3.5. PEKERJAAN LOGAM
3.5.1. PEKERJAAN LOGAM UNTUK STRUKTUR
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan logam untuk struktur meliputi pemasangan gording serta pembuatan konstruksi kuda-kuda baja lengkap dengan ikatan-ikatan yang diperlukan, sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana.
2) Persyaratan Bahan
a. Pelaksana wajib mengusulkan secara tertulis semua jenis baja yang akan digunakan untuk pekerjaan struktur kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
Sebagai bahan pertimbangan Konsultan Manajemen Konstruksi, surat usulan Pelaksana harus dilampiri dengan hasil uji tarik di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan., atas biaya Pelaksana.
Jumlah minimum contoh uji per jenis baja adalah 4 (empat) buah.
b. Semua jenis baja untuk struktur harus berasal dari pabrik yang sama yang dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dan mempunyai dimensi penampang serta mutu bahan baja yang memenuhi persyaratan di bawah ini.
c. Semua profil baja , pelat baja dan pipa baja untuk struktur kap, harus merupakan profil baru (belum pernah dipakai) dan dari macam baja yang sama yaitu BJ 37 dengan tegangan leleh minimum sebesar 2400 kg/cm2 sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002)..
d. Semua profil kanal CNP 75 x 50 x 2 x 3 untuk gording harus baru (belum pernah dipakai) dan dari macam baja yang sama yaitu BJ 41 dengan tegangan leleh minimum sebesar 2500 kg/cm2 sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002)..
e. Semua baut dan mur harus baru (belum pernah dipakai) dan dari macam baja BJ 37 yang sama dengan tegangan leleh minimum sebesar 2400 kg/cm2 sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002). f. Batang-batang profil baja yang permukaannya telah berkarat atau berlubang, sumbu profilnya bengkok atau muntir, atau memiliki cacat-cacat perubahan bentuk lainnya tidak boleh digunakan.
g. Profil kanal C tipis untuk keperluan non-struktural dengan tegangan leleh kurang dari 2500 kg/cm2 dilarang keras untuk digunakan sebagai gording.
h. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai dimensi dan mutu bahan baja yang digunakan, Konsultan Perencana berhak untuk meminta Pelaksana melakukan uji tarik baja di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan, atas biaya Pelaksana.
i. Jumlah minimum contoh uji per jenis baja adalah 4 (empat) buah.
j. Semua elektroda las yang digunakan harus dapat menghasilkan tebal las dan mutu logam las setelah dingin minimal sama dengan mutu baja yang dilas.
k. Apabila tampak adanya cacat-cacat las dan/atau terdapat keragu-raguan terhadap mutu pengelasan, Konsultan Perencana berhak untuk meminta diadakannya pengujian mutu las oleh Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan,, atas biaya Pelaksana.
l. Semua jenis baja yang tidak memenuhi dimensi sesuai gambar rencana dan/atau tidak memenuhi tegangan leleh yang disyaratkan, harus segera diganti dengan jenis baja yang memenuhi syarat-syarat gambar rencana dan spesifikasi ini, atas biaya Pelaksana.
m. Ukuran profil siku, pelat baja dan pipa baja, serta profil kanal CNP dan baut-baut harus sesuai gambar rencana. Perubahan ukuran dari yang tertera pada gambar rencana hanya boleh dilakukan Pelaksana berdasarkan ijin tertulis dari Konsultan Perencana.
3) Syarat-syarat Pelaksanaan Syarat-syarat Pelaksanaan Umum
Kualitas pekerjaan harus bertaraf kelas satu yang hasilnya bebas dari puntiran, tekukan, dan hubungan-hubungan yang terbuka.
Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga pelaksanaan pemasangan tidak memerlukan ganjal-ganjal berupa pelat-pelat pengisi, kecuali jika gambar-gambar detail rencana menunjukkan hal tersebut.
Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan ketelitian dan keahlian yang tinggi serta pemasangannya dilakukan dengan hati-hati sehingga dihasilkan tampak yang rapi sekali.
Pelaksana wajib mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan tidak boleh menggantungkan diri pada gambar-gambar rencana yang ada supaya dapat memasang pekerjaan logam untuk struktur tepat pada tempatnya, terutama pada detail-detail yang rumit atau bagian-bagian yang terhalang oleh benda-benda lain.
Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menolak setiap bagian pekerjaan yang dinilai buruk dan tidak rapi. Bagian pekerjaan yang ditolak harus segera diganti atas biaya Pelaksana.
Untuk mencegah proses pengkaratan, bagian-bagian konstruksi baja yang telah selesai dikerjakan permukaannya harus segera dibersihkan dan
dilindungi terhadap pengaruh luar dengan cara dicat.
Pemeriksaan bagian-bagian konstruksi yang pemasangannya dilakukan dalam kondisi telah diberi lubang-lubang baut sesuai gambar rencana dan permukaannya telah dibersihkan dari noda-noda atau kotoran-kotoran yang ada, harus dilakukan dalam keadaan telah dicat.
Sebelum pekerjaan baja untuk struktur mulai dilaksanakan, Pelaksana wajib membuat gambar kerja (shop drawing) untuk memproses persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
4) Penyambungan dengan Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati.
Baja yang akan dilas sebelumnya harus telah dibersihkan dari kotoran- kotoran (misalnya : minyak, cat, tahi besi) yang terdapat pada permukaannya dan dibebaskan dari cacat-cacat yang dapat menurunkan kekuatan sambungan las.
