• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pelaksanaan Penelitian 1. Pengambilan Data Pretest

3. Pelaksanaan Eksperimen

Eksperimen dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan pelatihan

efikasi diri pada kelompok eksperimen. Kegiatan eksperimen dilaksanakan pada

tanggal 01 Pebruari 2016 hingga 03 Pebruari 2016. Secara umum tidak ada

masalah dengan kelompok eksperimen, namun ada sedikit kendala pada kelompok

kontrol yang pada hari ketiga pelatihan turut melakukan kegiatan posttest. Saat

kegiatan pelatihan untuk kelompok eksperimen berakhir dan peneliti menghubungi

Mayor yang sedang bertugas untuk memanggil kelompok kontrol, terdapat satu

subjek kelompok kontrol yang berhalangan.

Mengantisipasi hal ini peneliti mengajukan satu subjek lain yang merupakan

cadangan kelompok kontrol. Namun, masalah kembali muncul ketika posttest

sudah hampir dimulai. Terdapat satu subjek lagi yang juga berhalangan. Akhirnya

dinilai kurang aktif dibanding peserta lain. Berikut ini adalah tabel kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen setelah mengalami dropout.

Tabel 16.

Daftar Kelompok Eksperimen Setelah Dropout

Subjek Inisial Skor Kelompok

A MA 63 Eksperimen B FR 57 Eksperimen C MR 51 Eksperimen E MH 51 Eksperimen D AS 50 Eksperimen F NK 49 Eksperimen G BS 44 Eksperimen Tabel 17.

Daftar Kelompok Kontrol Setelah Dropout

Subjek Inisial Skor Kelompok

1 RM 60 Kontrol 2 AK 53 Kontrol 3 RD 52 Kontrol 4 AH 51 Kontrol 5 EH 51 Kontrol 6 GH 44 Kontrol 7 EJ 44 Kontrol

Sebagai data tambahan yang dapat dijadikan bukti bahwa subjek telah

memenuhi syarat usia untuk menjadi subjek dalam penelitian ini, berikut akan

Tabel 18.

Data Deskriptif Kelompok Eksperimen Setelah Dropout

Subjek Inisial Usia Pendidikan Terakhir

A MA 19 tahun SMA B FR 20 tahun SMA C MR 20 tahun SMP E MH 24 tahun SMP D AS 26 tahun SMA F NK 19 tahun SMA G BS 27 tahun SMA Tabel 19.

Data Deskriptif Kelompok Kontrol Setelah Dropout

Subjek Inisial Usia Pendidikan Terakhir

1 RM 18 tahun SMA 2 AK 29 tahun SD 3 RD 28 tahun SMA 4 AH 20 tahun SMP 5 EH 30 tahun SMA 6 GH 31 tahun SMP 7 EJ 22 tahun SMA

Kegiatan pelaihan efikasi diri dilaksanakan di class room house of faith

gedung Therapeutic Community. Pelatihan dilaksanakan setelah mendapatkan izin

dari Mayor yang bertugas pada hari pelaksanaan pelatihan. Berikut ini akan

direncanakan untuk dilakasanakan pada pertemuan pertama. Sebelumnya pada

pukul 09.30 WIB fasilitator dan co-fasilitator telah sampai di gedung

Therapeutic Community (TC) dan menuju ke lantai tiga tempat kegiatan

pelatihan akan dilaksanakan. Setelah bertemu dengan Mayor yang bertugas di

house of faith dan mendapatkan izin untuk memanggil peserta pelatihan dan

mempersiapkan ruangan, fasilitator segera bergegas menuju ruangan sesi.

Dibantu oleh beberapa peserta yang sudah hadir, ruangan telah tertata rapi

dengan perlengkapan LCD, Laptop, Papan Tulis, Speaker, kursi observer atau

co-fasilitator, dan delapan kursi peserta yang ditata dengan model U seat.

Kegiatan diawali dengan salam pembuka serta doa yang termasuk ke

fasilitator dan co-fasilitator. Selanjutnya peserta diminta untuk

memperkenalkan nama dan daerah asal. Kegiatan pembuka ini dapat

dikatakan berjalan dengan lancar meskipun waktu yang tersedia cukup

singkat. Hal ini dikarenakan pada Sabtu, 30 Januari 2016 fasilitator sudah

melakukan wawancara sebelum pelatihan sekaligus melakukan rapport.

