• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Hak Tertanggung dalam Klaim Asuransi Kesehatan (Studi pada PT. Sun Life Financial cab. Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Hak Tertanggung dalam Klaim Asuransi Kesehatan (Studi pada PT. Sun Life Financial cab. Medan)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ASURANSI PADA UMUMNYA

A. Pengertian Asuransi dan Syarat Perjanjian Asuransi

Dalam kehidupan manusia kita selalu dihadapkan pada masalah risiko, baik

dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan usahanya. Tiap-tiap

kegiatan, tindakan dan perbuatan manusia sering diiringi dengan adanya risiko

baik karena kehilangan, kerusakan,pencurian dan tidak diterimanya laba yang

diharapkan dan sebagainya , akan dapat menghambat tercapainya usaha yang kita

laksanakan. Risiko-risiko yang kita hadapi itu dapat diatasi dengan cara

mengadakan perjanjian asuransi. Asuransi dalain bahasa Belanda disebut

”VERZEKERING”

“Verzekering” (bahasa Belanda) disebut pula dengan Asuransi atau juga

berarti pertanggungan. Ada 2 pihak terlibat didalam Asuransi, yaitu : yang satu

sanggup menanggung atau menjamin, bahwa pihak lain akan mendapat

penggantian suatu kerugian yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu

peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula dapat ditentukan saatv

akan terjadinya.

Suatau kontrak prestasi dari pertanggungan ini, pihak yang ditanggung itu,

(2)

tersebut akan tetap menjadi hak milik pihak yang menanggung, apabila kemudian

ternyata peristiwa yang dimaksudkan tidak terjadi.6

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang pada Pasai 246 memberikan

batasan tentang asuransi atau pertanggungan sebagai berikut :

1. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana penanggung

dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya tertanggung untuk

membebaskan dari kerugian karena kehilangan kerugian atau keuntungan yang

diharapkan, yang akan dapat diderita oiehnya karena suatu kegiatan yang tidak

pasti.

2. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang

penanggung mengikatkan diri kcpada seorang tertanggung, dengan menerima

suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu

kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang

mungkin akan di derita karenanya suatu peristiwa yang tidak tentu.

Dari perumusan Pasal 246 KUHD diatas dapat disimpulkan bahwa

penanggung dengan menerima premi mengikat dirinya terhadap tertanggung

untuk membebaskannya dari kerugian, karena kehilangan, kerugian yangdapat

diderita karena suatu kejadian yang tidak pasti, dengan demikiau terjadi peralihan

risiko

6

(3)

Kemudian dari pasl 246 KUHD dapat disimpulkan adanya 3 (tiga) unsurdalam

asuransi , ialah :7

1) Pihak tertanggung atau dalam bahasa Belanda disebut dengan

‘verzekering” yang mempunyai kewajiban membayar uang premi kepada

pihak penanggung (verzekering), sekaligus atau dengan ber angsur-angsur.

2) Pihak penanggung mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang

kepada pihak tertanggung, sekaligus atau berangsur-angsur apabila

maksud unsure ke 3 berhasil.

3) Suatu kejadian yang semula belum jelas akan terjadi.

Perjanjian asuransi itu mempunyai tujuan untuk mengganti kerugian pada

tertanggung, jadi tertanggung harus dapat menunjukkan bahwa dia menderita

kerugian dan benar-benar menderita kerugian.8

Menurut Pasal 1774 KUHPerdata, perjanjian asuransi digolongkandalam

perjanjian untung-untungan, karena dalam pasal tersebut tcrgantungperistiwa yang

tidak tentu.Perjanjian untung-untungan dalam Pasal 1774KUHPerdata, kewajiban

penanggung untuk mengganti kerugian tertanggung pada ada tidaknya peristiwa

tertentu.Bila peristiwa tak tentu itu benar-benar terjadi, yang mengakibatkan

kerugian tertanggung, maka penanggung berkewajiban mengganti kerugian yang

diderita tertanggung Jika peristiwa yang tidak tentu itu tidak ada, maka

penanggung tidak perlu megganti apa-apa.

