• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ASPEK-ASPEK YURIDIS DALAM PELAKSANAAN

B. Pelaksanaan dan Hambatan dalam Pembayaran Klaim

83

1. Pelaksanaan dalam Pembayaran Klaim Asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan

B. Pelaksanaan dan Hambatan dalam Pembayaran Klaim Asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan

81

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

82

Abbas Salim, Op Cit., hal 35

83

Buku panduan Initial Training Course Manulife Indonesia, Training & Development, 2015, hal. 179

Menurut Pasal 246 KUHD dinyatakan bahwa adanya perjanjian asuransi adalah bertujuan mengalihkan resiko dari tertanggung kepada penanggung dengan imbalan bahwa penanggung menerima sejumlah uang sebagai premi dari tertanggung. Hal ini berarti bahwa apabila dalam jangka waktu perjanjian asuransi terjadi suatu peristiwa sehingga menimbulkan kerugian, maka penanggung akan membayar ganti rugi atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung sesuai dengan isi daripada perjanjian asuransi.84

Perjanjian pertanggungan yang bertujuan untuk mengalihkan resiko dari tertanggung kepada penanggung kemudian diikuti dengan pembayaran premi kepada penanggung kemudian diikuti dengan pembayaran premi kepada penanggung dan unsur kepentingan yang harus mutlak ada pada pertanggungan serta dapat dituntut didepan pengadilan dapat sebagai dasar bahwa perjanjian pertanggungan bukan termasuk perjanjian untung-untungan seperti yang disebutkan dalam pasal 1774 KUHPerdata.

Kenyataan yang terjadi didalam praktek, resiko yang diperalihkan tertanggung kepada penanggung itu tidak senantiasa terjadi, dengan demikian bahwa setiap resiko atau bahaya tidak selalu terjadi pada saat asuransi itu berjalan, maka uang premi yang dibayar oleh beberapa tertanggung kepada penanggung dapat terkumpul, sehingga pada suatu saat sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, kepada tertanggung yang bersangkutan akan dibayar ganti kerugian atau diberikan sejumlah uang sesuai dengan apa yang telah disepakati baik oleh tertanggung maupun penanggung.

85

Suatu peristiwa yang terjadi sehingga menimbulkan kerugian sudah tentu seorang tertanggung yang bersangkutan akan menuntut ganti rugi kepada penanggung

84

H.M.N Purwosutjipto, Op.Cit., hal 37 85

yang bersangkutan, sedangkan penanggung sendiri akan memberikan ganti rugi sesuai dengan isi perjanjian asuransi.

Ruang Lingkup dasarnya tidak semua permohonan klaim yang diajukan oleh penerima manfaat secara otomatis akan dibayar oleh penanggung (perusahaan asuransi jiwa), tetapi dari permohonan klaim tersebut harus dilakukan penelitian sebelumnya. Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui apakah meninggalnya tertanggung benar-benar diakibatkan oleh peristiwa tidak pasti yang telah disepakati dalam perjanjian asuransi jiwa yang dimuat dalam polis, atau bahkan meninggalnya tertanggung timbul karena kesalahan dari tertanggung sendiri.86

Prinsip prosedur penyelesaian ganti rugi yang dilakukan berdasarkan pada pasal-pasal yang ada dalam polis standar asuransi jiwa dan kesehatan di Indonesia Penanggung akan memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerugian finansial yang terjadi dikarenakan biaya-biaya yang timbul atas terjadinya resiko Ketentuan mengenai batasanbatasan tanggung jawab penanggung dalam melaksanakan kewajibannya kepada tertanggung telah diatur dalam polis asuransi jiwa, dimana pada masing-masing perusahaan asuransi jiwa memiliki kebijakan yang berbeda dalam menentukan batasan-batasan tersebut.

Setiap perusahaan asuransi jiwa, dalam hal ini bertindak sebagai penanggung, mempunyai kebijakan yang berlainan dalam menentukan apakah permohonan klaim dari tertanggung atau penerima manfaat dapat diterima atau

tidak oleh penanggung. Hal ini bertujuan agar perjanjian asuransi jiwa tersebut tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian tersebut.

86

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

kehidupan sesuai dengan besarnya nominal rupiah yang di cover oleh pihak penanggung.

Memberikan kepentingan rawat inap yang berarti tertanggung tinggal di rumah sakit atas rekomendasi dan dibawah perawatan seorang dokter selama lebih dari dua belas jam dimana rawat inap tersebut:

1. dilakukan sebagai perawatan langsung atas kondisi kesehatan tertentu 2. sesuai dan konsisten dengan gejala/tanda, diagnosa ,dan perawatan kondisi

medis sebagimana diterapkan oleh dokter yang ditunjuk.

