• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

B. Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam

Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam yang dilaksankan di PSMP Handayani dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam.

Pada prinsipnya bimbingan rohani Islam di PSMP Handayani dilaksanakan setiap hari. Adapun bimbingan rohani Islam yang terjadwal dilaksanakan setiap hari Senin hingga hari Jum’at setelah shalat Isya berjamaah pada pukul 19.30-20.30 WIB di masjid Istiqomah Fatih. Di masjid inilah seluruh aktivitas bimbingan rohani Islam dipusatkan.

2. Materi Bimbingan Rohani Islam.

Materi pembinaan rohani Islam berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Hadits, karena keduanya merupakan pedoman yang harus dipegang oleh pembimbing rohani Islam yang ada di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani, dan materi pembinaan rohani ini juga mengacu pada ilmu Fiqih yang mengajarkan tata cara beribadah yang baik dan benar. Materi-materi tersebut antara lain :

a. Tauhid

Tauhid ialah “suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan

kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan-Nya.”8

Remaja yang berperilaku menyimpang diberikan materi ini dengan tujuan agar mengerti bahwa dengan percaya kepada Allah akan mendidik jiwanya untuk mengikhlaskan seluruh kehidupannya kepada Allah semata. Tujuan hidupnya ialah Allah, dan harapan yang dikejarnya ialah keridhaan Allah, dengan demikian akan membina karakter yang agung, menjadikan dirinya jujur dan teguh memegang amanah. Selain itu pula tauhid akan membebaskan remaja-remaja ini dari perasaan putus asa, keluh kesah dan bingung menghadapi persoalan hidup. Materi tauhid ini bersumber dari kitab Tijan

Ad-Darori.9

b. Fiqih Ibadah

Dalam mendidik kepribadian akan mengubah tingkah laku anak remaja, menggunakan metode latihan dan praktek jiwa mereka. Untuk itu pembinaan rohani Islam melalui berbagai ibadah seperti shalat, do’a, dan dzikir sangat penting, karena pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut dan pada waktu-waktu tertentu mengajarkan seorang anak remaja untuk taat kepada Allah, menjalankan semua perintah-Nya dan senantiasa menghadap diri kepada-perintah-Nya dalam bentuk penghambaan secara penuh.

8 Drs. H.M Yusrah Asmuni, Ilmu Kalam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), cet. Ke-4, h. 2.

9

Wawancara Pribadi dengan Bapak Jubaidi pada tanggal 17-03-2014, pukul 13.00-13.15 WIB, di Ruang bengkel las PSMP Handayani.

Praktek ibadah di Panti Sosial lebih banyak diaktualisasikan dalam bentuk ibadah shalat. Jika anak remaja belum bisa menunaikan shalat dengan baik dan benar maka materi yang diberikan tentang fiqih ibadah. Kegiatan inilah yang paling besar posisinya, karena mereka lebih sering diajak untuk menunaikan ibadah shalat berjamaah dengan pembimbing dan pengurus panti. Materi ini bersumber dari kitab

Safinah, Fathul Mu’in, dan Sullamun Najat.10

c. Akhlak

Akhlak adalah “perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwa.”11 Bertolak dari definisi inilah pembimbing mengajarkan kepada anak remaja bagaimana tata cara yang baik, tata cara bergaul yang baik sesama teman, tata cara sopan santun kepada yang lebih tua, dan orang yang lebih muda.

Selain itu, pembimimbing juga mengajari anak remaja untuk mencintai sesama manusia dan berbuat baik kepada mereka, serta mengembangkan dalam dirinya semangat kerja sama dan solidaritas sosial. Semua itu merupakan sikap terpuji yang menjadi ciri kepribadian yang baik. Materi tentang akhlak ini bersumber dari kitab

Mukhtarol Hadits, Durrotun Nasihiin, dan Nasa`ihul Ibad.12

10 Wawancara Pribadi dengan Bapak Jubaidi pada tanggal 17-03-2014, pukul 13.00-13.15 WIB, di Ruang bengkel las PSMP Handayani.

