik Penderita Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Badan Pelayanan Kesehatan RSUD Sidikalang, 2015. Profil RSUD Sidikalang tahun 2015.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2015.Dairi dalam Angka 2015.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat tahun 2014.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2010.Dairi dalam Angka 2010.

Baticaca, F.B., 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Berman, 2013. Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Skripsi, Universitas Sumatera Utara

Bustan, MN., 2015. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta: Rineka Cipta. Debette Stephanie et. al. 2011. Association of Vascular Risk Factor With Cervical

Artery Dissection and Ishchemic Stroke in Young Adults. American Heart Association [Diakses Tanggal 02 Juni 2016]. (http://circ.ahajournals.org/content/ 123/14/1537).

Depkes RI., 2007. Riset Kesehatan Dasar2007.

(19)

Gressela, 2014. Perbandingan waktu onset stroke iskemik dengan hemoragik dan angka kejadiannya di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014. Sripsi, Universitas Sumatera Utara

Goldsmith, S.R., 2009. Treatment Options for Hyponatremia in Heart Failure. Heart

Failure Review.

Handayani F, 2012.Angka Kejadian Serangan Stroke pada Wanita Lebih Rendah Daripada Laki-Laki. Skripsi, Universitas Diponegoro.

Hankey; Hance, W.; Johnston , S.E.; and Mas, J.L., 2006. Effect of Clopidogrel on the Rate and Function Severity Stroke Among High Vaskular Risk Patiens. Stroke.41:1679-1683.

Harsono, 2007. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Irianto, K., 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: Alfabeta.

Jeong-Yeon K., 2011. High Level of Remnant Lipoprotein Cholestrol Is a Risk Factor for Large Artery Atherosclerotic Stoke. PubMedCentral.

Jusman, M., 2011. Faktor Risiko Kejadian Stroke di RSUD Undata Palu Tahun 2011. Skripsi, Universitas Tadulaku.

Kemenkes RI., 2013. Pedoman Pengendalian Stroke. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Jakarta.

Kemenkes RI., 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010.

Kemenkes RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Lemeshow., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Lumbantobing S.M., 2006. Neurogeriatri. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Muharram, E., 2005. Karakteristik Penderita Stroke Rawat Inap di Rumah Umum Padang Sidempuan Tahun 2001-2004. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

(20)

Martono H., Kuswardani T., 2009. Stroke dan Penatalaksanaannya oleh Internis. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam.

Muttaqin, A., 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

National Conference of State Legislatures, 2015. Heart Disease And Stroke - An Overview Of Our Nation's Leading Killers [Diaskes 19 Maret 2016].

Nasution, I., 2012. Karakteristik Penderita Stroke Usia Non Produktif Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 201. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Padila, 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2011. Guideline

Stroke.

Puspita, M.; Putro, G; 2008. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri. Jurnal, Universitas Airlangga

Ramadhani, S., 2008. Karakteristik Penderita Stroke yang Dirawat Inap di Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Tahun 2004-2007. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Regional Statistics, 2008. Basic Health Information On Cardiovascular Diseases. [Diakses 02 Juni 2016] http://www.wpro.who.int/.

Russel, M.W.; Joshi, A.V.; Neumann, P.J.; Boulanger, L.; and Menzin, J., 2006. FERNE: Intracerebral Hemorrhage, Predictors of Hospital Length of Stay and Cost in Patients with Intracerebral Hemorhage. Neurology, 67: 1279-1281.

Senaen, C., 2014. Profil Penderita Stroke Dengan Hipertensi di Bagian Rawat Inap Neurologi Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2013

– Juni 2014. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi Manado

(21)

Sorganvi, V.; Kulkarni, MS.; Kadeli, D.; and Athargas, S., 2014. Risk Faktors For Stroke: A Case Control Study. International Journal Of Current Research and Review.

Tartowo; Wartonah; dan Siti Suharyati, 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Sagung Seto.

Wahjoepramono; dan Eka J., 2005. Stroke Tata Laksana Fase Akut. Jakarta: Universitas Pelita Harahap.

WHO., 2015. Disability, noncommunicable disease and health information [Diakses 20 Februari 2016]. http://www.who.int/bulletin/volumes/94/3/15-156869/en/.

Widagdo W., Suharyanto T., Aryani R., 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Trans Info Media

Wiratmoko, H. 2008. Deteksi Dini Serangan dan Penanganan Stroke di Rumah [Diakses tanggal 03 Juni 2016]. http://isjd.pdii.lipi. go.id/admin/jurnal/22103844_2085-028X.pdf\

Yanis, H., 2004. Pola Kadar Glukosa Darah pada Stroke Akut. Tesis, Program Pendidikan Pascasarjana Universitas Diponegoro.

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi epidemiologi deskriptif dengan

menggunakan desain studi case series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Sidikalang. Pemilihan lokasi ini

atas pertimbangan bahwa di RSUD Sidikalang tersedia data tentang stroke dan

belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik penderita stroke pada

tahun 2013-2015. Penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2016 – Juli 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita stroke rawat inap

yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang tahun 2013-2015 dengan

jumlah penderita sebanyak 212 orang.