Selain itu, peserta juga tinggal di house yang sama sehingga sudah dipastikan

saling mengenal melalui berbagai aktifitas harian dari program TC yang

dijalankan.

Perkenalan dilanjutkan dengan pemaparan gambaran umum kegiatan

peserta untuk bertanya, fasilitator segera membagikan lembar informed

consent. Fasilitator menjelaskan fungsi lembar informed consent sebagai

lembar persetujuan peserta untuk mengikuti seluruh sesi kegiatan pelatihan

efikasi diri. Fasilitator juga mengingatkan peserta untuk membaca secara

detail isi dari informed consent sebelum memberikan tanda tangan. Seluruh

peserta bersedia untuk mengisi lembar informed consent yang artinya mereka

siap berkomitmen untuk melakukan seluruh sesi pelatihan efikasi diri selama

tiga kali pertemuan.

Setelah kontrak forum dibacakan dan ditayangkan di layar, peserta

dipersilahkan untuk menyampaikan tambahan ataupun pengurangan peraturan

jika dirasa memberatkan ataupun merugikan. Setelah fasilitator

mempersilahkan peserta untuk mengemukakan pendapatnya terkait kontrak

forum, akhirnya enam butir kontrak disepakati bersama-sama.

mengawali rangkaian penelitian

Nice to Know

tekniknya. Fasilitator memberi waktu lima menit kepada peserta untuk terus

mencoba membuat lingkaran dengan titik di tengah dengan satu tarikan pena.

Setelah lima menit berlalu dan peserta sudah mencoba di HVS yang telah

dibagikan, fasilitator menunjukkan teknik untuk mengerjakannya. Setelah

diberi contoh seluruh peserta dipersilahkan untuk mencoba seperti yang telah

dicontohkan oleh fasilitator. Seluruh peserta berhasil menirukan teknik yang

diajarkan fasilitator dengan ukuran lingkaran yang berbeda-beda dari setiap

peserta.

Setelah semua peserta berhasil menjalankan tugas make a circle,

ta

menyatakan mungkin. Mengakhiri aktivitas make a circle fasilitator

menjelaskan esensi dari permainan ini bahwa ketika kita tidak yakin mampu

melakukan sesuatu dimungkinkan bukan karena kita tidak memiliki

kemampuan, melainkan kita belum memahami cara yang tepat untuk

melakukan hal tersebut. Ketika kita sudah mengetahui cara untuk

menyelesaikan hal tersebut, maka keyakinan kita akan berubah dan perilaku

kita juga akan berubah sesuai dengan hal yang kita yakini. Fasilitator juga

mengaitkan antara esensi aktivitas make a circle dengan materi yang akan

disampaikan selanjutnya melalui penyampaian bahwa materi tersbut

mempengaruhi perilaku peserta jika peserta tidak mau melakukan perubahan

sendiri dengan memanfaat materi yang akan disampaikan.

Setelah peserta dirasa cukup kondusif, fasilitator mulai

mempresentasikan materi cognitive-behavioral model of relapse yang

dikemukakan oleh Marlatt dan juga materi efikasi diri. Waktu presentasi lebih

panjang dari yang direncanakan sekitar 20 menit menjadi 30 menit. Namun,

perpanjangan waktu presentasi materi ini tidak mengganggu agenda, karena

fasilitator sudah memindahkan jadwal ice breaking

ketiga. Pada saat penyampaian materi, fasilitator sering melibatkan

pengalaman peserta yang telah disampaikan pada wawancara sebelum

pelatihan, terutama yang berkaitan dengan high-risk situation.

Menjadi sebuah tantangan bagi fasilitator adalah ketika harus

menyampaikan outcome expectancies dan abstinence violation effect. Hal ini

dikarenakan istilah tersebut dirasa baru oleh peserta, meskipun pada

kenyataannya peserta juga mengalami hal tersebut saat masih menggunakan

narkoba. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa peserta mampu

seluruh peserta. Kemudian fasilitator mempresentasikan kasus tersebut secara

umum. Setelah itu, peserta diminta untuk membaca dengan seksama kasus

tersebut bersama dengan kelompok kecil yang beranggotakan empat orang.

