• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis Di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis Di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai 2010"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA TERHADAP OSTEOPOROSIS DI DESA ARAPAYUNG DUSUN II

KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2010

NINING ANGELINA NIM. 095102006

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI NAMA : NINING ANGELINA

NIM : 095102006

JUDUL : HUBUNGAN PENGETAHUAN dan SIKAP WANITA TERHADAP OSTEOPOROSIS di DESA ARAPAYUNG DUSUN II KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan,...2010

(3)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Nining Angelina

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

ix + 45 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 Lampiran

Wanita menopause merupakan tahap baru dalam proses penuaan dan dihadapkan dengan peningkatan risiko dari beberapa penyakit salah satunya yaitu osteoporosis. Kekurangan estrogen akibat haid berhenti akan meningkatkan kemungkinan terkena osteoporosis. Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010. Desain penelitian ini bersifat deskritif analitik dengan pendekatan cross

sectional dengan besar sampel 100 orang dengan metode pengambilan sampel random sampling. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 6 Maret 2010 sampai 30 April 2010.

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap terhadap osteoporosis . Hasil penelitian menunjukan sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 56 orang (70%) dan bersikap positif sebanyak 47 orang (58,8%) terhadap osteoporosis. Setelah dilakukan uji chi-square disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap wanita terhadap osteoporosis dengan nilai p= 0,015. Dari penelitian ini di harapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan konseling dan meningkatkan pemahaman dan informasi tentang osteoporosis.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt, atas rahnat yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judu l “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010”.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma VI Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak.

Terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan juga kepada :

1. dr. Murniati Manik, M.Sc. Sp. KK, selaku Ketua Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

2. dr Isti I Fujiati, M.Sc, M.pd.Ked, selaku dosen pembimbing dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah.

3. Seluruh dosen dan staf Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas

(5)

4. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara TA 2009/2010 yang telah banyak memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran guna perbaikan dimasa mendatang.

Akhirnya kepada Allah Swt sajalah penulis berserah diri. Penulis mengucapkan terima kasih dan berharap proposal yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Juni 2010

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... . vii

DAFTAR SKEMA ... . viii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. ix

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan penelitian 1.Tujuan Umum ... 3

2.Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat penelitian 1.Bagi Pendidikan ... 3

2.Bagi Responden... ... 3

3.Bagi Peneliti Selanjutnya ... 3

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 4

B. Sikap……… 5

(7)

1.Pengertian………. 6

2.Penyebab……….. 7

3.Tanda dan Gejala………. .... 9

4.Klasifikasi………. 10

5.Faktor Risiko……… 11

6.Diagnosa………... 12

7.Pencegahan……….. 12

8.Penanganan……….. 13

BAB III: KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 14

B. Hipotesis ... 14

C. Definisi Operasional ... 15

BAB IV: METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 16

B. Populasi dan sampel ... 16

1. Populasi ... 16

2. Sampel ... 16

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

D. Etika Penelitian ... 18

E. Instrumen Penelitian ... 19

F. Uji Validitas dan Reliabilitas……… 20

(8)

BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian... . 24

1. Karakteristik Responden... . 28

2. Pengetahuan Responden... . 25

3. Sikap Responden………... 27

4. Analisis Hubungan……… 28

B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden... . 29

2. Pengetahuan Responden...………. 30

3. Sikap Responden... 30

4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap……….. 31

BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 32

B. Saran... 32 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Defenisi Operasional... 15 Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di Desa Arapayung

Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang

Bedagai Tahun 2010... 24 Tabel 5.2 Distribusi Hasil Pengetahuan Wanita terhadap Osteoprosis

di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten

Serdang Bedagai Tahun 2010... 26 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Wanita

terhadap Osteoprosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010... 27 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Wanita Terhadap

Osteoprosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010... 27 Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Terhadap Osteoprosis

di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Lampiran 4 : Lembar Konsultasi ke Dosen Pembimbing Lampiran 5 : Master Tabel

(12)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Nining Angelina

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

ix + 45 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 Lampiran

Wanita menopause merupakan tahap baru dalam proses penuaan dan dihadapkan dengan peningkatan risiko dari beberapa penyakit salah satunya yaitu osteoporosis. Kekurangan estrogen akibat haid berhenti akan meningkatkan kemungkinan terkena osteoporosis. Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010. Desain penelitian ini bersifat deskritif analitik dengan pendekatan cross

sectional dengan besar sampel 100 orang dengan metode pengambilan sampel random sampling. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 6 Maret 2010 sampai 30 April 2010.

