• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelabuhan Hub Internasional.

Dalam dokumen fa transmedia edisi 3 part1 2016 (Halaman 52-55)

Pelabuhan Terbesar di Sulawesi Utara

Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan terbesar di Sulawesi Utara dan menjadi salah satu dari 24 pelabuhan strategis di Indonesia. Bahkan, jalur di wilayah Pelabuhan Bitung sering dikunjungi oleh kapal- kapal internasional. Letak geografis Pelabuhan Bitung ini paling dekat dengan negara-negara Asia-Pasifik. Kemudian, faktor alam pun mendukung di pelabuhan ini. Pasalnya, pelabuhan ini menjadi pelabuhan alam yang paling strategis, karena pelabuhan ini tidak perlu melakukan pengerukan karena telah memiliki kedalaman alur sekitar 12-16 meter. Karena tingkat kedalamannya, pelabuhan ini pun telah memenuhi standar internasional. Hal

letaknya yang strategis, aktivitas pelabuhan ini cukup ramai. Untuk menunjang lalulintas perdagangan, pemerintah telah menerapkan semua aturan

keselamatan, keamanan dan pelayanan pelabuhan ini agar aktivitas pelayanan pelabuhan sesuai harapan masyarakat. Keberadaan pelabuhan bisa menunjang kegiatan perekonomian setempat. Pengawasan yang ketat terhadap kelayakan sarana dan prasarana pelayaran terus dilakukan secara ketat.

Strategis Nasional (KSN) yang ada di Sulawesi Utara berdasarkan RTWN terdapat 3 KSN yaitu KAPET Manado- Bitung, DAS Tondano, dan Kawasan Perbatasan Antar Negara. KSN ini dikembangkan untuk mendukung kepentingan Ekonomi, konservasi, pariwisata dan ketahanan Negara. Kawasan Sulawesi Utara juga menjadi Kawasan Strategis Cepat Tumbuh yang mencakup pengembangan Kawasan Agropolitan dan Kawasan Minapolitan. Di daerah Bitung sendiri memiliki komoditas perikanan yang menjadi pengekspor terbesar ketiga hasil perikanan di Indonesia. Selain itu, Bitung juga terkenal dengan komoditas perkebunannya yang sangat potensial seperti kelapa dan turunannya, cengkeh, pala, kopi, dan coklat. Maka tidak heran, jika Pelabuhan Bitung dijadikan Pelabuhan Hub Internasional. Pelabuhan ini melayani Terminal Konvensional dan Terminal Petikemas Bitung (TPB). Keduanya dikelola oleh PT Pelindo IV. Menurut General Manajer Terminal Konvensional PT Pelindo IV Sofyan, Terminal Konvensional

melakukan aktivitas general cargo,

terminal penumpang, dan pelayanan kapal pandu dan tunda. Sedangkan, TPB khusus melayani kegiatan bongkar muat peti kemas.

Pelabuhan Bitung yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV memiliki dermaga seluas 1.440 m2. Pelabuhan Bitung juga memiliki kedalaman yang baik untuk proses sandar kapal. Ada sekitar 12 Mean Low Water Springs (MLWS) di pelabuhan. Kemudian, ada pula Lapangan Multipurpose seluas 5 ha, dan terminal penumpang seluas 2.544

m2. Beberapa fasilitas pelayanan pada

Pelabuhan Cabang Bitung ialah Terminal Penumpang, General Cargo, Curah Cair (CPO), Curah Kering (Semen), serta TPB. Untuk kapasitas Terminal di Pelabuhan Bitung cukup memadai. Berth Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat penggunaan dermaganya juga masih cukup memadai. Kapasitas untuk General Cargo pada Pelabuhan Cabang Bitung berada sebesar 550.000 ton/ tahun, dan bangunan terminal penumpang untuk menampung penumpang sebanyak 1.590 penumpang.

2

POTRET

“KSOP Bitung sudah menerapkan pemenuhan standar keselamatan, keamanan dan pelayanan secara baik,” ujar Kepala KSOP Bitung kepada Transmedia, belum lama ini.

Pelabuhan ini menjadi andalan transportasi Sulawesi Utara untuk mendistribusikan hasil-hasil industri dan kekayaan alam masyarakat setempat. Potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Sulawesi Utara yang cukup besar, seperti pertanian, perikanan dan, pariwisata serta mineral. Kawasan

Foto : Dyota

Foto : Dyota

53

Sementara, fasilitas utama yang dimiliki oleh TPB ialah dermaga konvensional dengan luas 591 m2 dan dengan kedalaman 12 – 14 mlws, dan Container Yard seluas 5,4 ha. Untuk mempermudah aktivitas petikemas, TPB memiliki Container Crane sebanyak 4 Unit, dan Rubber Tyred Gantry (RTG) sebanyak 8 Unit.

Kapasitas Terminal Petikemas Bitung dengan luas 3,1 ha sebanyak 155.000 teu’s/tahun. Sementara kapasitas pelabuhan konvensional yang berada di area 2,3 ha sebanyak 115.000 teu’s/ tahun. Total kapasitas untuk aktivitas petikemas pada Pelabuhan Bitung ialah sebanyak 270.000 teu’s/tahun. “BOR-nya masih sekitar di bawah 60- an. Selain itu, lapangan penumpukan juga masih memadai apabila ada barang-barang yang perlu dibongkar tidak langsung closing. Lapangan kami juga masih tersedia luas. Namun, kapasitas lapangan penumpukan di TPB sudah cukup penuh,” Ungkap Sofyan kepada Trans Media di Bitung, beberapa waktu lalu.