Dalam kelompok kecil ini peserta diminta untuk menganalisis masalah yang

bahkan relapse setelah menjalani rehabilitasi. Berbagai masalah yag

ditemukan kemudian ditulis dalam lembar problem solver. Lembar problem

solver juga memiliki kolom penyelesaian yang diisi dengan hasil diskusi

tidak relapse. Sesi ini diakhiri dengan presentasi dari perwakilan

masing-masing kelompok selama lima menit terkait hasil diskusi.

Pertemuan refreshing

memfasilitasi peserta untuk melatih pernafasan diafragma yang dapat

dilakukan setiap hari untuk membuat diri menjadi lebih tenang. Pada sesi ini

peserta diberikan arahan untuk melakukan latihan teknik pernafasan

diafragma sembari memikirkan hal-hal positif yang telah dijalani. Selain itu,

sebagai tambahan, fasilitator juga mengingatkan peserta untuk mulai

membangun hobi positif dan menjalankannya secara rutin sebagai bentuk

hiburan yang menyenangkan dan juga mengurangi waktu kosong yang

dijalani pada pertemuan pertama dan memberikan pengantar terkait pertemuan

pertama. Pertemuan ini diakhiri dengan doa dan juga mene

b. Pelatihan Hari Kedua

Sekitar pukul 09.30 WIB fasilitator dan co-fasilitator telah tiba di

gedung TC. Setelah meminta izin pada bagian back office untuk bertemu

dengan Mayor yang bertugas, fasilitator dan co-fasilitator diantar menuju

ruang Mayor oleh salah satu pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi.

Mayor yang bertugas tanggal 02 Pebruari 2016 adalah Bro Jihan. Mengawali

percakapan dengan penjelasan umum terkait kegiatan yang akan dijalani

adalah pembuka yang baik, karena Bro Jihan belum mendapat transfer

informasi dari Mayor yang bertugas sebelumnya.

Nama-nama yang sudah berada dalam daftar kelompok eksperimen

diserahkan kepada chief on duty atau kepanjangan tangan dari Mayor yang

bertugas untuk memimpin kegiatan harian seluruh anggota house. Sekitar

sepuluh menit kemudian fasilitator dan co-fasilitator meminta izin untuk

dengan teriakan yang penuh semangat dengan suara lantang. Tidak

terlewatkan ice breaking - agar kegiatan lebih

menyenangkan dan peserta menjadi lebih fokus. Seluruh peserta antusias

-beradaptasi dengan permaina

-sempat melakukan kesalahan.

Setelah permainan dianggap mampu mencairkan suasana, fasilitator

memberikan dua tayangan gambar ilusi yang akan menimbulkan berbagai

macam persepsi. Saat gambar dimunculkan peserta tampak mulai berpikir dan

berusaha menebak-nebak gambar yang ditayangkan dalam slide. Selanjutnya

fasilitator meminta setiap peserta untuk memberikan pandangannya secara

verbal terhadap gambar yang ditayangkan. Setelah terlihat beberapa peserta

mulai berbeda pendapat terkait gambar yang dilihat, fasilitator mulai

menunjukkan dan menjelaskan bahwa semua pendapat peserta adalah benar.

Hanya saja hal yang dilihat oleh setiap peserta memang bergantung pada

sudut pandang peserta.

Gambar persepsi ini digunaka

dilaksanakan guna memfasilitasi peserta untuk belajar

dari kesuksean orang lain dalam membangun keyakinan bahwa diri peserta

terbebas dari narkoba menjadi model pertama yang diamati. Kemudian setiap

peserta diminta untuk menyampaikan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat

diambil dari video tersebut secara verbal. Fasilitator kemudian memberikan

penjelasan secara umum dan merangkum berbagai pendapat yang telah

dikemukakan oleh setiap peserta.

dan mengisi lembar berguru pada kawan. Diskusi kali ini dilakukan dalam

kelompok besar. Fasilitator berperan sebagai pemandu diskusi. Setiap peserta

diminta untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan peserta memakai

narkoba. Kemudian setelah dibuat daftar permasalahannya, peserta diminta

untuk memberikan solusi. Pada bagian akhir fasilitator menyampaikan hasil

rangkuman dari diskusi yang dilakukan. Namun, dalam diskusi ini lembar

kerja berguru pada kawan tidak sempat diisi langsung, melainkan hanya

dijelaskan cara penggunaan dan pengisian lembar kerja tersebut dikarenakan

kuatnya keyakinan untuk berhasil. Peserta kemudian merasa terkejut dan

adalah kisah nyata. Sesi ini diakhiri dengan presentasi kesuksesan dari salah

satu subjek yang berinisial AS. AS menceritakan tentang kesuksesannya saat

mampu merangkai karangan bunga yang akan dibawa di tangan pengantin.