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap terhadap osteoporosis . Hasil penelitian menunjukan sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 56 orang (70%) dan bersikap positif sebanyak 47 orang (58,8%) terhadap osteoporosis. Setelah dilakukan uji chi-square disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap wanita terhadap osteoporosis dengan nilai p= 0,015. Dari penelitian ini di harapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan konseling dan meningkatkan pemahaman dan informasi tentang osteoporosis.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidup sehat dan tetap aktif pada masa menopause adalah dambaan setiap wanita. Pada wanita menopause merupakan tahap baru dalam proses penuaan dan dihadapkan dengan peningkatan risiko dari beberapa penyakit salah satunya yaitu osteoporosis. (Hardjana, 2000, hlm 374)

Menopause pada wanita terjadi pada usia sekitar 50 tahun. Kekurangan estrogen akibat haid berhenti akan meningkatkan kemungkinan terkena osteoporosis. Kebanyakan wanita akan kehilangan 25 persen dari kepadatan tulangnya pada lima tahun pertama setelah haid berhenti. Kurangnya informasi yang diterima oleh wanita menopause menyebabkan mereka tidak menyadari kalau osteoporosis yang merupakan pembunuh tersembunyi karena penyakit ini hampir tidak menimbulkan gejala yang jelas. (Tandra, 2009, hlm 39)

Faktor risiko yang menyebabkan osteoporosis yaitu, jenis kelamin, ras, genetik, usia, kurang gerak badan, postur tubuh, berat badan, menopause, pemakaian hormon steroid,riwayat patah tulang diabetes mellitus, penyakit tiroid, kanker, pola makan, merokok, alkohol, stress, polusi bahan kimia.(Tandra, 2009, hlm 37)

(14)

mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%, sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.(Yasir, ¶ 2,

Indonesia yang memiliki sekitar 237 juta penduduk akan memiliki 71 juta penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2050. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan mesin DXA, diperkirahkan sekitar sebanyak 28,8 persen laki-laki dan 32,3 persen sudah osteoporosis. Dari laporan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia, sebanyak 41,8 persen laki-laki dan 90 persen perempuan sudah memiliki gejala osteoporosis, sedangkan 28,8 persen laki-laki dan 32,3 persen perempuan sudah menderita osteoporosis. (Nyoman, ¶ 3,

Menurut hasil analisa data yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Depkes pada 14 provinsi menunjukkan bahwa masalah Osteoporosis di Indonesia telah mencapai pada tingkat yang perlu diwaspadai yaitu 19,7%. Itulah sebabnya kecenderungan Osteoporosis di Indonesia 6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negeri Belanda. Lima provinsi dengan risiko Osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%), DI Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara ( 22,82%), Jawa Timur (21,42%) dan Kalimantan Timur (10,5%). Penelitian lain di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan tahun 2002 juga makin menunjukkan bahwa Osteoporosis di Indonesia sudah seharusnya diwaspadai.

(15)

Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.

B. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap wanita terhadap osteoporosis? C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap wanita terhadap osteoporosis. 2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengetahuan wanita terhadap osteoporosis. b. Mengetahui sikap wanita terhadap osteoporosis.

c. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita terhadap osteoporosis.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi beberapa pihak :

1. Instansi Pendidikan

(16)

2. Bagi Responden

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi responden di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Untuk peneliti selanjutnya

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertantu yang terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoadmodjo, 2005)

Tingkat Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat menurut Notoatmodjo, yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangasangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Sehingga dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, tentang objek yang dipelajarinya.

3. Aplikasi (Application)

(18)

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu stuktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesa menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

B. Sikap

Sikap adalah suatu hal yang menentukan sifat, hakekat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang. (Ahmadi, 2002). Tingkatan sikap ada 4, yaitu:

1. Menerima (Receiving)

Subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2. Merespon (Responding)

(19)

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain untuk pergi menimbang anaknya keposyandu, ini suatu bukti bahwa ibu mempunyai sikap positif.

4. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. C. Osteoporosis

1. Pengertian

Osteoporosis berasal dari kata osteo (tulang) dan porous (keropos), yang disebut juga tulang menjadi tipis, rapuh, dan keropos, serta mudah patah. (Baziad, 2003, hlm 76)

(20)

2. Penyebab osteoporosis a. Peningkatan usia

Di atas usia sekitar 35 tahun, kepadatan tulang menurun. Osteoporosis terutama di alami oleh pria dan wanita di atas 50 tahun.

b. Menopause

Saat kadar estrogen menurun setelah menopause, kepadatan tulang juga menurun. Wanita pascamenopause mewakii kelompok terbesar orang dengan osteoporosis. Menopause secara resmi didefisikan sebagai titik waktu dimana menstruasi kita berhenti untuk selamanya.seorang wanita yang mengalami menopause sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasi yang terakhir sampai satu tahun berlalu. (Northrup, 2006)

Menopause merupakan fase terakhir, dimana perdaharan haid seorang wanita berhenti sama sekali. Fase ini terjadi semakin jelas penurunan fungsi kelenjar indung telur.(Kasdu, 2002)

Pembagian menopause ada tiga, yaitu: 1) Menopause Alamiah

(21)

2) Menopause Prematur

terjadi agak lebih cepat pada wanita antara usia tiga puluhan atau awal empat puluhan. Kira-kira satu diantara seratus wanita menyelesaikan transisi menopause mereka pada usia empat puluh atau lebih muda lagi.

