No umr umrk jk sku agm kwn pdk pkrj daerh s.biaya ctscan tipe Si2tbh onset FR FRK rwtn kdplg
1 5 2 2 1 2 1 5 6 2 1 1 2 2 2 1 1 3 1
2 4 2 1 1 2 1 1 6 1 1 1 2 4 3 1 1 1 3
3 4 2 1 1 2 1 2 6 1 2 1 1 4 1 1 1 2 1
4 4 2 1 1 2 1 5 6 1 2 1 1 4 1 6 3 2 1
5 5 2 2 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1
6 5 2 2 1 2 1 5 3 1 2 1 2 3 2 5 2 4 3
7 4 2 2 1 2 1 5 5 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2
8 5 2 2 1 1 1 5 3 1 1 1 2 4 1 1 1 2 2
9 3 1 1 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 2 5 2 2 2
10 4 2 2 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 2 1 1 1 4
11 4 2 2 1 2 1 5 5 1 2 1 2 1 2 5 2 3 1
12 5 2 1 1 2 1 5 2 1 2 1 1 4 1 5 2 1 4
13 5 2 1 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3
14 4 2 2 1 1 1 5 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1
15 5 2 1 1 2 1 5 4 2 2 1 1 4 1 2 1 2 2
16 4 2 2 1 2 1 5 5 1 2 1 2 4 2 5 2 8 1
17 5 2 2 1 2 1 5 3 1 2 1 2 3 2 5 2 3 1
18 5 2 2 1 3 1 5 3 2 2 1 2 2 1 1 1 2 3
19 1 1 1 1 2 1 5 2 1 2 1 1 1 1 6 3 4 1
20 5 2 1 1 3 1 5 2 1 2 1 2 2 1 5 2 2 1
21 4 2 2 1 2 1 5 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 3
22 5 2 1 1 2 1 5 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 3
23 3 1 1 1 2 1 5 5 1 1 1 1 4 1 6 3 1 4
24 4 2 2 1 2 1 5 3 1 1 1 2 1 2 1 1 3 3
25 5 2 1 1 2 1 5 5 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2
128 5 2 2 1 2 1 5 6 1 1 1 2 4 1 6 3 3 1
129 6 2 1 1 2 1 5 6 1 1 1 2 4 1 6 3 1 2
130 4 2 2 1 2 1 5 6 2 1 1 1 4 3 2 1 2 3
131 4 2 2 1 2 1 5 6 1 1 1 2 4 3 1 1 3 1
132 6 2 1 1 1 1 5 6 1 1 1 2 4 1 1 1 4 1
133 4 2 1 1 2 1 5 6 1 1 1 1 4 1 6 3 1 4
134 5 2 1 1 2 1 5 6 1 1 1 2 2 3 6 3 1 2
135 3 1 2 1 2 1 1 5 1 1 1 2 1 3 6 3 4 3
136 6 2 2 1 1 1 5 5 2 1 1 2 2 3 6 3 3 2
Suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Batak 136 99.3 99.3 99.3
Jawa 1 .7 .7 100.0
Total 137 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Asal Daerah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kiri 36 26.3 26.3 26.3
Faktor Risiko
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Chi-Square Tests
Continuity Correctionb .015 1 .904
Likelihood Ratio .139 1 .709
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.74. b. Computed only for a 2x2 table
Tipe Stroke * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin Total
Continuity Correctionb .046 1 .831
Likelihood Ratio .173 1 .678
Tipe Stroke * Onset Serangan Crosstabulation
Linear-by-Linear Association 14.418 1 .000
N of Valid Cases 137
Tipe Stroke * Faktor Risiko Kategorik Crosstabulation
Linear-by-Linear Association 2.320 1 .128
N of Valid Cases 137
Tipe Stroke * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation
Linear-by-Linear Association 17.448 1 .000
N of Valid Cases 137
Tipe Stroke * Lama Rawatan Rata-Rata Crosstabulation
Lama Rawatan Rata-Rata hemoragik 33 55.74 1839.50
non hemoragik 104 73.21 7613.50
Total 137
Lama Rawatan Rata-Rata * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Assosiation, 2015. Heart and Stroke Statistics [Diakses 20 Februari 2016].http://www.heart.org/HEARTORG/General/Heart-and-Stroke Association-Statistics_UCM_319064_SubHomePage.jsp.
American Stroke Asossiation, 2015. Stroke Statistic [Diakses 22 Februari 20156].
http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/Impact-of- edeStroke-Stroke-statistics_UCM_310728_Article.jsp.
Andriany, S., 2008. Karakteristik Penderita Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Badan Pelayanan Kesehatan RSUD Sidikalang, 2015. Profil RSUD Sidikalang tahun 2015.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2015.Dairi dalam Angka 2015.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat tahun 2014.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, 2010.Dairi dalam Angka 2010.
Baticaca, F.B., 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Berman, 2013. Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Skripsi, Universitas Sumatera Utara
Bustan, MN., 2015. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta: Rineka Cipta. Debette Stephanie et. al. 2011. Association of Vascular Risk Factor With Cervical
Artery Dissection and Ishchemic Stroke in Young Adults. American Heart Association [Diakses Tanggal 02 Juni 2016]. (http://circ.ahajournals.org/content/ 123/14/1537).
Depkes RI., 2007. Riset Kesehatan Dasar2007.
Gressela, 2014. Perbandingan waktu onset stroke iskemik dengan hemoragik dan angka kejadiannya di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014. Sripsi, Universitas Sumatera Utara
Goldsmith, S.R., 2009. Treatment Options for Hyponatremia in Heart Failure. Heart
Failure Review.
Handayani F, 2012.Angka Kejadian Serangan Stroke pada Wanita Lebih Rendah Daripada Laki-Laki. Skripsi, Universitas Diponegoro.
Hankey; Hance, W.; Johnston , S.E.; and Mas, J.L., 2006. Effect of Clopidogrel on the Rate and Function Severity Stroke Among High Vaskular Risk Patiens. Stroke.41:1679-1683.
Harsono, 2007. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Irianto, K., 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: Alfabeta.