7

Ibid hlm. 2 8

(4)

Disamping itu seperti yang dikatakan Wiryono Prodjodikoro yaitu :

"Sebagai kontra prestasi dari pertanggungan ini pihak yang ditanggung

diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung,kemudian

apabila temyata peristiwa yang dimaksud ini tidak terjadi makauang tersebut akan

tetap menjadi milik pihak yang menanggung"

Apabila diteliti dalam prakteknya, perjanjian pertanggungan tidak dapat

digolongkan kepada.perjanjian untung-untungan walaupun digantungkan pada

peristiwa yang tidak tentu. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa dalam perjanjian

pertanggungan peralihan risiko diikuti atau diimbangi dengan pembayaran premi

oleh tertanggung. Unsur kepentingan merupakan syarat mutlak yang harus ada

pada tertanggung. Selain ini penanggung dapat dituntut dimuka pengadilan jika

penanggung tidak membayar ganti rugi.

Di Indonesia pengaturan dalam bidang hukum asuransi terdapat dalam

beberapa sumber yaitu pengaturan yang terdapat didalam KUHPerdata,

pengaturan di dalam KUHD dan pengaturan diluar KUHD9

9

www.pojokasuransi.com diakses pada tanggal 25 maret 2014

.

1. Pengaturan Dalam KUHPerdata

Pertanggungan adalah suatu perjanjian, oleh karena itu syarat-syaratuntuk

syahnya suatu perjanjian juga berlaku terhadap pertanggungan yaituPasal 1320

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.Pengaturan dalamKUHPerdata merupakan

pengaturan yang bersifat umum karena hal iniberlaku untuk semua perjanjian

pada umumnya. Pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa syahnya perjanjian

(5)

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri

b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian

c. Suatu hal tertentu

d. Suatu Sebab yang halal

2. Pengaturan didalam KUHD

KUHD mengatur hukum asuransi dalam dua kelompok yaitu:

a.Pengaturan yang bersifat umum, terdapat dalam Buku 1, Bab lX,tentang

pertanggungan pada umumnya, meliputi Pasal 246 sampai dengan Pasal286.

Dalam pengaturan yang bersifat umum tersebut berlaku bagi semua jenis

asuransi, baik yang diatur dalam KUHD maupun bagi yang diatur diluar

KUHD.

b. Pengaturan yang bersifat khusus, terdapat dalam: buku I, bab X, tentang

pertanggungan terhadap bahaya kebakaran ,bahaya yang mengancam

hasil-hasil pertanian yang belum dipanen. dan tentang pertanggungan jiwa, meliputi

Pasal 287 sampai dengan Pasal 308. Buku H, Bab IX ,tentang pertanggungan

terhadap segala bahaya laut dan dan terhadap bahaya perbudakan Meliputi

pasal 592 sampai dengan 695. Bab X, tentang pertanggungan terhadap bahaya

dalam pengangkutan didaratan, disungai dan di perairan darat. Meliputi Pasal

686 sampai dengan Pasal 695. Pengaturan yang bersifat khusus ini berlaku

untuk asuransi yang diatur dalam KUHD.

3. Pengaturan diluar KUHD

Diluar KUHD masih ada lagi pengaturan khusus yang diatur tersendiri

(6)

Pengaturan khusus tersebut antara lain perjanjian perjanjian yangterjadi di dalam

polis asuransi tersebut.

Sejarah Asuransi sejak zaman kebesaran Yunani dalam bentuknya yang

mirip dengan asuransi sudah mulai dikenal orang.Ketika zaman Iskandar

Zulkarnaen seorang mentri yang membutuhkan uang banyak yaitu Antimenes,

mengadakan pembicaraan dengan para pemilik budak belian. Pembicaraan ini

bermaksud supaya pemilik budak belian menyerahkan uang kepadanya dan

apabila budak belian itu melarikan diri atau meninggal pemiliknya akan mendapat

ganti rugi berupa uang. Begitu pun pada zaman kebesaran Romawi.10

Dalam pertanggungan ada beberapa dasar-dasar perjanjian yang harus

mendapat perhatian yaitu :11

1) Untuk membuat perjanjian asuransi harus ada persesuaian paham diantara

pihak-pihak yang membuat persetujuan itu. Benda apa yang akan

dipertanggungkan harus ada persesuaian pendapat antara tertanggung dan

penanggung, misalnya yang diasuransikan adalah sebuah kapal beserta

muatannya, hal ini harus dijelaskan dalam kontrak asuransi (polis

asuransi).