3) Menopause Buatan

Terjadi secara sangat mendadak, karena terdorong oleh operasi pengangkatan atau gangguan pada fungsi reproduksi, oleh radiasi atau kemoterapi, atau pemberian obat-obat tertentu yang dapat mempercepat atau meniru menopause karena alasan-alasan medis.

Gejala-gejala menopause adalah gelora panas, berkeringat dimalam hari, jantung berdebar-debar, sakit kepala migraine, payudara membesar dan melembut, periode menstruasi berat, menstruasi tidak teratur atau tidak menentu, fibroid, hilangnya hasrat seksual, Kekeringan vagina, gejala-gejala uriner, perubahan suasana hati, insomnia, pikiran yang kacau, rapuh tulang atau osteoporosis. (Rahartati, 2003)

c. Kekurangan Estrogen

(22)

d. Faktor Genetik

Riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. e. Penyakit Tertentu

Osteoporosis dapat muncul juga pada keadaan tertentu, misalnya penyakit tumor di paru-paru, kelenjar adrenal, ganguan kelenjar gondok, rematik.

f. Kekurangan Kalsium

Pengeroposan tulang dibebankan oleh kekurangan kalsium dan kehilangan kalsium dari tulang setiap hari.

g. Kafein

Kosumsi kafein atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, dan

cola secara berlebihan terbukti dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui

air seni dan tinja. h. Kurang Berolahraga.

Kurang berolahraga dapat mempercepat dan memperparah terjadinya osteoporosis. Penurunan masa tulang terjadi selama kurang bergerak.

(Kasdu, 2002, hlm 47-51) 3. Tanda dan Gejala

(23)

linu, dan nyeri tulang, khususnya didaerah tulang pangkal paha, tulang belakang dan pergelangan tangan, dan tumit. Osteoporosis juga menyebabkan tubuh cenderung bungkuk. (Kasdu, 2002, hlm 46)

4. Klasifikasi Osteoporosis

Klasifikasi osteoporosis di bagi atas tiga bagian, yaitu :

a) Osteoporosis primer yang dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Osteoporosis primer ini terdiri dari dua bagian :

1. Tipe I (Post-menopausal) : Terjadi 15-20 tahun setelah menopause (53-75 tahun).

2. Tipe II : Terjadi pada pri dan wanita usia >70 tahun. b) Osteoporosis sekunder

Osteoporosis jenis ini dapat terjadi pada tiap kelompok umur yang disebabkan oleh keadaanmedis lainnya atau obat-obatan.

c) Osteoporosis idiopatik

(24)

5. Faktor Risiko

a. Faktor risiko yang tidak terhindarkan: 1. Jenis kelamin

Tulang wanita lebih ringan, kurang kuat dan sejak sekitar usia 45 tahun ketika produksi hormone wanita berkurang terdapat perbedaan yang dramatis antara pria dan wanita dalam hal prevalensi osteoporosis.

2. Usia

Tulang berfungsi selaras dengan usia yaitu perlahan-lahan melepaskan kekuatan mineral sejak usia 30 tahun.

3. Ras

Tulang tetap membawa sifat keturunannya. Orang keturunan kulit hitam Afrika adalah orang yang paling tahan terhadap osteoporosis, sementara urutan kedua adalah orang keturunan Asia.

4. Tempat tinggal

Di tempat yang kekurang sinar ultraviolet, orang kulit hitam dan cokelatlah yang paling mungkin kekurangan vitamin D.

b. Faktor risiko yang bisa dihindari.

(25)

6. Diagnosa

Tes penyaringan

Tujuan dari tes penyaringan adalah untuk mengenali apakah masalah osteoporosis sudah mulai berkembang sebelum gejalanya muncul. Perawatan pada tahap ini bisa mencegah masalah yang serius di kemudian hari, tetapi langkah penting yang pertama adalah menemukan seberapa sehat tulang anda pada saat ini, dan apakah ossteoposis sudah terjadi. Idealnya setiap wanita harus menjalani tes penyaringan osteoporosis setelah ia memasuki usia menopause, biasanya sekitar 50 tahun, ketika hormone wanita mulai berheni diproduksi. (Gomez, 2006, hlm 66)

7. Pencegahan

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah osteoporosis yaitu :

a. Asupan kalsium cukup mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang yang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup.

b. Paparan sinar matahari pagi

Sinar matahari pagi dapat membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan tubuh dalam pembentukan massa tulang.

c. Melakukan olahraga yang teratur dapat menyehatkan, menjaga kebugaran tubuh, serta memelihara kekuatan tulang.

(26)

e. Gaya hidup sehat menghindari rokok dan minum minuman keras, dan mengkonsumsi kopi secara berlebihan.(Kasdu, 2002, hlm 53-62) 8. Penanganan

Dalam penanganan osteoporosis A to H

A Assess risk factor – tentukan factor risiko dan upayakan mengatasinya. B Bone densitometry – ukur kepadatan tulang

C Calcium intake – mengonsumsi kalsium D Vitamin D intake – mengonsumsi vitamin D E Exercise – olahraga

F Fall prevention – cegah jangan sampai terjatuh

G Glandular and other disorders to be considered, as clinically indicated – cari kemungkinan adanya gangguan hormone.

