• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis

Kegiatan teknis lapangan yang dilakukan penulis sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor serta sebagai pendamping asisten adalah mengikuti dan melakukan beberapa kegiatan di divisi dan di kebun pembibitan. Kegiatan yang dilakukan di divisi meliputi kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan pemeliharaan seperti : Pemupukan, Penunasan (Pruning), pengendalian gulma, sensus hama (ulat), pengendalian hama, sensus buah dan pemanenan. Selama di kebun pembibitan, penulis melakukan kegiatan seperti penanaman kecambah, pemeliharaan, pengangkutan pembibitan awal atau pre nursery (PN) yang secara khusus dijual dan kegiatan pemindahan pembibitan utama ke lahan.

Pembibitan

Kegiatan yang ada di pembibitan awal seperti : penanaman kecambah, konsolidasi, penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit, sedangkan kegiatan yang ada di pembibitan utama seperti : persiapan dan pengolahan tanah, pembuatan instalasi penyiraman, pemancangan (pengajiran), pengisian tanah ke polibag, pelangsiran polibag, pembuatan lubang tanam pada polibag, penanaman bibit, penyiraman, pengendalian gulma (penyiangan), pemberian mulsa, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta persiapan bibit untuk transplanting ke lapangan.

Pada umumnya, kondisi dan kegiatan teknis yang diterapkan pada kebun pembibitan PT. Socfindo ini dilaksanakan sesuai dengan standar atau norma-norma yang berlaku. Akan tetapi, masih terdapat beberapa perbedaan dan penyimpangan dalam pelaksanaannya guna untuk mengejar target dalam melaksanakan pekerjaan. Perbedaan dan penyimpangan yang terjadi dapat mengakibatkan permasalahan dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut.

Pemilihan lokasi kebun. Areal kebun pembibitan pre nursery dan main nursery kebun Bangun Bandar PT. Socfindo dipilih suatu tempat yang terletak di pusat areal (strategis). Areal yang rata dan terbuka namun tidak akan terkena banjir dan erosi. Lokasi untuk bibitan dipilih lokasi yang dekat dengan sumber air yang permanen untuk penyiraman dan aman dari gangguan binatang liar.

Bahan tanam. Unit produksi kecambah kelapa sawit sebagai bahan tanaman di produksi oleh Pusat Seleksi Bangun Bandar (PSBB) yang berlokasi di kebun Bangun Bandar, kecamatan Dolok Masihul, kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dibawah pengawasan langsung bagian tanaman yang bekerjasama dengan konsultan dari CIRAD CP (Centre de Cooperation International en Recherche Agronomique pour le Development Departement des Cultures Perennes) dari Perancis.

PT. Socfindo hanya melepas 2 (dua) varietas bahan tanaman kelapa sawit unggul yaitu DxP Unggul Socfindo(L) dan DxP Unggul Socfindo(Y) yang sudah terdaftar dan diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, sesuai surat keputusan Menteri Pertanian RI No. 440/KPTS/LB.320/7/2004. Dalam memproduksi kedua varietas tersebut PT. Socfindo menggunakan sistem kategori. Pengelompokan berdasar kategori ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan fenotype (penampilan fisik) yang sama dan pertumbuhan tinggi yang relatif homogen. Pada saat pelaksanaan magang, penulis hanya diperbolehkan melakukan kegiatan magang di lapangan, tidak diperbolehkan untuk mengetahui informasi tentang pembuatan bahan tanam di PSBB.

Pemberian naungan. Pemberian naungan di pembibitan awal berfungsi untuk mencegah bibit kelapa sawit terhadap sinar matahari secara langsung serta untuk menghindari terbongkarnya tanah di polibagakibat terpaan air hujan. Sinar matahari langsung dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada kecambah muda tersebut. Naungan di pembibitan awal merupakan naungan yang bersifat permanen terbuat dari paranet dengan ketinggian ± 2 m dari tanah dengan naungan 30 % serta merupakan areal yang sudah dibersihkan dari gulma.

