• Tidak ada hasil yang ditemukan

J. Analisis Data

1. Pelaksanaaan Eksperimen

Pola penelitian ini bersifat eksperimental dengan pola M-G (Matched Group Design), yaitu dengan mengadakan penyamaan kondisi terhadap dua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Pola M-G ini menggunakan teknik penyamaan rata-rata nilai sejarah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diadakan perlakuan atau eksperimen lebih lanjut.

Penyamaan rata-rata nilai kelompok pada populasi dilakukan dengan menggunakan F-test (hasil perhitungan dengan SPSS dapat dilihat seperti pada lampiran 2a). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi = 0,683. karena nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari α (5%) maka dapat disimpulkan rata-rata nilai semua kelas tersebut adalah homogen. Sehingga sistem pengambilan sampel yang digunakan dapat dipilih kelas secar bebas (cluster random sampling).

Untuk mengetahui bahwa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai keadaan awal yang sama, selanjutnya dilakukan uji homogenitas antara ke dua kelas. Dari hasil perhitungan seperti pada lampiran 2b diperoleh nilai Fhitung sebesar = 1,00122, kemudian dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh sebesar = 1,70 maka dapat

dikatakan nilai dari dua kelas tersebut benar-benar homogen. Selanjutnya dilakukan eksperimen yaitu pemberian treatment pada kelompok eksperimen dengan menerapkan metode ceramah yang menggunakan multi media dalam proses belajar mengajar. Kemudian diadakan post test dari kedua kelompok sampel untuk mengetahui prestasi belajar kedua kelompok setelah dilakukan eksperimen. Adapun pelaksanaan metode ceramah yang tanpa mengunakan multi media pada kelompok kontrol dan metode ceramah yang menggunakan multi media pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

a. Metode ceramah yang menggunakan multi media dikenakan pada kelompok eksperimen, yaitu kelas VII-H. Pada awal pertemuan guru memberikan apresiasi yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disajikan. Selanjutnya guru menyampaikan materi seperti terdapat dalam satuan pelajaran dengan metode ceramah dengan menggunakan multi media yang diselingi dengan memberikan baberapa pertanyaan pada siswa. 15 menit terakhir guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang disampaikan. Pada menit yang terakhir guru menyampaikan pada siswa materi yang akan disajikan pada pertemuan yang akan datang.

b. Metode ceramah tanpa mengunakan multi media dikenakan pada, kelompok kontrol yaitu kelas VII-B. Adapun langkahnya adalah pada awal pertemuan guru memberikan apresiasi yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disajikan.

Selanjutnya guru menyampaikan materi seperti terdapat dalam satuan pelajaran dengan metode ceramah yang diselingi dengan memberikan baberapa pertanyaan pada siswa. Selama KBM siswa memperhatikan dan mencatat materi penting yang disampaikan guru. 15 menit terakhir guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang disampaikan dan mengajukan beberapa pertanyaan pada angket. Pada menit yang terakhir guru menyampaikan pada siswa materi yang akan disajikan pada pertemuan yang akan datang.

c. Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Data hasil penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol (lampiran 7a dan 7b) diolah dengan SPSS secara diskriptif dengan output seperti pada lampiran 8.

Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan masing-masing dengan ubahan mencari statistik deskriptif didasarkan nilai mean (M1) dan standart deviasi (SD) dengan mengelompokkan data dalam empat kategori (lihat lampiran 8):

(M+1,5 SD) Ke atas = Tinggi (M sampai dengan M+1,5 SD) = Cukup (M-1,5 SD sampai dengan M) = Kurang (M-1,5 SD) Ke bawah = Rendah Dengan nilai yang diperoleh sebagai berikut. M+1,5 SD = 110,3450346

M - 1,5 SD = 90,3049

1) Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen

Skor tertinggi responden adalah 163 dan skor terendah 57. Dari analisis yang diperoleh diperoleh skor rata-rata (M) = 100,7, Mode (Mo) = 87 dan median (Me) = 95. Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen dapat dideskripsikan bahwa nilai median 95,00 artinya ada separuh responden (20 orang) total nilainya di atas 95,00 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 80 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 80.