(27)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka pemikiran dan tinjauan pustaka, maka penulis mengambil beberapa variabel yang akan diteliti digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :

Skema. 1. Skema Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha), dimana terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita terhadap risiko osteoporosis di Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010.

Pengetahuan wanita

terhadap osteoporosis

i i

(28)

C. Defenisi Operasional

Tabel 1. Defenisi Operasinal

No Variabel

Definisi Opersional

Cara ukur Alat ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur

1 Pengetahuan mengenai osteoporosis

Segala sesuatu yang diketahui wanita tentang osteoporosis

Wawancara Kuesioner Tidak baik, apabila apabila menjawab pertayaan 0-7 Baik, apabila Menjawab pertanyaan 8-15 Ordinal

2 Sikap Reaksi wanita

menopause untuk mau menerima stimulus atau tidak menerima yang diberikan kepadanya.

Wawancara Kuesioner Positif, jika responden

memiliki jumlah kategori > 15

Negatif : jika responden

memiliki jumlah kategori < 15

(29)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian yaitu Analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Terhadap Risiko Osteoporosis di Desa Arapauyung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai 2010.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita menopause di desa Arapayung dusun II yaitu sebanyak 100 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara sampel random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana, yaitu dengan mengundi anggota populasi (lottery

technique) dengan cara membuat kertas gulung dari nomor satu sampai nomor

(30)

N n =

1 + N (d )2 \

100 =

1 + 100 (0,05)2

100 =

1 + 0,25

100 =

1,25

= 80

Jadi sampel yang diperoleh 80 orang (Nursalam, 2003).

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Arapayung dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, alasan peneliti mengambil lokasi karena di desa ini belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya sehingga peniliti tertarik melakukan penelitian di Desa Arapayung Dusun II.

2. Waktu Penelitian

(31)

D. Pertimbangan Etik

Penetili mendapat rekomendasi dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti meminta izin kepada Kepala Desa Arapayung dalam melakukan penelitian dengan memberikan rekomendasi dari Ketua Program D-IV Bidan Penddidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Peneliti meminta persetujuan kepada responden yang akan diteliti dengan menyerahkan lembar persetujuan (informed consent). Selanjutnya, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data dan mengatakan bahwa kerahasiaan identitas responden dapat dijaga dan apabila responden menolak untuk diteliti maka tidak dipaksakan. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

Dalam lembar kuesioner tidak dituliskan nama responden untuk merahasiakan identitasnya, hanya kode tertentu pada lembar kuesioner serta hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.

E. Instrument Penelitian

(32)

jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data ini terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi, bagian kedua pengetahuan dan sikap.

Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan wanita menopause terhadap risiko osteoporosis. Bagian ini terdiri dari 15 pertanyaan. Untuk menilai pengetahuan, dilakukan penyekoran dengan kriteria penyekoran dengan menggunakan skala

Guttman yang menyediakan dua alternatif jawaban, yaitu : alternatif jawaban : ya skornya 1,

tidak 0. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut: a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 15 Skor terkecil : 0; b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 15-0 = 15; c) Menentukan nilai panjang kelas (i).

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

= 2 15

= 7,5; d) Menentukan skor kategori: i) tidak baik

dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-7 pertanyaan; ii) Baik dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 8-15 pertanyaan

Bagian kedua instrumen juga dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui sikap ibu wanita menopause terhadap risiko osteoporosis. Bagian ini terdiri dari 10 pertanyaan. Untuk menilai penerimaan sikap responden yang dijadikan sampel dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skala likert yang menggunakan empat kategori untuk setiap pertanyaan sebagai berikut : alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 4,setuju (S) skornya 3, tidak setuju (TS) skornya 2, sangat tidak setuju (SST) skornya 1

(33)

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

= 2 30

= 15; d) Menentukan skor kategori: i) Positif :

jika responden memiliki skor > 15; ii) Negatif : jika responden memiliki skor < 15.

F. UJi Validitas dan Realibilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas, dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Yang diukur peneliti adalah pengetahuan dan sikap wanita terhadap risiko osteoporosis.

Content validity index sudah dilakukan dengan dosen obstetri ginekologi yaitu dr. M.

Fahdhy, SpOG, MSc. 2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan pada 20 orang wanita yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu data diolah menggunakan SPSS dengan mencari koefisien realibilitas

cronbach alpa dan diolah dengan bantuan komputerisasi.

G. Prosedur Pengumpulan Data

(34)

tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent dan memberikan kuesioner untuk mengidentifikasi data pengetahuan dan sikap wanita menopause terhadap risiko osteoporosis. Setelah itu peneliti mengumpulkan kembali lembar kuesioner.