11 Mahtudin, Kuliah Akhlak Tasawuf (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), cet. Ke-3, h. 5. 12

Wawancara Pribadi dengan Bapak Jubaidi, pada tanggal 17-03-2014, pukul 13.00-13.15 WIB, di ruang bengkel las PSMP Handayani.

d. IQRA

Materi ini diberikan untuk memperlancar baca Al-Qur’an terbimbing. Hal ini diberikan berdasarkan keinginan dan permintaan dari terbimbing yang merasa sudah lupa, ingin mengulas kembali dan belum dapat membaca Al-Qur’an.

e. Dzikir

Dzikir adalah “semua ketaatan yang diniatkan karena Allah SWT, hal ini berarti tidak terbatas masalah tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, tapi

semua aktifitas manusia yang diniatkan kepada Allah SWT.”13 Bertolak

dari definisi ini, zikir dipandang sebagai refleksi batiniah yang terungkap dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan. Orang yang berdzikir akan merasakan gerakan-gerakan batiniah yang berasal dari ilahiyah. Dzikir adalah energi dan gizi bagi ruhani.

Dzikir dilaksanakan di masjid Istiqomah Fatih yaitu setiap malam Jum’at dari pukul 19.30 WIB sampai dengan pukul 20.10 WIB. Sebelum dzikir dilaksanakan, para terbimbing membaca Surat Yaasin terlebih dahulu secara berjama’ah. Setelah itu mereka melakukan dzikir yang dibimbing oleh Bapak Sudirman. Dilaksanakannya dzikir ini agar penerima manfaat merasakan ada ketenangan dalam hatinya.14

13 Abu Wardah Bin Askat, Wasiat Dzikir dan Doa Rasulullah SAW (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2000), h. 6.

14

Wawancara pribadi dengan Bapak Sudirman pada tanggal 10-04-2013, pukul 10.43 WIB, di Ruang konsultasi PSMP Handayani.

3. Metode Bimbingan Rohani Islam.

Dalam melakukan suatu kegiatan pembinaan rohani Islam, diperlukan metode yang khusus dan tepat agar tujuan pembinaan rohani Islam dapat tercapai. Dalam pengertian hakiki, metode adalah “segala cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang di inginkan.”15

Adapun metode yang digunakan oleh pembimbing di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani dalam membimbing para remaja yang berperilaku menyimpang adalah sebagai berikut :

a. Metode Ceramah

Ceramah adalah “suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.”16 Apabila definisi ceramah ini dikaitkan dengan keagamaan maka ceramah keagamaan dapat dipandang sebagai teknik yang banyak diwarnai oleh ciri karakteristik bicara soal da’i pada suatu aktivitas dakwah. Dalam hal ini, ceramah keagamaan yang ada di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani dilaksanakan setiap hari senin, rabu dan jum’at pada pukul 19.30-20.30 WIB.

b. Metode Dialog atau Tanya Jawab.

Metode dialog sebagaimana dikemukakan oleh Asmuni Syukir adalah:

15 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: Golden Terayun Press, 1998), cet. Ke-6, h. 43.

“Penyampaian dakwah dengan cara mendorong audience (peserta pengajian) untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum dimengerti agar lebih aktif dan bersungguh-sungguh memperhatikan materi yang diberikan. Sehingga dengan metode ini pendengar akan langsung memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya.”17

Metode dengan pengertian di atas ini digunakan dengan membuka forum tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Forum tersebut diadakan setelah pembimbing menyampaikan dan menjelaskan kepada penerima manfaat, kemudian mereka diperbolehkan bertanya jika memang ada hal yang belum jelas dan ada sesuatu yang mengganjal yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas pada pengajian saat itu.

c. Metode Membaca dan Menghafal Al-Qur’an

Pada metode ini, pembimbing hanya mendengarkan bacaan al-Qur`an terbimbing kemudian membetulkan bacaan dan menerapkan tajwidnya itupun jika ada yang salah. Hal ini dilakukan untuk memperlancar dalam membaca al-Qur`an dan Iqra. Selain metode membaca, pembimbing juga menerapkan metode menghafal al-Qur`an dari Surat an-Naas sampai Surat adh-dhuha.18

4. Media Bimbingan Rohani Islam.

Media merupakan suatu wadah atau sarana dalam menyampaikan suatu informasi dari pengirim kepada penerima. Media didefinisiskan sebagai “segala bentuk dan saluran yang dapat

17 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), cet. Ke-1, h. 124.

