• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis Perbaikan Infrastruktur

Perawatan parit. Drainase merupakan usaha untuk mengurangi atau mengeluarkan air dari areal pertanaman. Terdapat tiga tipe dan ukuran saluran drainase, yaitu drainase lapangan (field drains), drainase pengumpul (collection drains), dan drainase pembuangan (outlet drains). Pada kegiatan magang di PT Cipta Futura, penulis melakukan kegiatan perbaikan infrastruktur yang berfungsi sebagai saluran drainase seperti perawatan parit, pembuatan parit, dan pembuatan sirip ikan.

Kegiatan perawatan parit dilakukan untuk memperlancar aliran air dalam parit agar air dapat keluar dari areal dan tidak menggenangi tanaman kelapa sawit. Perawatan parit dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, parang, dan dodos. Gulma yang berada di bibir (tanggul) parit dibersihkan dengan dibabad atau didongkel jika gulma tersebut berkayu. Bibir parit harus bersih dari gulma sampai sejauh 1.5 m dari tepi parit. Lumpur di dalam parit diangkat dan ditarik ke bibir parit sehingga lumpur tersebut tidak masuk lagi ke dalam parit jika turun hujan. Untuk memperbaiki dan meratakan bentuk dinding parit digunakan dodos. Lebar parit dibuat 1.5 m dengan kedalaman ± 1 m. Pekerjaan rawat parit memiliki norma kerja 20 m/HK. Penulis melakukan kegiatan perawatan parit selama tujuh hari kerja dengan prestasi kerja 20 m/HK. Adapun kendala yang dihadapi saat melakukan kegiatan perawatan parit adalah terdapat lahan rawa yang menyulitkan, selain itu areal ditumbuhi gulma yang cukup lebat.

Pembuatan parit. Prinsip dasar dari suatu sistem drainase yaitu menyekap air, kemudian mengumpulkannya, dan akhirnya dibuang ke luar areal. Dengan demikian, drainase harus dirancang dalam bentuk jaringan yang memanfaatkan topografi dan mengalirkan kelebihan air berdasarkan gaya berat. Standar ukuran parit yang ditetapkan di PT Cipta Futura adalah parit selebar 1.5 m dengan

kedalaman 1 m. Kegiatan pembuatan parit memiliki norma kerja 10 m/HK. Parit dibuat dengan tujuan sebagai drainase pengumpul yang berfungsi mengumpulkan air dari suatu areal tertentu dan mengalirkannya ke pembuangan.

Alat yang digunakan untuk membuat parit adalah cangkul, dodos, dan karung untuk mengangkat tanah. Tanah galian dibuang ke sebelah parit, tetapi harus diatur jangan sampai tanah tersebut masuk lagi ke dalam parit karena aliran air hujan. Dasar parit dibuat miring menuju ke daerah pembuangan sehingga air dapat mengalir.

Pembuatan sirip ikan. Sirip ikan merupakan saluran air yang berada di pinggir jalan. Pembuatan sirip ikan bertujuan untuk mengalirkan air yang menggenangi jalan. Saluran air di pinggir jalan diperbaiki dengan menambah kedalamannya dan dasar saluran dibuat miring supaya air dapat mengalir ke tempat penampungan.

Pembuatan tapak timbun. Pembuatan tapak timbun bertujuan untuk mencegah pokok sawit yang ditanam di daerah rendahan, pasang surut, atau areal berawa tergenangi air pada saat curah hujan tinggi. Selain itu, tapak timbun juga berfungsi untuk memperkokoh akar tanaman agar tidak mudah rebah karena tanah di sekelilingnya tergenang air dan mempermudah kegiatan pemupukan tanaman.

Tapak timbun dibuat dengan tinggi timbunan mencapai 0.5 m dengan jari-jari 2 m diukur dari pokok sawit. Tanah timbunan diambil dari tanah di sekitar tanaman. Timbunan dipadatkan dengan pelepah atau kayu sampai tanah benar-benar padat dan mengeras. Permukaan timbunan harus datar dan bebas dari tunggul dan akar-akar. Pada jari-jari 0.5 m dari pokok sawit, timbunan dibuat cekung ke dalam (Gambar 1). Hal ini dilakukan agar tanaman tidak tertimbun dan optimal dalam penyerapan air.

