• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan kegiatan Kajian Aktual menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

Laporan Kierja Tahun 2019 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

JUMLAH BELANJA LANGSUNG CORE

17. Pelaksanaan kegiatan Kajian Aktual menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

a. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan dan Menengah Provinsi Kalimantan Barat memiliki visi “Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan”. Salah satu sasarannya berdasarkan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat adalah peningkatan kualitas koperasi dan UMKM untuk menjadi mandiri, produktif dan berdaya saing sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan menumbuhkan perekenomian demi masyarakat menjadi sejahtera.

b. DEKOPIN adalah organisasi gerakan koperasi yang didirikan pada tanggal 12 Juli 1947 pada Kongres Koperasi Indonesia yang Pertama di Tasikmalaya; Pasal 57 UU. No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian ayat (1) Koperasi secara bersama sama mendirikan satu organisasi tunggal yang berfungsi sebagai wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan bertindak sebagai pembawa aspirasi Koperasi. Adapun Tugas Dekopin Berdasar Undang-Undang adalah sebagai berikut:

- Memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi koperasi; - Melakukan supervisi dan advokasi dalam penerapan nilai-nilai dan

prinsip koperasi;

- Meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat; - Menyelenggarakan sosialisasi dan konsultasi kepada koperasi; - Mengembangkan dan mendorong kerjasama antar koperasi dan

antara koperasi dengan badan usaha lain, baik pada tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional;

Laporan Kierja Tahun 2019

Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

102 | H a l a m a n - Mewakili dan bertindak sebagai juru bicara gerakan koperasi;

- Menyelenggarakan komunikasi, forum dan jaringan kerjasama di bidang perkoperasian;

- Memajukan organisasi anggotanya.

c. Tujuan dari Bank Indonesia Sesuai dengan Pasal 7 : Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia tanggal 17 Mei 1999 adalah mencapai dan memlihara kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa (insflasi) dan Terhadap mata uang negara lain (nilai tukar). Seperti diketahui Stabilitas Harga Barang dan Jasa sangat penting di Indonesia, Hal ini disebabkan dikarenakan oleh Bank Indonesia memiliki keterbatasan untuk mempengaruhi sisi Penawaran (Supply Side), khususnya terhadap kelancaran distribusi barang yang merupakan domain Pemerintah (Pusat dan Daerah), diperlukan penyempurnaan kebijakan di sisi Penawaran (Supply Side). Bank Indonesia melakukan pendekatan pengembangan UMKM guna meningkatkan produksi dan mempengaruhi sisi Penawaran (supply side) dan selanjutnya kebijakan terhadap kelancaran distribusi barang & jasa dilakukan melalui pendekatan komunikasi dan koordinasi kebijakan (Tim Pengendali Inflasi Daerah/TPID, Operasi Pasar Murah, RAKORPUSDA, dll).

1. Pendampingan penelitian...

2. Kegiatan Pengembangan Wawasan tidak dapat dilaksanakan karena adanya Kebijakan Umum Pemerintah Daerah Terkait Rasionalisasi Anggaran.

3. Pelaksanaan kegiatan Pengendalian Mutu Penelitian (Kelitbangan) terdiri dari 4 tahapan kegiatan yaitu Sidang Proposal, Laporan Kemajuan Penelitian, Seminar Akhir Penelitian dan Penyempurnaan Kelitbangan. Adapun kegiatan ini dilaksanakan rangka mendapatkan masukan dari para narasumber yang terdiri dari akademisi, instansi terkait dan para peserta untuk penyempurnaan proposal/desain riset (rencana penelitian) sehingga hasil penelitian mencapai target yang

Laporan Kierja Tahun 2019

Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

103 | H a l a m a n diharapkan yaitu ilmiah dan implementatif. Adapun judul-judul penelitian yang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Evaluasi Program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab) Tahun 2017 Di Provinsi Kalimantan Barat: Pada ketiga lokus penelitian, masih terjadi beberapa kasus kurang berhasilnya IB yang ditunjukkan oleh jumlah kali kawin untuk menjadi bunting (S/C). Hal ini disebabkan oleh : adanya gangguan pada alat reproduksi induk sapi, petani terlambat mendeteksi saat berahi atau terlambat melaporkan birahi sapinya ke petugas IB (kurangnya pengetahuan peternak terhadap tanda-tanda sapi birahi), terbatasnya fasilitas pelayanan inseminasi, kurang lancarnya transportasi (jauh dan luasnya jangkauan wilayah), kurang terampilnya inseminator, terutama akibat seringkali tenaga inseminator yang sudah terampil harus dimutasi atau dipromosikan pada jabatan lain, sementara tenaga baru biasanya masih kurang pengalaman.