H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing yang dilakukan untuk memeriksakan ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewawancara ulang responden.

b. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan computer.

c. Entri

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukan kedalam program computer dengan menggunakan software SPSS.

d. Cleaning data

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukan kedalam computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

e. Saving

(35)

2. Analisis data a. Univariat

Mendeskripsikan distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsinya.

b.Bivariat

Untuk mengetahui hubungan dan variabel antara independen dan dependen dengan uji statistik menggunakan chi-square menggunakan hitungan statistik yang sesuai. pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05) dimana nilai p value < α, maka Ho ditolak

(36)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Desa Arapayung Dusun II tahun 2010 dengan jumlah responden sebanyak 80 orang.

1. Karakteristik Responden

[image:36.612.117.490.439.658.2]

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:

Table 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Desa Arapayung Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai

Tahun 2010

No Karakteristik Responden Jumlah Persentase

N %

1 Umur

1. 31-35 tahun 2. 36-40 tahun 3. 41-45 tahun

31 41 16 38,8 41,2 20,0 2 Pekerjaan

1. Ibu rumah tangga 2. PNS

3. Wira swasta

75 1 4 93,8 1,2 5,0 3 Pendidikan

1. Pendidikan dasar 2. Pendidikan menengah 3. Pendidikan tinggi

(37)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 80 responden sebagian besar berumur 36-40 tahun sebanyak 41 responden (41,3%) dan sebagian kecil berumur 41-45 tahun sebanyak 16 responden (20%).

Berdasarkan pekerjaan responden, dapat dilihat bahwa dari 80 responden sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 75 responden (93,8%) dan sebagian kecil responden bekerja sebagai PNS sebanyak 1 responden (1,2%). Berdasarkan pendidikan responden, dapat dilihat bahwa dari 80 responden sebagian besar berpendidikan dasar sebanyak 43 responden (53,8%) dan sebagian kecil responden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 1 responden (1,2%)

2. Pengetahuan Responden

(38)
[image:38.612.117.502.156.696.2]

Table 5.2

Distribusi hasil Pengetahuan Wanita terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2010

No. Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

N % N %

1 Menopause adalah berhentinya menstruasi pada wanita untuk selamanya

12 15 68 85

2 Menopause terjadi antara usia 45-50 tahun

57 71,3 23 28,7 3 Gejolak panas pada wajah merupakan

gejala dari menopause

58 72,5 22 27,5 4 Menopause menyebabkan wanita

osteoporosis

55 68,8 25 31,2 5 Osteoporosis merupakan kehilangan

masa tulang(keropos tulang)

40 50 40 40 6 Kurangnya aktivitas meningkatkan

terjadinya osteoporosis

59 73,7 21 26,3 7 Berkurangnya tinggi badan secara

tiba-tiba merupakan tanda dan gejala osteoporosis

36 45,0 44 55

8 Telur, susu, mentega adalah makanan mengandung vitamin D yang dapat mencegah osteoporosis

9 11,3 71 88,7

9 Osteoporosis menyebabkan tubuh menjadi bungkuk

56 70 24 30 10 Pegal, linu, dan nyeri tulang merupakan

tanda dan gejala osteoporosis bagi wanita tua

25 31,2 55 68,8

11 Tulang yang pertama mengalami osteoporosis adalah tulang belakang

60 75 20 25 12 Asupan kalsium yang cukup dapat

mempertahankan kepadatan tulang

58 72,5 22 27,5 13 Paparan sinar matahari pagi membantu

tubuh menghasilkan vitamin D

48 60 32 40 14 Merokok dapat mempercepat

osteoporosis

61 76,3 19 23,7 15 Wanita gemuk dapat memperlambat

tulang keropos

(39)
[image:39.612.107.499.303.374.2]

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang di tetapkan, dapat dilihat dari 80 responden bahwa sebagian besar pengetahuan responden terhadap osteoporosis adalah baik sebanyak 56 orang (70%). lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pengetahuan Wanita terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Tahun 2010

Pengetahuan Frekuensi Persentase % Baik

Tidak Baik

56 24

70 30

Jumlah 80 100

3. Sikap Responden

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Wanita terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II

Tahun 2010

Sikap Frekuensi Persentase %

Positif Negatif

47 33

58,8 41,2

[image:39.612.106.506.582.653.2]
(40)

Berdasarkan dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat dari 80 responden bahwa sebagian besar sikap responden tentang osteoporosis adalah positif sebanyak 47 orang (41,3%).

4. Analisis Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Responden

[image:40.612.98.516.338.462.2]

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap wanita terhadap osteoporosis diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.5

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II

Tahun 2010

*Chi square

Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa dari 56 responden yang berpengetahuan baik memiliki sikap positif yaitu sebanyak 28 responden (50,0%) dan memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 28 responden (3,75%), sedangkan dari 24 responden yang berpengetahuan tidak baik memiliki sikap positif yaitu sebanyak 19 responden (79,2%) dan bersikap negatif yaitu sebanyak 5 responden (1,25%).

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai P= 0,015 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap wanita terhadap osteoporosis.

