• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN GCG DAN PELAPOPRAN INTERNAL

Dalam dokumen Laporan GCG BVIC Tahun 2012 (Halaman 46-49)

D. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Tidak terdapat hubungan keuangan dan hubungan keluarga di antara sesama Dewan Komisaris dan Direksi Bank Victoria.

Hubungan Keluarga dan Hubungan Keuangan Dewan Komisaris

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Daniel Budirahaju - √ - √ - √ - √ - √ - √

Zaenal Abidin - √ - √ - √ - √ - √ - √

Gunawan Tenggarahardja - √ - √ - √ - √ - √ - √

Suzanna Tanojo - √ - √ - √ - √ - √ - √

Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan dengan Nama Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham

Pengendali Dewan Komisaris Direksi

Pemegang Saham Pengendali

Hubungan Keluarga dan Hubungan Keuangan Direksi :

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Eko Rachmansyah Gindo - √ - √ - √ - √ - √ - √

Gregorius Andrew Andryanto

Haswin - √ - √ - √ - √ - √ - √

Oliver Simorangkir - √ - √ - √ - √ - √ - √

Ramon Marlon Runtu - √ - √ - √ - √ - √ - √

Tamunan - √ - √ - √ - √ - √ - √

Nama

Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan dengan

Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham

Pengendali Dewan Komisaris Direksi

Pemegang Saham Pengendali

E. Shares Option

Bank Victoria International belum mempunyai kebijakan Shares Option.

F. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari Bank kepada karyawan yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukan.

Gaji yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai tetap Bank per bulan terangkum dalam perbandingan di bawah ini :

Rasio gaji pegawai tertinggi dan terendah adalah 20 : 1 Rasio gaji Direksi tertinggi dan terendah adalah 1,5 : 1 Rasio gaji Komisaris tertinggi dan terendah adalah 3 : 1 Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 3 : 1

G. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)

Penyimpangan internal adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan. Yang dimaksud dengan mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan adalah apabila dampak penyimpangannnya lebih dari Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Penyimpangan internal yang terjadi dalam Bank selama tahun 2012:

Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan Tahun Sebelumnya Tahun

Berjalan Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan Total Fraud - - - - Telah Diselesaikan - - - Dalam Proses Penyelesaian di Internal Bank - - - - Belum Diupayakan Penyelesaiannya - - - - - Telah Ditindaklanjuti melalui Proses Hukum - - -

Internal Fraud dalam 1 tahun

Jumlah Kasus Yang Dilakukan Oleh

PENGURUS PEGAWAI TETAP PEGAWAI TIDAK TETAP

H. Shares Buy Back dan Buy Back Obligasi Bank

Shares buy back atau buy back obligasi adalah upaya Bank untuk mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah diterbitkan Bank dengan cara membeli kembali saham atau obligasi tersebut yang tata cara pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2012, tidak terdapat shares buy back maupun buy back obligasi yang dilakukan oleh Bank.

I. Hubungan (Komunikasi) Investor dan Media

PT Bank Victoria International Tbk berusaha membangun komunikasi dengan para stakeholders melalui berbagai media termasuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), publikasi Laporan Keuangan baik triwulanan maupun tahunan, menyelenggarakan public expose merupakan salah satu media yang dimanfaatkan oleh Bank Victoria, baik informasi keuangan maupun non keuangan. Selain itu, Bank Victoria secara rutin memiliki situs www.victoriabank.co.id yang dapat diakses untuk memperoleh informasi lainnya.

J. Permasalahan Hukum

Berkaitan dengan karakter industri perbankan, dari waktu ke waktu Bank Victoria harus menghadapi kemungkinan terjadinya permasalahan hukum yang terjadi yang berkaitan dengan kegiatan operasional. Adapun permasalahan hukum selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Perdata Pidana

Telah Selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) -

Dalam Proses Penyelesaian -

Total -

Jumlah Permasalahan Hukum

Terdapat 1 (satu) perkara tindak pidana yang telah dilaporkan oleh Bank kepada pihak berwajib dan perkaranya telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan atas Putusan Pengadilan tersebut Jaksa mengajukan banding. Dengan adanya perkara tersebut tidak mempunyai pengaruh yang material bagi Bank.

K. Sanksi/Denda

Daftar Denda/Sanksi yang Dibebankan Tahun 2012 :

No. Tanggal Surat No. Surat Dari Perihal Jumlah (Rp)

1 9 Jan 2012 13/139/DPB3/TPB3-2/Rahasia Bank Indonesia Laporan Hasil Pemeriksaan bank posisi 30 Juni 2011 2,100,000

2 30 Mar 2012 S-403/BL/S.2/2012 BAPEPAM-LK Sanksi Administratif berupa Denda atas keterlambatan pelaporan

transaksi efek periode pelaporan bulan Juni 2010 9,380,000

3 4 April 2012 S-484/BL/S.2/2012 BAPEPAM-LK

Sanksi Administratif atas keterlambatan penyampaian laporan hasil pemeringkatan atas efek bersifat utang obligasi II PT.BVIC tahun 2007 dan pengumuman di surat kabar

40,000,000

4 18 Juli 2012 Invoice No. cia/0019/Victoria-18 Juli 2012 Creative Image Academy Sanksi penalty design seragam 10,000,000