Gambar 1. Pohon Kelapa Sawit dengan Tapak Timbun

Pengendalian Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pada umumnya, gulma mudah melakukan regenerasi sehingga timbul persaingan dengan tanaman yang dibudidayakan. Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan dalam hal perolehan ruang, cahaya, air, dan nutrisi. Gulma juga mensekresikan zat kimia (alelopati) yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan. Oleh karena itu, penting dilakukan pengendalian gulma untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Pengendalian gulma harus memperhatikan teknis pelaksanaan di lapangan (faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis), dan kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya.

Pengendalian gulma di PT Cipta Futura dilakukan pada piringan dan gawangan (interrow). Tidak semua gulma harus diberantas karena tanah yang gundul (bebas dari vegetasi) mendorong terjadinya erosi yang sangat merugikan.

Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan metode babad dempes, dongkel anak kayu, dan membersihkan gulma di piringan kelapa sawit. Babad dempes adalah kegiatan membabad gulma hingga 5 cm di atas permukaan tanah dengan menggunakan parang. Kegiatan babad gulma dilakukan oleh penulis di areal TM. Dongkel anak kayu (DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma yang berada di piringan maupun di gawangan tanaman sawit. Gulma yang harus didongkel di antaranya adalah

senduduk, putihan, teki, kucingan, senggani dan senggani betina, rumput blidang, anak sawit, dan semua jenis gulma berkayu lainnya.

Pada kegiatan dongkel anak kayu pada TBM juga dilakukan pembersihan piringan dari segala jenis gulma maupun tanaman kacangan. Ukuran jari-jari piringan 2 m dari batang pohon sawit atau sampai ujung daun terluar. Batang tanaman sawit juga dibersihkan dari gulma yang melilit batang, seperti gulma

Mikania micrantha. Gulma yang melilit batang kelapa sawit dibersihkan dengan cara memotong bagian bawah dari batang gulma terlebih dahulu agar gulma tersebut mati. Bongkahan tanah yang menempel pada akar gulma dongkelan harus dibersihkan atau dihancurkan. Gulma yang telah didongkel dikumpulkan dan ditumpuk. Selain itu, sampah berupa daun kering, pelepah kering, rumput kering, dan sebagainya harus dibersihkan.

Pengendalian gulma secara manual di PT Cipta Futura dibagi menjadi beberapa rotasi. Untuk TBM 1 pengendalian gulma dilakukan dengan rotasi (1 x 3) yaitu pengendalian gulma dilakukan secara tiga bulan sekali. Sedangkan untuk TBM 3 pengendalian gulma dilakukan dengan rotasi enam bulan sekali (1 x 6), yaitu pengendalian gulma dilakukan enam bulan sekali. Pada TM pengendalian gulma dilakukan dengan rotasi 1 x 12, yaitu pengendalian gulma dilakukan satu tahun sekali.

Kegiatan dongkel anak kayu dilakukan oleh penulis pada TBM 1 di Blok 70 perluasan. Prestasi kerja yang diperoleh penulis adalah 5 pokok/HK atau 0.03 ha, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 37 pokok/orang atau 0.28 ha. Dari perolehan prestasi kerja, hasil kerja penulis masih di bawah prestasi kerja KHL. Hal ini disebabkan oleh alat yang digunakan kurang lengkap (tidak ada parang), cuaca yang sangat terik, dan kemampuan serta kondisi fisik penulis yang tidak sekuat KHL.

Pengendalian gulma secara kimiawi. Kegiatan penyemprotan pasar 2:1 (pasar pikul) merupakan pengendalian gulma tanaman kelapa sawit yang berada di antara dua barisan tanaman kelapa sawit (jalan pikul) dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan adalah Smart AS (Glyphosate). Penyemprotan pasar pikul 2:1 dilakukan sekaligus dengan penyemprotan tempat

c. Darna trima

pengumpulan hasil (TPH), dengan ukuran TPH standar 4 m x 3 m. Penyemprotan pasar 2:1 dan penyemprotan TPH bertujuan untuk memperlancar dan mempermudah kerja pengangkutan buah dari piringan ke TPH dan untuk memudahkan kegiatan lainnya seperti pemupukan.

Penyemprotan pasar 2:1 menggunakan Glyphosate dengan konsentrasi larutan 7 ml/1 liter air atau 0.25 l/ha yang dimasukkan ke dalam knapsack sprayer. Penyemprotan harus dilakukan merata sepanjang pasar 2:1 dan diusahakan lurus. Lebar semprotan minimal 2 m dengan norma kerja 5 ha/HK.