Pengetahuan

Sikap

Total

P Positif Negatif

N % N % N %

Baik 28 50,0 28 50,0 56 100

0,015 Tidak baik 19 79,2 5 20,8 24 100

(41)

B. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 80 responden sebagian besar responden berumur 36-40 tahun yaitu sebanyak 41 responden (41,2%), dan sebagian kecil responden berumur 41-45 tahun yaitu sebanyak 16 responden (20,0%). Menurut Abu Ahmadi (2002) mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.

Dari 80 responden sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 75 responden (93,8%), dan sebagian kecil bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 1 responden (1,2%). Menurut hasil penelitian Anna Meilani Siregar (2007) ibu rumah tangga yang tidak bekerja menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sehingga memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan sumber informasi tentang osteoporosis melalui televisi.

(42)

lainnya. Sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai–nilai baru yang diperkenalkan. (Nursalam, 2003)

2. Pengetahuan Wanita terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

Berdasarkan tabel 5.3. pengetahuan responden terhadap osteoporosis diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 56 responden (70,0%) sedangkan yang berpengetahuan tidak baik yaitu sebanyak 24 responden (30,0%).

Adapun hasil penelitian dari Anna Meilani Siregar wanita tentang osteoporosis baik sebanyak 43,8 % dan tidak baik 32,9%. Melihat kenyataan tersebut berarti pengetahuan responden tentang osteoporosis lebih banyak berpengetahuan baik, perbandingan antara jumlah responden yang berpengetahuan baik dan tidak sangat besar

Menurut Maulana (2009), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan wanita diperoleh dari umur seseorang, pekerjaan, dan pendidikan,.

3. Sikap Wanita terhadap osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

(43)

Sedangkan menurut Maulana (2009, hlm. 202) sikap itu respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Sehingga diketahui adanya responden yang bersikap negatif bisa disebabkan karena kecendrungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri (faktor internal) yaitu tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya, meskipun sebenarnya mereka tahu terhadap penyakit osteoporosis.

4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita terhadap Osteoporosis Dusun II di Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

Berdasarkan hasil analisis ada hubungan pengetahuan dan sikap wanita terhadap osteoporosis disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap dimana (P = 0,015 < 0,05).

Dari data yang diperoleh, responden yang berpengetahuan baik memiliki sikap positif yaitu 28 orang (50%) dan bersikap negatif sebanyak 28 orang (3,75%). sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan tidak baik dengan sikap positif sebanyak 19 orang (79,2%) dan bersikap negatif sebanyak 5 orang (1,25%).

(44)
(45)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengetahuan wanita terhadap osteoporosis menunjukkan bahwa dari 80 responden terdapat 56 responden (70,0%) memiliki pengetahuan baik dan 24 responden (30,0%) memiliki pengetahuan tidak baik.

2. Berdasarkan sikap wanita terhadap osteoporosis menunjukkan bahwa dari 80 responden terdapat 47 responden (58,8%) memiliki sikap positif dan 33 responden (41,2%)

memiliki sikap negatif.

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap wanita terhadap osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kababupaten Serdang Bedagai Tahun 2010.

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan

(46)

2. Bagi institusi pendidikan

Hasil dari penelitian ini agar dapat digunakan sebagai bahan masukan keperpustakaan di D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Cetakan ke II. Rineka Cipta. Jakarta.

Azwar, Saifuddin. 2008. Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bambang, Rahartati. 2003. Hidup Sehat dengan Menopause. Jakarta: Nirmala.

Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Tridasa Printer.

Gomez, Joan. 2006. Awas Pengeroposan Tulang! Bagaimana Menghindari dan Menghadapi. Jakarta: Arcan.

Hardjana, Agus M , 2000. Tubuh wanita modern. Jakarta: Arcan

Ichramsyah. 2005. Penggunaan bone densitometry pada osteoporosis. Jakarta: FKUI.

Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspa Swara.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodoogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medica

Northrup, Christiane. 2006. Bijak di Saat Menopause. Bandung: Q-press.

Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Stenmark, Judy. 2009. Awas osteoporosis . ¶ 1.

Nyoman, 2009. Lebih baik mencegah osteoporosis. ¶ 3.

Tandra, Hans. 2009. Osteoporosis Mengenal, Mengatasi, dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(48)

Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan, 2005.

Hidup sehat melawan osteoporosis.¶ 2.

(49)

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2010.

Saya adalah mahasiswi Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap wanita terhadap osteoporosis.

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi saudara sebagai responden dan saya mengharapkan jawaban yang saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara sendiri tanpa ada dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasian identitas dan pendapat saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan dipergunakan dalam penilaian ini dan tidak dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat “bebas”, saudara bebas untuk ikut atau tanpa adanya sanksi apapun.

Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini.

Medan, Maret 2010 Peneliti Responden

(50)

Kuesioner Penelitian

Lembaran ini adalah instrumen untuk penelitian “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Begadai Tahun 2010”.

Petunjuk Pengisian Saudara diharapkan :

1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist () pada tempat yang telah disediakan.

