• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis terhadap Asuransi Jiwa dalam Proses Pelaksanaan Penyelesaian Klaim Pembayaran Asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis terhadap Asuransi Jiwa dalam Proses Pelaksanaan Penyelesaian Klaim Pembayaran Asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Darmawi, Herman, 2000, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta.

Djazuli, A. dan Yadi Janwari, 2002¸ Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gunanto, 2003, Asuransi Kebakaran di Indonesia, Logos Wacana Ilmu, Tanggerang. Hartono, Sri Rejeki, 2008Hukum Asuransi dan Perusahan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta. Irawan, Bagus, 2007, Aspek-Aspek Hukum Kepailitan, Perusahaan, dan Asuransi, Penerbit Alumni, Bandung.

Muhammad, Abdulkadir, 2006, Hukum Asuransi Indonesia , PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Naja, H. R. Daeng, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Pramukti, Angger Sigit. dan Andre Budiman, 2016, Pokok-Pokok Hukum Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta.

Pratama, Aditya Bagus, 2004, Kamus Lengkap Bahasa Inggris, Pustaka Media, Surabaya. Prodjodikoro, Wirjono, 2000, Hukum Asuransi Indonesia, Penerbit Intermasa, Jakarta.

Purwosutjipto, H.M.N, 2003, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta. Rastuti, Tuti, 2011, Aspek Hukum Perjanjian Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta.

Shofie, Yusuf, 2000, Perlindungan Konsumen & Instrumen-instrumen Hukumnya, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Sastrawidjaja, M. Suparman, 2003, Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, PT. Alumni, Bandung

Salim, Abbas, 2003, Asuransi dan Manajemen Resiko, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 20Sunggono, Bambang, Metode Penelitian Hukum, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

(2)

Sastrawidjaja, 2003 Man Suparman, Aspek – Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, Alumni, Bandung.

Subekti, Rdan R. Tjitrosudibio, 2001, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Tobing, Rudyanti Dorotea, 2014, Hukum Perjanjian Kredit, Konsep Perjanjian Kredit Sindikasi Yang Berasaskan Demokrasi Ekonomi, Laksbang Grafika, Yogyakarta.

Training & Development, 2015, Buku Panduan Initial Training Course Manulife Indonesia. Wardana, Kun Wahyu, 2009, Hukum Asuransi:Proteksi Kecelakaan Trasnportasi, Mandar Maju, Bandung.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 tentang Peransuransian

Internet

Asas Hukum Perjanjian Dalam Hukum Perdata, http://radityowisnu.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 15 Januari 2016

Profil Asuransi Manulife Indonesia Desember 2015

Jenis Produk Asuransi Manulife Indonesia 23 Desember 2015

http://www.suratpembaca.web.id/detail/51582/Manulife_Memutus_Kontrak_Sepihak, diakses pada tanggal 12 April 2016

Wawancara

(3)
(4)

[Type text]

BAB III

ASPEK-ASPEK YURIDIS DALAM PELAKSANAAN KLAIM

ASURANSI PADA ASURANSI JIWA DI PT.ASURANSI

MANULIFE INDONESIA

A. Gambaran Umum PT. Asuransi Manulife Indonesia

Perusahaan asuransi berupa perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan reasuransi, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, agen asuransi, perusahaan penilaian kerugian asuransi dan perusahaan konsultan aktuaria.57

Perusahaan asuransi jiwa adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam bentuk penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup dan meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.58

PT. Asuransi Manulife Indonesia berdiri setelah masa Orde Baru, tepatnya pada tahun 1985.Awalnya pada PT. Asuransi Manulife Indonesia bernama PT. Asuransi Jiwa Dharma Kasih Bakti, hingga perusahaan berjalan setahun.Pada waktu itu ada tiga perusahaan asing yang ingin bermitra, dan akhirnya yang dipilih adalah Manulife yang berasal dari Kanada karena reputasi Manulife di dunia Internasional tidak diragukan lagi.59

Awal tahun 1985, mulai dirintis bentuk kerjasama Technical Assitant Agreement. Bantuan teknis itu diperlukan untuk mengembangkan produk,

57

Angger Sigit Pramukti dan Andre Budiman Panjaitan, Pokok-Pokok Hukum Asuransi, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2016, hal.40

58

Ibid., hal.41 59

Profil Asuransi Manulife Indonesia,

(5)

penyusunan organisasi dan Iain-lain, yang dilanjutkan dengan proses penggantian nama menjadi Dharmala Manulife.60

Manulife dan pada akhirnya sekarang memakai nama PT. Asuransi Manulife Indonesia. P.T. Asuransi Manulife Indonesia adalah salah satu perusahaan terbesar di bidang Asuransi dan Keuangan.Perusahaan ini menggabungkan kemantapan keuangan dan stabilitas operasional dengan menawarkan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia.Manulife memasarkan hampir semua bentuk asuransi pribadi maupun perusahaan dan pensiun kepada pemegang polis hampir di seluruh negara di dunia.

Tahun 1985, pada masuk pemegang saham ketiga yaitu International Finance Corporation (IFC), mempakan bagian dari Bank Dunia yang bergerak di sektor investasi swasta. Sehingga komposisi kepemilikan saham menjadi

Manulife 51 %, Dharmala Group 40 % dan IFC 9 %.

Tanggal 18 Juli 1985, diresmikan pada penggunaan nama KT. Dharmala

61

1. Investasi dalam sumber daya manusia

Salah satu kunci dari keberhasilan tersebut yang juga merupakan pendekatan PT. Asuransi Manulife Indonesia, antara lain:

2. Praktek bisnis yang etis 3. Komitmen jangka panjang

4. Membangun kepercayaan dengan memenuhi janji 5. Investasi dalam masyarakat

6. Pelayanan yang unggul bagi klien62

60

Ibid.

61

Ibid.

62

(6)

PT. Asuransi Manulife Indonesia dengan kantor pusat di Jakarta tepatnya di Jl. Pegangsaan Timur No. 1A Cikini, telah merancang berbagai produk dan program asuransi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan perusahaan pada masa kini, serta sangat memperhatikan profesionalisme setiap staf maupun konsultannya dengan memberikan program pelatihan yang berkesinambungan.

PT. Asuransi Manulife Indonesia adalah salah satu perusahaan asuransi yang kegiatan usahanya bergerak dalam usaha jasa.Manulife Indonesia merupakan perusahaan asuransi jiwa yang sangat berperan dalam hidup manusia karena pada hakekatnya asuransi jiwa adalah suatu pelimpahan risiko atas kerugian yang dialami oleh tertanggung (pencari nafkah) kepada penanggung (perusahaan asuransi jiwa). Risiko yang dilimpahkan kepada penanggung bukanlah risiko hilangnya jiwa seseorang atau karena mencapai usia tua sehingga tidak produktif lagi.

Pasar asuransi di dalam PT. Asuransi Manulife Indonesia, bertindak sebagai underwriter (penanggung) dan dalam kegiatannya mempunyai peranan penting dan tertuang dalam tugas pokok yaitu:

1. Dalam rangka Pembangunan Nasional dengan memberikan sumbangan/kontribusi berupa pajak, deviden, meningkatkan jumlah angkatan kerja, memantapkan stabilan perekonomian dan pasar perasuransian dan berupaya memasyarakatkan asuransi jiwa kepada bangsa Indonesia.

2. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa tak terlepaskan dari prinsip ekonomi perusahaan yakni mencari keuntungan untuk kepentingan negara dan masyarakat.63

Kegiatan operasionalnya dalam PT. Asuransi Manulife Indonesia mengikatkan diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima suatu premi dan premi yang diterima, dimaksudkan untuk menggantikan kerugian yang diderita oleh si tertanggung atas sesuatu yang dipertanggungnya atau dengan pengertian,

63

(7)

perusahaan menerima premi dari tertanggung sebagai pendapatan yang dapat dikatakan bahwa premi itu identik dengan harga jasa asuransi. Sedangkan apabila terjadi kerugian dipihak tertanggung, risiko kerugian di pihak tertanggung dan inilah yang mempakan biaya perusahaan tersebut.

Struktur organisasi yang dimiliki PT. Asuransi Manulife Indonesia yang menunjukkan hirarki dan struktur wewenang organisasi, pembagian kegiatan kerja sama menunjukkan bagaimana fungsi dan kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda itu dihubungkan.

PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dipimpin oleh President Director, Group Vice President, Marketing and Sales Vice President, dan Financial Vice President Struktur organisasi perusahaan PT. Asuransi Manulife Indonesia adalah meliputi tugas, wewenang dan tanggung jawab adalah sebagai berikut:

1. President Director

Fungsi: mengendalikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Menetapkan kebijaksanaan perusahaan mengani operasi perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Mengendalikan dan mengawasi semua kegiatan perusahaan agar sesuai dengan kebijaksanaan umum yang telah ditetapkan oleh perusahaan. c. Menilai, menganalisa dan mengevaluasi secara periodik kegiatan dan

perkembangan perusahaan serta mengambil tindakan perbaikan.64 2. Vice President Director

Fungsi: mengevaluasi laporan yang diberikan dan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada President Directoryang membawahi:

a. IT, Administration dan Collection Director b. Claim, Legal dan Reinsurance

c. Underwriting Assitant Director d. HRD Assistant Director

Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

1) Mengawasi, menilai dan mengkoordinasi pekerjaan departemen di bawahnya.