3.3.2 Sampel

a. Besar Sampel

Sampel adalah sebagian data dari penderita stroke yang terdapat di Rumah

Sakit Umum Daerah Sidikalang tahun 2013-2015. Besar sampel yang dibutuhkan

adalah berdasarkan perhitungan dengan rumus (Lemeshow, 1997) :

(23)

Keterangan:

N :Besar populasi n :Besar sampel

P :Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (0,5) d :Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)

⁄ : nilai Z pada derajat kemaknaan (1,96 dengan CL 95%)

Maka sampel pada penelitian ini adalah 137 data penderita stroke.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Simple Random

Sampling.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari rekam medik penderita stroke rawat inap di RSUD

Sidikalang tahun 2013-2015, kemudian dilakukan pencatatan dari variabel yang

diteliti.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Penderita stroke adalah pasien yang dirawat inap di RSUD Sidikalang

Kabupaten Dairi tahun 2013-2015 dan telah didiagnosa menderita stroke

(24)

3.5.2 Umur adalah usia pasien penderita yang dicatat dalam kartu status,

Untuk analisa statistik, umur dikategorikan atas:

1. < 55 tahun 2. ≥ 55 tahun

3.5.3 Jenis kelamin adalah ciri khusus yang melekat dan dibawa sejak lahir pada

diri penderita stroke yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. Laki-laki 2. Perempuan

3.5.4 Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke sesuai dengan

yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. Batak 2. Jawa

3.5.5 Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita stroke sesuai dengan

yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik

3.5.6 Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat

perkawinan dari penderita stroke sesuai dengan yang tercatat dalam kartu

status, dikategorikan atas:

1. Kawin

(25)

3.5.7 Pekerjaan adalah kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

penderita stroke untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan yang

tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. PNS

2. Wiraswasta

3. Ibu Rumah Tangga 4. Pensiunan

5. Petani

6. Tidak tercatat

3.5.8 Asal daerah adalah tempat tinggal dimana penderita stroke menetap sesuai

dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. Kabupaten Dairi 2. Luar Kabupaten Dairi

3.5.9 Sumber biaya adalah jenis sumber pembiayaan pasien penderita stroke

selama di rawat di rumah sakit sesuai yang tercatat dalam kartu status,

dikategorikan atas:

1. Umum 2. BPJS/Askes 3. JAMKESMAS

3.5.10 Pemeriksaan CT Scan adalah pasien pernah atau tidak melakukan

pemeriksaan CT Scan di rumah sakit lain semenjak menderita stroke

sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. Pernah

(26)

3.5.11 Tipe stroke adalah jenis gangguan pembuluh darah otak yang

menyebabkan terjadinya serangan stroke pada penderita sesuai dengan

yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas (Kemenkes RI, 2013):

1. Hemoragik 2. Non Hemoragik

3.5.12 Sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan adalah daerah kelumpuhan yang

dialami oleh penderita stroke dari hasil pemeriksaan berdasarkan

anamnesa dokter sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status,

dikategorikan atas:

1. Hemiparese sinistra (kelumpuhan sebelah kiri) 2. Hemiparese dextra (kelumpuhan sebelah kanan) 3. Hemiparese duplex (kelumpuhan kedua sisi) 4. Tidak tercatat

3.5.13 Onset serangan adalah adalah interval waktu sejak penderita mengalami

serangan stroke hingga mendapat pertolongan medis sesuai dengan yang

tercatat dalam katu status, dikategorikan atas:

1. < 6 jam 2. ≥ 6 jam 3. Tidak tercatat

3.5.14 Faktor risiko adalah penyebab suatu penyakit yang dapat meningkatkan

insidens stroke sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status,

(27)

Untuk analisis statistik, faktor risiko dikategorikan atas:

1. 1 faktor risiko 2. >1 faktor risiko 3. Tidak tercatat

3.5.15 Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita stroke yang

dirawat dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari rumah

sakit sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status.

3.5.16 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita stroke ketika keluar dari

rumah sakit sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan

atas:

1. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

2. Pulang Atas permintaan Sendiri (PAPS) 3. Rujuk

4. Meninggal Dunia

3.6 Metode Analisa Data

Data yang dikumpul dicatat, diolah dengan komputer, lalu data dianalisis

secara deskriptif dan dilanjutkan dengan uji statistik Chi Square, kemudian

(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Sejarah dan Kedudukan Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang merupakan satu-satunya rumah

sakit di Kabupaten Dairi yang berdiri pada zaman penjajahan Belanda. Pada awal

berdiri, rumah sakit ini berlokasi di Jalan Rumah Sakit Lama yang diperuntukkan

khusus pasien tahanan tentara Belanda. Namun seiring waktu, rumah sakit

tersebut juga melayani masyarakat umum. Sesudah kemerdekaan, status

kepemilikan atas RSUD Sidikalang diambil alih oleh Pemerintah yang dalam

perjalannya menjadi Rumah Sakit Umum kelas D sampai tahun 1993. Pada tahun

1982 direncanakan relokasi RSUD Sidikalang ke Jalan Rumah Sakit Nomor 19

diatas areal 2,1 Ha yang dimulai dengan pembangunan poliklinik hingga tahun

1983 pembangunan rumah sakit yang baru tersebut selesai dan diresmikan

penggunaannya pada tanggal 5 September 1983 oleh Gubernur Sumatera Utara.

Pada saat diresmikan menjadi RSUD tipe C sesuai dengan SK Menkes

Nomor: 94/Menkes/SK/II/1994, RSUD Sidikalang belum memiliki dokter

spesialis untuk melayani pasien, yang ada hanya dokter umum dan Program

Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Pada tahun 2004 ada 2 orang dokter obstetri

dan ginekologi. Pada tahun 2006 dokter spesialis untuk 4 jenis pelayanan dasar

sebagai prasyarat Rumah Sakit Umum Pemerintah kelas C sudah terpenuhi, yakni:

dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter

(29)

spesialis tersebut, ada penambahan jenis pelayanan spesialis lainnya yakni:

spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dan spesialis Patologi Klinik.