2. Semua pernyataan harus dijawab.

3. Tiap pernyataan harus diisi dengan satu jawaban

4. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti 1. Kuesioner Data Demografi

Usia : ... Tahun Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir : ฀ 1. SD

฀ 2. SMP ฀ 3. SMA

(51)

2. Kuesioner Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Begadai.

a. Pertanyaan Pengetahuan

No PENGETAHUAN BENAR SALAH

1 Menopause adalah berhentinya menstruasi pada wanita untuk selamanya

2. Menopause terjadi antara usia 45-50 tahun

3. Rasa hangat di dada,bergerak ke leher dan wajah merupakan gejala dari menopause

4. Menopause menyebabkan wanita osteoporosis

5. Osteoporosis merupakan kehilangan masa tulang (keropos tulang)

6. Kurangnya aktivitas meningkatkan terjadinya osteoporosis 7. Berkurangnya tinggi badan secara tiba-tiba merupakan tanda

dan gejala osteoporosis

8. Telur, susu, mentega adalah makanan mengandung vitamin D yang dapat mencegah osteoporosis

9. Osteoporosis menyebabkan tubuh menjadi bungkuk

10. Pegal, linu, dan nyeri tulang merupakan tanda dan gejala osteoporosis bagi wanita tua

11. Tulang yang pertama mengalami osteoporosis adalah tulang belakang

12. Asupan kalsium yang cukup dapat mempertahankan kepadatan tulang

13. Paparan sinar matahari pagi membantu tubuh menghasilkan vitamin D

14. Merokok dapat mempercepat osteoporosis

(52)

b. Pertanyaan Sikap

N Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Setiap wanita akan mengalami menopause 2 Gejala menopause dapat di hilangkan atau diobati

3 Seorang wanita perlu sinar matahari pagi dapat mencegah osteoporosis

4 Orang tua yang menderita osteoposis maka dapat diturunkan pada anaknya

5 Makanan yang mengandung vitamin D yaitu susu, telur, dan mentega akan memperkuat tulang.

6 Wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan laki-laki

7 Seorang wanita tua sering mengalami rematik

8 Osteoporosis merupakan bagian dari proses untuk menjadi tua

9 Tinggi badan saya menjadi lebih pendek jika mengalami osteoporosis

(53)

Master Tabel

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Terhadap Osteoporosis di Desa Arapayung Dusun II Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Be No

umur Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Sikap

(54)

26 37 IRT SMP 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 4 2 3 1 3 3 4 3 3 3 27 33 IRT SMP 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 2 2 1 2 1 3 1 1 1 3 28 37 IRT SD 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 29 33 IRT SD 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 4 2 3 2 3 4 2 3 3 4 30 38 IRT SD 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 31 35 IRT SD 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 2 3 4 3 4 2 1 4 2 4 32 34 IRT SD 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 4 3 3 3 2 3 2 3 2 1 33 32 IRT SMP 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 34 31 IRT SD 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 4 4 3 3 4 2 1 4 3 3 35 30 IRT SMP 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 3 1 1 1 2 1 2 2 1 1 36 39 IRT SMP 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 3 2 3 3 4 2 3 2 4 37 41 IRT SMP 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 38 43 IRT SMA 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 39 44 IRT SD 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 3 2 3 2 2 1 1 4 2 3 40 30 IRT SD 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2

41 45

wira

(55)

55 36 IRT SD 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 56 33 IRT SD 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 57 38 IRT SD 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1

58 37

wira

swasta SMA 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 59 36 IRT SMP 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 2 2 2 1 2 2 1 2 4 60 36 IRT SMP 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 61 38 IRT SD 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 62 38 IRT SD 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 2 2 3 1 2 3 4 1 1 1 63 37 IRT SMP 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 64 39 IRT SD 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 2 2 2 1 2 3 2 1 2 1

65 39

wira

swasta SD 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 66 40 IRT SMP 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 67 43 IRT SMP 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 1 1 1 3 3 4 68 33 IRT SD 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 2 2 3 1 1 3 1 2 3 2 69 34 IRT SD 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 2 3 4 3 1 2 1 4 2 4 70 33 IRT SMA 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4 2 3 2 2 3 1 2 2 1 71 32 IRT SD 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 3 2 3 1 2 3 2 3 2 3 72 31 IRT SMP 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 4 4 2 3 1 2 1 4 3 3 73 33 IRT SD 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 74 32 IRT SD 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 4 2 3 2 4

75 30

wira

(56)

Frequencies

Statistics

Umur

Respond en

Pekerjaan Respond en

Pendidikan Respond en

N Valid 80 80 80

Missing 0 0 0

Frequency Table

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 31-35 31 38.8 38.8 38.8

36-40 33 41.3 41.3 80.0

41-45 16 20.0 20.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 75 93.8 93.8 93.8

PNS 1 1.3 1.3 95.0

Wiraswasta 4 5.0 5.0 100.0

(57)

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pendidikan dasar: TK, SD,dan sederajat

43 53.8 53.8 53.8

Pendidikan Menengah: SMP, SMA SMU dan sederajat

36 45.0 45.0 98.8

Pendidikan Tinggi : D1,D2,D3, D4,S1,S2, S3

1 1.3 1.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

(58)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Ite

ms

.946 15

Item Statistics

Mean

Std.