3. Dilakukan sesuai dengan praktek medis standar sebagaimana ditetapkan oleh dokter yang ditunjuk.87

Ketetentuan untuk rumah sakit adalah sebuah lembaga yang secara sah terdaftar sebagai rumah sakit dan memiliki izin resmi dari Pemerintah setempat yang dalam prakteknya meliputi:

1. Fasilitas untuk diagnosa perawatan dan operasi besar.

2. Menyediakan pelayanan perawatan dua puluh empat jam oleh para perawat yang memiliki izin dan memenuhi kualifikasi.

3. Menyediakan pengawasan dua puluh empat jam oleh paling tidak seorang Dokter,untuk kepentingan khusus ini yang dimaksud seorang dokter

berarti seseorang yang :

a. terdaftar secara sah di suatu wilayah kerja dan memenuhi kualifikasi untuk melakukan pelayanan kesehatan atau pembedahan sesuai ilmu kedokteran barat.

b. bukan diri Tertanggung keluarga dekat Tertanggung dan pihak yang berkepntingan atas polis ini

c. Bukan merupakan tempat perawatan khusus klinik tempat perawatan bagi orang dengan ketergantungan obat atau alkohol tempat perawatan, peristirahatan atau pemulihan atau panti jompo atau rumah sakit bagi d. gangguan mental atau kejiwaan atau tempat tempat serupa lainnya.88

87

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

Pertanggungan kesehatan berlaku pada pukul 00.01 Waktu Indonesia Barat di kantor cabang Penanggung di Medan pada tanggal berlakunya polis (tercantum dalam data Ringkasan Polis Pada Perjanjian Polis Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan) untuk perlindungan kesehatan yang didapatkan.89

1. Tindakan yang dilakukan oleh orang yang ingin mengambil keuntungan atas Pertanggungan ini, atau

Ketentuan Khusus Perlindungan Kesehatan, Penanggung berhak menghentikan Pertanggungan Tambahan ini dan tidak membayar klaim apa pun jika kejadian yang diajukan sebagai klaim terjadi secara langsung atau tidak langsung, secara disadari atau tidak, dari satu atau lebih kejadian yang berikut:

2. Hukuman mati, atau

3. Bunuh diri dalam kurun waktu 1 (satu) tahun setelah tanggal berlakunya pertanggungan atau tanggal pemulihan polis, atau

4. Perang (baik dideklarasikan atau tidak), operasi sejenis perang, invasi, tindakan dari musuh asing, kegiatan militer, pemberontakan, demonstrasi, kerusuhan, revolusi, terorisme, demo, pemogokan, revolusi, kekacauan sipil, kriminal atau aktivitas illegal (baik percobaan atau dihukum), penolakan penahanan, atau

5. Terkena reaksi nuklir, radiasi ionisasi atau kontaminasi radioaktif dari bahan bakar nuklir atau proses pembuangan limbah atau bahan peledak atau senjata, atau

6. HIV atau AIDS, apabila Tertanggung menderita HIV positif sebagaimana ditetapkan oleh Penanggung, atau

7. Secara sengaja berada dalam keadaan bahaya (kecuali dalam usaha untuk menyelamatkan jiwa) atau sebagai akibat keadaan tidak waras, atau

8. Mengkonsumsi alkohol atau penyalahgunaan atau ketergantungan pada narkotika, zat lain , atau obat-obatan tanpa resep, atau

9. Partisipasi dalam olah raga atau aktivitas yang berbahaya seperti perlombaan (kecuali perlombaan dengan kaki), tinju, gulat, olah raga musim dingin, mengendarai kuda, olah raga dan aktivitas udara, olahraga air (kecuali berenang dan berlayar tanpa mesin),atau

10. Segala bentuk penerbangan selain sebagai penumpang pada penerbangan komersial yang terjadwal, atau

11. Upaya melukai diri sendiri secara sengaja atau percobaan bunuh diri, atau 12. Pengobatan atau perawatan atau operasi gigi, atau

88

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

89

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

13. Pemerikasaan atau perawatan atau pengobatan atau operasi mata, atau 14. Kehamilan dan segala komplikasinya, kelahiran (termasuk kelahiran

dengan pembedahan), keguguran, perawatan pra dan pasca kelahiran, aborsi, sterilisasi, kontrasepsi, kesuburan, atau

