• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

1. Peran

Selatan oleh Rike Aryana mahasiswi jurusan BPI tahun 2007. Hasil

penelitiannya adalah penekanannya pada hal pola pendidikan, pola asuh orang tua dan pola perilaku mereka dengan menggunakan metode pendekatan perorangan, metode pendekatan kelompok dan metode pendekatan massal atau umum. Penelitiannya hanya difokuskan pada aktifitas seorang penyuluh agama dalam membina akhlak anak pemulung dengan menggunakan pola pendidikan, pola asuh orang tua dan pola perilaku mereka. Tentu catatan kritis perlu ditujukan pada karya ini, dimana faktor penghambat pembinaan akhlak yang

disebutkan dibab akhir perlu dianalisa lebih mendalam lagi. Dalam bab penutup semestinya diuraikan saran untuk peneliti selanjutnya.

2. Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Dzikir Di Majelis Taklim Mahabbatur Rasul Menteng Atas Jakarta Selatan oleh

Rachmawati mahasiswi jurusan BPI tahun 2002. Hasil penelitiannya adalah dzikir yang digunakan berupa tahlil, pembacaan ratib, surat yaasin serta shalawat yang mana dengan dzikir tersebut remaja akan merasakan ketenangan dalam jiwa mereka sehingga mereka mampu berpikir dengan jernih dan melakukan hal yang baik. Penelitian ini bersifat khusus, karena pembinaan akhlaknya hanya melalui dzikir saja. Penulis karya ini dengan sangat baik memperkaya penelitiannya dengan tabel-tabel yang terkait dengan tema yang dibahas, akan tetapi alangkah lebih baik jika penulis karya ini menyertakan halaman tabel dibagian daftar isi sehingga mempermudah pembaca dalam mendapatkan informasi. Selain itu, kekurangan yang ada pada karya ini dapat ditelusuri dalam bab kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dinilai masih mengambang dan kurang menggambarkan isi penelitian secara tegas.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah peran bimbingan rohani Islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di kalangan remaja. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penulis lebih fokus dalam memberikan bimbingan rohani Islam, seperti kegiatan dzikir bersama dan pembinaan akhlak kepada remaja yang berperilaku

menyimpang dari norma-norma sosial maupun agama dengan menggunakan metode pendekatan individu dan kelompok agar terbentuk remaja yang berakhlakul karimah. Penelitian ini bersifat umum, karena kegiatan bimbingan rohani Islam nya tidak hanya memberikan materi akhlak dan kegiatan dzikir saja, melainkan seluruh materi agama seperti fiqih, tauhid, sirah nabawiyah dan belajar iqro’ pun mereka pelajari.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip Lexy J. Moleong penelitian kualitatif adalah ‘prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.’16

Penelitian kualitatif ini sebagaimana dijelaskan oleh Tohirin bermaksud:

“memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”17

16

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: RosdaKarya, 2008), h. 4.

17 Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 3.

Dalam hal ini penulis mendeskripsikan tentang bagaimana peran bimbingan rohani Islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di kalangan remaja pada Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus Jakarta.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 7 orang, diantaranya 2 orang pembimbing rohani dan 5 orang remaja. Kedua pembimbing rohani Islam ini menjadi subjek dalam penelitian ini karena para pembimbing lebih tahu keadaan mental para remaja di PSMP Handayani. Serta peneliti memilih subjek 5 orang remaja dengan kasus yang berbeda-beda, diantaranya remaja yang berhadapan dengan hukum karena kasus penyalahgunaan narkotika.

Kemudian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peran bimbingan rohani Islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di kalangan remaja di PSMP Handayani Bambu Apus Jakarta Timur.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu “pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang sedang diselidiki.”18 Dalam melakukan pengamatan, dalam hal ini penulis sebagai peneliti

tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi melakukan fungsi pengamatan. “Peneliti sebagai anggota pura-pura, jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya. Peranan demikian masih membatasi para subjek menyerahkan dan memberikan informasi terutama yang bersifat rahasia.”19 Dalam melakukan observasi, peneliti pun ikut serta dalam kegiatan Bimbingan Rohani sebagai pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani. Peneliti melakukan observasi selama 10 kali, selain itu peneliti juga memperhatikan, mencatat, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dari fenomena yang ada pada pelaksanaan bimbingan rohani Islam.

b. Wawancara, merupakan “bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin mendapatkan informasi dengan seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.”20 Wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan 2 orang pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Bambu Apus dan 5 orang remaja yang ada di panti tersebut.