Seiring dengan berjalannya waktu, rumah sakit ini tumbuh dan

berkembang. Berbagai jenis fasilitas sarana dan standarisasi pelayanan

diupayakan untuk memenuhi peningkatan mutu pelayanan yang baik. Pada

tanggal 19 Januari 2009 RSUD Sidikalang menjadi rumah sakit yang terakreditasi

penuh untuk 5 jenis kegiatan pelayanan dasar atas penilaan Komite Akreditasi

Rumah Sakit (KARS) yakni: Pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan

Medis, Pelayanan Kepeawatan, Pelayanan Gawat Darurat, dan Rekam Medik

yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kedudukan RSUD Sidikalang adalah:

1. RSUD Sidikalang merupakan lembaga teknis daerah

2. RSUD Sidikalang dipimpin oleh Direktur yang bertanggungjawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah.

4.2 Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang

Menjadi Rumah Sakit Pemerintah yang terdepan di Sumatera Utara.

4.3 Misi RSUD Sidikalang

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, efisien, efektif dan

terjangkau.

2. Tersedianya sumber daya (sarana dan prasarana) untuk peningkatan dan

pengembangan pelayanan kesehatan.

3. Terwujudnya sumber daya manusia yang profesional dan berorientasi

(30)

4. Meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang terkait.

4.4 Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 Berdasarkan Sosiodemografi

4.4.1 Proporsi Penderita Stroke Berdasarkan Sosiodemografi (Umur dan Jenis Kelamin)

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Umur (Tahun)

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

f %

f % f %

25-34 1 0,7 1 0,7 2 1,4

35-44 1 0,7 2 1,4 3 2,1

45-54 14 10,2 9 6,6 25 16,8

55-64 15 11,0 32 23,4 47 34,4

65-74 19 13,9 26 19,0 45 32,9

75 8 5,8 9 6,6 17 12,4

Total 58 42,3 79 57,7 137 100,0

Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke tertinggi

berada pada kelompok umur 55-64 tahun sebesar 34,4% dengan proporsi laki-laki

11,0% dan prermpuan 23,4%. Proporsi penderita stroke berdasarkan jenis kelamin

tertinggi adalah perempuan sebesar 57,7% (79 orang). Proporsi penderita stroke

(31)

4.4.2 Sosiodemografi

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

No Sosiodemografi Jumlah

f %

Kristen protestan 118 86,1

Kristen katolik 4 2,9

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan suku terbesar adalah suku Batak

sebesar 99,3% (136 orang) dan terendah adalah suku Jawa 0,7% (1 orang).

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi berdasarkan agama terbesar adalah Kristen Protestan 86,1% (118 orang),

diikuti oleh agama Islam 11,0% (15 orang) dan terendah adalah Kristen Katolik

(32)

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi berdasarkan status perkawinan terbesar adalah kawin sebesar 98,5% (135

orang) dan belum kawin sebesar 1,5% (2 orang).

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi berdasarkan pekerjaan terdapat 12,5% (17 orang) yang tidak tercatat dan

yang tercatat terbesar adalah Petani sebesar 64,2% (88 orang) diikuti oleh Ibu

Rumah Tangga sebesar 8,0% (11 orang), Wiraswasta sebesar 6,6% (9 orang),

PNS sebesar 5,8% (8 orang), pensiunan sebesar 2,9% (4 orang) dan tidak ada

pasien penderita stroke yang tidak bekerja.

4.5 Asal Daerah

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Asal Daerah di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Asal Daerah f %

Kabupaten Dairi 115 83,9

Luar Kabupaten Dairi 22 16,1

Total 137 100,0

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan asal daerah terbesar adalah

Kabupaten Dairi sebesar 83,9% (115 orang) dan luar Kabupaten Dairi sebesar

(33)

4.6 Sumber Biaya

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan sumber biaya terbesar adalah

BPJS/Askes sebesar 61,3% (84 orang), kemudian diikuti sumber biaya umum

sebesar 38,0% (52 orang) dan terkecil adalah Jamkesmas sebesar 0,7% (1 orang).

4.7 Pemeriksaan CT Scan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan pernah atau tidak melakukan pemeriksaan CT

Scan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Pemeriksaan CT Scan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Pemeriksaan CT Scan f %

Belum Pernah 128 93,4

Pernah 9 6,6

Total 137 100,0

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan pernah atau tidak melakukan

pemeriksaan CT Scan terbesar adalah belum melakukan CT Scan sebesar 93,4%

(34)

4.8 Tipe Stroke

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan tipe stroke dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe Stroke di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Tipe Stroke f %

Hemoragik 33 24,1

Non Hemoragik 104 75,9

Total 137 100,0

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan tipe stroke terbesar menderita stroke

non hemoragik sebesar 75,9% (104 orang) dan stroke hemoragik sebesar 24,1%

(33 orang).

4.9 Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Sisi Tubuh yang Lumpuh f %

Hemiparese Sinister 36 26,3

Hemiparese Dextra 50 36,5

Hemiparese Duplex 12 8,7

Tidak Tercatat 39 28,5

Total 137 100,0

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap

(35)

kelumpuhan terbesar mengalami Hemiparase Dextra sebesar 36,5% (50 orang),

diikuti Hemiparese Sinister sebesar 26,3% (36 orang), Hemiparese Duplex

sebesar 8,7% (12 orang) dan tidak tercatat sebesar 28,5% (39 orang).

4.10 Onset Serangan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan onset serang dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Onset Serangan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan onset serangan tebesar adalah

mengalami onset serangan ≥ 6 jam sebesar 46,0% (63 orang), yang mengalami

onset serangan < 6 jam sebesar 38,7% (53 orang) dan yang tidak tercatat sebesar

15,3% (21 orang).