Selain kegiatan semprot pasar 2:1, terdapat pula kegiatan semprot lain-lain dan semprot piringan. Tujuan dari semprot (herbicide) ini sama, yaitu untuk mengendalikan gulma tetapi lokasi penyemprotannya yang berbeda. Semprot pasar 2:1 dilakukan untuk mengendalikan gulma pada pasar 2:1 (pasar pikul), semprot piringan untuk mengendalikan gulma di piringan pokok, dan semprot lain-lain dilakukan pada beberapa tempat saja dan pada gulma tertentu seperti

Mikania micrantha, Asystasia intrusa, Setaria plicata, Scleria sumatrensis, pakis kawat, dan alang-alang.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama. Ulat api dan ulat kantong merupakan hama dengan populasi yang sedang meningkat di Afdeling 7 PT Cipta Futura Plantation. Terdapat beberapa macam ulat api yang menyerang kelapa sawit di PT Cipta Futura, yaitu Setora nitens, Setothosea asigna, dan Darna trima (Gambar 2).

a. Setothosea asigna b. Setora nitens

Sedangkan jenis-jenis ulat kantong yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah

Mahasena corbetti, Metise plana, dan Cremastopsyche pendula. Akan tetapi, serangan ulat kantong masih di bawah ambang ekonomi. Ulat api maupun ulat kantong menyerang bagian daun tanaman dan biasanya menyerang tanaman yang masih muda. Selain ulat, terdapat juga tikus. Tikus menyerang buah kelapa sawit, sehingga serangan tikus dapat berpengaruh langsung terhadap produksi minyak kelapa sawit. Serangan tikus dideteksi dengan cara melihat bekas gigitan pada buah yang dipanen. Setiap hari kerani buah melakukan pengamatan serangan tikus saat mengangkut TBS hasil panen. Selain kerani buah, mandor panen juga melakukan pengamatan serangan tikus ketika mengawasi panen, sehingga diperoleh laporan serangan sesudah dan sebelum pengangkutan. Pengamatan juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengamatan terhadap serangan baru dan serangan lama, sehingga dapat diperkirakan serangan tikus dengan lebih akurat.

a) Pengendalian mekanis (manual)

Pengendalian ulat secara mekanis dilakukan dengan beberapa cara. Pengendalian mekanis dilakukan mulai saat hama pada stadia ulat, masa pupa, hingga stadia kupu-kupu. Pada saat stadia ulat dan pupa, pengendalian dilakukan dengan cara hand picking (kutip ulat dan kutip kepompong). Kutip ulat biasanya dilakukan pada tanaman kelapa sawit TBM sampai TM yang belum terlalu tinggi. Jika tanaman sudah terlalu tinggi, maka akan menyulitkan pengutip ulat karena daun sudah tidak terjangkau. Ulat diambil dari daun kelapa sawit, dihitung, dan dimasukkan ke dalam botol. Sedangkan untuk kutip kepompong dilakukan di setiap pasar pada setiap pokok sawit. Kepompong banyak terdapat di tempat-tempat yang lembab, seperti tanah lembab yang berada di sekitar pokok sawit, di perakaran sawit, dan di bawah tumpukan pelepah (gawangan mati).

Pengendalian manual terhadap tikus di Afdeling 7 dilakukan dengan menangkap tikus secara manual. Tidak terdapat pekerjaan untuk penangkapan tikus secara khusus, melainkan tikus ditangkap jika ada siapa pun termasuk pekerja yang menemukannya sewaktu di lapangan. Kepada siapa saja yang menangkap tikus hidup-hidup diberikan bayaran sebesar Rp 1 000/ekor.

b) Pengendalian biologis

Pengendalian ulat api dan ulat kantong secara biologis di PT Cipta Futura dilakukan dengan menggunakan serangga, yaitu jenis kepik Pentatomidae. Untuk menarik kepik datang ke kebun, digunakan tanaman bunga pukul delapan. Bunga pukul delapan sengaja ditanam pada lahan-lahan kosong atau gawangan dekat jalan poros atau jalan lebar, tetapi bukan di pasar hidup.

Pada saat ulat api dalam masa pupa atau kepompong, dilakukan pengendalian biologis dengan memanfaatkan cendawan yang hidup di tanah, yaitu cendawan Cordyceps. Cendawan tersebut merupakan musuh alami kepompong ulat api. Saat penulis melakukan kegiatan kutip kepompong, ditemukan beberapa kepompong yang sudah terserang cendawan ini.