18

Wawancara pribadi dengan Bapak Sudirman pada tanggal 10-04-2013, pukul 10.43 WIB, di Ruang konsultasi PSMP Handayani.

digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.”19 Bertolak dari definisi ini, maka untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam memberikan bimbingan rohani Islam selain dari segi subyek, materi, dan metode juga diperlukan adanya media sebagai sarana dalam pelaksanaan bimbingan rohani Islam.

Adapun secara garis besar media bimbingan rohani islam yang digunakan di PSMP Handayani dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Media Lisan

Media ini digunakan sebagai sarana pendekatan secara langsung dalam upaya membimbing dan membina para penerima manfaat. Adapun media ini biasa diterapkan oleh pembimbing rohani di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani dengan menggunakan model sebagai berikut:

1) Perorangan

Program bimbingan model ini sangat memperhatikan kepentingan, kemampuan, minat, kecepatan belajar dari masing-masing penerima manfaat sebagai terbimbing. Mengingat penerima manfaat di panti ini sangat heterogen, maka teknik ini sangat efektif membantu pembimbing rohani untuk bertatap muka dengan penerima manfaat, sehingga dapat menyampaikan materi bimbingan tanpa adanya batasan ruang dan waktu, sehingga

19

Latuheru, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini (Jakarta: Depdikbud, 1988), h. 11.

pembimbing rohani dapat dengan mudah mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh mereka.20

Model semacam ini lebih sering dipakai oleh pembimbing rohani di PSMP Handayani untuk pembelajaran Iqra`. Dalam pelaksanaannya, pembimbing rohani terlebih dahulu menguji bacaan Al-Qur`an penerima manfaat, karena tiap-tiap penerima manfaat memiliki penguasaaan yang berbeda – beda dalam membaca Al-Qur`an. Cara seperti ini sangat penting karena akan menentukan dan mempermudah pemberian materi bimbingan yang akan dipelajari.21

2) Klasikal

Pada dasarnya dengan bentuk klasikal ini pembimbing rohani dapat menyampaikan bimbingan suatu kelompok dengan jumlah penerima manfaat yang tak terbatas. Materi bimbingan yang diberikan di PSMP Handayani dengan model ini menekankan dasar-dasar pemahaman agama seperti tauhid, akhlak dan fikih serta materi umum seperti kultum dan peringatan hari besar Islam.

Dari hasil pengamatan penulis dan wawancara dengan pembimbing rohani, model klasikal yang digunakan di PSMP Handayani menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan teknik probing-prompting agar partisipasi dan aktivitas penerima

20 Wawancara pribadi dengan Bapak Jubaidi Hambali pada tanggal 26-04-2013, pukul 09.30 WIB di ruang bengkel las PSMP Handayani.

21

Wawancara pribadi dengan Bapak Sudirman pada tanggal 09-04-2013, pukul 10.30 WIB, di ruang konsultasi PSMP Handayani.

manfaat tinggi. Pada umumnya penerima manfaat akan belajar (berpikir-bekerja) secara individu, sehingga mereka dapat melatih diri dalam memupuk rasa percaya diri.22

3) Media Tulisan

Media tulisan merupakan “suatu media yang penyampaian pesan dakwahnya dalam bentuk tulisan. Termasuk didalamnya koran, majalah, buku, pamflet, brosur dan novel.”23

Selain media lisan sebagaimana definisi yang disebutkan di atas, media tulisan pun menjadi salah satu yang penting digunakan oleh para pembimbing rohani di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani ini agar penerima manfaat memahami materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing melalui media tulisan ini.24

Uraian di atas menggambarkan secara jelas pelaksanaan bimbingan rohani Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus. Selanjutnya, diuraikan mengenai analisa peran bimbingan rohani Islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di kalangan remaja Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus sebagaimana berikut.

22

Wawancara pribadi dengan Bapak Jubaidi Hambali pada tangaal 26-04-2013, pukul 09.30 WIB di ruang bengkel Las PSMP Handayani.