Meskipun harus merangkai bunga dengan menelpon orang tuanya dan

beberapa kali secara tidak sengaja menghancurkan bunga yang akan

dirangkai, akhirnya AS berhasil.

Sesi ketiga dalam pertemuan kedua yang merupakan sesi terakhir

Road to Success

satu pengalaman paling sukses yang pernah dialami kemudian menuliskan

rangkaian perjalanan dan usaha untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Fasilitator memberikan instruksi secara perlahan dan berulang-ulang hingga

dapat dipastikan peserta paham untuk mengerjakan lembar

. Fasilitator terus mendampingi peserta dalam pengerjaan dan

mengingatkan peserta untuk bertanya jika ada yang belum dipahami.

Setelah semua peserta menyelesaikan lembar kerja ,

fasilitator mempersilahkan salah satu peserta untuk mempresentasikan lembar

kerjanya ke depan. Kesempatan kali ini diambil oleh MR setelah mendapat

dukungan dari peserta lain untuk maju. MR menceritakan keberhasilannya

pacarnya dan membuat MR menjadi buronan polisi. Sebelum ditangkap oleh

polisi MR pergi dari kota asalnya dan berusaha keras untuk melupakan

mantan pacarnya. Setelah setahun berlalu MR merasa lebih tenang dan bisa

untuk tidak terlalu memikirkan mantan pacarnya.

Sebelum mengakhiri pertemuan kedua, fasilitator menyampaikan

esensi dari kegiatan Fasilitator menekankan pentingnya

untuk menghargai pengalaman sukses sekecil apapun yang pernah peserta

alami. Selain itu, fasilitator juga menyampaikan kepada peserta agar

mempelajari setiap proses dan usaha dalam mencapai keberhasilan agar bisa

dijadikan acuan untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan lainnya. Setelah

menyampaikan esensi, fasilitator kembali merangkum dan menyampaikan

perjalanan kegiatan pelatihan pada pertemuan kedua serta memberikan sedikit

pengantar untuk pertemuan ketiga. Seperti hari sebelumnya, untuk menjaga

semangat peserta, fasilitator menutup kegiatan dengan doa dan juga teriakan

c. Pelatihan Hari Ketiga

room dapat digunakan untuk pelatihan pertemuan terakhir ini, fasilitator

menuju ruangan untuk mempersiapkan segala keperluan pelatihan. Pada

kesempatan ini fasilitator hanya dibantu peserta untuk menata ruangan

dikarenakan co-fasilitator berhalangan hadir pada pertemuan ketiga.

F

diikuti oleh peserta. Membuat suasana lebih kondusif dan fokus, kegiatan ice

breaking aksanakan di awal kegiatan. Peserta tampak

tertawa ketika melihat peserta lain melakukan kesalahan dalam menjalankan

sesi dimulai dengan membagikan lembar kerja Who Am I dan

pemberian instruksi pengerjaan.

Lembar kerja Who Am I memfasilitasi peserta untuk melakukan anlisis

strength, weakness, opportunities, dan threat -masing.

Beberapa peserta terus mengajukan pertanyaan sembari mengerjakan agar

dapat mengisi dengan sesuai. Setelah semua peserta selesai mengerjakan,

fasilitator menyampaikan fungsi analisis SWOT sebagai bentuk pengenalan

diri. Jika diibaratkan sebagai seorang pedagang, kita harus tahu stock barang

dan kualitas dari barang yang kita jual agar ketika ada pembeli, kita dapat

memberikan barang yang tepat sehingga terjadi transaksi yang baik.

Sesi selanjutnya adalah yang diawali dengan

dituliskan dan diperjuangkan. Fasilitator melanjutkan dengan menanyakan

pelajaran yang bisa didapatkan oleh para peserta dari video tersebut setelah

usai ditayangkan. Kemudiana fasilitator meminta peserta untuk mengawali

jejak suksesnya dengan menuliskan berbagai impiannya di lembar kerja My

Dream. Selain menuliskan berbagai impian, peserta juga diminta untuk

menuliskan tahun pencapaian. Bahkan sangat dianjurkan untuk menuliskan

bulan beserta tanggal pencapaian agar semakin spesifik.