Pengendalian biologis untuk tikus di PT Cipta Futura menggunakan Tito alba (burung hantu). Sampai bulan Maret 2009 terdapat 35 buah sangkar Tito alba

yang berada di Afdeling 7, tetapi yang berpenghuni hanya 15 sangkar dengan jumlah Tito alba 38 ekor.

c) Pengendalian kimiawi

Pengendalian hama secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida. Jenis insektisida yang digunakan di PT Cipta Futura Plantation adalah

Decis dengan bahan aktif deltametrin 25 g/l. Insektisida ini tergolong racun kontak. Selain itu, digunakan juga bahan perata dan perekat dengan merk dagang

Agristick. Digunakan konsentrasi Decis dan Agristick masing-masing sebanyak 6 ml untuk 15 liter larutan. Setelah Decis dan Agristick dimasukkan ke dalam

knapsack sprayer, kemudian knapsack sprayer diisi air bersih sampai penuh sehingga didapat larutan semprot sebanyak 15 liter.

Kegiatan penyemprotan hama yang dilakukan penulis yaitu penyemprotan tanaman TBM di Blok 68. Tanaman kelapa sawit di blok tersebut masih pendek sehingga masih memungkinkan dilakukan penyemprotan dengan menggunakan

knapsack sprayer Solo. Penyemprotan hama ini menggunakan nozel berwarna merah yang dibalik. Pembalikkan nozel bertujuan untuk mendapatkan jangkauan semprot yang lebih luas. Penyemprotan diarahkan ke seluruh bagian daun kelapa sawit.

Teknis kegiatan penyemprotan adalah setiap pekerja diberikan satu jalur tanaman. Setiap pekerja harus menyemprot mengelilingi setiap tanaman kelapa sawit. Seluruh daun tanaman kelapa sawit harus basah terkena insektisida. Ulat api yang terkena semprot akan mati secara perlahan. Bagian perut ulat akan menggembung dan ulat menjadi berwarna kuning.

Prestasi kerja yang diperoleh penulis pada saat melakukan kegiatan penyemprotan hama adalah 0.8 ha. Sewaktu melakukan kegiatan ini penulis bekerja sendiri dan tidak bekerja bersama karyawan harian semprot. Prestasi kerja standar dari perusahaan adalah 2 ha/HK.

Berbeda dengan tanaman belum menghasilkan (TBM), penyemprotan ulat api pada tanaman menghasilkan (TM) tidak menggunakan knapsack sprayer. Pada TM, tanaman sudah sangat tinggi sehingga penyemprotan menggunakan mesin EPS (Engine Power Sprayer). Alat tersebut dilengkapi dengan selang kompresor panjang dan galah (bambu panjang) untuk dapat menjangkau tajuk sawit yang tinggi. Konsentrasi yang digunakan yaitu 7 ml Decis dan 7 ml Agristick untuk 15 liter larutan. Gejala ulat api yang terkena semprot sama seperti gejala ulat api yang terkena semprotan oleh knapsack sprayer tetapi reaksinya lebih cepat.

d) Deteksi hama

Deteksi hama di PT Cipta Futura Plantation bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan hama terutama ulat api yang menyerang tanaman kelapa sawit. Deteksi hama dilakukan setiap bulan pada semua blok dalam afdeling. Di Afdeling 7, deteksi hama dilakukan pada 19 blok dengan waktu rata-rata 15 hari per bulan. Terdapat tiga macam aksi pada deteksi hama, yaitu aksi ½, aksi 1/5, dan aksi 1/10. Aksi ½ dilakukan jika serangan hama masuk pada golongan serangan sedang hingga berat. Sedangkan aksi 1/5 untuk serangan hama yang tergolong ringan, dan aksi 1/10 untuk areal yang tidak ada serangan.

Pada periode saat penulis magang, deteksi menggunakan aksi 1/10, artinya deteksi dilakukan setiap selang 10 baris tanaman untuk tanaman TM. Sedangkan pada tanaman TBM atau di areal perluasan menggunakan aksi 1/5, yaitu deteksi dilakukan setiap selang 5 baris tanaman. Kegiatan deteksi hama dilakukan oleh dua kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 2 – 3 orang. Jika menggunakan aksi

1/5, maka kelompok detektor pertama melakukan deteksi pada jalur ke-1, kelompok detektor ke-dua melakukan deteksi di jalur ke-6, dan seterusnya deteksi dilakukan berselang 5 jalur. Jalur deteksi hama dapat dilihat pada Lampiran 9.