4.11 Faktor Risiko

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada tabel dibawah

(36)

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Faktor Risiko di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Faktor Risiko f %

Hipertensi 70 51,1

Diabetes Melitus 7 5,1

Penyakit Jantung 2 1,5

Hiperkolesterolemia 1 0,7

>1 faktor Risiko 21 15,3

Tidak Tercatat 36 26,3

Total 137 100,0

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan faktor risiko terbesar dengan faktor

risiko Hipertensi sebesar 51,1% (70 orang), diikuti oleh lebih dari 1 faktor risiko

sebesar 15,3% (21 orang), penyakit jantung 1,5% (2 orang) dan yang terkecil

faktor risiko Hiperkolesterolemia sebesar 0,7% (1 orang). Ada sebanyak 26,3%

(36 orang) dengan faktor risiko tidak tercatat.

4.12 Lama Rawatan Rata-rata

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Lama Rawatan Rata-rata (Hari)

N 137

Mean 2,20

SD (Standar Deviasi) 1.399

Minimum 1

Maksimum 8

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke

(37)

Deviasi (SD) 1,399. Lama rawatan maksimum adalah 8 hari dan lama rawanan

minimum adalah 1 hari.

4.13 Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Keadaan Sewaktu Pulang f %

Pulang Berobat Jalan (PBJ) 51 37,2

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 29 21,2

Rujuk 35 25,5

Meninggal 22 16,1

Total 137 100,0

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat

inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan keadaan sewaktu pulang

terbesar dengan pulang berobat jalan sebesar 37,2% (51 orang), kemudian diikuti

dengan pasien yang dirujuk sebesar 25,5% (35 orang), pulang atas permintaan

(38)

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Penderita Stroke yang Meninggal Berdasarkan Karakteristik Penderita Stroke di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

No Karakteristik Penderita Jumlah

f %

Kristen protestan 20 90,9

(39)

10. Tipe Stroke

Hemoragik 14 63,6

Non Hemoragik 8 36,4

Total 22 100,0

11. Sisi Tubuh yang Lumpuh

Hemiparese Sinistra 3 13,6

Hemiparese Dextra 6 27,3

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang meninggal

berdasarkan karakteristik penderita stroke di RSUD Sidikalang yang dirinci

terbesar menurut umur pada kelompok umur 55-64 tahun sebesar 54,5% (12

orang), jenis kelamin perempuan sebesar 54,5% (12 orang), suku Batak 100% (22

orang), agama Kristen Protestan sebesar 90,9% (20 orang), status kawin sebesar

100% (22 orang), petani sebesar 77,4% (17 orang), asal daerah Kabupaten Dairi

sebesar 86,4% (19 orang), sumber biaya BPJS/Askes sebesar 59,1% (13 orang),

belum pernah melakukan CT-Scan sebesar 95,5% (21 orang), tipe stroke

hemoragik sebesar 63,6% (14 orang), sisi tubuh tidak tercatat sebesar 40,9% (9

orang), onset serangan < 6 jam sebesar 59,1% (13 orang), faktor risiko hipertensi

(40)

4.14 Umur Penderita Stroke Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi umur berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Tipe Stroke Umur (Tahun) Total

<55 ≥55 f %

f % f %

Hemoragik 6 18,2 27 81,8 33 100,0

Non Hemoragik 22 21,2 82 78,8 104 100,0

X2= 0,136 df=1 p=0,712

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik pada

kelompok umur <55 tahun sebesar 18,2 (6 orang), kelompok umur ≥55 tahun

sebesar 81,8% (27 orang), sedangkan penderita stroke non hemoragik pada

kelompok umur <55 tahun sebesar 21,2% (22 orang) dan kelompok umur ≥55

tahun sebesar 78,8% (82 orang). Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan

uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi umur

berdasarkan tipe stroke.

4.15 Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang

dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada

(41)

Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Tipe Stroke Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan f %

f % f %

Hemoragik 15 45,5 18 54,5 33 100,0

Non Hemoragik 43 41,3 61 58,7 104 100,0

X2= 0,173 df=1 p=0,677

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik pada

laki-laki sebesar 45,5% (15 orang), perempuan sebesar 54,5% (18 orang),

sedangkan penderita stroke non hemoragik pada laki-laki sebesar 41,3% (43

orang) dan perempuan sebesar 58,7% (61 orang). Dari hasil analisa statistik

dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada

perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke.

4.16 Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang

dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

(42)

≥ 6 jam sebesar 18,2% (6 orang) dan onset serangan yang tidak tercatat sebesar

9,1% (3 orang), sedangkan pada stroke non hemoragik dengan onset serangan < 6

jam sebesar 27,9% (29 orang), dengan onset serangan ≥ 6 jam sebesar 54,8% (57

orang) dan onset serangan yang tidak tercatat sebesar 17,3% (18 orang). Dari hasil

analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p < 0,05 yang

berarti ada perbedaan proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke.

4.17 Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang

dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke pada Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Tipe Stroke Faktor Risiko Total

1 Faktor

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

dengan 1 faktor risiko sebesar 48,5% (16 orang), > 1 faktor risiko sebesar 15,2%

(5 orang) dan faktor risiko yang tidak tercatat sebesar 36,3% (12 orang),

sedangkan pada stroke non hemoragik dengan 1 faktor risiko sebesar 61,5% (64

(43)

tercatat sebesar 23,1% (24 orang). Dari hasil analisa statistik dengan

menggunakan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan

proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke.

4.18 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan tipe stroke penderita stroke

yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Tipe Stroke Keadaan Sewaktu Pulang

PBJ PAPS Rujuk Meninggal Total

f % f % f % f % f %

Hemoragik 7 21,2 3 9,1 9 27,3 14 42,4 33 100,0 Non

Hemoragik

44 42,3 26 25,0 26 25,0 8 7,7 104 100,0

X2= 24,859 df=3 p=0,001

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik yang

terbesar adalah meninggal sebesar 42,4% (14 orang), diikuti rujuk sebesar 27,3%

(9 orang), pulang berobat jalan sebesar 21,2% (7 orang) dan pulang atas

permintaan sendiri sebesar 9,1% (3 orang), sedangkan pada stroke non hemoragik

yang terbesar adalah pulang berobat jalan sebesar 42,3% (44 orang), pulang atas

permintaan sendiri sebesar 25,0% (26 orang), rujuk sebesar 25,0% (26 orang) dan

yang meninggal sebesar 7,7% (8 orang). Dari hasil analisa statistik dengan

menggunakan uji Chi-Square diperoleh p < 0,05 yang berarti ada perbedaan

(44)

4.19 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe stroke penderita stroke

yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.18 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Tipe Stroke Lama Rawatan Rata-rata

f X SD

Hemoragik 33 1,73 0,944

Non Hemoragik 104 2,36 1,487

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa terdapat 33 orang penderita stroke

hemoragik dengan lama rawatan rata-rata 1,73 dan nilai SD sebesar 0,944 dan 104

orang penderita stroke non hemoragik dengan lama rawatan rata-rata 2,36 dan

(45)

4.20 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang

penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun

2013-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.19 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Keadaan Sewaktu Pulang

Lama Rawatan Rata-rata

f X SD

PBJ 51 3,00 1,661

PAPS 29 1,62 0,728

Rujuk 35 2,20 1,106

Meninggal 22 1,14 0,468

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa terdapat 51 orang penderita stroke yang

pulang berobat jalan dengan lama rawatan rata-rata 3,00 hari dan nilai SD sebesar

1,661, sebanyak 29 orang pulang atas permintaan sendiri dengan lama rawatan

rata-rata 1,62 hari dan nilai SD sebesar 0,728, sebanyak 35 orang dirujuk dengan

lama rawatan rata-rata 2,20 dan nilai SD sebesar 1,106, dan sebanyak 22 orang

(46)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Sosiodemografi

5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 5.1 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang tertinggi

pada kelompok umur 55-64 tahun sebesar 34,4% dengan proporsi laki-laki 11,0%

dan perempuan 23,4%. Proporsi penderita stroke berdasarkan jenis kelamin

terbesar adalah perempuan sebesar 57,7%. Sex ratio penderita stroke pada

laki-laki dan perempuan adalah 1: 1,4.

Gambar di atas juga menunjukkan bahwa pada kelompok umur 25-34

Umur dan Jenis Kelamin Laki-laki

(47)

berhubungan dengan gaya hidup kaum muda pada akhir-akhir ini, seperti banyak

mengkonsumsi makanan berlemak serta cenderung malas bergerak. Hal ini dapat

menyebabkan lemak dalam tubuh menumpuk. Kadar kolesterol di bawah 200

mg/dl dianggap aman, sedangkan di atas 240 mg/dl sudah berbahaya dan

menempatkan seseorang pada risiko terkena penyakit jantung dan stroke (Debette

et.al, 2011).

Umur dan jenis kelamin merupakan dua di antara faktor risiko stroke yang

tidak dapat dimodifikasi. Stroke dapat menyerang semua umur, tetapi lebih sering

dijumpai pada usia tua. Setelah berumur 55 tahun, risiko stroke berlipat ganda

setiap kurun waktu sepuluh tahun (Wiratmoko, 2008). Pada penelitian ini

didapatkan bahwa lebih banyak penderita stroke pada perempuan daripada

laki-laki. Hal ini bukan berarti bahwa kejadian stroke lebih tinggi pada perempuan

daripada laki-laki tetapi bekaitan dengan jumlah perempuan yang lebih tinggi

pada usia ≥ 55 tahun di Kabupaten Dairi yaitu 50,98% (19.253/32.203 orang)

(Badan Pusat Statistik Kab Dairi, 2015). Lebih tingginya jumlah perempuan ≥55

tahun akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif termasuk

penyakit stroke karena pada masa tersebut kadar estrogen menurun akibat

menopause dan mempercepat penuaan biologis pada wanita.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Gressela (2014) yang menyatakan bahwa proporsi penderita stroke terbesar ada

(48)

5.1.2 Suku

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sukudapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Suku di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015 Gambar 5.2 menunjukkan bahwa proporsi penderita berdasarkan suku

terbesar adalah suku Batak 99,3% (136 orang) dan yang terendah adalah suku

Jawa 0,7% (1 orang). Hal ini berkaitan dengan mayoritas penduduk di Dairi

adalah suku Batak termasuk di dalamnya Pakpak, Toba, Karo, dan Simalungun

sebesar 73,21% dari jumlah total penduduk di Kabupaten Dairi (Badan Pusat

Statistik Kab.Dairi, 2010). Departemen Kesehatan (2007) menunjukkan bahwa di

Indonesia, salah satu suku yang rentan terkena serangan stroke adalah suku Batak.

Hal ini berkaitan dengan pola hidup suku Batak seperti menyukai makanan yang

banyak mengandung kolestrol.

99,3% 0,7%

Suku

Batak

(49)

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nasution,I di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik (2012) yang menyatakan bahwa proporsi terbesar

penderita stroke yang dirawat inap di RS tersebut adalah suku Batak sebesar

75,1%.

5.1.3 Agama

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan agamadapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Agama di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.3 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

agama yang terbesar adalah agama Kristen Protestan sebesar 86,1%, diikuti

dengan agama Islam sebesar 11,0% dan Kristen Katolik sebesar 2,9%.