15. Perawatan yang tidak sesuai dengan diagnosis dan perawatan medis yang biasa dilakukan untuk penyakit atau tidak sesuai dengan standar praktek kedokteran yang baik atau bukan suatu keharusan atau perawatan untuk kenyamanan pihak mana pun (seperti bedah plastik atau kosmetik), atau 16. Kelainan bawaan atau kelainan akibat kelahiran,keadaan turunan, kelainan

turunan, psychiatric, kelainan psikis atau mental atau gangguan saraf (termasuk stres), kelainan tidur, perawatan pemulihan, pemulihan kesehatan, perawatan oleh perawat, perawatan oleh perawat di rumah, kelainan haid, khitan, penyakit karena hubungan seksual, atau

17. Setiap kondisi medis (yang tidak dinyatakan atau tertulis dalam formulir aplikasi) yang telah ada sebelum tanggal Berlakunya Pertanggungan Tambahan ini dan termasuk kondisi medis yang telah didiagnosa atau diperiksa, kondisi medis yang telah mendapat perawatan atau nasihat atau konsultasi, kondisi medis yang telah mendapat pengobatan dengan resep, atau berhubungan dengan gejala atau tanda apa pun yang disadari atau yang seharusnya disadari oleh Tertanggung.

18. Pemeriksaan kesehatan berkala atau uji fisik rutin, vaksinasi, imunisasi, rawat inap untuk menegakkan diagnosis, konsultasi dan rawat jalan, perawatan atau pengobatan preventif, penurunan berat badan atau perawatan obesitas, atau

19. Segala kondisi yang mulai atau didiagnosa sebelum 30 hari setelah Tanggal Berlakunya Polis dan Tanggal Pemulihan Polis, atau

20. Perawatan atau pembedahan amandel, adenoid, hernia, hingga Tertanggung telah dilindungi oleh Pertanggungan Tambahan ini selama 180 (seratus delapan puluh) hari sejak tanggal Berlakunya Pertanggungan Tambahan.90

Untuk kepentingan Ketentuan Pertanggungan Tambahan pada Pasal 1

angka 13 Pada Perjanjian Polis Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan.

Rumah Sakit ialah suatu lembaga pelayanan kesehatan yang memiliki ijin dari instansi yang berwenang serta dioperasikan sebagai rumah sakit untuk merawat pasien-pasien yang sakit dan/atau cedera yang:

1. Telah mempunyai alat-alat/sarana untuk suatu diagnosa, pengobatan, perawatan, serta pembedahan major.

90

Buku Panduan Initial Training Course Manulife Indonesia, Training & Development, 2015, pada Lampiran Ketentuan KhususMijourney Protection, hal. 7

2. Menyediakan pelayanan perawatan selama 24 jam per hari.

3. Menyediakan sekurang-kurangnya seorang dokter yang selalu hadir setiap hari.

4. Semata-mata bukan klinik, bukan suatu tempat perawatan, peristirahatan atau rumah untuk pemerliharaan kesehatan etelah mengalami sakit dan bukan rumah untuk perawatan bagi para lanjut usia, jompo atau pecandu alkohol, penyalahgunaan obat, narkotika, dan sejenisnya.

Kepentingan ketentuan pertanggungan untuk tambahan pada Pasal 1 angka 4 Pada

Perjanjian Polis Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, Dokter

ialah seseorang yang berwenang untuk melakukan tindakan kedokteran sesuai

ilmu kedokteran dan telah mendapatkan ijin praktik dari instansi yang berwenang

sesuai dengan definisi UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan

tidak mempunyai hubungan kepentingan pertanggungan dengan tertanggung

dan/atau tanggungan.

Untuk kepentingan Ketentuan Pertanggungan Tambahan pada Pasal 6 Pada Perjanjian Polis Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, Penanggung berhak untuk tidak membayarkan klaim yang bersangkutan jika pemegang Polis tidak dapat menunjukkan pemberitahuan secara tertulis.

Prosedur pengajuan klaim di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, berdasarkan Ketentuan Umum Perjanjian Polis Pasal 10 Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Pemberitahuan:

b. Berkas-berkas tersebut harus disampaikan dalam waktu 90 hari terhitung sejak tertanggung meninggal atau akhir masa pertanggungan c. Apabila berkas-berkas tersebut tidak disampaikan dalam waktu yang

ditentukan maka penanggung mempunyak hak untuk menolak klaim yang bersangkutan.

d. Klaim harus diajukan secara tertulis kepada penanggung.