5 22 Oktober 2012 14/65/DPB3/PB3-2/Rahasia Bank Indonesia Kekurangan pengenaan sanksi kewajiban membayar atas

pelanggaran GWM rupiah bank saudara periode 2005-2009 15,365,167

6 9 Oktober 2012 S-652/BL/S.2/2012 BAPEPAM-LK

Sanksi denda atas keterlambatan penyampaian laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum PT. BVIC periode Juni 2012

16,000,000

92,845,167 TOTAL

L. Kepemilikan Saham oleh Karyawan

Program kepemilikan saham saham oleh karyawan dan/atau manajemen Bank tahun 2012

No. Jumlah Jangka Waktu Persyaratan Karyawan dan/atau yang Berhak Harga Exercise

- - - -

M. Whistleblowing

Dalam rangka meningkatkan efektifitas penerapan sistem pengendalian fraud dan mendeteksi kejadian

fraud, Bank menetapkan kebijakan whistleblowing yang merupakan kebijakan terpisah dari Pedoman Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Kebijakan whistleblowing merupakan bentuk komitmen Bank dalam menerapkan strategi anti fraud dan sebagai panduan bagi stakeholders dalam mekanisme pengaduan pelanggaran dan menjamin adanya proteksi bagi pelapor.

Bank berkewajiban menerima pengaduan pelanggaran baik dari pihak internal maupun eksternal termasuk mantan karyawan Bank. Pengaduan pelanggaran tersebut wajib diselesaikan oleh Bank baik

dari pelapor yang mencantumkan identitasnya dengan jelas dan benar ataupun yang bersifat tanpa identitas namun disertai dengan bukti awal adanya pelanggaran.

Penyampaian pengaduan pelanggaran oleh whistleblower dapat disampaikan melalui sarana-sarana yang telah disediakan Bank, yaitu:

Melalui kotak surat yang ditujukan kepada Direktur Utama dan ditembuskan kepada Unit Anti fraud

pada alamat Kantor Pusat Bank;

Melalui email resmi yang ditujukan kepada Unit Anti fraud dengan alamat: unitantifraud@victoriabank.co.id; dan

Melalui saluran telepon yang ditujukan kepada Unit Khusus dengan nomor: 021-5735425.

Untuk pengaduan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh karyawan Bank, penyampaian pengaduan pelanggaran ditujukan kepada Direktur Utama Bank dengan tembusan kepada Unit Anti fraud; sementara untuk pengaduan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh anggota Direksi atau bahkan Direktur Utama, ditujukan tetap kepada Direktur Utama Bank dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Unit Anti fraud.

Pengaduan pelanggaran tersebut akan dikelola oleh Unit Anti fraud sebagai unit yang berada didalam Biro Hukum & Remedial dan bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama serta memiliki jalur komunikasi secara langsung kepada Dewan Komisaris.

Berdasarkan mekanisme whistleblowing yang diterapkan Bank, setiap pengaduan pelanggaran akan diverifikasi oleh Unit Anti fraud dalam laporan tertulis yang ditujukan kepada Direktur Utama dan atau Dewan Komisaris secara langsung atau melalui Kepala Divisi Biro Hukum & Remedial. Apabila hasil verifikasi menunjukkan adanya indikasi pelanggaran yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka pengaduan akan diproses ke tahap investigasi sesuai jenis pengaduan dan pelaku pelanggaran.

Pelaku pelanggaran yang telah terbukti berdasarkan hasil investigasi, akan diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku dan apabila terbukti adanya pelanggaran oleh pegawai yang mengarah ke tindak pidana, maka akan dilanjutkan proses hukum yang berlaku kepada lembaga penegak hukum dengan Direksi sebagai pejabat penyerah perkara. Pemantauan tindak lanjut dan penyampaian tanggapan atas pengaduan pelanggaran akan dilakukan oleh Unit Anti fraud.

Dalam rangka perlindungan terhadap pelapor (whistleblower protection), Bank akan memberikan perlindungan penuh baik untuk pihak internal maupun eksternal Bank, baik bagi pelapor maupun saksi yang berpartisipasi dalam proses investigasi, penyelidikan dan penyidikan termasuk sidang terhadap perkara yang menjadi perhatian publik. Kerahasiaan identitas pelaporan hanya dimungkinkan untuk diungkapkan apabila diperlukan dalam proses investigasi lanjutan dan untuk mematuhi hukum dalam proses penyidikan pihak berwajib. Perlindungan pelapor dan saksi khususnya jika pelapor berasal dari eksternal Bank, mengacu kepada ketentuan Undang-undang Nomo 13 tahun 2006 tentang perlidungan pelapor dan korban.

N. Website

PT Bank Victoria International TBk senantiasa memastikan kepatuhan terhadap ketentuan keterbukaan informasi kepada pihak eksternal, sebagaimana disebutkan PBI No.7/50/PBI/2005 jo. PBI Nomor 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi keuangan Bank. Hal ini dicerminkan dalam penyampaian sejumlah laporan dan informasi penting lainnya yang harus dimuat dalam website, PT Bank Victoria International Tbk mengelola website www.victoriabank.co.id.

Dalam dokumen Laporan GCG BVIC Tahun 2012 (Halaman 46-49)

Dokumen terkait