2) Menerima dan menganalisa laporan dari departemen di bawahnya serta mengadakan analisanya

3) Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada President Director.

64

(8)

4) Penanggung jawab tertinggi dalam menjalankan kegiatan Underwriting, HRD, Quality Assurance, Building Maintenance and Development 3. IT, Administration and Collection Director

Fungsi: menganalisa laporan yang diberikan kepadanya serta membuat laporan pertanggungjawaban sesuai dengan bidang tugasnya.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Membuat laporan pertanggung jawaban secara berkala kepada Vice President Director

b. Menganalisa laporan yang diberikan dari departemen di bawahnya

c. Penanggung jawab tertinggi dari Billing and Collection, IT, Administration, Branch Manager.

4. Claim, Legal and Reinsurance Director

Fungsi: bertanggung jawab atas klaim, bukti pembayaran, meminta data- data klien atas semua masalah yang diajukan claim.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Penanggung jawab tertinggi atas klaim yang diajukan oleh klien b. Bertanggung jawab atas penyetujuan dari klaim yang dilakukan klien. c. Berhak meminta bukti pembayaran dan data-data klien kepada Billing

and Collection Dept. dan IT Dept. 5. Underwriting Assistant Director

Fungsi: bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan polis yang akan diterbitkan.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Underwriting 2. Menganalisis risiko atas surat permintaan

3. Berhak menolak jika klien mempunyai tingkat risiko yang besar 4. Menentukan besarnya premi yang akan dibayar oleh tertanggung

5. Melakukan pengecekan atas kelengkapan dan kebenaran data surat permintaan

6. HRD Assistant Director

Fungsi: menangani masalah administrasi karyawan Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab atas masalah wawancara, perekrutan dan pendidikan bagi karyawan baru

b. Menyusun dan memperbaiki training program 7. Recruiting, Training and Development Manager Fungsi: merencanakan cara-cara merekrut karyawan baru Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Menentukan rencana/cara-cara perekrutan karyawan

b. Membuat /mencari training yang berguna bagi karyawan baru 8. Office Administration - General Affair Manager

Fungsi: bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan semua peralatan yang digunakan oleh karyawan

Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab atas semua peralatan yang digunakan oleh karyawan

b. Berhak menolak dan menyetujui pembelian alat-alat kantor 9. Quality Assurance Senior Manager

(9)

Tugas, wewenang dan tanggung jawab ialah mengatur proses dan prosedur yang berlaku di perusahaan secara keseluruhan agar sesuai dengan standar dan kuantitas yang diharapkan

10. Building, Maintenance and Development Manager

Fungsi: menangani masalah kebersihan, kerapihan dan perawatan gedung. Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab atas kebersihan ruangan kantor b. Melakukan kerjasama dengan perusahaan cleaning service c. Berhak memberhentikan perusahaan cleaning service

d. Melakukan pembelian yang berhubungan dengan perawatan 11. Marketing dan Sales Vice President

Fungsi: penanggung jawab tertinggi bagian pemasaran Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatan pemasaran b. Mengawasi, menilai dan mengkoordinasikan pekerjaan c. agency training, agency support dan marketing support d. Melaporkan aktivitas pemasaran kepada President Director 12. Financial Vice President

Fungsi: penanggung jawab tertinggi mengenai masalah keuangan Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatan keuangan

b. Mengawasi, melaporkan keadaan dan aktivitas keuangan kepada President Director

13.Investment Director

Fungsi: bertanggung jawab atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab atas semua investasi yang dijalankan b. Mencari investasi baru dan menganalisa ulang semua investasi 14. Actuarial Senior Manager

Fungsi: merancang, menganalisa struktur premi

Tugas, wewenang dan tanggung jawab ialah membuat/merancang perhitungan struktur premi asuransi

15. Accounting Senior Manager

Fungsi: bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan yang dibuat Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional bagian Akuntansi b. Bertanggung jawab atas kebenaran dari laporan keuangan

c. Memberikan laporan perkembangan perusahaan setiap akhir bulan kepada Financial Vice President

16. Group Vice President

Fungsi: Penanggung jawab tertinggi atas group departemen Tugas, wewenang dan tanggung jawab:

a. Merencanakan, mengorganisir dan mengontrol administrasi internal di Group Departement

b. Merancang produk baru dan menetapkan kebijaksanaan65

65

(10)

B. Jenis dan Produk Asuransi Jiwa yang di Kelola oleh PT. Asuransi

Manulife Indonesia

Dengan semakin bertambahnya kebutuhan perusahaan akan jasa asuransi PT. Asuransi Manulife Indonesia mempunyai berbagai program asuransi

jiwa yang banyak diminati masyarakat Indonesia, yaitu diantaranya sebagai berikut:

1. Seumur hidup 20

Asuransi ini sangat tepat untuk mereka yang menyadari pentingnya peranan pencari nafkah di dalam keluarga sebagai seseorang yang mempunyai nilai ekonomis. Kehilangan pencari nafkah berarti kehilangan nilai ekonomis, sehingga diperlukan adanya dana persiapan untuk mengantisipasi keadaan tersebut.

Manfaat seumur hidup 20 yaitu :

a. Perlindungan seumur hidup atau sampai tertanggung mencapai usia 99 tahun dengan manfaat uang pertanggungan tetap,ditambah deviden.

b. Dana (uang pertanggungan) dan deviden yang jumlahnya sudah dijamin akan diberikan apabila tertanggung meninggal dalam masa pembayaran premi maupun setelah pembayarn premi.

c. Premi dibayar dalam jangka waktu 20 tahun, dengan jumlah premi adalah tetap sama atau sampai saat tertanggung meninggal dunia (bila belum mencapai jangka waktu 20 tahun66

2. Dwiguna bertahap 21

Program ini merupakan gabungan dari faedah proteksi dan investasi, yang

memberikan manfaat bukan saja ahli waris yang ditunjuk akan tetapi juga bagi si pemegang polis.

Manfaat dwiguna bertahap 21:

a. Pertanggungan berlangsung selama 21 tahun

b. Setiap 3 tahun akan dibayarkan sejumlah dana (tahapan) sesuai dengan akhir

66

Jenis Produk Asuransi Manulife Indonesia

(11)

tahun polis ke –n

c. Bila tertanggung meninggal dunia dalam masa pertanggungan, maka kepada yang ditunjuk akan dibayar sebesar 100 % UP ditambah dengan RB (Reversionery Bonus) pada tahun bersangkutan dan pertanggungan berakhir (polis selesai)

3. Dana siswa ideal

Program asuransi ini merupakan gabungan antara proteksi dan dana pendidikan sekolah.

Manfaat dana siswa ideal yaitu :

a. Mulai satu bulan setelah akhir masa pembayaran premi kepada anak akan dibayarkan 1 % Uang pertanggungan setiap bulan selama 60 bulan berturut-turut.

b. Pada usia 99 tahun mendapatkan 100 % UP atau bila tertanggung meninggal sewaktu-waktu sebelum berusia 99 tahun.

c. Jika tertanggung menmggal dalam masa pembayaran premi, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: kepada ahli waris yang ditunjuk akan dibayarkan 100 % UP, ditambah deviden:

1) Manfaat dana belajar yang belum atau sedang dibayarkan akan tetap dibayarkan.

2) Polis menjadi bebas premi.

(12)

daerah/kota-kota di Indonesia, antara lain: Semarang, Yogyakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Bogor, Tulung Agung, Manado, Makassar, Jambi, Aceh, Jayapura, Kediri, dan lain sebagainya.

C. Premi Asuransi yang diberikan PT. Asuransi Manulife Indonesia

Perjanjian di dalam asuransi, terdapat salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung.Unsur penting yang harus dipenuhi oleh tertanggung tersebut dinamakan premi asuransi.

Premi asuransi merupakan suatu pembayaran dari tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan uang ganti rugi apabila terjadi peristiwa yang tidak diiginkan terjadi.Premi ini merupakan hal mutlak dalam asuransi, sebab semakin besar suatu resiko yang ditanggung, semakin besar pula pembayaran asuransinya. Premi asuransi diatur dalam Pasal 246 KUHD yang menyatakan …dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi…. Hubungan di dalam hukum, terdapat penanggung menerima pengalihan resiko dari tertanggung dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya, apabila premi tidak dibayar.Asuransi dapat dibatalkan atau setidaknya asuransi tidak berjalan.Premi harus dibayar lebih dahulu oleh tertanggung karena tertanggunglah pihak yang berkepentingan.67

67

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hal. 103

Perjanjian timbal balik, sebagai asuransi bersifat konsensual, artinya sejak terjadi kesepakatan timbullah kewajiban dan hak kedua belah pihak.

(13)

pihak penanggung.68

1. Dalam bentuk sejumlah uang;

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa premi dalam perjanjian asuransi merupakan unsur yang sangat penting dan syarat mutlak yang harus ada dalam perjanjian asuransi.

Kriteria premi asuransi adalah sebagai berikut:

2. Dibayar terlebih dahulu oleh tertanggung; 3. Sebagai imbalan pengalihan resiko;

4. Dihitung berdasarkan persentase terhadap nilai resiko yang dialihkan. 69

Penetapan jumlah premi asuransi yang harus dibayarkan didasarkan atas penghitungan analisis resiko yang sehat dan juga atas dasar penilaian resiko yang akan dipikul oleh penanggung.

Menurut ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, premi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak berlebihan dan tidak diterapkan secara diskriminatif, pada ayat (2) dikatakan tingkat premi dinilai tidak

mencukupi apabila:

1. Sedemikian rendah sehingga tidak sebanding dengan manfaat yang diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan;

2. Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan membahayakan tingkat solvabilitas perusahaan;

3. Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan dapat merusak iklim kompetisi yang sehat.

68

Ibid., 104 69

(14)

Tingkat premi dinilai berlebihan apabila sedemikian tinggi, sehingga sangat tidak sebanding dengan manfaat yang diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan. Penerapan tingkat premi dinilai bersifat diskriminatif apabila tertanggung dengan luas pengadaan yang sama serta dengan jenis tingkat resiko yang sama dikenakan tingkat premi yang berbeda.70

1. Premi tunggal

Premi asuransi jiwa harus dibayar oleh seorang pemegang polis untuk mendapatkan proteksi yang diharapkan. Dalam cara pembayaran premi ini disebut cara bayar dan dipilih oleh pemegang polis dalam surat perjanjian asuransi jiwa. Perusahaan asuransi biasanya menyediakan cara membayar premi yang antara lain:

Premi dibayarkan dalam satu kali pembayaran di awal tahun kontrak.Premi yang dibayarkan tersebut memberi proteksi selama masa kontrak asuransi. Tarif yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi untuk cara bayar ini biasanya jauh lebih murah bila dibandingkan dengan cara bayar premi berkala.

2. Premi berkala

Premi yang dibayarkan secara berkala oleh pemegang polis sesuai dengan jenis pembayaran yang disetujui dalam surat perjanjian asuransi jiwa. Premi berkala biasanya ada 4 jenis, antara lain:

1. Premi tahunan

Premi ini memungkinkan pemegang polis membayar preminya dalam 1 kali pembayaran setiap tahunnya.

2. Premi semesteran

Premi ini memungkinkan pemegang polis membayar preminya dalam 2 kali pembayaran setiap tahunnya.

3. Premi triwulan

Premi ini memungkinkan pemegang polis membayar preminya dalam 4 kali pembayaran setiap tahunnya.

4. Premi bulanan

Premi ini memungkinkan pemegang polis membayar preminya secara bulanan.71

70

Ibid., 106 71

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

(15)

1. Pembayaran premi polis wajib dilakukan melalui transfer bank, setor ke bank atau autodebet kartu kredit.

2. Transaksi pembayaran premi melalui fasilitas perbankan akan diakui sebagai penerimaan pembayaran, setelah dana diterima di rekening PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

3. Setiap pembayaran premi yang dilakukan melalui transaksi bank akan dikirimkan penerimaan premi yang ditujukan ke alamat pemegang polis. 4. Hubungi Manulife Customer Contact Center di Medan untuk konfirmasi

pembayaran premi polis pemegang polis.72

Pembayaran premi polis oleh pemegang polis dilakukan dengan cara pembayaran melalui ke rekening bank a/n PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Pembayaran premi polis dapat dilakukan melalui:

1. Auto debet

Bagi pemegang polis pemegang kartu kredit dapat mengajukan auto debet kartu kredit dengan mengisi surat kuasa pendebetan kartu kredit. Bagi pemegang polis yang memiliki rekening BCA dengan mengisi surat kuasa pendebetan rekening BCA.

2. ATM

Dapat dilakukan melalui ATM:

a. ATM BCA , melalui menu "Pembayaran" b. ATM Permata, melalui menu "Pembayaran" , c. Jaringan ATM Bersama, melalui menu "Transfer", d. Jaringan ATM ALTO, melalui menu "Transfer", e. Jaringan ATM Prima, melalui menu "Transfer",73

72

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

73

(16)

BAB IV

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ASURANSI JIWA DALAM

PROSES PELAKSANAAN PENYELESAIAN PEMBAYARAN

KLAIM ASURANSI PADA PT. ASURANSI MANULIFE

INDONESIA DI MEDAN

A. Proses Mekanisme Pengajuan Klaim Asuransi pada PT. Asuransi

Manulife Indonesia di Medan

Perjanjian asuransi merupakan perjanjian konsensual, artinya perjanjian tersebut merupakan perjanjian timbal balik yang menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak yang mengadakan perjanjian tersebut. Apabila untuk itu terjadi evenemen dari peristiwa yang tidak pasti yaitu tentang meninggalnya seseorang, maka tertanggung atau ahli waris berhak atas uang santunan dari penanggung, tetapi apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa, juga berhak memperoleh pengembalian sejumlah uang dari penanggung yang jumlahnya telah ditetapkan berdasarkan perjanjian. Tuntutan ganti kerugian oleh tertanggung kepada penanggung inilah yang biasanya disebut klaim.74

1. klaim habis kontrak,

Macam atau jenis klaim yang ada di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, yaitu:

2. klaim meninggal dunia,

3. klaim dana kelangsungan belajar, 4. klaim penerimaan dana tahapan prima,

74

(17)

5. klaim dana rawat inap, 6. klaim penebusan,

7. klaim pengambilan nilai tunai permata, 8. klaim pinjaman polis,

9. klaim Uang pertanggungan bebas premi.75

Seorang tertanggung atau pemegang polis jika akan mengajukan klaim maka pemegang polis dapat langsung menghubungi PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan yang bersangkutan untuk memperoleh uang santunan dengan meminta surat pengajuan klaim serta melengkapi syarat-syarat yang diperlukan.

Pengajuan klaim dapat dilakukan oleh ahli waris atau kuasa yang ditunjuk dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagaimana tercantum dalam polis. PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, biasanya ada unit klaim yang bertugas untuk mengurus semua peserta asuransi yang akan mengajukan klaim. Unit klaim ini akan memeriksa arsip dan data base untuk mengetahui jumlah premi yang sudah dilunasi serta kondisi-kondisi yang lain.76

seorang ahli waris baru mengajukan klaimnya setelah empat tahun sejak terjadinya evenemen karena ahli waris tidak tahu sebelumnya kalau tertanggung PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan ditentukan bahwa pada tertanggung atau pemegang polis dapat mengajukan klaim secepatnya setelah terjadinya evenemen atau jika evenemen tidak terjadi sampai masa pertanggungan berakhir dengan batas maksimal dua tahun. Namun apabila klaim baru diajukan setelah lebih dari dua tahun, pihak perusahaan asuransi masih bisa memberikan

dispensasi jika ada alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, misalnya saja

75

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

76

(18)

mengikuti asuransi jiwa, maka dalam hal ini perusahaan akan memberikan dispensasi dan membayar santunan tersebut kepada ahli waris atau orang yang ditunjuk oleh tertanggung.77

1. Hari diadakan asuransi jiwa.

Isi polis asuransi, khususnya asuransi jiwa tidak ditentukan sebagai tambahan dari asuransi pada umumnya, akan tetapi ditentukan sendiri dalam pasal 304 KUHD yang menentukan syarat polis asuransi jiwa adalah:

2. Nama dari pihak yang dijamin

3. Nama orang yang pembayaran uang asuransinya diperuntukkan pada wafatnya.

4. Waktu mulai dan berhentinya risiko bagi si penjamin. 5. Jumlah uang yang dijamin

6. Uang premi yang harus dibayar oleh pihak yang menjamin.78

Untuk polis asuransi jiwa, apabila seorang tertanggung atau pemegang polis akan mengajukan klaimnya, maka ia harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana telah ditentukan oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, yaitu:

1. Formulir klaim meninggal dunia. 2. Surat keterangan dari dokter. 3. Polis asli.

4. Surat keterangan meninggal dunia dari Kelurahan/Camat.

5. Surat keterangan pemeriksaan mayat/kematian dari Rumah Sakit/Dinas 6. Kesehatan (untuk meninggal dunia disebabkan oleh karena kecelakaan/ sebab yang tidak wajar).

7. Identitas “yang ditunjuk” untuk menerima manfaat pertanggungan yang ditunjuk:

a. Suami/ istri b. Anak

77

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

78

(19)

c. Orangtua

d. Saudara kandung79

Setelah diketahui mengenai syarat-syarat pengajuan klaim, perlu diketahui pula mengenai pembayaran klaim. Pembayaran klaim ada 3 macam, yaitu:

1. Pembayaran klaim murni, yaitu pembayaran klaim karena klaim tersebut telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan, yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.

2. Pembayaran klaim exgratia, yaitu pembayaran klaim atas suatu risiko yang dijamin dalam polis, namun berdasarkan kondisi yang tercantum dalam polis yang sebenarnya kurang memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan. Pembayaran klaim tetap dilakukan mengingat adanya hubungan baik, namun dalam jumlah yang tidak sepenuhnya.

3. Pembayaran klaim kompromis, yaitu pembayaran klaim yang besarnya didasarkan kepada kesepakatan pada pihak yang bersangkutan karena terdapatnya perbedaan penafsiran teknis atas kerugian yang terjadi.80

Mengacu pada cara pembayaran klaim sebagaimana diuraikan diatas, maka didalam praktek yang terjadi, pembayaran klaim yang dilakukan di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan adalah pembayaran klaim murni dan klaim exgratia. Pembayaran klaim murni, artinya pembayaran dilakukan karena sudah lengkapnya syarat-syarat yang ditentukan beserta dokumen-dokumen yang diperlukan, sehingga apabila syarat-syarat yang ditentukan belum dilengkapi maka pihak perusahaan tidak akan melakukan pembayaran klaim kepada tertanggung sampai lengkapnya semua persyaratan serta dokumen yang diperlukan. Namun apabila memang tidak dimungkinkan, misalnya saja ada dokumen yang hilang maka dari pihak perusahaan akan melihat dari arsip dokumen yang dimiliki perusahaan dan setelah itu perusahaan akan melakukan pembayaran klaim. Ini berarti terjadi pula pembayaran secara exgratia,

79

Buku Panduan Initial Training Course Manulife Indonesia, Training & Development, 2015, hal. 156

80

(20)

karena pembayaran dengan cara ini sebenarnya ada syarat teknis yang kurang dipenuhi.81

berbeda satu sama lain. Setelah semua dokumen pengajuan klaim lengkap dan sudah diproses, maka tertanggung atau ahli waris berhak untuk memperoleh pembayaran klaim sesuai dengan jumlah uang pertanggungan yang telah disepakati sebelumnya.

Setiap perusahaan asuransi mempunyai cara pembayaran tersendiri dan

82

Skema klaim asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan

83

1. Pelaksanaan dalam Pembayaran Klaim Asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan

B. Pelaksanaan dan Hambatan dalam Pembayaran Klaim Asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan

81

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

82

Abbas Salim, Op Cit., hal 35

83

(21)

Menurut Pasal 246 KUHD dinyatakan bahwa adanya perjanjian asuransi adalah bertujuan mengalihkan resiko dari tertanggung kepada penanggung dengan imbalan bahwa penanggung menerima sejumlah uang sebagai premi dari tertanggung. Hal ini berarti bahwa apabila dalam jangka waktu perjanjian asuransi terjadi suatu peristiwa sehingga menimbulkan kerugian, maka penanggung akan membayar ganti rugi atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung sesuai dengan isi daripada perjanjian asuransi.84

Perjanjian pertanggungan yang bertujuan untuk mengalihkan resiko dari tertanggung kepada penanggung kemudian diikuti dengan pembayaran premi kepada penanggung kemudian diikuti dengan pembayaran premi kepada penanggung dan unsur kepentingan yang harus mutlak ada pada pertanggungan serta dapat dituntut didepan pengadilan dapat sebagai dasar bahwa perjanjian pertanggungan bukan termasuk perjanjian untung-untungan seperti yang disebutkan dalam pasal 1774 KUHPerdata.

Kenyataan yang terjadi didalam praktek, resiko yang diperalihkan tertanggung kepada penanggung itu tidak senantiasa terjadi, dengan demikian bahwa setiap resiko atau bahaya tidak selalu terjadi pada saat asuransi itu berjalan, maka uang premi yang dibayar oleh beberapa tertanggung kepada penanggung dapat terkumpul, sehingga pada suatu saat sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, kepada tertanggung yang bersangkutan akan dibayar ganti kerugian atau diberikan sejumlah uang sesuai dengan apa yang telah disepakati baik oleh tertanggung maupun penanggung.

85

Suatu peristiwa yang terjadi sehingga menimbulkan kerugian sudah tentu seorang tertanggung yang bersangkutan akan menuntut ganti rugi kepada penanggung

84

H.M.N Purwosutjipto, Op.Cit., hal 37 85

(22)

yang bersangkutan, sedangkan penanggung sendiri akan memberikan ganti rugi sesuai dengan isi perjanjian asuransi.

Ruang Lingkup dasarnya tidak semua permohonan klaim yang diajukan oleh penerima manfaat secara otomatis akan dibayar oleh penanggung (perusahaan asuransi jiwa), tetapi dari permohonan klaim tersebut harus dilakukan penelitian sebelumnya. Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui apakah meninggalnya tertanggung benar-benar diakibatkan oleh peristiwa tidak pasti yang telah disepakati dalam perjanjian asuransi jiwa yang dimuat dalam polis, atau bahkan meninggalnya tertanggung timbul karena kesalahan dari tertanggung sendiri.86

Prinsip prosedur penyelesaian ganti rugi yang dilakukan berdasarkan pada pasal-pasal yang ada dalam polis standar asuransi jiwa dan kesehatan di Indonesia Penanggung akan memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerugian finansial yang terjadi dikarenakan biaya-biaya yang timbul atas terjadinya resiko Ketentuan mengenai batasanbatasan tanggung jawab penanggung dalam melaksanakan kewajibannya kepada tertanggung telah diatur dalam polis asuransi jiwa, dimana pada masing-masing perusahaan asuransi jiwa memiliki kebijakan yang berbeda dalam menentukan batasan-batasan tersebut.

Setiap perusahaan asuransi jiwa, dalam hal ini bertindak sebagai penanggung, mempunyai kebijakan yang berlainan dalam menentukan apakah permohonan klaim dari tertanggung atau penerima manfaat dapat diterima atau

tidak oleh penanggung. Hal ini bertujuan agar perjanjian asuransi jiwa tersebut tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian tersebut.

86

(23)

kehidupan sesuai dengan besarnya nominal rupiah yang di cover oleh pihak penanggung.

Memberikan kepentingan rawat inap yang berarti tertanggung tinggal di rumah sakit atas rekomendasi dan dibawah perawatan seorang dokter selama lebih dari dua belas jam dimana rawat inap tersebut:

1. dilakukan sebagai perawatan langsung atas kondisi kesehatan tertentu 2. sesuai dan konsisten dengan gejala/tanda, diagnosa ,dan perawatan kondisi

medis sebagimana diterapkan oleh dokter yang ditunjuk.

3. Dilakukan sesuai dengan praktek medis standar sebagaimana ditetapkan oleh dokter yang ditunjuk.87

Ketetentuan untuk rumah sakit adalah sebuah lembaga yang secara sah terdaftar sebagai rumah sakit dan memiliki izin resmi dari Pemerintah setempat yang dalam prakteknya meliputi:

1. Fasilitas untuk diagnosa perawatan dan operasi besar.

2. Menyediakan pelayanan perawatan dua puluh empat jam oleh para perawat yang memiliki izin dan memenuhi kualifikasi.

3. Menyediakan pengawasan dua puluh empat jam oleh paling tidak seorang Dokter,untuk kepentingan khusus ini yang dimaksud seorang dokter

berarti seseorang yang :

a. terdaftar secara sah di suatu wilayah kerja dan memenuhi kualifikasi untuk melakukan pelayanan kesehatan atau pembedahan sesuai ilmu kedokteran barat.

b. bukan diri Tertanggung keluarga dekat Tertanggung dan pihak yang berkepntingan atas polis ini

c. Bukan merupakan tempat perawatan khusus klinik tempat perawatan bagi orang dengan ketergantungan obat atau alkohol tempat perawatan, peristirahatan atau pemulihan atau panti jompo atau rumah sakit bagi d. gangguan mental atau kejiwaan atau tempat tempat serupa lainnya.88

87

(24)

Pertanggungan kesehatan berlaku pada pukul 00.01 Waktu Indonesia Barat di kantor cabang Penanggung di Medan pada tanggal berlakunya polis (tercantum dalam data Ringkasan Polis Pada Perjanjian Polis Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan) untuk perlindungan kesehatan yang didapatkan.89

1. Tindakan yang dilakukan oleh orang yang ingin mengambil keuntungan atas Pertanggungan ini, atau

Ketentuan Khusus Perlindungan Kesehatan, Penanggung berhak menghentikan Pertanggungan Tambahan ini dan tidak membayar klaim apa pun jika kejadian yang diajukan sebagai klaim terjadi secara langsung atau tidak langsung, secara disadari atau tidak, dari satu atau lebih kejadian yang berikut:

2. Hukuman mati, atau

3. Bunuh diri dalam kurun waktu 1 (satu) tahun setelah tanggal berlakunya pertanggungan atau tanggal pemulihan polis, atau

4. Perang (baik dideklarasikan atau tidak), operasi sejenis perang, invasi, tindakan dari musuh asing, kegiatan militer, pemberontakan, demonstrasi, kerusuhan, revolusi, terorisme, demo, pemogokan, revolusi, kekacauan sipil, kriminal atau aktivitas illegal (baik percobaan atau dihukum), penolakan penahanan, atau

5. Terkena reaksi nuklir, radiasi ionisasi atau kontaminasi radioaktif dari bahan bakar nuklir atau proses pembuangan limbah atau bahan peledak atau senjata, atau

6. HIV atau AIDS, apabila Tertanggung menderita HIV positif sebagaimana ditetapkan oleh Penanggung, atau

7. Secara sengaja berada dalam keadaan bahaya (kecuali dalam usaha untuk menyelamatkan jiwa) atau sebagai akibat keadaan tidak waras, atau

8. Mengkonsumsi alkohol atau penyalahgunaan atau ketergantungan pada narkotika, zat lain , atau obat-obatan tanpa resep, atau

9. Partisipasi dalam olah raga atau aktivitas yang berbahaya seperti perlombaan (kecuali perlombaan dengan kaki), tinju, gulat, olah raga musim dingin, mengendarai kuda, olah raga dan aktivitas udara, olahraga air (kecuali berenang dan berlayar tanpa mesin),atau

10. Segala bentuk penerbangan selain sebagai penumpang pada penerbangan komersial yang terjadwal, atau

11. Upaya melukai diri sendiri secara sengaja atau percobaan bunuh diri, atau 12. Pengobatan atau perawatan atau operasi gigi, atau

88

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

89

(25)

13. Pemerikasaan atau perawatan atau pengobatan atau operasi mata, atau 14. Kehamilan dan segala komplikasinya, kelahiran (termasuk kelahiran

dengan pembedahan), keguguran, perawatan pra dan pasca kelahiran, aborsi, sterilisasi, kontrasepsi, kesuburan, atau

15. Perawatan yang tidak sesuai dengan diagnosis dan perawatan medis yang biasa dilakukan untuk penyakit atau tidak sesuai dengan standar praktek kedokteran yang baik atau bukan suatu keharusan atau perawatan untuk kenyamanan pihak mana pun (seperti bedah plastik atau kosmetik), atau 16. Kelainan bawaan atau kelainan akibat kelahiran,keadaan turunan, kelainan

turunan, psychiatric, kelainan psikis atau mental atau gangguan saraf (termasuk stres), kelainan tidur, perawatan pemulihan, pemulihan kesehatan, perawatan oleh perawat, perawatan oleh perawat di rumah, kelainan haid, khitan, penyakit karena hubungan seksual, atau

17. Setiap kondisi medis (yang tidak dinyatakan atau tertulis dalam formulir aplikasi) yang telah ada sebelum tanggal Berlakunya Pertanggungan Tambahan ini dan termasuk kondisi medis yang telah didiagnosa atau diperiksa, kondisi medis yang telah mendapat perawatan atau nasihat atau konsultasi, kondisi medis yang telah mendapat pengobatan dengan resep, atau berhubungan dengan gejala atau tanda apa pun yang disadari atau yang seharusnya disadari oleh Tertanggung.

18. Pemeriksaan kesehatan berkala atau uji fisik rutin, vaksinasi, imunisasi, rawat inap untuk menegakkan diagnosis, konsultasi dan rawat jalan, perawatan atau pengobatan preventif, penurunan berat badan atau perawatan obesitas, atau

19. Segala kondisi yang mulai atau didiagnosa sebelum 30 hari setelah Tanggal Berlakunya Polis dan Tanggal Pemulihan Polis, atau

20. Perawatan atau pembedahan amandel, adenoid, hernia, hingga Tertanggung telah dilindungi oleh Pertanggungan Tambahan ini selama 180 (seratus delapan puluh) hari sejak tanggal Berlakunya Pertanggungan Tambahan.90

Untuk kepentingan Ketentuan Pertanggungan Tambahan pada Pasal 1

angka 13 Pada Perjanjian Polis Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan.

Rumah Sakit ialah suatu lembaga pelayanan kesehatan yang memiliki ijin dari instansi yang berwenang serta dioperasikan sebagai rumah sakit untuk merawat pasien-pasien yang sakit dan/atau cedera yang:

1. Telah mempunyai alat-alat/sarana untuk suatu diagnosa, pengobatan, perawatan, serta pembedahan major.

90

(26)

2. Menyediakan pelayanan perawatan selama 24 jam per hari.

3. Menyediakan sekurang-kurangnya seorang dokter yang selalu hadir setiap hari.

4. Semata-mata bukan klinik, bukan suatu tempat perawatan, peristirahatan atau rumah untuk pemerliharaan kesehatan etelah mengalami sakit dan bukan rumah untuk perawatan bagi para lanjut usia, jompo atau pecandu alkohol, penyalahgunaan obat, narkotika, dan sejenisnya.

Kepentingan ketentuan pertanggungan untuk tambahan pada Pasal 1 angka 4 Pada

Perjanjian Polis Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, Dokter

ialah seseorang yang berwenang untuk melakukan tindakan kedokteran sesuai

ilmu kedokteran dan telah mendapatkan ijin praktik dari instansi yang berwenang

sesuai dengan definisi UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan

tidak mempunyai hubungan kepentingan pertanggungan dengan tertanggung

dan/atau tanggungan.

Untuk kepentingan Ketentuan Pertanggungan Tambahan pada Pasal 6 Pada Perjanjian Polis Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, Penanggung berhak untuk tidak membayarkan klaim yang bersangkutan jika pemegang Polis tidak dapat menunjukkan pemberitahuan secara tertulis.

Prosedur pengajuan klaim di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, berdasarkan Ketentuan Umum Perjanjian Polis Pasal 10 Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Pemberitahuan:

(27)

b. Berkas-berkas tersebut harus disampaikan dalam waktu 90 hari terhitung sejak tertanggung meninggal atau akhir masa pertanggungan c. Apabila berkas-berkas tersebut tidak disampaikan dalam waktu yang

ditentukan maka penanggung mempunyak hak untuk menolak klaim yang bersangkutan.

d. Klaim harus diajukan secara tertulis kepada penanggung.

2) Berkas-berkas yang wajib diserahkan kepada penanggung untuk menerima manfaat pertanggungan:

a. Untuk klaim meninggal 1) Polis asli

2) Formulir klaim meninggal dunia yang disediakan oleh penanggung 3) Surat keterangan dokter yang memeriksa jenazah tertanggung yang

menjelaskan sebab-sebab kematian tertanggung

4) Surat keterangan meninggal dari pihak yang berwenang

5) Surat keterangan kepolisian dalam hal tertanggung meninggal akibat kecelakaan atau hal tidak wajar

6) Surat keterangan mengenai bukti diri yang berkepentingan dalam polis

7) Fotocopi identitas tertanggung dan yang ditunjuk yang masih berlaku

b. Untuk klaim akhir masa pertanggungan 1) Polis asli

(28)

Ketentuan diatas dapat dijelaskan bahwa pengajuan klaim harus disampaikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tertanggung meninggal dunia, jika berkas-berkas tidak disampaikan pada waktu yang telah

ditentukan maka penanggung mempunyai hak untuk menolak klaim tersebut. Tetapi apabila dalam waktu lebih dari 90 (sembilan puluh) hari penerima manfaat baru mengajukan klaim kepada penanggung karena alasan-alasan tertentu maka penanggung biasanya tetap bersedia untuk menerima klaim tersebut.Pengajuan klaim oleh penerima manfaat dilakukan secara tertulis dengan menyertakan berkas-berkas yang diperlukan (Ketentuan Umum Pasal 10 ayat 3 Perjanjian Polis PT. Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia).

Selanjutnya, apabila berkas-berkas tersebut tidak jelas, tidak lengkap atau bahkan tidak sesuai dengan kenyataannya (fakta materiil) maka penanggung mempunyai hak untuk mendapatkan berkas lain atau menerima penjelasan lebih lanjut dari penerima manfaat (Ketentuan Umum Pasal 10 ayat 3 Perjanjian Polis PT. Asuransi Jiwa PT. Asuransi Manulife Indonesia). Penerima manfaat apabila telah melengkapi semua berkas yang disyaratkan di dalam polis, selanjutnya penanggung melakukan screaning terlebih dahulu guna meneliti atau menyelidiki kebenaran atas berkas-berkas tersebut.

Apabila penanggung telah menerima serta menyetujui berkas-berkas tersebut maka untuk selanjutnya penanggung akan melakukan pembayaran uang pertanggungan melalui rekening milik penerima manfaat atau dengan cara transfer antar bank.91

91

(29)

Pembayaran uang pertanggungan tersebut, diperhitungkan dengan semua premi yang tertunggak dan kewajiban lainnya (bila ada). Jangka waktu pengajuan klaim sampai dengan pembayaran uang pertanggungan oleh penanggung kepada

penerima manfaat kurang lebih membutuhkan waktu 20 (dua puluh) hari.

Berkas tersebut apabila tidak lengkap maka penanggung akan mengembalikannya kepada penerima manfaat untuk diberi waktu melengkapi berkas yang diperlukan tersebut. Dengan demikian, penanggung belum dapat melakukan pembayaran uang pertanggungan sampai penerima manfaat melengkapi berkas tersebut. Tetapi bila ternyata terdapat unsur penipuan dan/atau pemalsuan pada berkas-berkas klaim yang diserahkan kepada penanggung, maka penanggung mempunyai hak untuk menolak klaim dan/atau membatalkan pertanggungan dasar dan/atau pertanggungan tambahan (bila ada). Maka sangat diperlukan suatu itikad baik dari para pihak dalam melaksanakan pengajuan dan pembayaran uang pertanggungan dari penanggung kepada penerima manfaat.92

Pengajuan klaim dari penerima manfaat kepada penanggung pada kenyataannya membutuhkan waktu yang relatif lama sedangkan dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur mengenai asuransi mengharuskan agar klaim tersebut secepatnya dapat dibayarkan kepada penerima manfaat. Proses yang relatif lama tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui secara pasti bahwa penerima manfaat adalah orang yang berkepentingan atas uang pertanggungan tersebut. Selain itu, proses tersebut juga sebagai bentuk tindakan

92

(30)

antisipatif dari penanggung terhadap kemungkinan timbulnya masalah dikemudian hari.93

2. Hambatan dalam Pembayaran Klaim Asuransi pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan

Asuransi adalah merupakan suatu perjanjian, dimana perjanjian tersebut berlaku ketentuan syarat-syarat sah suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam

KUHPerdata.Perjanjian asuransi berlaku juga syarat-syarat khusus yang sebagaimana diatur KUHDagang.

Perjanjian asuaransi itu kemudian dituangkan dalam polis yang merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian asuransi tersebut, didalamnya terdapat kehendak dari pemegang polis terhadap suatu peristiwa yang tidak pasti.Perjanjian asuransi ditandatangani oleh pemegang polis dan disetujui oleh perusahaan asuransi.

Kesepakatan perjanjian asuransi yang dituangkan dalam suatu polis tersebut, maka timbul suatu hubungan timbal balik diantara pemegang polis dan perusahaan asuransi, hubungan aling timbal balik tersebut bahwa pemegang polis diharuskan untuk mengikuti dan mematuhi segala ketantuan yang telah diatur dalam polis asuransi tersebut, pemegang polis menerima polis dari perusahaan asuransi (mendapatkan ganti kerugian) terhadap peristiwa yang tidak diharapkan terjadi. Berdasarkan polis tersebut maka pemegang polis diwajibkan untuk

membayar suatu premi yang sebagaimana telah ditentukan dalam polisnya. 94

Perusahaan asuransi wajib menerima pembayaran premi dari pemegang polis, mendapatkan keterangan-keterangan benar yang dibutuhkan,

93

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

94

(31)

dan perusahaan perusahaan asuransi harus memberikan polis atau membayar polis ganti kerugian terhadap peristiwa yang tidak diharapkan terjadi yang dialami oleh pemegang polis sesuai dengan polis yang disepakati.

PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan yang menjadi hambatan-hambatan pembayaran klaim sesuai polis yang tidak dibayarkan oleh perusahaan asuransi yang menjadi penyebabnya, yaitu:

1. Kesalahan dari pihak nasabah

Kegagalan dalam melakukan pembayaran klaim asuransi pada umumnya ada 3 (tiga) kesalahan nasabah yang menyebabkan pembayaran klaim tidak dibayarkan oleh perusahaan asuransi, yaitu:

a. Ketidak jujuran nasabah

Sebelum perjanjian asuransi dituangkan dalam suatu polis, terkadang dalam permohonan asuransi yang diajukan oleh calon pemegang polis seringkali tidak memberikan informasi (keterangan) yang benar kepada perusahaan asuransi.

b. Pemegang polis terlalu lama mengajukan klaim

PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan menetapkan batasan pada

waktu pengajuan klaim asuransi, biasanya batasan waktu untuk pengajuan klaim pada perusahaan asuransi adalah 3 (tiga) bulan, dan pemegang polis asuransi sering mengajukan klaim diluar batas waktu tersebut sehingga terkadang PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan sulit untuk melakukan pembayaran klaim kepada pemegang polis.

c. Syarat-syarat pengajuan klaim kurang lengkap

(32)

1) Untuk mengajukan asuransi jiwa kematian, bahwa pemegang polis harus melampirkan surat keterangan kematian dari Rukun Tetangga (RT) ata Rukun Warga (RW) setempat.

2) Untuk mengajukan asuransi jiwa kecelakaan, bahwa pemegang polis harus melampirkan surat keterangan dari kepolisian.

3) Surat keterangan dari rumah sakit, yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan.

4) Mengisi formulir pengajuan klaim yang diterbitkan oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia Medan.

2. Kesalahan dari pihak asuransi

a. Ketidak jujuran agen asuransi dalam mempresentasikan (menawarkan) produk perusahaan asuransi

Terkadang agen asuransi biasanya tidak selalu jujur dalam mempresentasikan keunggulan-keunggulan/fasilitas yang diperoleh oleh calon pemegang polis dari produk-produk yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan.

b. Perusahaan asuransi yang tidak jujur

Hal ini paling sering terjadi pada perusahaan-perusahaan asuransi yang tidak jelas atau perusahaan asuransi yang masih tergolong kategori baru keberadaannya, hambatan perusahaan asuransi seperti ini biasanya dikarenakan perusahaan asuransi kekurangan modal dan langsung mengalami kepailitan.

(33)

C. Bentuk Perlindungan Hukum yang di Berikan PT. Asuransi Manulife Indonesia Medan Kepada Tertanggung dalam Klaim Asuransi

Problem yang dihadapi manusia adalah kemungkinan kematian yang terjadi terlalu dini.Kematian ini merupakan hal yang pasti, namun masalah waktu atau kapan kematian itu datang adalah suatu hal yang tidak dapat ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di atas yaitu dengan mengalihkan atau melimpahkan kepada risiko tersebut pihak atau badan usaha lain, yang dimaksud pihak atau badan usaha lain itu ialah suatu lembaga yang menjamin sekiranya timbul suatu peristiwa yang tidak diinginkan, lembaga ini dikenal dengan apa yang disebut asuransi.

Salah satu jenis asuransi yang dikenal sekarang ini adalah asuransi jiwa, pada asuransi jiwa yang dipertanggungkan ialah yang disebabkan oleh kematian (death).Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau suatu keluarga tertentu.Risiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama terletak pada unsur waktu (time), oleh karena sulit untuk mengetahui kapan seseorang meninggal dunia.Untuk memperkecil risiko tersebut, maka sebaiknya diadakan pertanggungan jiwa.

Lembaga perasuransian, sama halnya dengan lembaga perbankan, akan dipercaya apabila dapat memberikan jaminan kepercayaan kepada masyarakat. Perusahaan asuransi harus benar-benar dapat memberikan jaminan bahwa dana yang dikumpulkan akan dikembalikan di kemudian hari sesuai dengan hak

pemegang polis.

(34)

oleh masyarakat tertanggung.95

yang dinyatakan dalam iklan atau bentukpromosi lainnya.

PT. Asuransi Manulife Indonesia sebagai perusahaan asuransi dalam memasarkan produk-produknya harus menerapkan prinsip itikat baik.Salah satu perwujudan itikat baik itu adalah dengan mentaatisegala ketentuan mengenai halhak-hak pemegang polis.

Berbagai dari macam larangan yang dikenakan kepada perusahan asuransi, ada beberapa yang dapat diterapkan bagi perusahaan asuransi jiwa adalah larangan untukmemasarkan produk yang tidak sesuai dengan janji

96

Perusahaan asuransi jiwa dalam hal initidak memenuhi jaminan atau garansi yang telah diberikan atau disepakati, maka pemegang polisyang merasa dirugikan dapat mengajukan tuntutan ganti kerugian kepada perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.97

dalam perjanjian polis.

Tanggung jawabdalam bidang proteksi atau pertanggungan jiwa, perusahaan asuransi harus mengelola danmembayar uang pertanggungan jiwa kepada pemegang polis atau ahli waris sesuai perjanjian yang tertera dalam polis.

Sedangkan tanggung jawab yang berhubungan dengan investasi, perusahaan asuransiharus menempatkan dana investasi pemegang polis ke dalam insrtumen investasi untuk dikelolasecara profesional seperti yang telah ditetapkan

98

95

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

96

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

97

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

98

(35)

Bisnis di dalam asuransi, ada beberapa prinsip asuransi yang harus diterapkan baik oleh perusahaan asuransi maupun oleh masyarakat tertanggung.prinsip dimaksud antara lain adalah:

1. prinsip insurable interest 2. prinsip utmost good faith, 3. prinsip indemnity,

4. prinsip proximate cause, dan 5. prinsip kontribusi dan subrogasi. 99

Berikut penjelasan definisi dari prinsip asuransi tersebut, ialah:

1. Prinsip Kepentingan yang dapat Diasuransikan (Insurable Interest)

Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (Inrusable Interest) merupakan syarat mutlak untuk mengadakan perjanjian asuransi. Apabila pihak tertanggung atau pihak yang dipertanggungkan tidak memiliki kepentingan pada saat mengadakan perjanjian auransi, dapat menyebabkan

perjanjian tersebut menjadi tidak sah atau batal demi hukum.100

“Diharuskannya ada prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest) dalam perjanjian asuransi dengan maksud untuk mencegah agar asuransi tidak menjadi permainan dan perjudian.Hal itu disebabkan, apabila sesorang yang tidak mempunyai kepentingan atas suatu objek tersebut, maka akibatnya tanpa menderita kerugian orang tersebut akan mendapat ganti kerugian apabila terjadi peristiwa yang tidak dikehendaki menimpa objek dimaksud.”101

2. Prinsip Itikad Baik yang Sempurna (Utmost Goodfaith)

Dalam Kontrak asuransi, itikad baik saja belum cukup tetapi dituntut yang terbaik dari itikad baik dari calon tertanggung. Hal ini dikarenakan tertanggung yang dinilai lebih memahami tentang objek yang akan dipertanggungkan, maka tertanggung harus mengungkapkan seluruh fakta material yang berkaitan objek pertanggungan tersebut secara akurat dan lengkap kepada Underwriter.102

Menurut Gunanto, Prinsip itikad baik yang sempurna (Utmost Good Faith) menyangkut kewajiban yang harus dipenuhi para pihak sebelum kontrak ditutup dan bukan dipenuhi dalam rangka pelaksanaan kontrak yang sudah ditutup seperti itikad baik yang dimaksud Pasal 1338 KUH Perdata.103

3. Prinsip Keseimbangan (Indemnity Principle)

Penerapan prinsip keseimbangan (Indemnity Principle) dalam asuransi ini, sekaligus menjadi pembeda bahwa asuransi tidak sama dengan perjudian. Dalam

99

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

100

Ibid.

101

M. Suparman Sastrawidjaja, Op. Cit., hal. 16 102

Kun Wahyu Wardana, Op.Cit.,hal. 34 103

(36)

perjudian tidak dikenal ganti rugi bagi yang kalah.Kerugian akibat kekalahan yang diderita dalam perjudian merupakan konsekuensi yang harus diterima.104

Sedangkan dalam asuransi, ganti rugi merupakan suatu tujuan bahwa asuransi merupakan risk transfer mechanism.Mengalihkan atau membagi resiko yang kemungkinan akan diderita atau dihadapi tertanggung atas suatu peristiwa yang tidak dikehendaki dan belum pasti terjadi. Harapannya, beban financial tertanggung menjadi lebih pasti.Fixed Cost dalam bentuk premi.Namun, satu hal yang perlu digarisbawahi dalam prinsip keseimbangan (Indemnity Principle) ini, bahwa tertanggung tidak diperkenankan untuk memperoleh keuntungan dari ganti rugi yang diberikan oleh penanggung. Besarnya ganti rugi yang diterima oleh tertanggung harus seimbang atau sama dengan kerugian yang dideritanya.105

4. Prinsip sebab akibat (Cause Proximate Principle)

Cause Proximate Principle merupakan salah satu prinsip penting dalam penyelesaian santunan.Dengan menggunakan prinsip ini, maka suatu peristiwa dapat ditentukan penyebabnya. Penggantian kerugian oleh perusahaan asuransi hanya akan dibayarkan apabila peristiwa yang dominan menimbulkan kerugian itu termasuk dalam jaminan polis asuransi yang bersangkutan.106

5. Prinsip Subrogasi (Subrogation Principle)

Prinsip Subrogasi diatur dalam Pasal 284 KUHD yang menyatakan bahwa “Seorang penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang dipertanggungkan, menggantikan si tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap orang-orang ketiga berhubung dengan penerbitan kerugian tersebut; dan si tertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap perubahan yang dapat merugikan hak si penaggung terhadap orang-orang ketiga itu.”

Subrogasi merupakan peralihan hak dari tertanggung kepada penanggung untuk menuntut ganti rugi kepada pihak lain yang mengakibatkan timbulnya kerugian terhadap objek pertanggungan dari tertanggung sesaat setelah penanggung membayar ganti rugi tersebut kepada tertanggung sesuai jaminan polis. Tapi, suatu hal yang pelu diketahui, bahwa subrogasi hanya berlaku untuk contract of indemnity karena subrogasi mencegah tertanggung untuk mendapatkan penggantian lebih dari kerugian yang

dideritanya.107

6. Prinsip Kontribusi (Contribution Principle)

Prinsip Kontribusi ini terjadi apabila ada asuransi berganda (Double Insurance) seperti yang tercantum dalam pasal 278 KUHD,yang menyatakan bahwa “apabila dalam satu-satunya polis, meskipun pada hari-hari yang berlainan, oleh berbagai penaggung telah diadakan penaggungan yang melebihi harga, maka mereka itu bersama-sama, menurut keseimbangan daripada jumlah-jumlah untuk mana mereka telah menandatangani polis tadi, memikul hanya harga sebenarnya yang dipertanggungkan.”108

Definisi dari prinsip utmost good faith menyebutkan bahwa si tertanggung harus memberitahukan semua fakta material dengan benar, lengkap, serta sukarela atas

104

Kun Wahyu Wardana, Op.Cit.,hal. 38 105

Ibid.

106

Ibid.,hal. 39 107

Kun Wahyu Wardana, Op.Cit.,hal. 42 108

(37)

obyek pertanggungan, baik diminta maupun tidak diminta.Sebaliknya, perusahaan asuransi pun dituntut harus menunjukkan itikad baiknya kepada si tertanggung.Sangat sering terjadi kesalahpahaman atas penerapan prinsip ini dalam bisnis asuransi.utmost good faith seolah-olah hanya menjadi kewajiban si tertanggung, di mana si penanggung tidak perlu menunjukkan itikad baiknya kepada penanggung.109

Banyak penanggung mengklaim bahwa tertanggung tidak melaksanakan itikad baik (breach of utmost good faith) sehingga klaim asuransi yang diajukan ditolak oleh perusahaan asuransi.Dalam banyak kasus, sering sekali niat baik tertanggung untuk melakukan sesuatu berkaitan dengan klaim asuransi menjadi bumerang karena ternyata tindakan itu melanggar ketentuan kontrak.110

Tertanggung disisi lainnya ialah, tidak mengetahui bahwa niat baik itu ternyata menjadi tidak baik, yang pada akhirnya menjadi gray area timbulnya konflik dari tuntutan ganti rugi adalah menjadi kewajiban si penanggung untuk menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan kontrak asuransi, termasuk sebelum dimulai kontrak, apabila si penanggung tidak menjelaskan hak dan kewajiban si tertanggung, maka penanggung telah melanggar prinsip utmost good faith. Karena itu, ia dapat dituntut dan harus bertanggung jawab atas ganti rugi yang diderita tertanggung.111

109

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

110

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

111

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

(38)

dilakukan secara efisien dan praktis tanpa adanya hambatan sebagai akibat terjadinya tawar-menawar sebelum menutup suatu perjanjian.

Suatu perjanjian baku, klausula-klausula dalam perjanjian telah ditetapkan oleh penanggung.112

1. Semua masalah atau sengketa yang timbul dari pertanggungan ini atau pelaksanaannya akan terlebih dahulu diselesaikan secara musyawarah; Suatu kepastian untuk memberikan suatu perlindungan hukum terhadap pemegang polis secara integratif dankomprehensif, maka ada beberapa cara penyelesaian permasalahan yang ditawarkan PT. Asuransi Manulife Indonesia, diantaranya:

2. Apabila cara musyawarah tidak dapat menyelesaikan masalah atau sengketa tersebut penanggung dan/atau pemegang polis dapat melakukan upaya dengan ketentuan hukum yang berlaku;

3. Upaya hukum mediasi dapat dilakukan sebelum para pihak memilih upaya hukum melalui pengadilan atau arbitrasi. Upaya ini dapat diajukan ke badan mediasi di bidang asuransi di Indonesia melalui BMAI (Badan Mediasi Asuransi Indonesia) sesuia dengan ketentuan oleh BMAI;

4. Upaya hukum di lakukan melalui pengadilan maka akan di pilih pengadilan negeri pada domisili pemegang polis yang terdekat dengan domisili penanggung;

5. Upaya hukum dilakukan melaui arbitase, penanggung dan/atau pemegang polis dapat mengajukan masalah atau sengketa tersebut kepada lembaga arbitase berdasa aturan BANI (Badan Arbitase Nasional Indonesia), dan sepenuhnya mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan arbitase.113

Apabila terjadi sengketa diantara pihak PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dengan pihak pemegang polis, maka penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui jalur pengadilan dan/atau di luar pengadilan.

Penyelesaian sengketa dengan menggunakan jalur mediasi, arbitase, dan jalur pengadilan untuk biaya yang di keluarkan ditanggung oleh siapa yang ingin menempuh tersebut, jika yang menginginkan penyelesaian dengan jalur tersebut

112

Hasil wawancara kepada Ibu Minarni Siregar, Jabatan Unit Manager di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 5 Januari 2016

113

(39)

adalah pihak klien sebagai pemegang polis maka biaya di tanggung oleh klien, dan begitu juga sebaliknya.

Pemegang polis memiliki hak-hak yang harus dilindungi oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia sebagai perusahaan asuransi jiwa. Adapun hak-hak pemegang polis yang harus dihormati dan dihargai yang diakui secara universal, yaitu:

1. Hak untuk keamanan dan kenyamanan. 2. Hak untuk informasi yang benar. 3. Hak untuk memilih.

4. Hak untuk didengar.

5. Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur. 6. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi.114

PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dalam hal ini merupakan

perusahaan asuransi jiwa memiliki kewajiban untuk menerima setiap keluhan yang diajukan oleh pemegang polis ketika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan atau tidak memuaskan klien sebagai pemegang polis.115

1. Harus beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

Adapun beberapa perlindungan hukum terhadap klien sebagai pemegang polis, yang mewajibkan perusahaan asuransi jiwa pada PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dalam hal:

2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur dalam melakukan kegiatan usahanya.

3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan baik.

4. Menjamin mutu produk-produk jasa yang ditawarkan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, atau memberi jaminan dan/atau garansi atas jasa yang ditawarkan.116

114

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

115

(40)

Bentuk tanggungjawab terhadap perlindungan hukum bagi pemegang polis yang merasa dirugikan oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan dan ingin mendapatkan ganti kerugian, maka bentuk tanggungjawab tersebut ialah dengan memberikan ganti rugi atas pencemaran, dan atau kerugian yang diderita oleh pemegang polis, ganti rugi dapat berupa pengembalian uang atau penggantian jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi.117

1. Kesalahan dari pihak pemegang polis

Pelaksanaan pemberian ganti rugi tersebut tidak selalu dapat berjalan

dengan baik. Proses penyelesaian klaim asuransi terkadang menemui hal-hal yang menghambat proses tersebut sehingga mengakibatkan para pemegang polis tidak mendapatkan haknya sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Penyebab uang asuransi (klaim) tidak dapat dibayar oleh PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan.Pemberian uang klaim asuransi merupakan hak dari pemegang polis, di mana hak tersebut seharusnya mendapatkan perlindungan oleh hukum, sehingga tidak dibayarkannya uang asuransi merupakan hambatan dalam memberikan perlindungan hukum kepada pemegang polis. Penyebab uang pertanggungan asuransi (klaim) tidak dapat dibayarkan adalah:

Tidak semua kegagalan pembayaran klaim disebabkan oleh pihak asuransi, bisa saja dilakukan oleh pihak pemegang

116

Hasil wawancara kepada Ibu Mirna Madjid, Jabatan Financial Concultant di PT. Asuransi Manulife Indonesia di Medan, pada tanggal 4 Januari 2016

117

(41)

polis itu sendiri.118

a. Ketidakjujuran oleh pemegang polis

Kesalahan dari pihak pemegang polis asuransi yang menyebabkan uang asuransi tidak dapat dibayarkan oleh perusahaan asuransi antara lain:

Pemegang polis yang dikatakan tidak jujur adalah pemegang polis yang pada saat pengisian surat permohonan asuransi tidak memberikan jawaban yang sebenarnya. Surat permohonan asuransi di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan, yang harus dijawab oleh calon pemegang polis dan dari jawaban itulah perusahaan asuransi akan melihat apakah akan memberikan perlindungan asuransi atau tidak. Calon pemegang polis pada saat pengisian surat tersebut seringkali menjawab dengan tidak jujur. Jawaban yang tidak jujur tersebut misalnya dalam asuransi kesehatan adalah: apakah calon pemegang polis mempunyai riwayat penyakit saluran pernafasan atau tidak dan kemudian calon pemegang polis memberikan jawaban yang tidak jujur dengan menjawab tidak pernah, padahal calon pemegang polis mempunyai riwayat penyakit saluran pernafasan. Perusahaan asuransi tidak akan membayar uang klaim pemegang polis tersebut apabila pemegang polis tersebut mengklaim uang asuransi karena penyakit saluran pernafasan.

b. Pengecualian perusahaan asuransi dalam membayar uang pertanggungan

Perusahaan asuransi kadangkala tidak akan memberikan uang pertanggungan asuransi jika ternyata penyebab kerugian itu terjadi memang dikecualikan. Pengecualian tersebut biasanya terdapat dalam polis asuransi dan seringkali tidak dibaca oleh pemegang polis, sehingga pemegang polis merasa dirugikan ketika

118

(42)

uang pertanggungan asuransinya tidak dibayarkan. Pengecualian-pengecualian tersebut contohnya terdapat dalam pengecualian manfaat meninggal dan manfaat asuransi tambahan, di antaranya:

Pengecualian manfaat meninggal :

1) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan Human Immunodeficiency (HIV)

2) Tindak kejahatan asuransi yang dilakukan oleh pihak yang memiliki atau turut memiliki kepentingan dalam pertanggungan asuransi ini 3) Mencoba bunuh diri, yang terjadi dalam waktu 2 (dua) tahun sejak

tanggal penerbitan polis, atau tindakan lainnya ke arah itu.

4) Sengaja melakukan atau turut serta dalam suatu perkelahian, tindak kejahatan, atau suatu percobaan tindak kejahatan, baik aktif atau tidak.

Pengecualian asuransi tambahan:

1) Kondisi yang sudah ada sebelumnya

2) Pengobatan atau perawatan yang berhubungan dengan AIDS atau HIV

3) Mempersiapkan diri atau mengambil bagian untuk suatu perlombaan ketangkaan, kecepatan, dan sebagainya dengan

menggunakan kendaraan bermotor, baik di darat, laut ataupun udara

4) Keterlibatan dalam tindakan yang membahayakan seperti olahraga bela diri, terjun payung, menyelam, mendaki gunung, panjat tebing, dan lainnya

(43)

kebangkitan militer, perlawanan, revolusi, kekuatan militer atau hukum perang

6) Melukai diri sendiri dengan sengaja atau mencoba bunuh diri

7) Gangguan mental dan/atau kejiwaan atau perawatan yang ditangani oleh psikiater

8) Menggunakan obat bius, narkotika, dan atau zat adiktif lainnya, minuman keras dan minuman memabukkan lainnya, keracunan

nikotin

9) Tindak kejahatan asuransi yang dilakukan oleh pihak yang memiliki atau turut memiliki kepentingan dalam pertanggungan asuransi 10) Radiasi ionisasi atau kontaminasi oleh radioaktif dari bahan bakar

nuklir atau sampah nuklir dari proses fisi nuklir atau bahan senjata nuklir

d. Tertanggung terlalu lama mengajukan klaim

Perusahaan asuransi pada umumnya menetapkan batasan waktu

pengajuan klaim asuransi adalah 3 bulan. Tertanggung seringkali mengajukan klaim di luar batas waktu tersebut sehingga perusahaan asuransi sulit untuk menerimanya.

e. Syarat-syarat pengajuan klaim kurang lengkap

Perusahaan asuransi biasanya meminta sejumlah persyaratan saat mengajukan klaim apabila benar terjadi resiko pada pemegang polis.Kelengkapan persyaratan inilah yang seringkali tidak dipenuhi atau tidak dilengkapi oleh tertanggung. Persyaratan yang diminta oleh perusahaan asuransi pada umumnya adalah:

1) Surat keterangan kematian (jika asuransi jiwa) dari Rukun Tetangga

Referensi

Dokumen terkait

1 Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.. Mengelola Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada pekerjaan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembuatan Evaluasi Aplikasi dan Jaringan Pada Sistem Informasi Lokasi Meja Pelanggan Menggunakan RFID di Foodcourt ini adalah aplikasi

l.. He sit close to Rasulullah, put his leg near Rasulullah 's leg, and put his hand on Rasulullah's leg. Furthermore, he said “Muhammad, give me knowledge about Islam?’’

[r]

Sedangkan leverage adalah rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan

Formulir Pemesanan Pembelian Unit Penyertaan beserta bukti pembayaran yang diterima dan disetujui oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek Reksa Dana yang ditunjuk oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat karbon aktif dan waktu kontak optimum pada proses adsorpsi adalah 150 gram dan 80 menit dengan pengurangan kandungan sulfur 32,2 %

2 (KRAMAT JATI INDAH PLAZA) KRAMAT JATI INDAH PLAZA 59 SAMSUNG EXCLUSIVE PARTNER DKI JAKARTA JAKARTA TIMUR SEP - MHI - LT.3 NO.957 (PUSAT GROSIR CILILITAN) PUSAT GROSIR CILILITAN