23 Ardani, Memahami Permasalahan Fiqih Dakwah (Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 38.

24

Wawancara pribadi dengan Bapak Jubaidi pada tanggal 12-04-2013, pukul 09.15 WIB, di Ruang konsultasi PSMP Handayani.

C. Peran Bimbingan Rohani Islam dalam mengatasi Perilaku Menyimpang di Kalangan Remaja pada Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus.

Dengan mengacu pada hasil penelitian dari 7 informan yang terdiri dari 2 pembimbing rohani Islam dan 5 penerima manfaat, ternyata terdapat berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh penerima manfaat, khususnya keterlibatan dalam penyalahgunaan narkoba. Umumnya, para penyalahguna narkoba berasal dari kalangan muda, yaitu remaja. Walaupun tidak semua remaja melakukan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, namun ada kecenderungan jumlahnya semakin banyak.

Penyalahgunaan obat (substance abuse) dapat membahayakan diri penyalahguna maupun orang lain. Bahaya pada diri penyalahguna maupun orang lain. Bahaya pada diri penyalahguna adalah terjadi ketergantungan pada obat-obatan (substance dependence atau addiction), baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun spritual. Apabila tidak dapat dihentikan atau ditanggulangi dengan baik, maka ketergantungan akan berlangsung sampai masa tua. Sementara itu bahaya yang ditimbulkan penyalahgunaan narkoba pada orang lain, misalnya, adalah menimbulkan pertengkaran, percekcokan, dan dapat mengganggu keharmonisan keluarga. Pengguna menjadi tidak bersahabat dengan sesama anggota keluarga lain, mengucilkan diri, dan menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan obat-obatan tersebut termasuk melakukan tindakan

pemerasan, pencurian, atau menjual barang-barang apa saja demi memperoleh obat itu.25

Walaupun mengetahui akibat buruk yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba, namun sering kali seorang individu tak mampu menolak ajakan, bujukan, atau menghindari pengaruh dari lingkungan sosial yang cenderung menjerumuskannya. “Untuk itu, usaha untuk menanggulanginya sangat penting (preventif-promotif). Beberapa upaya yang dapat dilakukan di antaranya adalah dengan membangun kehidupan rohani dan program pelatihan keterampilan psikososial.”26

Dalam kaitannya dengan remaja yang telah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, “proses penyembuhannya harus melalui beberapa tahap, di antaranya dengan pengobatan adiksi, pengobatan infeksi, dan rehabilitasi. Mereka ditangani secara multi-disipliner profesional, baik dari dokter/psikiater, psikolog, maupun pemuka agama.”27 Program-program dalam rehabilitasi ini bertujuan memberdayakan mantan pecandu untuk memiliki modal pengertian dan pemahaman diri sehingga dapat merasa siap mental-rohaniah untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial. Dengan demikian, mereka tidak terpengaruh lagi untuk menggunakan obat atau alkohol. Pada tahap

25 Agoes Dariyo, “Memahami dan mengatasi Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja” dalam Singgih D. Gunarsa, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan; dari Anak sampai Usia Lanjut (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 195-196.

26 Agoes Dariyo, “Memahami dan mengatasi Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja” dalam Singgih D. Gunarsa, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan; dari Anak sampai Usia Lanjut (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 222-224.

27

Agoes Dariyo, “Memahami dan mengatasi Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja” dalam Singgih D. Gunarsa, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan; dari Anak sampai Usia Lanjut (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 221-223.

inilah PSMP Handayani memainkan perannya dalam menyediakan program-program rehabilitasi yang tersusun secara sistematis khususnya dalam bimbingan rohani Islam sebagaimana fokus penelitian ini.