Setelah menuliskan berbagai impian yang ingin dicapai, fasilitator

meminta peserta untuk melingkari impian yang paling ingin diwujudkan.

Impian tersebut dituliskan kembali dalam lembar kerja Step to be yang telah

dibagikan. Lembar ini membantu peserta untuk menulis berbagai hal yang

perlu dimiliki dan diketahui oleh peserta untuk mencapi impiannya. Sebagai

langkah memperjelas pencapaian impian, peserta diminta untuk melihat

kembali SWOT yang telah dibuat dalam lembar kerja Who Am I. Peserta

diminta untuk menganalisis berbagai hal yang dirasa sudah dimiliki oleh diri

peserta dalam mewujudkan impian dan berbagai hal yang masih perlu

oleh FR yang menceritakan keinginannya untuk memperdalam pemahaman

agama islam yang diyakini dan meningkatkan kualitas ibadah.

Sesi Surat untuk Tuhan merupakan agenda selanjutnya. Diawali

dengan penayangan video Nick Vujicic seorang motivator yang hidup dan

menjalani aktivitasnya tanpa tangan dan kaki. Mulai dari berenang, golf,

mengendari speed boat, dan berbagai aktivitas lain. Semua itu dilakukan Nick

dengan tubuhnya yang tidak dianugerahkan tangan dan kaki. Peserta terlihat

antusias dan terheran-heran saat menyaksikan berbagai aktivitas Nick yang

ditayangkan dalam video berdurasi sekitar lima menit.

Video Nick digunakan oleh fasilitator sebagai pengantar kegiatan

penulisan dan penghayatan Surat untuk Tuhan. Setelah video berakhir dan

fasilitato

kepada kita dibandi membagikan lembar

Surat untuk Tuhan. Peserta diminta untuk menuliskan berbagai bentuk

kebahagiaan yang telah Tuhan berikan selama peserta menjalani kehidupan.

Selain itu, peserta juga diminta menuliskan rasa syukur yang dirasakan atas

berbagai karunia Tuhan yang diberikan. Penulisan ini diiringi dengan lagu

semakin didapatkan.

Setelah seluruh peserta selesai menuliskan Surat untuk Tuhan,

membentuk lingkaran di lantai. Fasilitator meminta peserta untuk membaca

dan menghayati surat masing-masing dalam waktu sekitar lima menit. Setelah

semua selesai membaca, fasilitataor bergabung dalam lingkaran dan meminta

seluruh peserta memejamkan mata. Dalam sebuah lingkaran yang dipererat

dengan adanya gandengan tangan dari seluruh peserta, doa dipanjatkan.

Fasilitator memimpin doa dengan bahasa indonesia yang berisikan tentang

rasa syukur atas berbagai kelebihan dan karunia yang telah Tuhan berikan.

Selain itu, fasilitator juga mengajak peserta untuk menyadari berbagai

kelebihan yang dimiliki dan mempersiapkan diri untuk kebermanfaatan ke

depan.

Setelah sesi doa dan pembacaan Surat untuk Tuhan selesai, fasilitator

mempersilahkan peserta untuk kembali ke kursi. Fasilitator melanjutkan

kegiatan dengan merangkum perjalanan kegiatan selama tiga hari secara

umum. Kemudian lembar evaluasi diberikan kepada seluruh peserta untuk

diisi. Sembari peserta mengisi lembar evaluasi, fasilitator menghubungi

Mayor untuk memanggil kelompok kontrol. Setelah dicek kembali ternyata

dinyatakan oleh chief on duty dan beberapa rekan yang lain, ternyata subjek

juga berhalangan hadir. Akhirnya peneliti memutuskan untuk melakukan

posttest kepada tujuh subjek kelompok kontrol dan delapan subjek kelompok

eksperimen secara bersamaan. Setelah subjek selesai mengisi skala posttest,

fasilitator menutup seluruh rangkaian acara dengan mengucapkan

permohonan maaf dan terima kasih atas partisipasi seluruh subjek dalam

rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti. Fasilitator juga

mengingatkan bahwa pada sore hari masih akan diadakan sesi wawancara

kepada peserta pelatihan.

Dokumen terkait