2) Bagi pihak-pihak yang mengadakan perjanijan asuransi, harus mempunyai

wewenang dan mampu atau cakap untuk membuat perjanjian tersebut.

Oleh karena tidak semua subjek hukum boleh mengadakan perjanjian,

misalnya:

10

Man suparman dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung asuransi deposito

usaha perasuransian, Alumni, Bandung,2000, hlm. 36

11

(7)

a) Anak kecil tidak boleh mengadakan perjanjian, sebab masih dalam

pengawasan orangtuanya.

b) Orang gila tidak boleh membuat persetujuan asuransi.

c) Wanita yang telah menikah tidak diperbolehkan pula untuk

membuat kontrak asuransi karena dalam hal ini si istri berada

dalam pengawasan sang suami (harus ada izin suami)

Hal tersebut diatas dilarang oleh Undang-undang (KUHD)

3) Dalam membuat perjanian Asuransi harus mempunyai tujuan tertentu akan

konsiderasi yang berguna agar perjanjian dapat berlaku.

Misalnya :

a) Perusahaan asuransi akan membayar kerugian asuransi apabila

terjadi kerusakan terhadap hak milik seseorang.

b) Tertanggung akan membayar premi dalam pertanggungan tersebut.

4) Kontrak asuransi tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum

yaitu yang bertentangan dengan moral, undang-undang dan lain-lain.

Keempat faktor tersebut diatas harus diperhatikan, karena menjadi dasar

dalam berlakunya suatu kontrak atau perjanjian.

Syarat Perjanjian Asuransi

Asuransi adalah merupakan perikatan yang timbul dari suatu perjanjian,

Sedangkan yang dimaksud perikatan adalah suatu hubungan hukum -antara dua

orangatau dua.pihak, berdasarkan kepada pihak yang satu berhak menuntut

sesuatu daripihak yang lain yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu. Sedangkan

(8)

kepada seorang lain atau dimana dua orang saling berjanji untuk rnelaksanakan

sesuatu hal.12

Suatu persetujuan untung-untungan adalah suatu perbuatan yang

hasilnya,mengenai untung ruginya, baik semua pihak, maupun bagi sementara

pihak,tergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah

:Persetujuan pertanggungan, bunga cagak hidup, perjudian dan pertaruhan.

Persetujuan yang pertama diatur didalam kitab undang-undang hukum dagang. Perjanjian tersebut melahirkan suatu perikatan antara dua orang yang

membuatnya. Dengan demikian maka terdapat hubungan antara perikatan dengan

perjanjian yaitu bahwa perjanjian ilu menimbulkan perikatan itu merupakan

sumber terpenting untuk lahimya perikatan, Dalam KUHPerdata, disamping

mengatur mengenai perjanjian pada umumnya, juga mengatur mengenai beberapa

jenisperjanjian khusus.Seperti perjanjian jual-beli, tukar menukar sewa

menyewa,pemborongan, persekutuan, Penitipan barang, pinjam- meminjam

perjanjian untunguntungandan lain-lain.

Pada perjanjian untung-untungan, menurut Pasal 1774 KUHPerdata

dinyatakan bahwa:

13

Pada dasarnya asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian yang

secara khusus telah diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang.Perjanjian

tersebut bersifat timbal-balik, artinya bahwa hak dan kewajiban para pihak dalam

perjanjian adalah seimbang.Untuk mengadakan suatu perjanjian asuransi tentu

12

Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Pembimbing Masa 1963. hlm 4 13

(9)

saja harus memenuhi beberapa syarat, agar perjanjian tersebut dianggap sah.

Adapunsyarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Syarat Umum

Menurut Pasal 1320 KUHPerdata dinyatakan, untuk sahnya perjanjian

diperlukan 4 (empat) syarat:

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri

Para pihak yang mengadakan perjanjian asuransi harus ada konsensus atau

persetujuan kehendak Artinya para pihak menyetujui dari apa yangdiperjanjikan,

tentang barang yang menjadi obyek dari perjanjian dan mengenai syarat-syarat

yang berlaku bagi perjanjian itu.

b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian

Para pihak yang akan mengadakan perjanjian asuransi disyaratkan harus

cakapuntuk melakukan perbuatan hukum, artinya para pihak itu harus sudah

dewasa,tidak dibawah pengampuan dan tidak sakit ingatan. Para pihak dapat

manusia pribadi atau badan hukum. Pihak penanggung selalu dalam bentuk badan

hukum yang bergerak dalam bidang asuransi..

c. Suatu hal tertentu

Suatu perjanjian harus mengenai suatu hal tertentu. Artinya apa yang

diperjanjikan harus cukup jelas. Untuk mengadakan perjanjian asuransi harus ada

benda yang diasuransikan dan disebutkan dengan jelas benda yang diasuransikan

oleh tertanggung. Dalam hal ini tertanggung harus mempunyai hubungan

langsung atau tidak langsung dengan benda yang diasuransikan.Mempunyai

(10)

diasuransikan tersebut sedangkan hubungan tidak langsung, tertanggung bukan

pemilik benda tersebut, tetapi tertanggung mempunyai kepentingan terhadap

benda tersebut.

d. Suatu sebab yang halal

Pada syarat ini yang dimaksud sebab antara lain adalah isi daripada

perjanjian itu sendiri. Dalam Pasal 1337 KUHPerdata disebutkan, yaitu suatu

sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila

berlawanan dengankesusilaan baik atau ketertiban umum, Disamping itu masih

ada syarat lain yangterdapat dalam KUHPerdata. antara lain Pasal 1321 yang

mensyaratkan dalamperjanjian itu tidak boleh ada kekhilafan, paksaan dan

penipuan. Syarat-syarat tersebut diatas, dipertegas lagi secara khusus di dalam

KUHD.

2. Syarat Khusus

Untuk sahnya suatu perjanjian asuransi tidak cukup hanya dipenuhi

syaratsyarat umum yang diatur di dalam KUHPerdata, tetapi harus pula memenuhi

syarat syarat yang secara khusus telah diatur didalam KUHD, antara lain:

a. Pasal 250 KUHD, yang menghendaki bahwa setiap perjanjian asuransi

diharuskanadanya kepentingan. Unsur kepentingan itu merupakan syarat mutlak

yang harusada pada setiap perjanjian asuransi. Apabila dalam perjanjian

asuransikepentingan tidak ada, maka perjanjian asuransi tersebut dengan ancaman

batalatau tidak sah, Kepentingan yang dapat diasuransikan adalah kepentingan

yang telah dibuat dalam Pasal 268 KUHD, yaitu segala kepentingan yang dapat

(11)

oleh undang-undang jenis kepentingan yang di asuransikan harus disebutkan

denganjelas di dalam polisnya.

b. Pasal 251 KUHD, yang didalamnya terkandung atas itikad baik Pasal tersebut

menghendaki dalam perjanjian hendaknya para pihak berkewajiban berrindak dan

memberitahukan keadaan dengan sejujur-jujurnya, dan sebenar-benarnya.

c. Pembayaran Premi

Karena asuransi itu adalah merupakan perjanjian timbal balik, maka kedua

belahpihak harus berprestasi.Penanggung menerima pengalihan resiko atas benda

yang diasuransikan, sedangkan tertanggung berkewajiban membayar sejumlah

uang sebagai imbalannya.

Setelah perjanjian asuransi tersebut dibuat secara sah, maka para pihak

berkewajiban untuk melaksanakannya Pasal 1338 KUH Perdata menentukan

bahwa:

a. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang undang bagi

mereka yang membuatnya.

b. Perjanjian -perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kata sepakat

kedua belah pihak, atau karena alasan yangoleh undang-undang dinyatakan

untuk itu.