2) Berkas-berkas yang wajib diserahkan kepada penanggung untuk menerima manfaat pertanggungan:

a. Untuk klaim meninggal 1) Polis asli

2) Formulir klaim meninggal dunia yang disediakan oleh penanggung 3) Surat keterangan dokter yang memeriksa jenazah tertanggung yang

menjelaskan sebab-sebab kematian tertanggung

4) Surat keterangan meninggal dari pihak yang berwenang

5) Surat keterangan kepolisian dalam hal tertanggung meninggal akibat kecelakaan atau hal tidak wajar

6) Surat keterangan mengenai bukti diri yang berkepentingan dalam polis

7) Fotocopi identitas tertanggung dan yang ditunjuk yang masih berlaku

b. Untuk klaim akhir masa pertanggungan 1) Polis asli

Ketentuan diatas dapat dijelaskan bahwa pengajuan klaim harus disampaikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tertanggung meninggal dunia, jika berkas-berkas tidak disampaikan pada waktu yang telah

ditentukan maka penanggung mempunyai hak untuk menolak klaim tersebut. Tetapi apabila dalam waktu lebih dari 90 (sembilan puluh) hari penerima manfaat baru mengajukan klaim kepada penanggung karena alasan-alasan tertentu maka penanggung biasanya tetap bersedia untuk menerima klaim tersebut.Pengajuan klaim oleh penerima manfaat dilakukan secara tertulis dengan menyertakan berkas-berkas yang diperlukan (Ketentuan Umum Pasal 10 ayat 3 Perjanjian Polis PT. Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia).

Selanjutnya, apabila berkas-berkas tersebut tidak jelas, tidak lengkap atau bahkan tidak sesuai dengan kenyataannya (fakta materiil) maka penanggung mempunyai hak untuk mendapatkan berkas lain atau menerima penjelasan lebih lanjut dari penerima manfaat (Ketentuan Umum Pasal 10 ayat 3 Perjanjian Polis PT. Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia). Penerima manfaat apabila telah melengkapi semua berkas yang disyaratkan di dalam polis, selanjutnya penanggung melakukan screaning terlebih dahulu guna meneliti atau menyelidiki kebenaran atas berkas-berkas tersebut.

Apabila penanggung telah menerima serta menyetujui berkas-berkas tersebut maka untuk selanjutnya penanggung akan melakukan pembayaran uang pertanggungan melalui rekening milik penerima manfaat atau dengan cara transfer antar bank.91

91

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

Pembayaran uang pertanggungan tersebut, diperhitungkan dengan semua premi yang tertunggak dan kewajiban lainnya (bila ada). Jangka waktu pengajuan klaim sampai dengan pembayaran uang pertanggungan oleh penanggung kepada

penerima manfaat kurang lebih membutuhkan waktu 20 (dua puluh) hari.

Berkas tersebut apabila tidak lengkap maka penanggung akan mengembalikannya kepada penerima manfaat untuk diberi waktu melengkapi berkas yang diperlukan tersebut. Dengan demikian, penanggung belum dapat melakukan pembayaran uang pertanggungan sampai penerima manfaat melengkapi berkas tersebut. Tetapi bila ternyata terdapat unsur penipuan dan/atau pemalsuan pada berkas-berkas klaim yang diserahkan kepada penanggung, maka penanggung mempunyai hak untuk menolak klaim dan/atau membatalkan pertanggungan dasar dan/atau pertanggungan tambahan (bila ada). Maka sangat diperlukan suatu itikad baik dari para pihak dalam melaksanakan pengajuan dan pembayaran uang pertanggungan dari penanggung kepada penerima manfaat.92

Pengajuan klaim dari penerima manfaat kepada penanggung pada kenyataannya membutuhkan waktu yang relatif lama sedangkan dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur mengenai asuransi mengharuskan agar klaim tersebut secepatnya dapat dibayarkan kepada penerima manfaat. Proses yang relatif lama tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui secara pasti bahwa penerima manfaat adalah orang yang berkepentingan atas uang pertanggungan tersebut. Selain itu, proses tersebut juga sebagai bentuk tindakan

92

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

antisipatif dari penanggung terhadap kemungkinan timbulnya masalah dikemudian hari.93

2. Hambatan dalam Pembayaran Klaim Asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan

Asuransi adalah merupakan suatu perjanjian, dimana perjanjian tersebut berlaku ketentuan syarat-syarat sah suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam

KUHPerdata.Perjanjian asuransi berlaku juga syarat-syarat khusus yang sebagaimana diatur KUHDagang.