Deviati

on N

P1 .75 .444 20

P2 .70 .470 20

P3 .80 .410 20

P4 .70 .470 20

P5 .55 .510 20

P6 .70 .470 20

P7 .55 .510 20

P8 .75 .444 20

P9 .70 .470 20

P10 .80 .410 20

P11 .75 .444 20

P12 .70 .470 20

P13 .75 .444 20

P14 .70 .470 20

(59)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Delete d Scale Varianc e if Item Delete d Corrected Item-Total Correla tion Cronbach's Alpha if Item Delete d

P1 9.70 24.326 .733 .942

P2 9.75 23.882 .790 .941

P3 9.65 25.292 .551 .946

P4 9.75 23.882 .790 .941

P5 9.90 24.200 .652 .945

P6 9.75 23.882 .790 .941

P7 9.90 24.200 .652 .945

P8 9.70 24.326 .733 .942

P9 9.75 23.882 .790 .941

P10 9.65 25.292 .551 .946

P11 9.70 24.326 .733 .942

P12 9.75 23.882 .790 .941

P13 9.70 24.326 .733 .942

P14 9.75 23.882 .790 .941

(60)

Scale Statistics

Mean Variance Std.

Deviati on

N of Ite

ms 10.45 27.734 5.266 15

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0 Excludeda 0 .0 Total 20 100.0 a. Listwise deletion based on all variables

in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Ite

ms

(61)

Item Statistics

Mean

Std.

Deviati

on N

P1 .80 .410 20

P2 .70 .470 20

P3 .75 .444 20

P4 .70 .470 20

P5 .55 .510 20

P6 .70 .470 20

P7 .55 .510 20

P8 .75 .444 20

P9 .55 .510 20

(62)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Delete d Scale Varianc e if Item Delete d Corrected Item-Total Correla tion Cronbach's Alpha if Item Delete d

P1 6.00 10.947 .775 .916

P2 6.10 10.832 .701 .919

P3 6.05 10.787 .767 .916

P4 6.10 10.832 .701 .919

P5 6.25 10.618 .704 .919

P6 6.10 10.832 .701 .919

P7 6.25 10.618 .704 .919

P8 6.05 11.103 .649 .922

P9 6.25 10.618 .704 .919

P10 6.05 10.787 .767 .916

Scale Statistics

(63)

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan

Responden * Sikap Responden

80 100.0% 0 .0% 80 100.0%

Pengetahuan Responden * Sikap Responden Crosstabulation

Sikap Responden Total positif=>1 5 negatif=<1 5 Pengetahuan Responden

Baik=>7 Count 28 28 56

% within Pengetahuan Responden

50.0% 50.0% 100.0% tidak

baik=< 7

Count 19 5 24

% within Pengetahuan Responden

79.2% 20.8% 100.0%

Total Count 47 33 80

% within Pengetahuan Responden

(64)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 5.897a 1 .015

Continuity Correctionb 4.755 1 .029 Likelihood Ratio 6.245 1 .012

Fisher's Exact Test .025 .013

Linear-by-Linear Association

5.824 1 .016

N of Valid Cases 80

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.90.

(65)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper Odds Ratio for

Pengetahuan Responden

(Baik=>7 / tidak baik=<7)

.263 .086 .803

For cohort Sikap Responden = positif=>15

.632 .453 .881

For cohort Sikap Responden = negatif=<15

2.400 1.054 5.464

Gambar

Tabel 1. Defenisi Operasinal
Table 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di Desa Arapayung
Table 5.2
Tabel 5.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Fanani (2009) juga menemukan hal yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Asiah (2004), yaitu kualitas pelaporan keuangan berpengaruh negatif dan signifikan

Pada kenyataannya disekolah siswa mendapatkan efikasi diri yang rendah, misalnya: pada saat kegiatan belajar mengajar siswa tersebut menghindari pelajaran yang

Hasil dari analisis data dapat disimpulkan bahwa sari buah jeruk nipis dapat menurunkan kadar kolesterol dan berat badan secara signifikan pada mencit putih jantan, tetapi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terhadap semua kelompok, dapat dilihat secara keseluruhan bahwa variasi dosis dan lama waktu perlakuan mempengaruhi kadar

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan, menggunakan metode Studi Pustaka dan mengumpulkan berbagai referensi dari bahan penulisan yang diperlukan dengan cara

Perkembangbiakan perkici pelangi secara ex-situ dapat dilakukan di dalam laboratorium penangkaran melalui cara mengawinkan satu jantan dengan satu betina, ataupun

Ada beberapa tips/cara yang dapat dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor yaitu diusahakan untuk memarkirkan kendaraan ditempat yang resmi dan aman, mengamankan barang

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik