HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
2) Pelaksanaan a) Pertemuan 1 a)Pertemuan 1 a)Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Februari
2012. Pembelajaran berfokus pada materi menjumlahkan
pecahan berbeda penyebut. Dalam pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga kartu pecahan dan kertas bufallo.
yang membeli telur dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti, siswa menyimak penjelasan dari
guru tentang pecahan dengan menggunakan ruas jari, guru
menyuruh siswa menunujukkan jari telunujuk
masing-masing dan menunjuk salah satu ruas jari, kemudian guru
bertanya “satu ruas jari menunjukkan berapa bagian
pecahan?”. Beberapa siswa menjawab dengan benar, tetapi
ada siswa yang masih bingung, dan sebagian siswa lainnya
diam. Kemudian guru menggunakan kartu pecahan untuk
memancing ingatan siswa tentang pecahan beda penyebut.
Guru menunujukkan kartu sebuah kartu pecahan 1 4 dan
bertanya pada siswa “kartu ini menunjukkan pecahan berapa?”. Setelah itu guru menunjukkan kartu pecahan
yang kedua yaitu pecahan 2
4dan bertanya pada siswa “kartu ini menunjukkan pecahan berapa?”. Banyak siswa yang
berebut menjawabnya tapi masih ada beberapa yang hanya
diam. Setelah itu guru melanjutkan pertanyaan “ jika kedua kartu pecahan dijumlahkan, berapa hasil pecahannya?”.
salah satu siswa mengangkat tangan dan menjawab dengan
benar yaitu 3
4. Setelah itu, guru memberikan pengantar sebelum siswa melakukan diskusi kelompok yaitu dengan
berkata “ setelah ini kita akan belajar pecahan yang lain
dengan menggunakan kertas bufalo secara berkelompok”.
Dalam pembagian kelompok, siswa dibagi ke dalam 7
kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Kelompok tersebut
disesuaikan dengan kelompok belajar mereka guna
mempersingkat waktu dalam pembagian kelompok.
Nama-nama kelompok diberikan berdasarkan Nama-nama buah yaitu
buah melon, anggur, jambu, leci, jeruk, pisang, dan
mangga. Masing-masing perwakilan kelompok mengambil
undian. Undian tersebut berisi soal cerita yang berkaitan
dengan penjumlahan berbeda penyebut. Kemudian
masing-masing kelompok juga mendapatkan 1 buah lembar kerja
siswa (LKS). Guru dan peneliti membagikan alat peraga
yang berupa 2 buah kertas bufalo berwarna merah muda
dan biru dan sebuah spidol permanent. Kemudian guru
memberiakan petunjuk yang harus dilakukan siswa.
Masing-masing siswa diberi kesempatan untuk membaca
LKS dan soal undian. Selanjutnya Siswa berdiskusi
mencari cara menemukan cara untuk menjawab soal yang
sudah didapatkan melalui undian dengan kertas bufallo.
Saat proses diskusi, masing-masing kelompok siswa
bekerja sama dalam mencari cara menjumlahkan pecahan
macam cara yang dilakukan siswa dalam membuat pecahan
dengan kertas bufallo. Beberapa kelompok menggunakan
penggaris untuk membuat pecahan, beberapa siswa
melipat-lipat kertas supaya menjadi pecahan yang diinginkan, dan
ada kelompok yang langsung menggarisnya. Saat proses
diskusi, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, dan
mengawasi jalannya diskusi agar susasana tenang dan
kondusif. Setelah waktu selesai, guru menunjuk salah satu
kelompok yang siap untuk mempresentasikan hasil diskusi
mereka. Kelompok anggur mempresentasikan hasil diskusi
mereka, dengan membawa hasilnya dan memberikan
kesimpulan kelompok mengenai hasil diskusi. Guru
bersama siswa membahas hasil diskusi setiap kelompok.
dari hasil pembahasan, ternyata 3 kelompok benar, 2
kelompok salah, dan 1 kelompok yang belum selesai.
Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membahas
kesimpulan pembelajaran. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang kesimpulan pembelajaran. Beberapa
siswa yang pintar membuat kesimpulan yang benar, tetapi
masih banyak siswa yang hanya diam dan saat ditanya dia
menjawab bingung. Kemudian guru bertanya bagian mana
yang masih susah. Beberapa siswa menjawab saat
beberapa pertanyaan singkat tentang pecahan berbeda
penyebut. Guru melakukan refleksi tentang perasaan siswa
setelah mengikuti pembelajaran.
b) Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 11
Februari 2012. Dari hasil pertemuan satu, masih banyak
siswa yang bingung tentang penjumlahan berbeda
penyebut. Oleh karena itu, pertemuan 2 merupakan
pengulangan dari pertemuan satu. Meskipun pengulangan,
tetapi fokus pembelajarannya juga ditambah dengan
penjumlahan berbagai bentuk pecahan. Pada kegiatan awal,
siswa sudah duduk pada kelompok mereka masing-masing
sesuai dengan nama dan anggota kelompok pada pertemuan
1. Semua siswa memberi salam kepada guru. kemudian
guru mengulas pertemuan sebelumnya yaitu siklus satu
pertemuan 2, hal ini sebagai acuan agar siswa mengingat
kembali pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.
Pada kegiatan inti, siswa menyimak soal cerita yang
berhubungan dengan penjumlahan pecahan berbeda
penyebut. Kemudian siswa menjawab secara spontan
pertanyaan tersebut. Beberapa siswa antusias mengangkat
untuk menjawabnya. Siswa duduk sesuai dengan kelompok.
Sama halnya dengan pertemuan 1, masing-masing
perwakilan kelompok mengambil undian yang berisi soal
cerita. Soal cerita berhubungan dengan penjumlahan
pecahan berbeda penyebut. Soal undian yang diberikan
masing-masing kelompok berbeda, jadi tidak ada kelompok
yang akan saling meniru jawaban. Siswa juga dibagikan alat
peraga yaitu 2 kertas bufallo dan sebuah spidol permanent.
Saat jalannya diskusi, guru hanya bertindak sebagai
fasilitator. Suasana diskusi berjalan lebih tenang dari
pertemuan 1. Semua kelompok sudah mengerti apa yang
harus mereka kerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya. Hal tersebut terlihat dari cepatnya mereka
bekerja dan hasil yang baik. Setelah semua kelompok
selesai mengerjakan soal undian, setiap kelompok
mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS. Guru
menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi. Pada pertemuan 2 ini, 4 kelompok maju
memepresentasikan hasil diskusi baik soal undian maupun
soal LKS serta kesimpulan yang didapat setelah diskusi.
Semua kelompok berhasil mengerjakan soal dengan benar
dan waktu yang tepat. Guru dan siswa membahas hasil
Pada kegiatan akhir, guru beserta siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu untuk
menjumlahkan pecahan berbeda penyebut, penyebut harus
disamakan terlebih dahulu dengan cara mencari KPKnya.
Untuk penjumlahan berbagai bentuk pecahan, pecahan
harus dibuat ke dalam bentuk yang sama agar menjadi
senilai. Setelah itu, siswa mengerjakan soal evaluasi
sebanyak 20 soal. Soal evalusi berbentuk soal pilihan
ganda. Siswa yang telah selesai mengerjakan,
mengumpulkan hasilnya pada guru. Guru menyampaikan
refleksi dan bertanya pada siswa siapa yang belum paham?
Siswa menjawab, paham dan tidak ada kesulitan.
3) Observasi
Pada saat pembelajaran siklus I berlangsung, guru dan
peneliti telah melakukan observasi terhadap jalannya proses
pembelajaran. Setiap siswa menggunakan call card yang sesuai
dengan nomor absen, sehingga itu memudahkan peneliti dalam
mengobservasi siswa. Guru maupun peneliti, sama-sama
mengamati minat siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran
Matematika berlangsung. Selain itu guru dan peneliti juga
mengamati proses jalannya diskusi dan presentasi kelompok.
Hal itu dilakukan untuk menilai aspek afektif dan psikomotorik
dilakukan pada proses pembelajaran siklus I pertemuan I, guru
sudah baik dalam menyampaikan pembelajaran. siswa masih
tegang dan kaku dalam mengikuti pembelajaran Matematika.
Selain itu, masih banyak siswa yang bingung untuk mengerjakan
soal undian. Masih terlihat beberapa anak yang pintar saja, yang
langsung bisa mengerjakannya.
Dari hasil observasi pada proses pembelajaran siklus I
pertemuan 2, kegiatan pembelajaran berjalan lebih baik. Guru
sudah baik dalam menyampaiakan pembelajaran, hanya saja
guru belum menyampaiakan tujuan pembelajaran pada kegiatan
awal. Siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran Matematika dengan pendekatan kontekstual.
Kelompok siswa saling berebut untuk mempresentasikan hasil
diskusi. Seluruh kelompok siswa selesai mengerjakan dan
diperoleh jawaban yang benar.
4) Refleksi
Siklus 1 pertemuan I dilaksanakan tanggal 7 Februari 2012
membahas tentang penjumlahan pecahan berbeda penyebut.
Pembelajaran pada siklus I pertemuan I berlangsung sesuai
dengan perencanaan pembelajaran Matematika dengan
menggunakan pendekatan kontekstual. Alokasi waktu yang
pembelajaran siswa masih terlihat tegang dan kaku. Hal
tersebut dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
yang direkam dalam kamera. Siswa juga tidak terbiasa dengan
pembelajaran yang menggunakan alat peraga untuk berdiskusi.
Saat pembagian kelompok, siswa ribut saat menentukan tempat
duduk. Masih ada satu kelompok yang tidak selesai tepat
waktu, dan sebagian kelompok lambat dalam mengerjakan
pecahan dengan kertas bufallo, sehingga hal itu memakan waktu
yang lebih. Untuk mengatasi hal tersebut, pada pertemuan 2,
siswa diberikan pengertian untuk santai saja saat pembelajaran
dan tidak sering melihat ke kamera. Sebelum pembelajaran di
mulai siswa sudah duduk dalam kelompoknya masing-masing,
agar keributan saat mencari tempat duduk tidak terjadi lagi.
Karena masih banyak siswa yang belum paham dan adanya
kelompok yang tidak selesai, maka pada pertemuan 2, akan
dilakukan pengulangan materi tentang penjumlahan berbeda
penyebut dengan alat peraga yang sama yaitu kertas bufallo.
Siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari sabtu, 11
Februari 2012, membahas mengenai penjumlahan beda
penyebut dan berbagai bentuk pecahan. Kegiatan pembelajaran
dilakukan sesuai dengan perencanaan pembelajaran Matematika
dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Guru belum
guru lupa. Kegiatan pembelajaran berjalan baik dan lancar.
Alokasi waktu sesuai dengan perencanaan. Materi yang
disampaikan dikemas dengan baik dan menarik. Saat
membacakan soal cerita, guru menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh siswa dan menarik bagi siswa. Siswa terlihat
aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. saat jalannya
diskusi, masing-masing siswa bekerja sama untuk
menyelelesaikan tugas. Masing-masing kelompok selesai
mengerjakan tugasnya dengan tepat waktu. Siswa berebut untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Siswa terlihat lebih berminat
mengikuti pembelajaran Matematika dengan pendekatan
kontekstual dibandingkan dengan pertemuan 1. Siswa terlihat
senang saat diskusi. Siswa berebutan saat presentasi. Selain itu
juga siswa aktif menjawab pertanyaan guru. Dari Siklus I,
diperoleh hasil skor minat dan prestasi belajar. Rata-rata skor
minat siswa dan rata-rata nilai prestasi belajar siswa meningkat
dari kondisi awal.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada
tanggal 14 Februari dan tanggal 18 Februari 2012 dengan materi
pengurangan pecahan beda penyebut dan penjumlahan dan
pengurangan berbagai bentuk pecahan. Pada siklus ini siswa dibagi
siklus I dan siklus II yaitu pada sub materi yang diberikan, jumlah
kelompok dan alat peraga yang digunakan. Jumlah kelompok
anggota kelompok pada siklus I terdiri dari 5 siswa. Pada siklus II
menjadi kelompok yang lebih kecil yaitu dengan anggota 3-4 siswa.
Alat peraga yang digunakan pada siklus 1 adalah kertas bufallo.
Pada siklus II alat peraga yang digunakan adalah mika plastik.
1) Perencanaan Kegiatan
Dalam perencanaan siklus II, peneliti menyiapkan alat-alat
peraga, panduan wawancara terhadap guru, panduan wawan cara
terhadap beberapa siswa untuk menilai minat siswa dalam
pembelajaran Matematika. Peneliti juga memperbaiki perangkat
pembelajaran yang berupa RPP, LKS, dan bahan ajar hasil
refleksi dari siklus I. Peneliti menyusun rancangan pembelajaran
yang lebih menarik minat siswa. Misalnya pada siklus ini materi
pembelajaran dikemas lebih menarik dan menumbuhkan minat
siswa. Alat peraga yang digunakan juga berbeda dari siklus I
yaitu menggunakan mika plastik untuk menghindari kebosanan
siswa. Peneliti juga membagi siswa ke dalam kelompok yang
lebih kecil supaya seluruh anggota kelompok dapat lebih terlibat
dalam jalannya diskusi ketika pembelajaran berlangsung. Guru
memberikan perhatian pada siswa untuk lebih santai dan rileks
2) Pelaksanaan
a) Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari selasa, 14
Februari 2012. Pembelajaran berfokus pada materi
pengurangan pecahan beda penyebut. Pada kegiatan awal
siswa memberikan salam pada guru setelah istirahat
pertama. Pada hari itu salah seorang siswa tidak berangkat.
Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan yel-yel
kelas VA yang biasa dilakukan untuk menumbuhkan
semangat siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi,
yaitu dengan memberi pertanyaan cerita siswa membawa
botol yang berisi air minum sebanyak 3
4 gelas, setelah
bermain pada saat istirahat airnya diminum 1
4 gelas. Lalu tinggal berapakah sisa airnya?. Siswa menjawab
pertanyaan guru. Guru memberikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, siswa menyimak soal cerita
yang disampaikan oleh guru. soal cerita tersebut sebagai
pengantar sebelum dilaksnakan kegiatan diskusi. Soal
cerita berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang
berhubungan dengan pengurangan pecahan beda penyebut.
Siswa dibagi ke dalam 11 kelompok yang beranggotakan 3
Kelompok dibentuk dengan cara berhitung 1 sampai 11.
Masing- masing perwakilan kelompok mengambil soal
undian. Guru dengan dibantu peneliti membagikan alat
peraga yang beruapa 8 buah mika plastik dengan 4 buah
berbentuk persegi, dan 4 buah berbentuk lingkaran, dan
sebuah spidol permanent. Siswa juga mendapatkan LKS
yang berisi petunjuk diskusi dan soal yang harus
dikerjakan. Siswa diberikan waktu untuk membaca LKS
terutama petunjuk dalam berdiskusi. Siswa mulai
mengerjakan soal undian sesuai dengan petunjuk.
Pada saat diskusi, banyak kelompok yang tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan. Mereka sudah
tahu apa yang harus dikerjakan. Ada satu kelompok yang
belum paham dan bertanya pada peneliti. Setelah setiap
selesai mengerjakan soal undian mereka mengerjakan soal
latihan yang ada dalam LKS. Siswa mempresentasikan
hasil diskusi. Saat guru menunjuk kelompok yang akan
berpresentasi, siswa berebut ingin berpresentasi. Setelah
itu, siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru
menyimpulkan hasil pembelajaran dengan tanya jawab.
Guru bertanya pada siswa apa yang bisa disimpulkan dari
mengurangkan pecahan beda penyebut?. Seorang siswa
mengangkat tangan dan menjawab untuk mengurangkan
pecahan beda penyebut dengan menyamakan penyebutnya
dulu dengan cara mencari KPK keduanya. Setelah itu guru
memberikan kesempatan pada siswa yang masih belum
paham untuk bertanya. Guru memberikan pertanyaan
refleksi.
b) Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 18
Februari 2012. Pembelajaran berfokus pada materi
pengurangan dan penjumlahan pecahan beda penyebut.
Pada kegiatan awal, semua siswa memberi salam kepada
guru. Ketua kelas memimpin penghormatan pada bendera
merah putih dan dilanjtkan dengan berdoa bersama..
Setelah berdoa selesai, guru menanyakan kabar dan
mempresensi kehadiran siswa. Semua siswa dapat
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru menyampaikan
apersepsi yaitu dengan soal cerita “ada sebuah ember yang berisi air sebanyak 2
7 ember, kemudian ayah mengisi
ember tersebut air sebanyak 3
7 ember . Setelah itu ayah menggunakan airnya untuk menyiram tanaman sebanyak
4
7 ember air untuk direbus. Berapakah air yang masih
dalam ember?”.
Pada kegiatan inti guru menjelasakan tentang
sebuah ilustrasi yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pecahan beda penyebut. Ilustrasinya adalah
Ibu akan membuat kue, kemudian mengambil gandum
sebanyak 3
4 gelas.kerena gandumnya kurang, Ibu
mengambil lagi 1
2 gelas gandum. Untuk membuat adonan
kue Ibu menggunakan 2
3 gelas gandum. Berapakah gandum
yang belum digunakan?”. Ilustrasi tersebut untuk
memancing siswa berpikir spontan. Siswa yang pintar
dalam kelas tersebut menjawabnya, sedangkan siswa lain
belum paham. Kemudian siswa dibagi ke dalam kelompok
yang sama seperti siklus II pertemuan 1. Siswa mendapat
alat peraga berupa plastik mika sebanyak 12 buah, terdiri
dari 6 mika berbentuk lingkaran, dan 6 mika berbentuk
persegi. Perwakilan kelompok mengambil undian yang
berisi soal yang harus dikerjakan bersama kelompok.
Masing-masing siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS.
Setelah semua kelompok selesai, beberapa kelompok maju
untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah itu guru
jawaban kelompok. Siswa bersama guru menyimpulkan
hasil pembelajaran.
Pada kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal
evaluasi siklus 2. Setelah selesai guru dan siswa berefleksi
tentang hasil pembelajaran. Guru bertanya tentang
perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Siswa
menjawab senang dan sudah paham mengenai
pembelajaran.
3) Observasi
Pada saat pembelajaran siklus II berlangsung guru
telah melakukan observasi terhadap jalannya proses
pembelajaran. Guru mengamati mengenai minat siswa di
dalam kelas pada saat pembelajaran Matematika
berlangsung. Selain itu, guru juga mengamati kegiatan
siswa pada saat melakukan diskusi dan presentasi
kelompok untuk menilai aspek afektif dan aspek
psikomotorik prestasi belajar siswa. Dari hasil observasi
yang dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran siklus
II pertemuan 1, kondisi kelas lebih kondusif dan tenang dari
pada siklus I. Ada satu kelompok yang kebingungan dan
Masing-masing kelompok juga berebutan untuk
mempresentasikan hasil diskusi di sepan kelas.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru pada
proses pembelajaran siklus II pertemuan 2, kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan baik. Kondisi kelas lebih
kondusif dan kegiatan diskusi berjalan dengan lancar. Ada
siswa yang hanya diam dalam kelompok , namun saat
dihampiri ia mulai aktif dalam kelompoknya. Seluruh
kelompok mengerjakan soal dengan cepat dan tepat waktu.
4) Refleksi
Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari
Selasa, 14 Februari 2012, membahas mengenai
pengurangan pecahan berbeda penyebut. Pembelajaran
berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual.. Perencanaan pembelajaran yang digunakan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.
Dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung, Siswa
mengikuti pembelajaran dengan senang. Siswa aktif dalam
mengikuti pembelajaran dan diskusi. Kondisi kelas lebih
tenang karena semua siswa bekerja sama dalam
mengerjakan soal bersama kelompknya. Siswa jiga antusias
kelompok berebutan untuk maju mempresentasikan.
Alokasi waktu sesuai dengan perencanaan. Materi
pembelajaran juga disampaikan dengan baik. Materi pada
siklus II yaitu pengurangan pecahan. Setelah pembelajaran
siswa tahu bahwa mengurangkan pecahan sama dengan
menjumlahkan pecahan, sehingga untuk pertemuan 2 kami
sepakat untuk menambahkan materi yaitu penjumlahan dan
pengurangan pecahan. Hal ini dimaksudkan agar siswa
lebih paham lagi tentang penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu,
18 Februari 2012, membahas penjumlahan dan
pengurangan pecahan beda penyebut.. Kegiatan
pembelajaran berlangsung sesuai dengan perencanaan
pembelajaran hasil refleksi pada siklus II pertemuan I
dengan menggunakan pendekatan kontekstual.. Alokasi
waktu yang disediakan dalam perencanaan sudah tepat.
Siswa terlihat sangat antusias mengikuti pembelajaran, hal
ini dapat dibuktikan dengan mereka saling berebut saat
presentasi dan menjawab pertanyaan. Siswa juga aktif
berdiskusi dalam kelompoknya. Siswa sudah terbiasa
dengan pembelajaran, hal itu terlihat dengan ekspresi siswa
sesuai dengan perencanaan. Materi disampaikan dengan
baik. Siswa tidak kesulitan dengan alat peraga, meskipun
masih ada 3 siswa yang belum begitu paham. Hal tersebut
tidak menjadi masalah karena memang siswa tersebut
termasuk siswa yang kurang pintar dalam kelas VA. Dari
Siklus II diperoleh hasil skor minat dan prestasi belajar.
Rata-rata skor minat dan nilai prestasi minat siswa
meningkat dari siklus I.