Jeong-Yeon K., 2011. High Level of Remnant Lipoprotein Cholestrol Is a Risk Factor for Large Artery Atherosclerotic Stoke. PubMedCentral.
Jusman, M., 2011. Faktor Risiko Kejadian Stroke di RSUD Undata Palu Tahun 2011. Skripsi, Universitas Tadulaku.
Kemenkes RI., 2013. Pedoman Pengendalian Stroke. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Jakarta.
Kemenkes RI., 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010.
Kemenkes RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Lemeshow., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Lumbantobing S.M., 2006. Neurogeriatri. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Muharram, E., 2005. Karakteristik Penderita Stroke Rawat Inap di Rumah Umum Padang Sidempuan Tahun 2001-2004. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Martono H., Kuswardani T., 2009. Stroke dan Penatalaksanaannya oleh Internis. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Muttaqin, A., 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
National Conference of State Legislatures, 2015. Heart Disease And Stroke - An Overview Of Our Nation's Leading Killers [Diaskes 19 Maret 2016].
Nasution, I., 2012. Karakteristik Penderita Stroke Usia Non Produktif Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 201. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Padila, 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2011. Guideline
Stroke.
Puspita, M.; Putro, G; 2008. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri. Jurnal, Universitas Airlangga
Ramadhani, S., 2008. Karakteristik Penderita Stroke yang Dirawat Inap di Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Tahun 2004-2007. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Regional Statistics, 2008. Basic Health Information On Cardiovascular Diseases. [Diakses 02 Juni 2016] http://www.wpro.who.int/.
Russel, M.W.; Joshi, A.V.; Neumann, P.J.; Boulanger, L.; and Menzin, J., 2006. FERNE: Intracerebral Hemorrhage, Predictors of Hospital Length of Stay and Cost in Patients with Intracerebral Hemorhage. Neurology, 67: 1279-1281.
Senaen, C., 2014. Profil Penderita Stroke Dengan Hipertensi di Bagian Rawat Inap Neurologi Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2013
– Juni 2014. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi Manado
Sorganvi, V.; Kulkarni, MS.; Kadeli, D.; and Athargas, S., 2014. Risk Faktors For Stroke: A Case Control Study. International Journal Of Current Research and Review.
Tartowo; Wartonah; dan Siti Suharyati, 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Sagung Seto.
Wahjoepramono; dan Eka J., 2005. Stroke Tata Laksana Fase Akut. Jakarta: Universitas Pelita Harahap.
WHO., 2015. Disability, noncommunicable disease and health information [Diakses 20 Februari 2016]. http://www.who.int/bulletin/volumes/94/3/15-156869/en/.
Widagdo W., Suharyanto T., Aryani R., 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Trans Info Media
Wiratmoko, H. 2008. Deteksi Dini Serangan dan Penanganan Stroke di Rumah [Diakses tanggal 03 Juni 2016]. http://isjd.pdii.lipi. go.id/admin/jurnal/22103844_2085-028X.pdf\
Yanis, H., 2004. Pola Kadar Glukosa Darah pada Stroke Akut. Tesis, Program Pendidikan Pascasarjana Universitas Diponegoro.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi epidemiologi deskriptif dengan
menggunakan desain studi case series.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Sidikalang. Pemilihan lokasi ini
atas pertimbangan bahwa di RSUD Sidikalang tersedia data tentang stroke dan
belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik penderita stroke pada
tahun 2013-2015. Penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2016 – Juli 2016.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita stroke rawat inap
yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang tahun 2013-2015 dengan
jumlah penderita sebanyak 212 orang.
3.3.2 Sampel
a. Besar Sampel
Sampel adalah sebagian data dari penderita stroke yang terdapat di Rumah
Sakit Umum Daerah Sidikalang tahun 2013-2015. Besar sampel yang dibutuhkan
adalah berdasarkan perhitungan dengan rumus (Lemeshow, 1997) :
Keterangan:
N :Besar populasi n :Besar sampel
P :Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (0,5) d :Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)
⁄ : nilai Z pada derajat kemaknaan (1,96 dengan CL 95%)
Maka sampel pada penelitian ini adalah 137 data penderita stroke.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Simple Random
Sampling.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari rekam medik penderita stroke rawat inap di RSUD
Sidikalang tahun 2013-2015, kemudian dilakukan pencatatan dari variabel yang
diteliti.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Penderita stroke adalah pasien yang dirawat inap di RSUD Sidikalang
Kabupaten Dairi tahun 2013-2015 dan telah didiagnosa menderita stroke
3.5.2 Umur adalah usia pasien penderita yang dicatat dalam kartu status,
Untuk analisa statistik, umur dikategorikan atas:
1. < 55 tahun 2. ≥ 55 tahun
3.5.3 Jenis kelamin adalah ciri khusus yang melekat dan dibawa sejak lahir pada
diri penderita stroke yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. Laki-laki 2. Perempuan
3.5.4 Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke sesuai dengan
yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. Batak 2. Jawa
3.5.5 Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita stroke sesuai dengan
yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:
1. Islam
2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik
3.5.6 Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat
perkawinan dari penderita stroke sesuai dengan yang tercatat dalam kartu
status, dikategorikan atas:
1. Kawin
3.5.7 Pekerjaan adalah kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh
penderita stroke untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan yang
tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. PNS
2. Wiraswasta
3. Ibu Rumah Tangga 4. Pensiunan
5. Petani
6. Tidak tercatat
3.5.8 Asal daerah adalah tempat tinggal dimana penderita stroke menetap sesuai
dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. Kabupaten Dairi 2. Luar Kabupaten Dairi
3.5.9 Sumber biaya adalah jenis sumber pembiayaan pasien penderita stroke
selama di rawat di rumah sakit sesuai yang tercatat dalam kartu status,
dikategorikan atas:
1. Umum 2. BPJS/Askes 3. JAMKESMAS
3.5.10 Pemeriksaan CT Scan adalah pasien pernah atau tidak melakukan
pemeriksaan CT Scan di rumah sakit lain semenjak menderita stroke
sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. Pernah
3.5.11 Tipe stroke adalah jenis gangguan pembuluh darah otak yang
menyebabkan terjadinya serangan stroke pada penderita sesuai dengan
yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas (Kemenkes RI, 2013):
1. Hemoragik 2. Non Hemoragik
3.5.12 Sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan adalah daerah kelumpuhan yang
dialami oleh penderita stroke dari hasil pemeriksaan berdasarkan
anamnesa dokter sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status,
dikategorikan atas:
1. Hemiparese sinistra (kelumpuhan sebelah kiri) 2. Hemiparese dextra (kelumpuhan sebelah kanan) 3. Hemiparese duplex (kelumpuhan kedua sisi) 4. Tidak tercatat
3.5.13 Onset serangan adalah adalah interval waktu sejak penderita mengalami
serangan stroke hingga mendapat pertolongan medis sesuai dengan yang
tercatat dalam katu status, dikategorikan atas:
1. < 6 jam 2. ≥ 6 jam 3. Tidak tercatat
3.5.14 Faktor risiko adalah penyebab suatu penyakit yang dapat meningkatkan
insidens stroke sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status,
Untuk analisis statistik, faktor risiko dikategorikan atas:
1. 1 faktor risiko 2. >1 faktor risiko 3. Tidak tercatat
3.5.15 Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita stroke yang
dirawat dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari rumah
sakit sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status.