Permukaan yang dilas harus dihaluskan sehingga tampak teratur dan sama rata dengan permukaan logam disekitarnya. Las-las yang memperlihatkan adanya cacat-cacat harus dipotong dan dilas ulang, atas biaya Pelaksana.
Pengelasan sedapat mungkin harus dilakukan di dalam bengkel. Pekerjaan las yang dilakukan di lapangan pekerjaan harus dapat menghasilkan kualitas pengelasan yang sama dengan yang dilakukan di dalam bengkel.
Pengelasan harus dilaksanakan dalam kondisi konstruksi diam dan belum menahan beban penutup atap.
Pekerjaan pengelasan tidak boleh dilakukan dalam keadaan basah atau kehujanan.
Pengelasan harus dilaksanakan dengan mesin las dan elektroda las yang telah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
Mutu bahan baja las setelah dingin minimal harus sama dengan mutu baja yang dilas.
Elektroda yang digunakan adalah kelas E-60 atau grade SAW-1 sesuai ASTM A-233.
Apabila terdapat keraguan mengenai mutu pengelasan, Konsultan Manajemen Konstruksi berhak meminta Pelaksana untuk mengadakan pengujian mutu las oleh Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Nunukan, atas biaya Pelaksana.
Macam las yang dipakai adalah las lumer dengan busur listrik, yaitu berupa las tumpul (butt weld) yang tebalnya minimal sama dengan tebal logam yang dilas, dan las sudut (fillet weld) yang tebalnya minimum 3,5 mm.
Panjang pengelasan harus sesuai dengan gambar rencana.
Panjang las sudut minimum 40 mm dan maksimum 130 mm. 5) Pelaksanaan di Lapangan Pekerjaan
a. Pelaksana wajib menjaga kerapihan penyimpanan bahan-bahan di lapangan pekerjaan, dan menjaga serta melindungi bahan-bahan tersebut dari pengaruh luar untuk mencegah berlangsungnya proses pengkaratan. b. Sambungan dengan Baut
Sambungan baut harus menggunakan baut-baut hitam dengan diameter baut sesuai gambar rencana.
Macam baja baut adalah BJ 37 dengan tegangan leleh minimum sebesar 2400 kg/cm2 sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung (SNI 03-1729-1989 atau SNI 1729-1989-F).
Lubang-lubang untuk memasang baut harus dibuat dengan cara dibor (tidak boleh di pons atau dilubangi dengan las) untuk menghasilkan diameter lubang maksimal 1 mm lebih besar dari diameter baut yang digunakan, pada posisi yang tepat sesuai dengan gambar rencana.
Pemasangan baut-baut harus dilaksanakan dalam kondisi konstruksi diam dan belum menahan beban penutup atap.
c. Pada pelaksanaan konstruksi rangka batang untuk kuda-kuda utama harus diberikan lawan lendut di tengah bentang sebesar 1/600 kali panjang bentang kuda-kuda yang bersangkutan.
d. Bagian-bagian konstruksi baja harus diangkat sedemikian rupa, sehingga tidak melengkung atau memuntir selama proses pengangkatan dilakukan. e. Bila perlu harus digunakan ikatan-ikatan sementara sampai seluruh proses
pemasangan selesai dilaksanakan dengan sempurna. 6) Memotong dan Menyelesaikan Pinggiran-pinggiran
a. Pinggiran-pinggiran bekas irisan harus diselesaikan (finishing) sehingga benar-benar rata, lurus dan bersih. Adanya cacat berupa alur-alur, beram-beram dan lain-lain tidak diijinkan.
b. Pinggiran-pinggiran bekas dipotong dengan api harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2.5 mm, supaya tidak lagi tampak adanya alur-alur bekas potongan.
7) Meluruskan, Memadatkan dan Melengkungkan
a. Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan dalam kondisi dingin hanya boleh dilaksanakan untuk bagian-bagian konstruksi yang non-struktural. b. Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan batang-batang harus
dilakukan dalam kondisi panas segera setelah logam yang dipanaskan warnanya menjadi merah tua.
c. Dilarang memukul dengan martil setelah logam yang dipanaskan tidak lagi menyinarkan cahaya.
8) Menembus, Mengebor dan Meluaskan Lubang
a. Pada keadaan akhir, diameter lubang baut setelah dibubut dengan tepat maksimal 1 mm lebih besar dari diameter baut hitam yang akan digunakan. b. Lubang-lubang pada bagian konstruksi yang disambung harus disatukan
dengan alat penyambung dan dibor sekaligus. Apabila diameter lubang yang dihasilkan tidak sesuai, maka lubang-lubang tersebut boleh diperluas dengan penyimpangan diameter maksimal 0.5 mm.
c. Semua lubang sebelum pemasangan baut harus diberam dan tidak boleh dilakukan dengan mempergunakan besi-besi pengerut.
9) Pemasangan Baut Hitam
a. Baut-baut hitam yang digunakan harus mempunyai ukuran diameter sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana.
b. Pemasangan baut harus tegak lurus dan benar-benar kokoh serta kekokohannya merata antara baut yang satu dengan yang lain.
c. Tempat-tempat atau lokasi-lokasi sambungan profil harus sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
10) Perlindungan Terhadap Karat
Permukaan logam harus dilindungi terhadap terjadinya proses pengkaratan dengan cara dibersihkan dari semua kotoran yang melekat padanya lalu dicat dengan meni besi yang mutunya setara merk ICI, dan kemudian dilapisi dengan cat enamel setara merk ICI sebanyak dua kali. Warna meni dan cat akan ditentukan kemudian.