Hal ini berkaitan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Dairi beragama

Kristen Protestan sebesar 62,20% (184.326 orang), diikuti dengan agama Islam 86,1%

11,0% 2,9%

Agama

Kristen protestan

Islam

(50)

sebesar 19,96% (59.151 orang) dan Katolik sebesar 17,83% (52.836 orang)

(Badan Pusat Statistik Kab. Dairi, 2015).

5.1.4 Status Perkawinan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 5.4 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Status Perkawinan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.4 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

status perkawinan sebagian besar berstatus kawin 98,5 %, sedangkan yang belum

kawin sebesar 1,5%. Hal ini berkaitan dengan jumlah penderita stroke yang

datang berobat ke RSUD Sidikalang sebagian besar berada pada kelompok umur

≥55 tahun sebesar 79,6%, dimana pada umur tersebut pada umumnya berstatus

kawin.

98,5% 1,5%

Status Perkawinan

Kawin

(51)

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ramadhani,S di RSUD DR Fauziah

Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen (2008) dengan desain Case Series

bahwa proporsi terbesar penderita stroke yang dirawat inap di RS tersebut adalah

berstatus kawin sebesar 75,2 %.

5.1.5 Pekerjaan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan pekerjaandapat dilihat pada gambar dibawah

ini:

Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015 Gambar 5.5 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

pekerjaan terbesar adalah petani 64,2% , terendah adalah pensiunan 2,9% dan ada

12,5% proporsi pekerjaan penderita stroke yang tidak tercatat. Data BPS

Kabupaten Dairi (2014) menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kab.

(52)

75,5% yang sebanding dengan pembentukan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Dairi sebagai penyumbang terbesar adalah sektor pertanian.

Petani merupakan pekerjaan yang banyak membutuhkan energi dan seharusnya

penderita stroke lebih rendah pada petani. Hal ini menunjukkan meskipun di

Kabupaten Dairi sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, tetapi pola

hidup masyarakat masih belum sehat. Hal itu dapat dilihat dari

kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang suka makanan berlemak, minum nira/tuak dan

merokok yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit stroke.

5.2 Asal Daerah

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan asal daerah dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Asal Daerah di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

83,9% 16,1%

Asal Daerah

Kabupaten Dairi

(53)

Gambar 5.6 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke sebagian besar

berasal dari Kabupaten Dairi yaitu 83,9%, sedangkan yang berasal dari luar

Kabupaten Dairi sebesar 16,1%. Hal ini dikarenakan lokasi RSUD Sidikalang

berada di Kabupaten Dairi dan satu-satunya RS di Kabupaten Dairi sehingga

kebanyakan yang berobat adalah penduduk yang berasal dari daerah-daerah yang

ada di Kabupaten Dairi.

5.3 Sumber Biaya

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 5.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.7 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

sumber biaya terbesar adalah BPJS/Askes 63,1%, diikuti dengan sumber

pembiayaan umum sebesar 38,0% dan Jamkesmas sebesar 0,7%. Hal ini 61,3%

38,0%

0,7%

Sumber Biaya

BPJS/Askes

Umum

(54)

menunjukkan masih banyak pasien penderita stroke yang dirawat di RSUD

Sidikalang belum memiliki asuransi kesehatan yang dapat mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan pengobatan. Berdasarkan hasil kinerja pelayanan RSUD

Sidikalang tahun 2013-2015, pasien rawat inap yang dilayani dengan

menggunakan asuransi kesehatan sebesar 73%, sedangkan yang dilayani tanpa

menggunakan asuransi kesehatan sebesar 27%.

5.4 Pemeriksaan CT-Scan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan pemeriksaan CT-Scan dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 5.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan pemeriksaan CT-Scan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.8 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang sudah

melakukan pemeriksaan CT-Scan hanya sebesar 6,6% dan sebagian besar

sebagian besar belum pernah melakukan pemeriksaan CT-Scan yaitu 93,4%. Hal 93,4%

6,6%

Pemeriksaan CT-Scan

Belum Pernah

(55)

ini karena di RSUD Sidikalang belum ada sarana untuk melakukan CT-Scan dan

apabila pasien ingin melakukan CT-Scan harus ke RS lain atau memperoleh

rujukan dari RSUD Sidikalang untuk melakukan CT-Scan dan pengobatan

lanjutan di RS yang menyediakan sarana CT-Scan.

5.5 Tipe Stroke

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan tipe strokedapat dilihat pada gambar dibawah

ini:

Gambar 5.9 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe Stroke di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.9 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

tipe troke terbesar adalah tipe stroke non hemoragik sebesar 75,9%, sedangkan

stroke hemoragik sebesar 24,1%. Hal ini karena stroke non hemoragik umumnya

disebabkan oleh thrombosis serebral sumbatan aliran darah ke otak karena proses 75,9%

24,1%

Tipe Stroke

Non Hemoragik

(56)

aterosklerosis. Trombus didapati pada usia > 50 tahun, dimana aterosklerosis

bertambah berat dengan bertambahnya usia (Lumbantobing, 2006).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dianata di RSUD Kabupaten Solok

Selatan (2013) diperoleh presentase stroke non hemoragik sebesar 61,46%.

Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Senaen (2014) di RSUP

PROF. DR. R. D. Kandou Manado bahwa proporsi stroke non hemoragik sebesar

54,3%, sedangkan proporsi stroke hemoragik sebesar 45,7%.