Alat yang digunakan pada kegiatan deteksi hama adalah galah dan botol plastik. Galah digunakan untuk mengait dan menarik pelepah yang ada ulatnya, sedangkan botol plastik digunakan untuk menyimpan ulat dan atau kepompong yang diperoleh. Pada setiap pokok yang dideteksi, dicatat jumlah ulat dan jenis ulat serta dicatat pula jumlah kepompong yang diperoleh. Kepompong dicari di tanah lembab dekat pokok sawit. Hasil yang diperoleh dicatat pada form yang telah disediakan. Setelah melakukan deteksi hama, total ulat hasil deteksi dihitung berdasarkan jenis ulatnya, sehingga dapat diketahui persentase serangan masing-masing ulat. Kemudian hasil deteksi tersebut dilaporkan untuk ditindaklanjuti apakah perlu dilakukan penyemprotan atau tidak.

Pengendalian penyakit. Saat penulis melakukan kegiatan magang, PT Cipta Futura tidak melakukan kegiatan pengendalian penyakit. Hal ini disebabkan oleh serangan penyakit tidak menyebabkan kerugian produksi. Serangan ulat dan tikus lebih mempengaruhi produksi, sehingga lebih difokuskan pada pengendalian ulat dan tikus.

Pemupukan

Pemupukan di PT Cipta Futura Plantation dilakukan berdasarkan hasil analisis daun yang dilaksanakan satu tahun sekali dan juga analisis tanah. Analisis tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan PT Asian Agri. Kemudian PT Asian Agri memberikan rekomendasi dosis pemupukan di setiap blok tanam berdasarkan hasil analisis.

PT Cipta Futura menggunakan beberapa jenis pupuk di antaranya MOP (Muriate of Potash), RP (Rock Phosphate), ZA, Borate, Kiserit dan NPK. Pemupukan NPK hanya dilakukan pada tanaman TBM. Setiap blok memiliki dosis pemupukan yang berbeda. Hal ini sesuai dengan hasil analisis daun serta umur tanaman. Pemupukan di PT Cipta Futura terdiri atas beberapa kegiatan, mulai dari pengambilan pupuk di gudang, pengangkutan pupuk ke lahan,

pelangsiran pupuk di lahan, penaburan pupuk, dan pengumpulan karung pupuk yang sudah kosong.

Pengambilan pupuk di gudang. Pengadaan pupuk di PT Cipta Futura, bekerjasama dengan beberapa perusahaan pupuk dan perusahaan disribusi pupuk, seperti PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), PT Bumi Tani Subur, PT Sentana Adidaya Pratama Indonesia, dan beberapa perusahaan pengimpor pupuk lainnya. Pupuk di perkebunan PT Cipta Futura disimpan di dalam gudang pupuk yang berada di kantor pusat kebun. Seluruh afdeling di Kebun Ujan Mas tersebut, jika akan melakukan kegiatan pumupukan, harus mengambil pupuk di gudang dengan menyerahkan bon pupuk terlebih dahulu.

Pengambilan pupuk dari gudang diawasi oleh petugas bagian logistik gudang dan mandor pupuk. Jumlah pupuk yang diangkut harus sesuai dengan jumlah pupuk yang tertulis pada bon pupuk yang dibuat. Pengangkutan pupuk kedalam dump truck dilakukan oleh karyawan pengerit. Truk yang telah terisi pupuk dengan jumlah yang sesuai, langsung berangkat ke lahan untuk mengecer pupuk.

Pengangkutan pupuk ke lahan. Dump truck yang berisi pupuk, meninggalkan gudang dan langsung mengarah ke areal tempat pemupukan. Biasanya pemupukan dilakukan di beberapa blok sekaligus untuk mengefisienkan pekerja dan hari pemupukan. Sopir truk langsung diarahkan ke tempat-tempat yang akan menjadi jalur pengeceran pupuk. Kemudian pengeceran pupuk dilakukan oleh para karyawan pengerit setelah karyawan tersebut selesai mengangkut pupuk ke dalam truk.

Pelangsiran pupuk di lahan. Pelangsiran atau pengeceran pupuk di lahan didampingi oleh mandor pupuk untuk memberi pengarahan dimana saja pupuk akan diecer. Perlu diperhatikan peletakan pupuk saat pengeceran. Mandor pupuk harus mengetahui kondisi jalur-jalur yang akan dipupuk untuk dapat menentukan berapa jalur untuk setiap karung pupuk.