(12)

B. Penggolongan/Jenis-jenis Asuransi

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang di dalam pasal 247 menyebutkan

tentang 5 macam asuransi, yaitu ;14

1. Asuransi terhadap kebakaran

2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian

3. Asuransi terhadap kematian orang (asuransi jiwa)

4. Asuransi terhadap bahaya laut dan perbudakkan

5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan di darat dan di sungai

Dari Pasal 247 KUHD tersebut diatas dengan adanya kata antara lain

menunjukkan pembentukan undang-undang masih membuka kesempatan bagi

tumbuhnya jenis asuransi baik, yang timbul berdasarkan perkembangan dunia

usaha.

Asuransi menurut pasal ini dapat terbagi menjadi: 15

14

Djoko prakoso, Op.cit. hlm 56 15

http://billieinsurance.blogdetik.com/2008/11/01/prinsip-dasar-asuransi/ diakses pada tanggal 25 maret 2014

1. Asuransi Kerugian (Schade Verzekering), dimana Penanggung berjanji

akanmengganti kerugian tertentu yang diderita tertanggung.

2. Asuransi sejumlah Uang (Sommen Verzekering), dimana Penanggung

berjanjiakan membayar uang yang jumlahnya sudah ditentukan sebelumnya

tanpadisandarkan pada suatu kerugian tertentu.contohnya asuransi jiwa

(13)

Pada saat ini untuk perkembangannya sekarang sudah terdapat produk

asuransi unit link, yang menggabungkan antara Asuransi Jiwa dan kesehatan

sekaligus menabung atau berinvestasi. Asuransi Unit Link awal mulai dipasarkan

oleh salah satu bank di Indonesia akhir tahun 1990 atau awal tahun2000. Asuransi

ini sangat sesuai dengan kriteria masyarakat Indonesia yang

belum terlalu sadar akan pentingnya asuransi. Yang membuat asuransi Unit link

ini mendapat respon yang baik dari masyarakat yaitu karena di dalam asuransi ini

terdapat instrumen investasi sehingga citra yang tertanam di masyarakat adalah

“uang yang disetorkan akan kembali”.

Dalam Asuransi UnitLink terdapat 2 instrumen aliran dana yang

perludicermati:

a. Dana untuk asuransi

Di sini dana yang tersedia akan dialokasikan untuk biaya-biaya proteksi

yang Anda inginkan, misal: asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi rumah

sakit, asuransi penyakit kritis, dan lain lain selama nasabah masihingin

mendapatkan perlindungan maka biaya ini akan selalu muncul dalam rekening

asuransi nasabah. Pada dana untuk asuransi ini pulaperusahaan asuransi akan

mengambil keuntungan, yang disebut biayaakuisisi. Biasanya besarnya antara

100-200% dari dana asuransi tahunandalam kurun waktu 2-5 tahun. Ada yang

mengambil keuntungan di depan, ada pula yang mengambil keuntungan di akhir.

b. Dana untuk investasi

Investasi di unitlink memberikan imbal hasil lebih besar

(14)

modal yang memiliki risiko tersendiri dibandingkan dengan di bank.Beberapa

perusahaan asuransi juga mengenakan biaya pengelolaan untuk dana ini besarnya

antara 0-2% dari setiap dana yang masuk.

Contoh kasus:

Seorang pria berusia 32 tahun, mengambil program selama 10 tahun

dengan premi Rp6.000.000,-/tahun. Dalam ilustrasi dikatakan di akhir tahun ke-10

ia akan mendapatkan kembali hasil investasi sebesar Rp78.000.000, dengan

asumsi bunga 14% nett. Dan ia akan mendapatperlindungan asuransi jiwa Rp

60.000.000, Perlindungan Kesehatan Rp 500.000/hari rawat inap, rawat inap ICU

Rp.1.000.000 Penyakit Kritis Rp 60.000.000 dan Kecelakaan Rp 100.000.000.

Bilamana nasabah tersebutmengalami kecelakaan berakibat cacat total tetap maka

asuransi akanmembayarkan preminya sampai dengan berusia 65 tahun.

Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Produk Unit LinkAda beberapa pihak yang

terlibat yaitu :

1. Perusahaan asuransi, yaitu perusahaan yang mengeluarkan produk unitlink

insurance.

2. Manajer investasi, yaitu pihak yang mengelola portofolio efek daripeserta unit

link.