3.5.16 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita stroke ketika keluar dari
rumah sakit sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan
atas:
1. Pulang Berobat Jalan (PBJ)
2. Pulang Atas permintaan Sendiri (PAPS) 3. Rujuk
4. Meninggal Dunia
3.6 Metode Analisa Data
Data yang dikumpul dicatat, diolah dengan komputer, lalu data dianalisis
secara deskriptif dan dilanjutkan dengan uji statistik Chi Square, kemudian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Sejarah dan Kedudukan Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang merupakan satu-satunya rumah
sakit di Kabupaten Dairi yang berdiri pada zaman penjajahan Belanda. Pada awal
berdiri, rumah sakit ini berlokasi di Jalan Rumah Sakit Lama yang diperuntukkan
khusus pasien tahanan tentara Belanda. Namun seiring waktu, rumah sakit
tersebut juga melayani masyarakat umum. Sesudah kemerdekaan, status
kepemilikan atas RSUD Sidikalang diambil alih oleh Pemerintah yang dalam
perjalannya menjadi Rumah Sakit Umum kelas D sampai tahun 1993. Pada tahun
1982 direncanakan relokasi RSUD Sidikalang ke Jalan Rumah Sakit Nomor 19
diatas areal 2,1 Ha yang dimulai dengan pembangunan poliklinik hingga tahun
1983 pembangunan rumah sakit yang baru tersebut selesai dan diresmikan
penggunaannya pada tanggal 5 September 1983 oleh Gubernur Sumatera Utara.
Pada saat diresmikan menjadi RSUD tipe C sesuai dengan SK Menkes
Nomor: 94/Menkes/SK/II/1994, RSUD Sidikalang belum memiliki dokter
spesialis untuk melayani pasien, yang ada hanya dokter umum dan Program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Pada tahun 2004 ada 2 orang dokter obstetri
dan ginekologi. Pada tahun 2006 dokter spesialis untuk 4 jenis pelayanan dasar
sebagai prasyarat Rumah Sakit Umum Pemerintah kelas C sudah terpenuhi, yakni:
dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter
spesialis tersebut, ada penambahan jenis pelayanan spesialis lainnya yakni:
spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dan spesialis Patologi Klinik.
Seiring dengan berjalannya waktu, rumah sakit ini tumbuh dan
berkembang. Berbagai jenis fasilitas sarana dan standarisasi pelayanan
diupayakan untuk memenuhi peningkatan mutu pelayanan yang baik. Pada
tanggal 19 Januari 2009 RSUD Sidikalang menjadi rumah sakit yang terakreditasi
penuh untuk 5 jenis kegiatan pelayanan dasar atas penilaan Komite Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) yakni: Pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan
Medis, Pelayanan Kepeawatan, Pelayanan Gawat Darurat, dan Rekam Medik
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Kedudukan RSUD Sidikalang adalah:
1. RSUD Sidikalang merupakan lembaga teknis daerah
2. RSUD Sidikalang dipimpin oleh Direktur yang bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
4.2 Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang
Menjadi Rumah Sakit Pemerintah yang terdepan di Sumatera Utara.
4.3 Misi RSUD Sidikalang
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, efisien, efektif dan
terjangkau.
2. Tersedianya sumber daya (sarana dan prasarana) untuk peningkatan dan
pengembangan pelayanan kesehatan.
3. Terwujudnya sumber daya manusia yang profesional dan berorientasi
4. Meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang terkait.
4.4 Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 Berdasarkan Sosiodemografi
4.4.1 Proporsi Penderita Stroke Berdasarkan Sosiodemografi (Umur dan Jenis Kelamin)
Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Umur (Tahun)
Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
f %
f % f %
25-34 1 0,7 1 0,7 2 1,4
35-44 1 0,7 2 1,4 3 2,1
45-54 14 10,2 9 6,6 25 16,8
55-64 15 11,0 32 23,4 47 34,4
65-74 19 13,9 26 19,0 45 32,9
≥75 8 5,8 9 6,6 17 12,4
Total 58 42,3 79 57,7 137 100,0
Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke tertinggi
berada pada kelompok umur 55-64 tahun sebesar 34,4% dengan proporsi laki-laki
11,0% dan prermpuan 23,4%. Proporsi penderita stroke berdasarkan jenis kelamin
tertinggi adalah perempuan sebesar 57,7% (79 orang). Proporsi penderita stroke
4.4.2 Sosiodemografi
Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
No Sosiodemografi Jumlah
f %
Kristen protestan 118 86,1
Kristen katolik 4 2,9
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan suku terbesar adalah suku Batak
sebesar 99,3% (136 orang) dan terendah adalah suku Jawa 0,7% (1 orang).