b. Khusus Analisis Dampak Program Pembangunan Pertanian Kawasan Perbatasan di Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sambas, Implementasi program pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan di wilayah perbatasan Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sambas pada komoditas padi antara lain adalah program bantuan pemberian benih, pupuk dan termasuk obat pestisida. Pompa, transplanter, combain, dan RMU (Rice milling unit). Program bantuan tersebut tidak hanya dari pemerintah pusat dan daerah tetapi juga dari Bank Indonesia, BRI, dan juga dari dana desa

Capaian program pembangunan pertanian tersebut pada dasarnya telah membawa dampak terhadap peningkatan produksi dan produktivitas.

Dampak program pembangunan pertanian yang telah dirasakan oleh petani wilayah perbatasan meliputi peningkatan produksi petani, peningkatan pendapatan, dan efisiensi biaya produksi. Namun ketimpangan pendapatan

Laporan Kierja Tahun 2019

Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

104 | H a l a m a n petani di wilayah perbatasan masih cukup tinggi dengan nilai gini ratio diatas 0,5 dan Nilai Tukar petani masih rendah.

Pembangunan pertanian wilayah perbatasan selain membawa dampak positif juga menyisakan beberapa permasalahan antara lain kendati pemerintah telah berupaya menyediakan bantuan benih, kenyataan menunjukkan bahwa masih ada beberapa keluhan (complaints) dari para petani terhadap ketatalaksanaan pengelolaannya seperti ketidaktepatan waktu penyediaan. Hal tersebut karena pengorganisasian benih bukan pekerjaan sederhana yang tidak hanya memerlukan tatanan kelembagaan yang kondusif tetapi sekaligus memperhatikan kondisi agroekosistem termasuk jadwal musim tanam serta ketersediaan prasarana dan sarana pendukung. Kurang tersedianya saluran irigasi, tidak tersedianya pasar dan jaminan harga padi, serta kurang adanya motivasi dari petani subsisten untuk meningkatkan produktivitas yang dipengaruhi oleh faktor budaya dan pola pikir/perilaku petani.

Peluang Pengembangan Sentra UMKM Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap di Kalimantan Barat :

a. Belum ada skema dari lembaga perbankan yang secara khusus memiliki produk atau skim kredit yang berorientasi ramah lingkungan serta rujukan peraturannya

b. Banyak peraturan yang berlaku dalam menjalankan UMKM sudah cukup baik, namun dalam pengawasan terkait pelaksanaan peraturan terkendala dari SDM, anggaran serta kewenangan yang ada

c. Sebagian besar UMKM pengolahan ikan asin/tawar (bilis), kerupuk ikan (ikan rucah), nugget ikan dan amplang (ikan tenggiri) masih menggunakan teknologi tradisional dalam pengolahannya

d. 83,33 % UMKM pengolahan ikan asin/tawar, kerupuk ikan, nugget ikan dan amplang layak usaha karena memiliki nilai rate / cost > 1

e. Sebagian besar SDM berpendidikan SD dan SLTP

f. Belum adanyanya sentra produksi dan sentra pemasaran untuk UMKM yang berbasis pengolahan perikanan tangkap

g. Belum adanya rumah pengemasan (packaging) yang dapat membantu UMKM dalam hal pengemasan produk

Laporan Kierja Tahun 2019

Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

105 | H a l a m a n h. Belum adanya bentuk kerjasama yang dilakukan untuk mengakomodir

pemasaran produk UMKM hasil pengolahan perikanan tangkap

Potensi Pengembangan Budidaya Air Payau: Hasil pengukuran faktor lingkungan perairan yang diukur memperlihatkan hasil di atas standar baku yang ditetapkan. Hal ini disebabkan beberapa faktor :

a. Pendangkalan saluran primer dan sekunder serta kotakan tambak.

Pendangkalan tambak mengakibatkan temperatur air dapat mencapai 38oC (di ukur pada siang hari pukul 13:30-17:00) dengan kedalaman air tambak hanya 30 cm.

b. kemarau panjang dan ketergantungan petambak dalam pengisian air

terhadap pasang surut. Ini mengakibatkan salinitas di dalam tambak sama dengan air laut (30ppt) bahkan di beberapa tambak sesaat sebelum diisi air (pada saat pasang) salinitas air tambak > 40 ppt.