3. Bank kustodian, yaitu pihak yang memberikan jasa penitipan efek danharta

lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegangrekening yang

menjadi nasabahnya.

Unit link pasar uang merupakan jenis produk unit link dimana

(15)

instrument pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat BI, dan surat utang

jangka pendek.Investasi jenis ini sering dikatakan setara dengan kas (cash

equivalent) seperti halnyasimpanan dalam bank, artinya instrumen ini dengan

cepat dan mudah dapat diubahmenjadi cash.Penyertaan dalam pasar uang ini

menjanjikan hasil yang sedikit lebihtinggi dibandingkan dengan simpanan di

bank. Jika kita menempatkan dana di bank,biasanya pihak bank akan menawarkan

suku bunga simpanan secara bertingkat.

Misalnya untuk saldo rata-rata sebulan di bawah Rp 50 juta maka suku

bunga yangditawarkan 10%, untuk saldo rata-rata di atas Rp 50 juta ditawarkan

12%, danseterusnya. Ketentuan ini dicantumkan di depan konter-konter bank

sehingga seringdisebut counter rate. Diluar counter rate, bank juga menawarkan

special rate yaitusuku bunga khusus untuk saldo simpanan yang jumlahnya sangat

besar. Dengan total dana kelolaan yang besar maka unit link ini dapat memperoleh

special rate dengan tingkat risiko yang sama jika dana tersebut ditempatkan

langsung pada depositobank. 16

Secara teoritis, unit link pasar uang (money market/cash fund unit link)

merupakan jenis unit link yang dianjurkan dibeli oleh investor pemula atau yang

tidak berani mengambil risiko. Mengapa unit link pasar uang cocok untuk nasabah

pemula? Salah satu sifat pentingnya adalah mengutamakan keselamatan dana

nasabah. Hal ini bisa dilihat dari NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang selalu

diusahakan tidak kurang dari 1.000. Karena karakteristiknya yang aman ini maka

kesempatan untuk mendapatreturn juga paling kecil dibandingkan unit link

16

(16)

lainnya. Sehingga tidak realistis apabila ada nasabah yang mengharapkan tingkat

keamanan yang tinggi dan hasil investasi yang besar sekaligus. Namun demikian,

dibandingkan dengan investasi langsung pada deposito maka menempatkan dana

pada pasar uang dapat lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan sistem suku

bunga bertingkat (tier system) seperti yang telah dijelaskan di muka.

Meskipun relatif aman namun kehati-hatian tetap diperlukan jika ingin

membeli produk unit link pasar uang ini. Pasalnya, ada jenis unit link yang

investasinya ditempatkan pada surat utang. Meskipun berjangka pendek namun

jika penerbit surat utang terlambat atau gagal menebus kembali surat utangnya

maka NAB-nya bisa turun dibawah 1.000. Artinya bisa saja returnnya lebih

rendah dibandingkan return deposito langsung, namun hal ini jarang terjadi.

C. Asas-Asas Asuransi

Sebagaimana dengan kebanyakan bisnis-bisnis lainnya, maka suatu asuransi

juga di awali dengan suatu kontrak atau perjanjian. Hanya saja terms dan

conditions bagi kontrak asuransi tersebut sering sudah dalam bentuk standar yang

di kenal dengan sebutan “polis” asuransi. Disamping asas-asas yang umum

berlaku suatu kontrak, maka terhadap suatu kontrak asuransi berlaku juga asa-asas

sebagai berikut: 17

17

(17)

1. Asas indemnity

Asas ini mengajarkan bahwa tujuan utama dari kontrak asuransi adalah

untuk membayar ganti kerugian manakala terjadi resiko atas objek

yang dijamin dengan asuransi tersebut.Misalnya, jika asuransi

kebakaran terhadap suatu rumah dan rumah tersebut terbakar, maka

harga rumah tersebut harus diganti sebesar yang ditetapkan dalam

kontrak asuransi tersebut.

2. Asas kepentingan yang dapat di asuransikan

Asas ini mengajarkan bahwa agar suatu kontrak asuransi dapat

dilaksanakan, maka objek yang di asuransikan tersebut haruslah

merupakan suatu kepentingan yang dapat diasuransikan, yakni

kepentingan yang dapat dinilai dengan uang sesuai dengan hukum

yang berlaku, maka kepentingan tersebut pada prinsipnya harus sudah

ada pada saat kontrak asuransi ditandatangani.

3. Asas keterbukaan

Asas iktikad baik ini mengajarkan bahwa pihak tertanggung haruslah

terbuka penuh dalam artian dia haruslah membuka semua hal penting yang

berkenaan dengan objek yang diasuransikan tersebut. Jika ada informasi

yang tidak terbuka atau tidak benar padahal informasi tersebut begitu

penting, sehingga seandainya perusahaan asuransi mengetahui

sebelumnya, dia tidak akan mau menjaminnya, meskipun tertanggung

dalam iktikad baik, membawa akibat terhadap batalnya konrak asuransi

(18)

4. Asas subrograsi untuk kepentingan penanggung

Asas subrograsi ini mengajarkan bahwa apabila karena alas an apapun

terhadap objek yang sama pihak tertanggung memperoleh juga ganti

rugi dari pihak ketiga, maka pada prinsipnya, tertanggung tidak boleh

mendapat ganti rugi 2 (dua) kali, sehingga ganti rugi dari pihak ketiga

tersebut akan menjadi haknya pihak perusahaan asuransi. Pihak

tertanggung bahkan harus bertanggung jawab jika dia melakukan

tindakan yang dapat menghambat pihak perusahaan asuransi untuk

mendapat hak dari pihak ketiga tersebut.

5. Asas Kontrak bersyarat

Kontrak asuransi merupakan kontrak bersyarat. Dalam hal ini, dalam

kontrak asuransi tersebut ditentukan suatu syarat bahwa njika nantinya

terjadi sesuatu peristiwa tertentu (misalnya kebakaran), maka sejumlah

uang ganti rugi akan dibayar oleh penanggung. Akan tetapi jika

peristiwa tersebut tidak terjadi maka uang ganti rugi tersebut tidak

diberikan.

Kontrak bersyarat seperti kongtrak asuransi disebut kontrak dengan

syarat tangguh.Artinya pihak penanggung ditangguhkan terlebih

dahulu sebelum peristiwa tersebut terjadi. Dan jika peristiwa tersebut

tidak terjadi sama sekali, maka pihak penanggung sama sekali tidak

perlu direalisasi.

(19)

Kontrak asuransi merupakan kontrak untung-untungan, karena

menurut KUH Perdata suatu kongtrak untung-untungan merupakan

suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung-ruginya baik semua

pihak maupun bagi pihak tertentu saja, bergantung pada kejadian yang

belum tentu. Dalam hal kontrak asuransi pihak penanggung akan

diuntungkan apabila tidak terjadi peristiwa yang dipertanggungkan itu.

D. Polis dan Premi

Polis asuransi merupakan isi dari kontrak asuransi, disitu antara lain diperinci

hak-hak dan kewajiban dari pihak penanggung dan tertanggung, syarat-syarat dan

prosedur pengajuan klaim jika terjadi peristiwa yang di asuransikan, prosedur dan

cara pembayaran premi oleh pihak tertanggung, dan hal-hal lain yang dianggap

perlu. Secara teoritis polis asuransi adalah kongtrak yang bias dinegosiasikan,

meskipun dalam kenyataannya banyak perusahaan asuransi tidak berkenan untuk

menegosiasikan isi polis asuransi, dan sudah merupakan perjanjian standar (baku)

sehingga tidak akan diubah lagi, sehingga bagi pihak tertanggung berada pada

posisi “menerima atau menolak” perusahaan asuransi tersebut.18

18

Munir Fuady, op. cit. hlm259

Sedangkan Premi asuransi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh

tertanggung kepada penanggung sehubungan dengan diadajannya polis

tertanggung, terdiri dari premi untuk Asuransi Dasar dan Premi untuk Asuransi

(20)

Penanggung berdasarkan perikatannya yang timbul dari perjanjian asuransi

tersebut, adalah wajib untuk menandatangani polis, yang ditawarkan kepadanya

didalam waktu tertentu dan menyerahkan kembali kepada tertanggung. Mengenai

waktunya adalah telah ditentukan oleh undang-undang. Apabila perjanjian

asuransi itu langsung diikat antara penanggung sendiri dengan tertanggung atau

oleh orang yang diberi wewenang untuk itu, maka polis ditandatangani dan

diserahkan kembali oleh penanggung di dalam waktu 24 jam setelah penawaran

(Pasal 259 KUHD).19

Isi polis untuk semua asuransi dapat dilihat didalam Pasal 256 KUHD,

yang mengatakan bahwa surat polis bagi segala macam asuransi harus memuat: Akan tetapi jika perjanjian asuransi itu diikat dengan perantaran seorang

makelar di dalam asuransi, maka waktu di mana polis harus ditandatangani dan

diserahkan kembali, ialah didalam waktu 8hari setelah perjanjian asuransi itu

diikat (Pasal260 KUHD). Apabila ada kealpaan mengenai ketentuan-ketentuan

waktu, baik mengenai yang pertama dan kedua, maka menurut Pasal 261 KUHD

penanggung atau makelar untuk kepentingan si tertanggung diwajibkan mengganti

kerugian yang mungkin ditimbulkan kealpaan itu.

20

1. Hari ditutupnya asuransi

2. Nama orang yang menutup asuransi atas tanggungan sendiri atau atas

tanggungan orang ketiga

3. Suatu uraian yang cukup jelas mengenai barang yang diasuransikan

4. Jumlah uang untuk diadakan asuransi

19

Djoko Prakoso, op. cit. hlm 63 20

(21)

5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penanggung

6. Waktu pada saat bahaya mulai berlaku untuk tanggungan

sipenanggung dan saat berakhirnya

7. Premi pertanggungan tersebut

8. Pada umumnya semua kleadaan yang kiranya penting bagi si

penanggung untuk diketahuinya dan segala syarat yang diperjanjikan

antara para pihak.

Premi yang dibayar oleh pembeli asuransi tergantung kepada sifat kontrak

yang telah dibuat antara perusahaan asuransi dengan tertanggung.21

1. Premi meningkat

Pembayaran Premi disini makin lama makin bertambah besar. Pada waktu

tahun-tahun permulaan premi asuransi yang di bayar rendah, tetapi setelah

itu makin lama makin bertambah tinggi dari tahun ke tahunnya,

pembayaran premi meningkat setiap tahunnya karena umur pemegang

polis bertambah lama bertambah naik (tua) berarti resiko meningkat pula

dan kemungkinan untuk meninggal dunia lebih cepat.

2. Premi merata

Pada level premium besarnya premi yang harus dilunasi oleh pemegang

polis untuk setiap tahunnya sama (merata) besarnya. Sesungguhnya pada

tahun-tahun permulaan pembayaran premi lebih besar daripada natural

premium, sedangkan pada tahun berikutnya pembayaran premi lebih

rendah bila kita bandingkan dengan increasing premium.

21

Referensi

Dokumen terkait

[r]

001008 UNIVERSITAS DIPONEGORO 0001037106 ISTADI Rekayasa Teknologi Reaktor Plasma untuk Produksi Biodiesel dari Minyak Tumbuhan Melalui Proses Elektro-Katalisis HIKOMR. 002003

Tabel 4.2 diatas menggambarkan bahwa NOC yang paling sering dibuat adalah perfusi jaringan: cerebral dan status neurologis kesadaran dapat dicapai didapatkan NOC sebesar

Berdasarkan data penilaian Pra PTK serta siklus I, pada siklus II terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup optimal pada setiap siklus, dan ini berarti

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pengadaan Konsultan Perencana Pembangunan Gedung dan Sarana

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. SEKRETARIAT

Kelompok Kerja Khusus atas paket Pemeliharaan Jaringan Data Dan Power, Ups, Genset, Air Conditioning, Fire Extinguishing, Access Control System Dan Perangkat Pendukungnya

Gi;;i,1.v" P,"iti-%"c"d""" "k*;cad;ian peiihan/eElusi admlnktrasi dan leknis te'hadao rurat penawaran yanc memenuhi syarat/ engkap pada saat