5.6 Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sisi tubuh yang mengalami kelumpuhandapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.10 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.10 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

sisi tubuh yang lumpuh terbesar mengalami hemiparese dextra sebesar 36,5%, 36,5%

28,5% 26,3%

8,7%

Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan

Hemiparese Dextra

Tidak Tercatat

Hemiparese Sinister

(57)

diikuti oleh hemiparese sinistra sebesar 26,3% dan hemiparese duplex sebesar

8,7%. Ada sebanyak 28,5% data sisi tubuh yang letak kelumpuhannya tidak

tercatat.

Tingginya proporsi yang tidak tercatat karena penderita stroke yang datang

ke rumah sakit dalam keadaan kritis atau koma sehingga petugas/dokter yang

mendiagnosa tidak mengetahui sisi tubuh yang lumpuh pada pasien tersebut.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muharram,E di

Rumah Sakit Umum Padang Sidempuan (2005) yang menyatakan bahwa proporsi

penderita stroke berdasarkan sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan tertinggi

adalah hemiparese dextra yaitu 38,9%.

5.7 Onset Serangan

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan onset serangan dapat dilihat pada gambar

(58)

Gambar 5.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Onset Serangan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.11 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

onset serangan terbesar adalah ≥ 6 jam sebesar 46,0%, diikuti dengan onset

serangan < 6 jam sebesar 38,7% dan ada 15,3% yang tidak tercatat.

Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan penderita dan keluarganya

sehingga terlambat membawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan

perawatan. Keterlambatan ini akan mempengaruhi kerusakan atau lesi pada otak

akibat penyumbatan atau perdarahan sehingga dapat mempengaruhi lamanya

rawatan untuk proses pemulihan. Jika penderita cepat di bawa ke rumah sakit,

maka besar kemungkinan dapat mencegah meluasnya gangguan pada otak dan

dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh stroke.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ramadhani,S di RSUD DR Fauziah

Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen (2008) menyatakan bahwa proporsi 46,0%

38,7% 15,3%

Onset Serangan

≥ ja < 6 jam

(59)

penderita stroke berdasarkan onset serangan tertinggi adalah yang mengalami

onset serangan ≥ 6 jam sebesar 55,9%.

5.8 Faktor Risiko

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 5.12 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Faktor Risiko di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.12 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

faktor risiko terbesar dengan faktor risiko hipertensi sebesar 51,1% dan proporsi

terkecil adalah hiperkolesterolemia sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar penderita stroke memiliki faktor risiko yang seharusnya dapat

diketahui lebih awal sehingga mengurangi risiko terkena stroke.

Tingginya faktor risiko hipertensi disebabkan semakin bertambahnya usia,

(60)

darah menjadi lemah akibat tekanan yang ditimbulkan sehingga mudah pecah dan

juga dapat melepaskan plague dari tempatnya menempel pada dinding pembuluh

darah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nastiti,D di Rumah

Sakit Krakatau Medika (2011) bahwa proporsi stroke berdasarkan faktor risiko

terbesar adalah hipertensi sebesar 72,0%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Jusman di Rumah Sakit Undata Palu (2011) dengan Confidence Interval (CI) 95%

memperoleh nilai OR= 6,905 (3,265-14,605), hal ini berarti penderita stroke

memiliki faktor risiko hipertensi 6,905 kali lebih besar dibanding dengan yang

tidak menderita stroke.

5.9 Lama Rawatan Rata-rata

Lama rawatan rata-rata penderita stroke yang dirawat inap di RSUD

Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 adalah 2,20 hari dengan Standard

Deviation (SD) adalah 1,399. Lama rawatan yang paling singkat 1 hari sedangkan

yang paling lama 8 hari.

Pasien penderita stroke yang dirawat 1 hari ada 52 orang dan pasien yang

dirawat selama 8 hari ada 2 orang. Dari 52 orang pasien yang dirawat selama 1

hari, ada sebanyak 20 orang yang meninggal. Hal ini mungkin terjadi karena

pasien terlambat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

Lama atau singkatnya waktu penderita stroke dirawat di rumah sakit

tergantung pada tingkat keparahan stroke, jumlah pemeriksaan yang perlu

(61)

5.10 Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.

Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 5.13 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan

keadaan sewaktu pulang dengan pulang berobat jalan 37,2%, rujuk 25,5%, pulang

atas permintaan sendiri 21,2%, dan pulang dalam keadaan meninggal sebanyak

16,1%. Keadaan sewaktu pulang dengan pulang berobat jalan lebih tinggi karena

penderita stroke membutuhkan waktu untuk pemulihan yang dapat dilakukan di

rumah dan melakukan kontrol kembali ke rumah sakit. Gambar di atas juga

menunjukkan bahwa banyak penderita stroke yang dirujuk karena sarana dan 37,2%

25,5% 21,2%

16,1%

Keadaan Sewaktu Pulang

PBJ

Rujuk

PAPS

(62)

prasarana untuk menangani stroke belum lengkap di RSUD Sidikalang seperti

CT-Scan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriany,S di

Rumah Sakit Haji Medan (2008) bahwa proporsi stroke berdasarkan keadaan

sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan sebesar 60,5% .

5.11 Umur Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke

Proporsi umur berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap

di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 5.14 Diagram Pie Proporsi Umur Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.14 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

terbesar pada kelompok umur ≥55 tahun sebesar 81,8% dan pada stroke non

hemoragik juga terbesar pada kelompok umur ≥55 tahun sebesar 78,8%.

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa penderita baik hemoragik

(63)

maupun non hemoragik lebih banyak terdapat pada umur ≥55 tahun. Hasil

penelitian Puspita dan Putro di Rumah Sakit Daerah Gambiran Kediri ( 2008)

menyatakan bahwa risiko terjadinya stroke baik hemoragik dan non hemoragik

pada kelompok umur ≥ 55 tahun adalah 3,640 kali dibandingkan kelompok umur

<55 tahun.