19 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: RosdaKarya, 2008), h. 177

Tabel 1

DAFTAR INFORMAN DI PANTI SOSIAL MARSUDI PUTRA HANDAYANI BAMBU APUS

No Nama Subjek Status Asal

1 Bpk. Sudirman Pembimbing Kebumen

2 Bpk. Jubaidi Pembimbing Bogor

3 Andika Riski Pratama Penerima Manfaat Kelapa Gading 4 Dwi Akbar Penerima Manfaat Cakung

5 Rizky Kurnianto Penerima Manfaat Ciamis 6 Usman Ari Penerima Manfaat Banten 7 M. Gilang Maulana Penerima Manfaat Jakarta Timur

Sumber: Wawancara pribadi dengan para informan Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus Jakarta Timur.

c. Dokumentasi, merupakan “catatan peristiwa yang sudah berlalu.”21 Dengan mencari data berupa buku, majalah, agenda yang berhubungan dengan bimbingan rohani islam bagi remaja yang berperilaku menyimpang di Panti Sosial tersebut. “Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.”22

Dengan mengumpulkan data-data mengenai hal-hal yang akan diteliti dan juga berhubungan dengan objek penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Analisa data sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono adalah: “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

21

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 326

22 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 326

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.23

Dalam menganalisis data dari hasil observasi dan wawancara, penulis menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkan, setelah itu menganalisa kategori-kategori yang tampak pada data tersebut. Dimana seluruh data yang penulis peroleh dari hasil pengamatan dan wawancara, lebih dahulu penulis kelompokkan sesuai dengan persoalan yang telah di tetapkan lalu menganalisanya secara sistematis.

Adapun proses analisis dimulai dengan :

a. Reduksi Data, berarti “merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.”24 Selain itu reduksi data juga merupakan suatu kegiatan yang berupa penajaman analisis, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, dan pengorganisasian sedemikian rupa untuk bahan penarikan kesimpulan.

b. Penyajian Data, maksudnya adalah “data mentah diolah sedemikian rupa dengan kalimat yang mudah dicerna, selanjutnya

23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. Ke-3, h. 244.

24 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 247.

penulis menganalisa masing-masing kasus tersebut.”25 Dalam penyajian data ini, penulis kembali melakukan analisa dengan mengombinasikan berbagai kasus yang selanjutnya data tersebut dijadikan panduan untuk menjawab semua pertanyaan yang terdapat pada perumusan masalah dengan cara menganalisanya dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif sehingga tujuan dari penelitian ini dapat terjawab.

c. Penarikan Kesimpulan, yaitu “pada tahap akhir data yang telah dianalisa khususnya yang berisi jawaban atas tujuan penelitian ini diuraikan secara lebih padat dan ringkas,”26 sehingga penulis mendapatkan kesimpulan mengenai peran bimbingan rohani islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di kalangan remaja pada Panti Sosial Marsudi Putra Handayani.

5. Teknik Penulisan

Untuk lebih memudahkan penulisan ini, penulis menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari, 2007”.

25

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 247.

26Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 247.

6. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, maka penulis membagi pembahasan skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan terdiri dari: Latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis terdiri dari: Teori Peran, pengertian

bimbingan rohani Islam, tujuan bimbingan rohani Islam, metode bimbingan rohani Islam, pengertian akhlak, pembagian akhlak, tujuan pembinaan akhlak, manfaat akhlakul karimah, faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak, pengertian remaja, pengertian perilaku menyimpang, bentuk perilaku menyimpang, faktor penyebab berperilaku menyimpang, langkah-langkah dasar pencegahan dan penanganan perilaku menyimpang di kalangan remaja, penyalahgunaan narkoba sebagai bentuk perilaku menyimpang.

BAB III Gambaran Umum tentang profil Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus terdiri dari: Sejarah didirikannya Panti

Sosial Marsudi Putra, visi dan misi, maksud dan tujuan, pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial, sasaran pelayanan, indikator keberhasilan, monitoring dan evaluasi.

BAB IV Peran bimbingan rohani Islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di kalangan remaja pada Panti Sosial Marsudi

Putra Handayani Bambu Apus – Jakarta Timur, terdiri dari: Deskripsi

data, analisis data, analisis bimbingan rohani Islam di PSMP, analisis remaja yang berperilaku menyimpang di PSMP Handayani, peran bimbingan rohani Islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di kalangan remaja pada Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus).

20

TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini akan diuraikan kajian teori mengenai peran dan bimbingan rohani Islam serta perilaku menyimpang agar penelitian yang dilakukan mempunyai dasar yang kokoh. Kajian ini bersumber dari pandangan para ahli maupun organisasi terkemuka dalam bidang atau disiplin terkait sebagaimana dijelaskan dalam bab ini.

A. Teori Peran 1. Peran

“Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Artinya, seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran.”1 Pandangan ini mengantarkan kita kepada pemahaman bahwa peran sangat penting, karena dapat mengatur perikelakuan seseorang, disamping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang sekeloompoknya.

Adapun dalam Kamus Bahasa Indonesia, peran didefinisikan sebagai “beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan.’2 Dengan mengacu

1

J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta: Kencana, 2007), h. 158-159.

2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 667.

kepada definisi jelas bahwa setiap manusia pasti mempunyai kegiatan yang ia ikuti karena apabila ia tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut maka ia tidak mempunyai peranan yang baik dalam lingkungan masyarakatnya. Peranan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa.

Selanjutnya, peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang menduduki suatu posisi tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran. Suatu peran paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu :

a) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

b) Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat.

c) Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.3

Cakupan di atas menunjukkan kepada kita bahwa seseorang yang mempunyai peran tertentu diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut, karena perilaku ditentukan oleh peran sosial.

3 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), cet. Ke-3, h. 209.

Dokumen terkait