Untuk mengetahui kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen maka, dapat dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163. Selanjutnya mengurangi dan menambah nilai rata-rata dengan dua kali nilai standar deviasi (100,7-2x26,105= 48,49 dan 100,7+2x26,105=152,91) nilai tersebut berada di luar selang atau rentang nilai minimum= 57 dan nilai maksimum 163. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen bersifat heterogen, artinya jawaban responden bersifat tidak menggerombol (ada gap antara nilai rendah dan nilai tinggi). Gambaran yang lebih jelas tentang tingkat kesadaran sejarah kelompok eksperimen siswa SMP Negeri

1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen Kategori Frekuensi Absolut Relatif Tinggi 12 30% Cukup 3 7,5% Rendah 3 7,5% Kurang 22 55% TOTAL 40 100%

Kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163. Menunjukkan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen mempunyai nilai standar deviasi tidak kecil. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen bersifat heterogen, artinya jawaban responden bersifat tidak menggerombol (ada jarak antara nilai rendah dan nilai tinggi).

2) Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas kontrol

Skor tertinggi responden adalah 152 dan skor terendah 44. Dari analisis yang diperoleh diperoleh skor rata-rata (M) = 99,95, Mode (Mo) = 87 dan median (Me) = 93,5. Dari skoring variabel tingkat

kesadaran sejarah kelas kontrol dapat dideskripsikan bahwa nilai median 93,50 artinya ada separoh responden (20 orang) total nilainya di atas 93,50 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 87 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 87.

Untuk mengetahui kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas kontrol maka, dapat dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163. Selanjutnya mengurangi dan menambah nilai rata-rata dengan dua kali nilai standar deviasi (99,95-2x26,342= 47,266 dan 99,95+2x26,342=152,634) nilai tersebut berada dalam selang atau rentang nilai minimum= 44 dan nilai maksimum 152. Hal tersebut menunjukkan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol mempunyai nilai standar deviasi kecil. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol bersifat homogen, artinya jawaban responden bersifat menggerombol (tidak ada gap antara nilai rendah dan nilai tinggi). Gambaran yang lebih jelas tentang tingkat kesadaran sejarah kelompok eksperimen siswa SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol Kategori Frekuensi Absolut Relatif Tinggi 9 22,5% Cukup 6 15% Rendah 0 0% Kurang 25 62,5% TOTAL 40 100%

Kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas kontrol maka, dapat dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163. Variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol mempunyai nilai standar deviasi kecil. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol bersifat homogen, artinya jawaban responden bersifat menggerombol (tidak ada gap antara nilai rendah dan nilai tinggi).

d. Pengujian perbedaan tingkat kesadaran siswa kelas Kontrol dan kelas eksperimen

1) Uji Normalitas

Data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen (lampiran 7a dan 7b) dalam uji normalitas dengan statistik uji

mempunyai ukuran lebih dari 30 memiliki distribusi normal. Tabel nilai kritis untuk uji Lilliefors dapat dilihat pada lampiran 9.

Uji normalitas data untuk data kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi pada pada output nilai sig = 0,333 = 33,3% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima, artinya variabel kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk data kelas eksperimen pada output nilai sig = 0,414 = 41,4% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima, artinya variabel kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil output analisis data dengan SPSS dapat dilihat dalam lampiran 6.

2) Uji Homogenitas

Data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen (lampiran 7a dan 7b) diolah dengan SPSS untuk uji homogenitas output lampiran 10.

Uji Kesamaan Varian Hipotesis :

Ho = varian variabel kelas kontrol = varian variabel kelas kontrol Ha = varian variabel kelas kontrol ≠ varian variabel kelas kontrol

Dilihat nilai signifikansi untuk distribusi t menunjukkan sig = 0,717 = 71,7% lebih dari 5% artinya tidak signifikan, Ho diterima, atau varian kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Uji Tingkat Kesadaran Sejarah

Ho : μ12 artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda

H1 : μ ≠μ2 artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda

Dilihat dari hasil output SPSS yang terdapat dalam lampiran 10 nilai signifikansi pada deretan equal variances assumed

menunjukkan sig = 0,899 = 89,9% lebih dari 5% artinya Ho diterima, jadi tidak terdapat perbedaan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3) Pengujian perbedaan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas Kontrol dan kelas eksperimen

Dari hasil perhitungan rata-rata nilai post test kelompok kontrol seperti dalam lampiran 11, diperoleh rata-rata nilai post test sebesar 2,50 dengan rata-rata nilai post test kelompok eksperimen sebesar 2,956 diperoleh harga t hitung sebesar 2,743801008. Harga t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) 40 + 40 - 2 = 78, diperoleh harga t tabel sebesar 1,994 (diperoleh dari hasil interpolasi nilai tabel antara dk 60 dan 120). Ternyata harga t hitung > t tabel. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.

Dokumen terkait