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh

p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi umur penderita stroke pada

stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S di

Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen

(2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati tidak ada perbedaan

proporsi umur berdasarkan tipe stroke (p=0,519).

5.12 Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke

Proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang

dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada

(64)

Gambar 5.15 Diagram Pie Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.15 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

terbesar pada perempuan sebesar 54,5% dan pada stroke non hemoragik juga

terbesar pada perempuan sebesar 58,7 %.

Sebuah penelitian pada pasien stroke yang dilakukan oleh Hardi Yanis di

RSUP Dr.Kariadi (2004) dengan 66 sampel didapatkan bahwa penderita

perempuan (59,1%) lebih banyak dibanding laki-laki yang hanya 40,9%.

Harsono (2007) mengatakan bahwa pada penderita stroke akibat infark

atau pendarahan terdapat sedikit perbedaan frekuensi antara laki-laki dan

perempuan.

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh

p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin penderita stroke

pada stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. 45,5%

Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke

Laki-laki

(65)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriany,S di

Rumah Sakit Haji Medan (2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati

tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke (p=0,765).

5.13 Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke

Proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 5.16 Distribusi Proporsi Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.16 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

terbesar adalah onset serangan < 6 jam sebesar 72,7%, sedangkan pada stroke

non hemoragik terbesar adalah onset serangan ≥ 6 jam sebesar 54,8%.

Hal ini terjadi karena pada stroke hemoragik sebagian besar penderitanya

mengalami penurunan kesadaran pada saat terjadi serangan stroke sehingga lebih

cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan, sedangkan pada 72,7%

Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke

<6 jam

≥ ja

(66)

stroke non hemoragik sebagian besar penderitanya tetap sadar sehingga banyak

yang terlambat dibawa ke rumah sakit (Lumbantobing, 2006).

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh

p < 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi onset serangan penderita stroke

pada stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.

5.14 Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke

Proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 5.17 Distribusi Proporsi Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke pada Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.17 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

terbesar dengan 1 faktor risiko 48,5% dan non hemoragik terbesar dengan 1 faktor

sebesar 61,5%. Hal ini menujukkan baik stroke hemoragik dan non hemoragik

Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke

1 Faktor Risiko

> 1 Faktor Risiko

(67)

yang terbesar adalah 1 faktor risiko dan data yang diperoleh untuk > 1 faktor

risiko untuk stroke hemoragik dan non hemoragik hanya sebesar 15,3%.

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh

nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi faktor risiko pada stroke

hemoragik maupun stroke non hemoragik.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S di

Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen

(2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati tidak ada perbedaan

(68)

5.15 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan tipe stroke penderita stroke

yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.18 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.18 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan keadaan sewaktu pulang terbesar adalah meninggal sebesar 42,4%,

sedangkan non hemoragik yang terbesar adalah pulang berobat jalan sebesar

42,3%.

Menurut teori (Shimberg), stroke non hemoragik memberikan prognosis

yang lebih baik dimana penderita stroke non hemoragik hanya 20% mengalami

kematian sedangkan stroke hemoragik memberikan prognosis lebih buruk dimana

penderita mengalami kematian mencapai 50-90% (Shimberg, 1998). 21,2%

Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe

Stroke

PBJ

PAPS

Rujuk

(69)

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh

nilai p < 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang pada

stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.

5.16 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke

Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe stroke penderita stroke

yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.19 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

Gambar 5.19 menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke

non hemoragik adalah 2,36 hari dan lama rawatan penderita stroke hemoragik

adalah 1,73 hari.

Stroke hemoragik mengalami kerusakan pada jaringan otak lebih luas

dibanding stroke non hemoragik dan biasanya dibawa ke rumah sakit dalam

keadaan koma yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Oleh karena 1,73

(70)

mendapatkan penanganan di rumah sakit lain sehingga penderita stroke

hemoragik tidak terlalu lama dirawat di RSUD Sidikalang.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S

(2008) di Badan Layanan Umum Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan

Kota Juang Kabupaten Bireuen tahun 2004-2007 yang menyatakan bahwa ada

perbedaan lama rawatan rata-rata penderita stroke pada stroke hemoragik dan non

hemoragik.

5.17 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang

penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun

2013-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.20 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015

1,14

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Sidikalang Tahun 2013-
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tabel 4.12  Distribusi Proporsi Penderita Stroke Penderita Stroke yang Meninggal Berdasarkan Karakteristik Penderita Stroke di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 9 Pontianak, penulis ingin memberikan saran bahwa (1) Pembelajaran

Tangan pekerja yang selalu aktif bersentuhan dan menangani bahan pangan harus selalu dalam keadaan bersih. Pencucian tangan pekerja penting untuk mencegah

Adapun alasan penggunaan metode penelitian kualitatif adalah bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahu tingkah laku dari suatu individu matau kelompok untuk

Adapun pedapat Barhaman (1976) mengatakan bahwa awalan pada gerakan menendang bola berfungsi untuk membantu kecepatan pada permulaan sehinga dapat mengakibatkan

perencanaan awal. Pada tahap ini pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw. 3)Tahap pengamatan

Masalah penelitian adalah:adakah hubungan daya ledak otot tungkai, daya ledak otot lengan dan daya tahan kekuatan otot perut terhadap smash normal pada

141. Dalam pembelajaran PKn dikenal beberapa asas yang patut diketahui oleh guru yang akan membelajarkan kepada peserta didiknya. Salah satunya adalah guru harus memandang peserta

Keteladanan sikap cinta tanah air pada Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang dipraktikkan dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka di Dabin 5 UPTD Pendidikan Kecamatan