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi berdasarkan agama terbesar adalah Kristen Protestan 86,1% (118 orang),
diikuti oleh agama Islam 11,0% (15 orang) dan terendah adalah Kristen Katolik
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi berdasarkan status perkawinan terbesar adalah kawin sebesar 98,5% (135
orang) dan belum kawin sebesar 1,5% (2 orang).
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi berdasarkan pekerjaan terdapat 12,5% (17 orang) yang tidak tercatat dan
yang tercatat terbesar adalah Petani sebesar 64,2% (88 orang) diikuti oleh Ibu
Rumah Tangga sebesar 8,0% (11 orang), Wiraswasta sebesar 6,6% (9 orang),
PNS sebesar 5,8% (8 orang), pensiunan sebesar 2,9% (4 orang) dan tidak ada
pasien penderita stroke yang tidak bekerja.
4.5 Asal Daerah
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Asal Daerah di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Asal Daerah f %
Kabupaten Dairi 115 83,9
Luar Kabupaten Dairi 22 16,1
Total 137 100,0
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan asal daerah terbesar adalah
Kabupaten Dairi sebesar 83,9% (115 orang) dan luar Kabupaten Dairi sebesar
4.6 Sumber Biaya
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan sumber biaya terbesar adalah
BPJS/Askes sebesar 61,3% (84 orang), kemudian diikuti sumber biaya umum
sebesar 38,0% (52 orang) dan terkecil adalah Jamkesmas sebesar 0,7% (1 orang).
4.7 Pemeriksaan CT Scan
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan pernah atau tidak melakukan pemeriksaan CT
Scan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Pemeriksaan CT Scan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Pemeriksaan CT Scan f %
Belum Pernah 128 93,4
Pernah 9 6,6
Total 137 100,0
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan pernah atau tidak melakukan
pemeriksaan CT Scan terbesar adalah belum melakukan CT Scan sebesar 93,4%
4.8 Tipe Stroke
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan tipe stroke dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe Stroke di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tipe Stroke f %
Hemoragik 33 24,1
Non Hemoragik 104 75,9
Total 137 100,0
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan tipe stroke terbesar menderita stroke
non hemoragik sebesar 75,9% (104 orang) dan stroke hemoragik sebesar 24,1%
(33 orang).
4.9 Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Sisi Tubuh yang Lumpuh f %
Hemiparese Sinister 36 26,3
Hemiparese Dextra 50 36,5
Hemiparese Duplex 12 8,7
Tidak Tercatat 39 28,5
Total 137 100,0
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap
kelumpuhan terbesar mengalami Hemiparase Dextra sebesar 36,5% (50 orang),
diikuti Hemiparese Sinister sebesar 26,3% (36 orang), Hemiparese Duplex
sebesar 8,7% (12 orang) dan tidak tercatat sebesar 28,5% (39 orang).
4.10 Onset Serangan
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan onset serang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Onset Serangan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan onset serangan tebesar adalah
mengalami onset serangan ≥ 6 jam sebesar 46,0% (63 orang), yang mengalami
onset serangan < 6 jam sebesar 38,7% (53 orang) dan yang tidak tercatat sebesar
15,3% (21 orang).
4.11 Faktor Risiko
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada tabel dibawah
Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Faktor Risiko di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Faktor Risiko f %
Hipertensi 70 51,1
Diabetes Melitus 7 5,1
Penyakit Jantung 2 1,5
Hiperkolesterolemia 1 0,7
>1 faktor Risiko 21 15,3
Tidak Tercatat 36 26,3
Total 137 100,0
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan faktor risiko terbesar dengan faktor
risiko Hipertensi sebesar 51,1% (70 orang), diikuti oleh lebih dari 1 faktor risiko
sebesar 15,3% (21 orang), penyakit jantung 1,5% (2 orang) dan yang terkecil
faktor risiko Hiperkolesterolemia sebesar 0,7% (1 orang). Ada sebanyak 26,3%
(36 orang) dengan faktor risiko tidak tercatat.
4.12 Lama Rawatan Rata-rata
Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Lama Rawatan Rata-rata (Hari)
N 137
Mean 2,20
SD (Standar Deviasi) 1.399
Minimum 1
Maksimum 8
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke
Deviasi (SD) 1,399. Lama rawatan maksimum adalah 8 hari dan lama rawanan
minimum adalah 1 hari.
4.13 Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Keadaan Sewaktu Pulang f %
Pulang Berobat Jalan (PBJ) 51 37,2
Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 29 21,2
Rujuk 35 25,5
Meninggal 22 16,1
Total 137 100,0
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat
inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi berdasarkan keadaan sewaktu pulang
terbesar dengan pulang berobat jalan sebesar 37,2% (51 orang), kemudian diikuti
dengan pasien yang dirujuk sebesar 25,5% (35 orang), pulang atas permintaan
Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Penderita Stroke yang Meninggal Berdasarkan Karakteristik Penderita Stroke di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
No Karakteristik Penderita Jumlah
f %
Kristen protestan 20 90,9
10. Tipe Stroke
Hemoragik 14 63,6
Non Hemoragik 8 36,4
Total 22 100,0
11. Sisi Tubuh yang Lumpuh
Hemiparese Sinistra 3 13,6
Hemiparese Dextra 6 27,3
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang meninggal
berdasarkan karakteristik penderita stroke di RSUD Sidikalang yang dirinci
terbesar menurut umur pada kelompok umur 55-64 tahun sebesar 54,5% (12
orang), jenis kelamin perempuan sebesar 54,5% (12 orang), suku Batak 100% (22
orang), agama Kristen Protestan sebesar 90,9% (20 orang), status kawin sebesar
100% (22 orang), petani sebesar 77,4% (17 orang), asal daerah Kabupaten Dairi
sebesar 86,4% (19 orang), sumber biaya BPJS/Askes sebesar 59,1% (13 orang),
belum pernah melakukan CT-Scan sebesar 95,5% (21 orang), tipe stroke
hemoragik sebesar 63,6% (14 orang), sisi tubuh tidak tercatat sebesar 40,9% (9
orang), onset serangan < 6 jam sebesar 59,1% (13 orang), faktor risiko hipertensi
4.14 Umur Penderita Stroke Berdasarkan Tipe Stroke
Proporsi umur berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tipe Stroke Umur (Tahun) Total
<55 ≥55 f %
f % f %
Hemoragik 6 18,2 27 81,8 33 100,0
Non Hemoragik 22 21,2 82 78,8 104 100,0
X2= 0,136 df=1 p=0,712
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik pada
kelompok umur <55 tahun sebesar 18,2 (6 orang), kelompok umur ≥55 tahun
sebesar 81,8% (27 orang), sedangkan penderita stroke non hemoragik pada
kelompok umur <55 tahun sebesar 21,2% (22 orang) dan kelompok umur ≥55
tahun sebesar 78,8% (82 orang). Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan
uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi umur
berdasarkan tipe stroke.