Untuk itu diperlukan pengoptimalan dan perluasan wilayah untuk aktivitas petikemas. Hal ini menjadi bukti bahwa Pelabuhan Bitung memiliki aktivitas yang cukup padat pula.

Pada Pelabuhan Bitung terdapat empat dermaga yaitu, Dermaga Samudera untuk terminal penumpang, Dermaga Industri Kimia Dasar (IKD) untuk barang- barang farmasi, Dermaga Nusantara dan Dermaga Pelabuhan Rakyat (Pelra) untuk kapal-kapal kayu.

“Untuk terminal penumpang, rute kebanyakan ke daerah timur, seperti Ambon, Papua, Morotai, Sorong, dan Biak. Ada juga yg ke Balikpapan, Makassar, dan Surabaya,” jelasnya.

Siap Hadapi Tol Laut

Wilayahnya yang strategis membuat Pelabuhan Bitung menjadi pintu masuk dan keluarnya kapal-kapal nasional dan internasional. Hal ini sebagai dasar penetapan Pelabuhan Bitung menjadi Pelabuhan Hub Internasional. Selain itu, Pelabuhan Bitung pun termasuk dari 24 pelabuhan Program Tol Laut dan KEK. Dijadikannya Pelabuhan Bitung sebagai Pelabuhan Hub Internasional, Pelabuhan Tol Laut dan KEK, membuat seluruh elemen baik itu PT Pelindo IV, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah serta Pusat harus saling bersinergi dengan baik. Pasalnya, dibutuhkan pembenahan dan peningkatan kapasitas untuk menunjang Pelabuhan Bitung ini.

Untuk menunjang proyek Pelabuhan Bitung ini, diadakan beberapa program jangka pendek, dan jangka panjang

agar perkembangan proyek ini stabil. Program jangka pendek, Pelabuhan akan membuat seaway seluas 5 ha. Seaway itu akan menjadi container yard yang berfungsi untuk menumpuk container. Pembangunan seaway ini dilakukan dengan cara mereklamasi wilayah TPB di Pelabuhan Bitung. Kemudian, dermaga TPB di Pelabuhan Bitung akan diperpanjang sehingga 131 m. Pada reklamasi dan perpanjangan dermaga di TPB ini telah disiapkan dana sekitar Rp 365 miliar yang akan dimulai pada 1 Juli 2016 dan selesai pada Desember 2017.

Perbaikan terminal di Pelabuhan Bitung juga dilakukan guna mempercantik fasilitas pelayanan. Perbaikan ini diprioritaskan di TPB karena aktivitas bongkar muat petikemas akan semakin padat setelah KEK berjalan. Jika TPB telah penuh maka Terminal Konvensional akan dijadikan lahan tambahan untuk aktivitas petikemas. Ke depannya lapangan penumpukan yang ada di Terminal Konvensional ini akan disatukan dengan TPB, dan ada ekspansi ke hinterland bagian belakang atau perluas backup area.

Program jangka panjang yang akan dilakukan Pelabuhan Bitung ialah pengembangan pelabuhan di wilayah KEK. Pembangunan ini akan dilakukan setelah memaksimalkan pelabuhan yang telah eksisting. Pembangunan pelabuhan di wilayah KEK diinisiasi akan cepat dilakukan. Hal ini karena diperkirakan aktivitas Pelabuhan Hub Internasional Bitung yang terintegrasi dengan jalan tol Manado – Bitung dan Kereta Api akan cepat berkembang. Dalam peningkatan kapasitas,

beberapa fasilitas pun ditambah seperti penambahan Container Crane. Sebab, kekuatan alat produksi utama untuk Container adalah Container Crane yang digunakan untuk melakukan stepping door dari kapal ke dermaga atau sebaliknya. Untuk kapasitas pun akan ditingkatkan kembali dari sekitar 200.000 teu’s/tahun menjadi 1,7 juta teu’s/tahunnya. Jumlah peningkatan kapasitas ini gabungan dari TPB dan Pelabuhan Cabang Bitung.

“Dengan melihat tren pertumbuhan Pelabuhan Bitung saat ini, untuk peti kemas berkisar antara 10-15%, jadi

POTRET

3. Kegiatan di pelabuhan Bitung 4. Kapal Sabuk Nusantara 51

3

diperkirakan sekitar 2028 baru kita mendekati titik crowded 1,7 juta teu’s,” tutur Sofyan.

Selain itu, pemerintah juga turut andil dalam pembangunan Pelabuhan Hub Internasional Bitung ini. Pemerintah telah melaksanakan pembangunan jalan tol Manado – Bitung untuk memudahkan proses distribusi. Jalan tol Manado – Bitung tersebut sepanjang 39 kilometer, dan baru tahap pertama selesai sepanjang 7 km. Rencananya target penyelesaian jalan tol ini pada 2019. Di Manado sendiri akan dibangun Jalan Manado Outer Ring Road II. Kemudian, pemerintah juga akan membangun infrastruktur jaringan perkeretaapian serta menyiapkan infrastruktur pendukung Pelabuhan Hub Internasional Bitung yaitu Bendungan Multifungsi Kuwil.

“Pada pembangunan ini, seluruh elemen disatukan agar saling bersinergi dengan baik. Pemerintah pun membentuk tim percepatan

Selain fasilitas

Dalam dokumen fa transmedia edisi 3 part1 2016 (Halaman 52-55)

Dokumen terkait