Peran bimbingan rohani Islam sebagai bagian dari program rehabilitasi yang telah disebutkan atas dapat ditelusuri dari hasil wawancara penulis dengan 3 informan sebagai berikut:

Usman Ari merasakan betul bahwa program bimbingan rohani Islam yang diikutinya di PSMP Handayani seperti materi bimbingan al-Qu`an dan pengetahuan tentang agama Islam memberikan pengaruh yang besar terhadap dirinya. “Setiap kali mengikuti kegiatan tersebut jiwanya merasa tenteram. Ketenangan dirasakannya manakala ia tersentuh dengan nasehat-nasehat agama yang disampaikan pembimbing rohani.”28

Untuk menanggulangi tindak kekerasan dan perilaku amoral, maka bimbingan rohani Islam harus lebih dikembangkan dengan arif dan bijaksana dalam arti dapat menyentuh hati sanubari remaja. Namun demikian karena remaja sosok manusia yang sangat sensitif, maka dakwah tidak bersifat menggurui. Itulah yang diharapkan masyarakat, khususnya remaja di PSMP Handayani sebagaimana yang diutarakan Usman Ari.29

Ketenangan batin sebagai buah dari bimbingan rohani Islam juga dirasakan oleh Gilang Maulana. Bimbingan rohani Islam yang diikutinya sudah menjadi kebutuhan jiwa bagi perjalanan hidupnya. Ada perubahan

28Wawancara pribadi dengan Usman Ari pada tanggal 19-03-2013, pukul 19.56 - 20.20 WIB, di Masjid Istiqamah PSMP Handayani.

29

Wawancara pribadi dengan Usman Ari pada tanggal 19-03-2013, pukul 19.56 - 20.20 WIB, di Masjid Istiqamah PSMP Handayani.

positif yang dirasakannya setelah mengikuti bimbingan rohani Islam. Menurutnya setelah mengikuti bimbingan rohani Islam dia menjadi lebih rajin melaksanakan shalat fardhu sebagai sarana komunikasi dengan penciptanya. Bahkan ditegaskannya pula bahwa ada perasaan risih jika tidak menunaikan shalat.30

Pengalaman rohani yang dialami Gilang Maulana di atas menandakan bahwa bimbingan rohani Islam memberikan pengaruh yang positif pada pemenuhan sisi spiritual manusia. Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa manusia terdiri dari ruh dan jasad. Apabila kebutuhan salah satunya tidak terpenuhi, maka ketidakseimbanganlah yang akan terjadi. Keseimbangan antara jasmani dan rohani inilah yang sebetulnya hendak dicapai oleh bimbingan rohani Islam.

Hal tersebut dikuatkan pula bahwa apa yang dialami oleh Gilang Maulana sebagai buah dari bimbingan rohani Islam bukan hanya tampak dari sisi dzahir seperti dia rajin mengerjakan shalat, lebih jauh dari itu buah dari bimbingan rohani Islam yang efektif telah menancapkan pengaruh hingga ke alam bawah sadarnya sehingga ibadah shalat sudah menjadi kebutuhan jasmani dan rohaninya. Inilah sebetulnya yang diharapkan dari bimbingan rohani Islam. Umat manusia jangan hanya terjebak pada tindakan ritual semata yang kering akan penghayatan agama. Akan tetapi nilai-nilai ibadah mestilah didasari pada ketundukan dan

30

Wawancara pribadi dengan Gilang Maulana pada tanggal 21-03-2013, pukul 20.10 - 20.30 WIB, di Masjid Istiqamah PSMP Handayani.

kepasrahan sebagaimana makna dasar dari Islam yang tampak pada kesadaran total manusia akan perannya sebagai khalifah di muka bumi.31

Selain sisi spiritual manusia, bimbingan rohani Islam juga berperan menyentuh sisi kemanusiaannya yang khas. Bagaimana manusia dipandang sebagai individu yang utuh dan bagian dari sistem sosial merupakan kenyataan yang perlu diperhatikan. Hasil wawancara penulis dengan Gilang Maulana adalah salah satu bukti bahwa bimbingan rohani Islam membuat jiwa manusia tersentuh dan dihargai keberadaannya. Karena sudah menjadi pengetahuan umum bahwa terjerumusnya remaja ke dunia narkoba salah satunya adalah disebabkan karena kurangnya perhatian lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi, keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya.