4.15 Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke
Proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang
dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada
Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tipe Stroke Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan f %
f % f %
Hemoragik 15 45,5 18 54,5 33 100,0
Non Hemoragik 43 41,3 61 58,7 104 100,0
X2= 0,173 df=1 p=0,677
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik pada
laki-laki sebesar 45,5% (15 orang), perempuan sebesar 54,5% (18 orang),
sedangkan penderita stroke non hemoragik pada laki-laki sebesar 41,3% (43
orang) dan perempuan sebesar 58,7% (61 orang). Dari hasil analisa statistik
dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada
perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke.
4.16 Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke
Proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang
dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
≥ 6 jam sebesar 18,2% (6 orang) dan onset serangan yang tidak tercatat sebesar
9,1% (3 orang), sedangkan pada stroke non hemoragik dengan onset serangan < 6
jam sebesar 27,9% (29 orang), dengan onset serangan ≥ 6 jam sebesar 54,8% (57
orang) dan onset serangan yang tidak tercatat sebesar 17,3% (18 orang). Dari hasil
analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh p < 0,05 yang
berarti ada perbedaan proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke.
4.17 Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke
Proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang
dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke pada Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tipe Stroke Faktor Risiko Total
1 Faktor
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
dengan 1 faktor risiko sebesar 48,5% (16 orang), > 1 faktor risiko sebesar 15,2%
(5 orang) dan faktor risiko yang tidak tercatat sebesar 36,3% (12 orang),
sedangkan pada stroke non hemoragik dengan 1 faktor risiko sebesar 61,5% (64
tercatat sebesar 23,1% (24 orang). Dari hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan
proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke.
4.18 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke
Proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan tipe stroke penderita stroke
yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tipe Stroke Keadaan Sewaktu Pulang
PBJ PAPS Rujuk Meninggal Total
f % f % f % f % f %
Hemoragik 7 21,2 3 9,1 9 27,3 14 42,4 33 100,0 Non
Hemoragik
44 42,3 26 25,0 26 25,0 8 7,7 104 100,0
X2= 24,859 df=3 p=0,001
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik yang
terbesar adalah meninggal sebesar 42,4% (14 orang), diikuti rujuk sebesar 27,3%
(9 orang), pulang berobat jalan sebesar 21,2% (7 orang) dan pulang atas
permintaan sendiri sebesar 9,1% (3 orang), sedangkan pada stroke non hemoragik
yang terbesar adalah pulang berobat jalan sebesar 42,3% (44 orang), pulang atas
permintaan sendiri sebesar 25,0% (26 orang), rujuk sebesar 25,0% (26 orang) dan
yang meninggal sebesar 7,7% (8 orang). Dari hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji Chi-Square diperoleh p < 0,05 yang berarti ada perbedaan
4.19 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke
Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe stroke penderita stroke
yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.18 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Tipe Stroke Lama Rawatan Rata-rata
f X SD
Hemoragik 33 1,73 0,944
Non Hemoragik 104 2,36 1,487
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa terdapat 33 orang penderita stroke
hemoragik dengan lama rawatan rata-rata 1,73 dan nilai SD sebesar 0,944 dan 104
orang penderita stroke non hemoragik dengan lama rawatan rata-rata 2,36 dan
4.20 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang
penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun
2013-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.19 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Keadaan Sewaktu Pulang
Lama Rawatan Rata-rata
f X SD
PBJ 51 3,00 1,661
PAPS 29 1,62 0,728
Rujuk 35 2,20 1,106
Meninggal 22 1,14 0,468
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa terdapat 51 orang penderita stroke yang
pulang berobat jalan dengan lama rawatan rata-rata 3,00 hari dan nilai SD sebesar
1,661, sebanyak 29 orang pulang atas permintaan sendiri dengan lama rawatan
rata-rata 1,62 hari dan nilai SD sebesar 0,728, sebanyak 35 orang dirujuk dengan
lama rawatan rata-rata 2,20 dan nilai SD sebesar 1,106, dan sebanyak 22 orang
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Sosiodemografi
5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 5.1 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang tertinggi
pada kelompok umur 55-64 tahun sebesar 34,4% dengan proporsi laki-laki 11,0%
dan perempuan 23,4%. Proporsi penderita stroke berdasarkan jenis kelamin
terbesar adalah perempuan sebesar 57,7%. Sex ratio penderita stroke pada
laki-laki dan perempuan adalah 1: 1,4.
Gambar di atas juga menunjukkan bahwa pada kelompok umur 25-34
Umur dan Jenis Kelamin Laki-laki
berhubungan dengan gaya hidup kaum muda pada akhir-akhir ini, seperti banyak
mengkonsumsi makanan berlemak serta cenderung malas bergerak. Hal ini dapat
menyebabkan lemak dalam tubuh menumpuk. Kadar kolesterol di bawah 200
mg/dl dianggap aman, sedangkan di atas 240 mg/dl sudah berbahaya dan
menempatkan seseorang pada risiko terkena penyakit jantung dan stroke (Debette
et.al, 2011).
Umur dan jenis kelamin merupakan dua di antara faktor risiko stroke yang
tidak dapat dimodifikasi. Stroke dapat menyerang semua umur, tetapi lebih sering
dijumpai pada usia tua. Setelah berumur 55 tahun, risiko stroke berlipat ganda
setiap kurun waktu sepuluh tahun (Wiratmoko, 2008). Pada penelitian ini
didapatkan bahwa lebih banyak penderita stroke pada perempuan daripada
laki-laki. Hal ini bukan berarti bahwa kejadian stroke lebih tinggi pada perempuan
daripada laki-laki tetapi bekaitan dengan jumlah perempuan yang lebih tinggi
pada usia ≥ 55 tahun di Kabupaten Dairi yaitu 50,98% (19.253/32.203 orang)
(Badan Pusat Statistik Kab Dairi, 2015). Lebih tingginya jumlah perempuan ≥55
tahun akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif termasuk
penyakit stroke karena pada masa tersebut kadar estrogen menurun akibat
menopause dan mempercepat penuaan biologis pada wanita.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Gressela (2014) yang menyatakan bahwa proporsi penderita stroke terbesar ada
5.1.2 Suku
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sukudapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.2 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Suku di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015 Gambar 5.2 menunjukkan bahwa proporsi penderita berdasarkan suku
terbesar adalah suku Batak 99,3% (136 orang) dan yang terendah adalah suku
Jawa 0,7% (1 orang). Hal ini berkaitan dengan mayoritas penduduk di Dairi
adalah suku Batak termasuk di dalamnya Pakpak, Toba, Karo, dan Simalungun
sebesar 73,21% dari jumlah total penduduk di Kabupaten Dairi (Badan Pusat
Statistik Kab.Dairi, 2010). Departemen Kesehatan (2007) menunjukkan bahwa di
Indonesia, salah satu suku yang rentan terkena serangan stroke adalah suku Batak.
Hal ini berkaitan dengan pola hidup suku Batak seperti menyukai makanan yang
banyak mengandung kolestrol.
99,3% 0,7%
Suku
Batak
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nasution,I di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik (2012) yang menyatakan bahwa proporsi terbesar
penderita stroke yang dirawat inap di RS tersebut adalah suku Batak sebesar
75,1%.
5.1.3 Agama
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan agamadapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Agama di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.3 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
agama yang terbesar adalah agama Kristen Protestan sebesar 86,1%, diikuti
dengan agama Islam sebesar 11,0% dan Kristen Katolik sebesar 2,9%.
Hal ini berkaitan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Dairi beragama
Kristen Protestan sebesar 62,20% (184.326 orang), diikuti dengan agama Islam 86,1%
11,0% 2,9%
Agama
Kristen protestan
Islam
sebesar 19,96% (59.151 orang) dan Katolik sebesar 17,83% (52.836 orang)
(Badan Pusat Statistik Kab. Dairi, 2015).
5.1.4 Status Perkawinan
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 5.4 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Status Perkawinan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.4 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
status perkawinan sebagian besar berstatus kawin 98,5 %, sedangkan yang belum
kawin sebesar 1,5%. Hal ini berkaitan dengan jumlah penderita stroke yang
datang berobat ke RSUD Sidikalang sebagian besar berada pada kelompok umur
≥55 tahun sebesar 79,6%, dimana pada umur tersebut pada umumnya berstatus
kawin.
98,5% 1,5%
Status Perkawinan
Kawin
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ramadhani,S di RSUD DR Fauziah
Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen (2008) dengan desain Case Series
bahwa proporsi terbesar penderita stroke yang dirawat inap di RS tersebut adalah
berstatus kawin sebesar 75,2 %.
5.1.5 Pekerjaan
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan pekerjaandapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015 Gambar 5.5 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
pekerjaan terbesar adalah petani 64,2% , terendah adalah pensiunan 2,9% dan ada
12,5% proporsi pekerjaan penderita stroke yang tidak tercatat. Data BPS
Kabupaten Dairi (2014) menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kab.
75,5% yang sebanding dengan pembentukan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Dairi sebagai penyumbang terbesar adalah sektor pertanian.
Petani merupakan pekerjaan yang banyak membutuhkan energi dan seharusnya
penderita stroke lebih rendah pada petani. Hal ini menunjukkan meskipun di
Kabupaten Dairi sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, tetapi pola
hidup masyarakat masih belum sehat. Hal itu dapat dilihat dari
kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang suka makanan berlemak, minum nira/tuak dan
merokok yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit stroke.
5.2 Asal Daerah
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan asal daerah dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Asal Daerah di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
83,9% 16,1%
Asal Daerah
Kabupaten Dairi
Gambar 5.6 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke sebagian besar
berasal dari Kabupaten Dairi yaitu 83,9%, sedangkan yang berasal dari luar
Kabupaten Dairi sebesar 16,1%. Hal ini dikarenakan lokasi RSUD Sidikalang
berada di Kabupaten Dairi dan satu-satunya RS di Kabupaten Dairi sehingga
kebanyakan yang berobat adalah penduduk yang berasal dari daerah-daerah yang
ada di Kabupaten Dairi.
5.3 Sumber Biaya
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 5.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.7 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
sumber biaya terbesar adalah BPJS/Askes 63,1%, diikuti dengan sumber
pembiayaan umum sebesar 38,0% dan Jamkesmas sebesar 0,7%. Hal ini 61,3%
38,0%
0,7%
Sumber Biaya
BPJS/Askes
Umum
menunjukkan masih banyak pasien penderita stroke yang dirawat di RSUD
Sidikalang belum memiliki asuransi kesehatan yang dapat mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan pengobatan. Berdasarkan hasil kinerja pelayanan RSUD
Sidikalang tahun 2013-2015, pasien rawat inap yang dilayani dengan
menggunakan asuransi kesehatan sebesar 73%, sedangkan yang dilayani tanpa
menggunakan asuransi kesehatan sebesar 27%.
5.4 Pemeriksaan CT-Scan
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan pemeriksaan CT-Scan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 5.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan pemeriksaan CT-Scan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.8 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke yang sudah
melakukan pemeriksaan CT-Scan hanya sebesar 6,6% dan sebagian besar
sebagian besar belum pernah melakukan pemeriksaan CT-Scan yaitu 93,4%. Hal 93,4%
6,6%
Pemeriksaan CT-Scan
Belum Pernah
ini karena di RSUD Sidikalang belum ada sarana untuk melakukan CT-Scan dan
apabila pasien ingin melakukan CT-Scan harus ke RS lain atau memperoleh
rujukan dari RSUD Sidikalang untuk melakukan CT-Scan dan pengobatan
lanjutan di RS yang menyediakan sarana CT-Scan.
5.5 Tipe Stroke
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan tipe strokedapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 5.9 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe Stroke di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.9 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
tipe troke terbesar adalah tipe stroke non hemoragik sebesar 75,9%, sedangkan
stroke hemoragik sebesar 24,1%. Hal ini karena stroke non hemoragik umumnya
disebabkan oleh thrombosis serebral sumbatan aliran darah ke otak karena proses 75,9%
24,1%
Tipe Stroke
Non Hemoragik
aterosklerosis. Trombus didapati pada usia > 50 tahun, dimana aterosklerosis
bertambah berat dengan bertambahnya usia (Lumbantobing, 2006).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dianata di RSUD Kabupaten Solok
Selatan (2013) diperoleh presentase stroke non hemoragik sebesar 61,46%.
Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Senaen (2014) di RSUP
PROF. DR. R. D. Kandou Manado bahwa proporsi stroke non hemoragik sebesar
54,3%, sedangkan proporsi stroke hemoragik sebesar 45,7%.
5.6 Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan sisi tubuh yang mengalami kelumpuhandapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.10 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.10 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
sisi tubuh yang lumpuh terbesar mengalami hemiparese dextra sebesar 36,5%, 36,5%
28,5% 26,3%
8,7%
Sisi Tubuh yang Mengalami Kelumpuhan
Hemiparese Dextra
Tidak Tercatat
Hemiparese Sinister
diikuti oleh hemiparese sinistra sebesar 26,3% dan hemiparese duplex sebesar
8,7%. Ada sebanyak 28,5% data sisi tubuh yang letak kelumpuhannya tidak
tercatat.
Tingginya proporsi yang tidak tercatat karena penderita stroke yang datang
ke rumah sakit dalam keadaan kritis atau koma sehingga petugas/dokter yang
mendiagnosa tidak mengetahui sisi tubuh yang lumpuh pada pasien tersebut.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muharram,E di
Rumah Sakit Umum Padang Sidempuan (2005) yang menyatakan bahwa proporsi
penderita stroke berdasarkan sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan tertinggi
adalah hemiparese dextra yaitu 38,9%.
5.7 Onset Serangan
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan onset serangan dapat dilihat pada gambar
Gambar 5.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Onset Serangan di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.11 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
onset serangan terbesar adalah ≥ 6 jam sebesar 46,0%, diikuti dengan onset
serangan < 6 jam sebesar 38,7% dan ada 15,3% yang tidak tercatat.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan penderita dan keluarganya
sehingga terlambat membawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan. Keterlambatan ini akan mempengaruhi kerusakan atau lesi pada otak
akibat penyumbatan atau perdarahan sehingga dapat mempengaruhi lamanya
rawatan untuk proses pemulihan. Jika penderita cepat di bawa ke rumah sakit,
maka besar kemungkinan dapat mencegah meluasnya gangguan pada otak dan
dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh stroke.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ramadhani,S di RSUD DR Fauziah
Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen (2008) menyatakan bahwa proporsi 46,0%
38,7% 15,3%
Onset Serangan
≥ ja < 6 jam
penderita stroke berdasarkan onset serangan tertinggi adalah yang mengalami
onset serangan ≥ 6 jam sebesar 55,9%.
5.8 Faktor Risiko
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 5.12 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Faktor Risiko di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.12 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
faktor risiko terbesar dengan faktor risiko hipertensi sebesar 51,1% dan proporsi
terkecil adalah hiperkolesterolemia sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penderita stroke memiliki faktor risiko yang seharusnya dapat
diketahui lebih awal sehingga mengurangi risiko terkena stroke.
Tingginya faktor risiko hipertensi disebabkan semakin bertambahnya usia,
darah menjadi lemah akibat tekanan yang ditimbulkan sehingga mudah pecah dan
juga dapat melepaskan plague dari tempatnya menempel pada dinding pembuluh
darah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nastiti,D di Rumah
Sakit Krakatau Medika (2011) bahwa proporsi stroke berdasarkan faktor risiko
terbesar adalah hipertensi sebesar 72,0%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Jusman di Rumah Sakit Undata Palu (2011) dengan Confidence Interval (CI) 95%
memperoleh nilai OR= 6,905 (3,265-14,605), hal ini berarti penderita stroke
memiliki faktor risiko hipertensi 6,905 kali lebih besar dibanding dengan yang
tidak menderita stroke.
5.9 Lama Rawatan Rata-rata
Lama rawatan rata-rata penderita stroke yang dirawat inap di RSUD
Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 adalah 2,20 hari dengan Standard
Deviation (SD) adalah 1,399. Lama rawatan yang paling singkat 1 hari sedangkan
yang paling lama 8 hari.
Pasien penderita stroke yang dirawat 1 hari ada 52 orang dan pasien yang
dirawat selama 8 hari ada 2 orang. Dari 52 orang pasien yang dirawat selama 1
hari, ada sebanyak 20 orang yang meninggal. Hal ini mungkin terjadi karena
pasien terlambat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Lama atau singkatnya waktu penderita stroke dirawat di rumah sakit
tergantung pada tingkat keparahan stroke, jumlah pemeriksaan yang perlu
5.10 Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab.