Terdapat beberapa pola dalam mengecer pupuk, yaitu pola 1:1, 1:2, dan 1:3. Arti dari 1:1 adalah 1 karung pupuk untuk 1 jalur pasar mati, 1:2 adalah 1 karung

untuk 2 jalur pasar mati. Begitu pula dengan 1:3, yaitu 1 karung pupuk untuk 3 jalur pasar mati.

Penaburan pupuk. Pupuk yang telah dilangsir di areal, akan diambil oleh karyawan penabur untuk ditaburkan ke tanaman. Karyawan penabur pupuk akan mengambil jalur memupuk sebanyak yang telah diinstruksikan pada saat apel pagi. Kegiatan pemupukan di perusahaan ini menggunakan dua metode, yaitu pemupukan di samping tumpukan pelepah di gawangan mati untuk TM (Gambar 3) dan metode pemupukan di piringan untuk TBM. Metode pemupukan di samping pelepah di gawangan mati untuk TM baru dilakukan pada bulan Maret 2009.

Gambar 3. Pemupukan di Samping Tumpukan Pelepah di Gawangan Mati Pada TM pupuk ditabur di samping tumpukan pelepah di sepanjang gawangan mati yang disusun “huruf I” atau “huruf U”. Pupuk harus disebar merata sebanyak dosis yang ditentukan. Pupuk tidak diperbolehkan jika tertumpuk di satu tempat atau pupuk tersebar di tengah pelepah. Sedangkan pemupukan pada TBM disebar merata pada piringan atau bokoran kelapa sawit.

Pengaplikasian pupuk dilakukan sebanyak dosis yang sudah ditetapkan. Takaran dosis tersebut dikonversikan ke dalam mangkok tempat sabun colek untuk memudahkan pekerja. Pupuk dari karung yang diecer, diambil oleh karyawan penabur dan dipindahkan ke dalam ember untuk memudahkan penaburan. Setiap karung pupuk diperuntukan untuk ½ jalur pasar saja dan dari ujung satunya terdapat penabur lain, sehingga penaburan pupuk bertemu di tengah-tengah jalur.

Kegiatan pemupukan yang dilakukan oleh penulis saat menjadi KHL adalah kegiatan pemupukan MOP (Muriate of Potash). Pemupukan dilakukan di Blok 109 C dengan dosis pupuk 1.5 kg per pokok. Jika dikonversikan ke mangkok yang digunakan, yaitu satu mangkok berisi 0.6 kg MOP, maka dosis per pokok diberikan pupuk MOP sebanyak 2.5 mangkok. Prestasi kerja yang diperoleh penulis adalah 250 kg/ HK atau 5 karung pupuk dengan berat 50 kg per karung. Sedangkan norma kerja untuk karyawan harian pupuk dihitung berdasarkan hektar, yaitu 2 ha/HK. Semua pekerja harus menjaga kerapihan dan kebersihan kerja. Tidak boleh ada pupuk yang tercecer di jalan, maupun di pasar hidup (pasar 2:1).

Pengumpulan karung pupuk yang sudah kosong. Setelah karyawan penabur selesai menabur pupuk, karung pupuk yang sudah kosong harus disimpan untuk dikumpulkan ke pengerit. Jumlah karung yang sudah kosong dihitung kembali dan jumlahnya harus sesuai dengan jumlah awal sewaktu pupuk diambil dari gudang. Selain itu, penghitungan karung kosong ini berfungsi juga untuk memeriksa apakah karyawan penabur telah menaburkan pupuk sebanyak yang sudah ditentukan.

Karung-karung kosong yang sudah sesuai jumlahnya di bawa ke kantor afdeling dan disimpan di gudang. Kemudian karung-karung tersebut akan dibawa ke gudang di kantor pusat kebun pada keesokan harinya bersamaan dengan pengambilan pupuk untuk hari itu. Sebelum diterima oleh gudang pusat, karung akan dihitung terlebih dahulu untuk memastikan bahwa jumlahnya sesuai.

Susun Janjangan Kosong (SJJK)

Susun janjangan kosong dapat mengendalikan pertumbuhan gulma karena menurut Pahan (2008), janjangan kosong (JJK) juga efektif sebagai mulsa. Selain itu, susun janjangan kosong juga merupakan kegiatan yang bertujuan sebagai

Dokumen terkait