Bila kita perhatikan, pertumbuhan seorang remaja sangat ditentukan oleh bagaimana cara keluarga membina anak remaja itu. Seorang yang bertumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang penuh cinta kasih dan perhatian maka kecenderungan anak itu, mencintai dan mengasihi sesamanya. Sebaliknya remaja yang hidup dalam keluarga yang penuh dengan dendam, kebencian, kekerasan dan masa bodoh, maka remaja itu akan menjadi anak yang cenderung asosial, amoral dan merugikan orang lain. Karena itulah bimbingan rohani Islam yang

31

Wawancara pribadi dengan Gilang Maulana pada tanggal 21-03-2013, pukul 20.10 - 20.30 WIB, di Masjid Istiqamah PSMP Handayani.

dilaksanakan di PSMP Handayani sedapat mungkin untuk terus mengedepankan suasana harmonis dan penuh keterbukaan.

Selanjutnya, apabila kita menganalisa lebih lanjut mengenai bimbingan rohani Islam di PSMP Handayani maka akan ditemukan bahwa bimbingan rohani Islam dapat berperan sebagai proses individuasi. Hal ini dilandasi bahwa setiap penerima manfaat bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan rohani Islam dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta bahwa bimbingan rohani Islam di PSMP Handayani difokuskan atas kenyataan bahwa yang akan merasakan manfaat dari bimbingan rohani Islam adalah diri klien itu sendiri. Hal itu pula yang diakui oleh Dwi Akbar pada saat wawancara dengan penulis.32 Peran ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah pribadi penerima manfaat, meskipun pelayanan bimbingannya terkadang menggunakan teknik kelompok.

Bantuan tersebut sangat berperan penting dalam meluruskan sudut pandang dan jalan hidup mereka. Hal ini disebabkan karena mereka mengalami kesulitan akibat pengaruh dari perilaku menyimpangnya di masa lalu mereka. Hasil wawancara penulis dengan Dwi Akbar menyiratkan bahwa mereka sangat memerlukan bimbingan untuk mengarahkan kembali pada jalan yang benar sehingga iman dan takwa

32

Wawancara pribadi dengan Dwi Akbar pada tanggal 18-03-2013, pukul 19.51 - 20.15 WIB, di Masjid Istiqamah PSMP Handayani.

yang telah ditanamkan pada diri mereka menjadi daya motivatif untuk menyambut masa depan yang lebih cerah.

Dengan demikian, bimbingan rohani Islam sangat berperan penting dalam upaya pembinaan mental para peserta bimbingan. Sehingga dalam memilih kebutuhan hidupnya dapat senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, termasuk dalam kemampuan membedakan antara yang halal dan haram –sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Dwi Akbar- dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi dalam membantu mengatasi permasalahannya dengan memanfaatkan potensi dirinya sehingga ia akan memperoleh ketenangan hidup yang sewajarnya sebagaimana yang diharapkan.

Dari seluruh wawancara penulis dengan para informan, penulis menyimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam berperan penting dalam mengembangkan empat dimensi kemanusiaan manusia –khususnya remaja sebagaima fokus dalam penelitian ini- yaitu dimensi keindividuan (individualitas), kesosialan (sosialitas), kesusilaan (moralitas) dan keberagamaan (religiusitas). Tinjauan tersebut akan memperlihatkan betapa remaja sangat berpotensi untuk mengembangkan dirinya dan menjauhi perilaku menyimpang yang didasari atas landasan mengabdi kepada Allah dan mengembangkan budaya setinggi-tingginya demi kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.

Dalam kaitannya dengan peran bimbingan rohani Islam, pengembangan remaja sebagai manusia seutuhnya, baik sebagai

komponen orang-orang maupun sebagai individu, bertitik tolak dari kedua sisi hakikat kemanusiaan itu. Penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan rohani Islam sangat berperan dalam mengembangkan potensi diri remaja sehingga keempat dimensi kemanusiannya benar-benar terwujud. Perilaku menyimpang di kalangan remaja adalah disebabkan di antaranya karena kekeliruannya dalam memahami dan mengaplikasikan dimensi kemanusiaannya. Manusia yang utuh baik menurut pandangan agama, psikologi, maupun budaya, pada dasarnya adalah mereka yang telah berhasil mewujudkan keempat dimensi kemanusiaan secara selaras, serasi dan seimbang.

Remaja sebagai manusia yang telah berkembang seutuhnya diyakini akan mampu menghadapi setiap tantangan dan perubahan yang

Dokumen terkait