Perjanjian asuaransi itu kemudian dituangkan dalam polis yang merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian asuransi tersebut, didalamnya terdapat kehendak dari pemegang polis terhadap suatu peristiwa yang tidak pasti.Perjanjian asuransi ditandatangani oleh pemegang polis dan disetujui oleh perusahaan asuransi.

Kesepakatan perjanjian asuransi yang dituangkan dalam suatu polis tersebut, maka timbul suatu hubungan timbal balik diantara pemegang polis dan perusahaan asuransi, hubungan aling timbal balik tersebut bahwa pemegang polis diharuskan untuk mengikuti dan mematuhi segala ketantuan yang telah diatur dalam polis asuransi tersebut, pemegang polis menerima polis dari perusahaan asuransi (mendapatkan ganti kerugian) terhadap peristiwa yang tidak diharapkan terjadi. Berdasarkan polis tersebut maka pemegang polis diwajibkan untuk

membayar suatu premi yang sebagaimana telah ditentukan dalam polisnya. 94

Perusahaan asuransi wajib menerima pembayaran premi dari pemegang polis, mendapatkan keterangan-keterangan benar yang dibutuhkan,

93

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

94

dan perusahaan perusahaan asuransi harus memberikan polis atau membayar polis ganti kerugian terhadap peristiwa yang tidak diharapkan terjadi yang dialami oleh pemegang polis sesuai dengan polis yang disepakati.

PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan yang menjadi hambatan-hambatan pembayaran klaim sesuai polis yang tidak dibayarkan oleh perusahaan asuransi yang menjadi penyebabnya, yaitu:

1. Kesalahan dari pihak nasabah

Kegagalan dalam melakukan pembayaran klaim asuransi pada umumnya ada 3 (tiga) kesalahan nasabah yang menyebabkan pembayaran klaim tidak dibayarkan oleh perusahaan asuransi, yaitu:

a. Ketidak jujuran nasabah

Sebelum perjanjian asuransi dituangkan dalam suatu polis, terkadang dalam permohonan asuransi yang diajukan oleh calon pemegang polis seringkali tidak memberikan informasi (keterangan) yang benar kepada perusahaan asuransi.

b. Pemegang polis terlalu lama mengajukan klaim

PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan menetapkan batasan pada

waktu pengajuan klaim asuransi, biasanya batasan waktu untuk pengajuan klaim pada perusahaan asuransi adalah 3 (tiga) bulan, dan pemegang polis asuransi sering mengajukan klaim diluar batas waktu tersebut sehingga terkadang PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan sulit untuk melakukan pembayaran klaim kepada pemegang polis.

c. Syarat-syarat pengajuan klaim kurang lengkap

Mengajukan pembayaran dalam klaim asuransi di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan biasanya meminta persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan, persyaratan-persyaratan tersebut diantaranya adalah:

1) Untuk mengajukan asuransi jiwa kematian, bahwa pemegang polis harus melampirkan surat keterangan kematian dari Rukun Tetangga (RT) ata Rukun Warga (RW) setempat.

2) Untuk mengajukan asuransi jiwa kecelakaan, bahwa pemegang polis harus melampirkan surat keterangan dari kepolisian.

3) Surat keterangan dari rumah sakit, yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan.

4) Mengisi formulir pengajuan klaim yang diterbitkan oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia Medan.

2. Kesalahan dari pihak asuransi

a. Ketidak jujuran agen asuransi dalam mempresentasikan (menawarkan) produk perusahaan asuransi

Terkadang agen asuransi biasanya tidak selalu jujur dalam mempresentasikan keunggulan-keunggulan/fasilitas yang diperoleh oleh calon pemegang polis dari produk-produk yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan.

b. Perusahaan asuransi yang tidak jujur

Hal ini paling sering terjadi pada perusahaan-perusahaan asuransi yang tidak jelas atau perusahaan asuransi yang masih tergolong kategori baru keberadaannya, hambatan perusahaan asuransi seperti ini biasanya dikarenakan perusahaan asuransi kekurangan modal dan langsung mengalami kepailitan.

Terkadang pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, bahwa pemegang polis yang tidak membayar premi asuransi kepada perusahaan asuransi sesuai jangka waktu yang telah ditentukan biasanya bisa menjadi hambatan pembayaran klaim asuransi tidak dibayarkan oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan.

C. Bentuk Perlindungan Hukum yang di Berikan PT. Asuransi Manulife

Dokumen terkait