Dairi tahun 2013-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 5.13 Diagram Pie Proporsi Penderita Stroke yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke berdasarkan
keadaan sewaktu pulang dengan pulang berobat jalan 37,2%, rujuk 25,5%, pulang
atas permintaan sendiri 21,2%, dan pulang dalam keadaan meninggal sebanyak
16,1%. Keadaan sewaktu pulang dengan pulang berobat jalan lebih tinggi karena
penderita stroke membutuhkan waktu untuk pemulihan yang dapat dilakukan di
rumah dan melakukan kontrol kembali ke rumah sakit. Gambar di atas juga
menunjukkan bahwa banyak penderita stroke yang dirujuk karena sarana dan 37,2%
25,5% 21,2%
16,1%
Keadaan Sewaktu Pulang
PBJ
Rujuk
PAPS
prasarana untuk menangani stroke belum lengkap di RSUD Sidikalang seperti
CT-Scan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriany,S di
Rumah Sakit Haji Medan (2008) bahwa proporsi stroke berdasarkan keadaan
sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan sebesar 60,5% .
5.11 Umur Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke
Proporsi umur berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap
di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 5.14 Diagram Pie Proporsi Umur Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.14 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
terbesar pada kelompok umur ≥55 tahun sebesar 81,8% dan pada stroke non
hemoragik juga terbesar pada kelompok umur ≥55 tahun sebesar 78,8%.
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa penderita baik hemoragik
maupun non hemoragik lebih banyak terdapat pada umur ≥55 tahun. Hasil
penelitian Puspita dan Putro di Rumah Sakit Daerah Gambiran Kediri ( 2008)
menyatakan bahwa risiko terjadinya stroke baik hemoragik dan non hemoragik
pada kelompok umur ≥ 55 tahun adalah 3,640 kali dibandingkan kelompok umur
<55 tahun.
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi umur penderita stroke pada
stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S di
Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen
(2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati tidak ada perbedaan
proporsi umur berdasarkan tipe stroke (p=0,519).
5.12 Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke
Proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang
dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada
Gambar 5.15 Diagram Pie Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.15 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
terbesar pada perempuan sebesar 54,5% dan pada stroke non hemoragik juga
terbesar pada perempuan sebesar 58,7 %.
Sebuah penelitian pada pasien stroke yang dilakukan oleh Hardi Yanis di
RSUP Dr.Kariadi (2004) dengan 66 sampel didapatkan bahwa penderita
perempuan (59,1%) lebih banyak dibanding laki-laki yang hanya 40,9%.
Harsono (2007) mengatakan bahwa pada penderita stroke akibat infark
atau pendarahan terdapat sedikit perbedaan frekuensi antara laki-laki dan
perempuan.
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin penderita stroke
pada stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. 45,5%
Jenis Kelamin Berdasarkan Tipe Stroke
Laki-laki
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriany,S di
Rumah Sakit Haji Medan (2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati
tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan tipe stroke (p=0,765).
5.13 Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke
Proporsi onset serangan berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 5.16 Distribusi Proporsi Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.16 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
terbesar adalah onset serangan < 6 jam sebesar 72,7%, sedangkan pada stroke
non hemoragik terbesar adalah onset serangan ≥ 6 jam sebesar 54,8%.
Hal ini terjadi karena pada stroke hemoragik sebagian besar penderitanya
mengalami penurunan kesadaran pada saat terjadi serangan stroke sehingga lebih
cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan, sedangkan pada 72,7%
Onset Serangan Berdasarkan Tipe Stroke
<6 jam
≥ ja
stroke non hemoragik sebagian besar penderitanya tetap sadar sehingga banyak
yang terlambat dibawa ke rumah sakit (Lumbantobing, 2006).
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
p < 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi onset serangan penderita stroke
pada stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.
5.14 Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke
Proporsi faktor risiko berdasarkan tipe stroke penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 5.17 Distribusi Proporsi Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke pada Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.17 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
terbesar dengan 1 faktor risiko 48,5% dan non hemoragik terbesar dengan 1 faktor
sebesar 61,5%. Hal ini menujukkan baik stroke hemoragik dan non hemoragik
Faktor Risiko Berdasarkan Tipe Stroke
1 Faktor Risiko
> 1 Faktor Risiko
yang terbesar adalah 1 faktor risiko dan data yang diperoleh untuk > 1 faktor
risiko untuk stroke hemoragik dan non hemoragik hanya sebesar 15,3%.
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi faktor risiko pada stroke
hemoragik maupun stroke non hemoragik.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S di
Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen
(2008) dengan menggunakan uji Chi-Square didapati tidak ada perbedaan
5.15 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke
Proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan tipe stroke penderita stroke
yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.18 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.18 menunjukkan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
berdasarkan keadaan sewaktu pulang terbesar adalah meninggal sebesar 42,4%,
sedangkan non hemoragik yang terbesar adalah pulang berobat jalan sebesar
42,3%.
Menurut teori (Shimberg), stroke non hemoragik memberikan prognosis
yang lebih baik dimana penderita stroke non hemoragik hanya 20% mengalami
kematian sedangkan stroke hemoragik memberikan prognosis lebih buruk dimana
penderita mengalami kematian mencapai 50-90% (Shimberg, 1998). 21,2%
Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Tipe
Stroke
PBJ
PAPS
Rujuk
Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
nilai p < 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang pada
stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik.
5.16 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke
Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan tipe stroke penderita stroke
yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun 2013-2015 dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.19 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Tipe Stroke Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
Gambar 5.19 menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke
non hemoragik adalah 2,36 hari dan lama rawatan penderita stroke hemoragik
adalah 1,73 hari.
Stroke hemoragik mengalami kerusakan pada jaringan otak lebih luas
dibanding stroke non hemoragik dan biasanya dibawa ke rumah sakit dalam
keadaan koma yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Oleh karena 1,73
mendapatkan penanganan di rumah sakit lain sehingga penderita stroke
hemoragik tidak terlalu lama dirawat di RSUD Sidikalang.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani,S
(2008) di Badan Layanan Umum Rumah Sakit Daerah DR Fauziah Kecamatan
Kota Juang Kabupaten Bireuen tahun 2004-2007 yang menyatakan bahwa ada
perbedaan lama rawatan rata-rata penderita stroke pada stroke hemoragik dan non
hemoragik.
5.17 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang
penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Sidikalang Kab. Dairi tahun
2013-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.20 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2013-2015
1,14