Penanaman kecambah. Pembibitan pre nursery ini hanya dikhususkan untuk bibit yang dijual. Saat pelaksanaan penanaman kecambah, pekerja harus dapat membedakan antara bakal daun (plumula) dan bakal akar (radikula). Bakal daun (plumula) ditandai dengan bentuknya yang agak menajam dan berwarna kuning muda, sedangkan bakal akar (radikula) berbentuk agak tumpul dan berwarna lebih kuning terang dari bakal daun. Pada saat penanaman juga harus memperhatikan posisi dan arah kecambah, plumula menghadap ke atas dan radikula menghadap ke bawah. Proses penanaman harus dilakukan dengan hati-hati dikarenakan bakal daun dan bakal akar mudah patah. Di lapangan masih ditemukan beberapa kecambah dengan bakal daun atau bakal akar yang patah serta kesalahan dalam penanaman. Hal ini tentunya akan merugikan pihak perusahaan. Biasanya untuk penanaman 5 000 kecambah dilakukan oleh 4 HK. Pada saat penanaman kecambah, penulis mendapat prestasi kerja menanam 500 kecambah dari 5 000 kecambah. Jumlah penanaman kecambah akan banyak jika permintaan banyak.

Gambar 2. a) Posisi kecambah/polibag , b). Penanaman kecambah

Seleksi bibit pre nursery dan main nursery. Kegiatan seleksi sangat terealisasi dengan baik. Kegiatan ini dilakukan oleh 2 orang pekerja. Seleksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi (memusnahkan) semua

bibit yang abnormal dan mempertahankan bibit yang benar-benar sehat, normal dan bermutu baik. Oleh karena itu, seleksi harus dilakukan secara ketat dan hati-hati agar memperoleh bibit yang terbaik untuk ditanam di lapangan, serta dilaksanakan oleh pekerja yang terlatih dan berpengalaman. Setelah dilakukan penyeleksian bibit, selanjutnya dilakukan pemusnahan bibit abnormal oleh audit dengan cara di cincang secara satu per satu. Waktu pemusnahan dilakukan secara bersama-sama setiap sebulan sekali. Seleksi di pre nursery dilakukan pada 2 (dua) tahap yaitu pada saat umur 4 MST - 6 MST dan sebelum pengangkutan bibit. Bibit yang biasanya terdapat pada saat penyeleksian antara lain: daun yang berputar (Twisted leaf), daun sempit seperti rumput (grass leaf), daun berkerut (Crinkle leaf) dan bibit terkena penyakit seperti Curvularia. Apabila dijumpai bibit pre nursery abnormal yang disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan maka bibit harus dipisahkan hingga audit datang untuk dilakukannya pemusnahan.

Seleksi pada main nursery dilakukan dalam 4 (empat) tahap yaitu pada saat umur 4 bulan, 6 bulan, 8 bulan dan sesaat bibit akan ditransplanting ke lapangan. Pada saat magang, penulis mengikuti seleksi pada tanaman berumur 8 bulan dan pada saat bibit akan dipindahkan ke lapangan. Pada saat main nusery, penulis mengikuti audit untuk menghitung banyaknya bibit yang diseleksi dan dicincang secara satu per satu, hanya bibit yang kerdil dan bibit pelepah tegak yang mendominasi pada saat seleksi di kebun pembibitan main nursery. Data program pembibitan main nursery dapat dilihat pada Lampiran 5.

Penyiraman. Penyiraman pre nursery dilakukan secara manual dengan kebutuhan tenaga kerja 2 orang untuk seluruh bibit ± 100 000 bibit. Bibit di siram dengan menggunakan selang, sumber air diperoleh dari sungai yang berada di dekat lokasi pembibitan. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari (07.00 – 10.00) dan sore hari (16.00 - 18.00) terkecuali jika hari hujan dengan curahan hujan minimal 10 mm/hari. Untuk itu, di areal pembibitan harus dipasang tabung penakar hujan.

Penyiraman main nursery juga dilakukan berdasarkan curah hujan harian yang diukur dengan alat pengukur hujan. Jika curah hujan di kebun lebih dari 10 mm/hari maka penyiraman pada hari tersebut ditiadakan. Penyiraman main

nursery dilakukan 2 kali dalam sehari menggunakan sprinkle dengan ketinggian 1.5 m dan jarak jangkau 12 m.

Gambar 3. a). Penyiraman pada pre nursery, b). Penyiraman pada main nursery

Pemupukan. Pemberian pupuk urea dan pupuk majemuk dalam bentuk larutan dilakukan setelah bibit berumur 1 bulan dengan interval waktu setiap minggu (Tabel 2). Minggu ganjil menggunakan pupuk urea dan minggu genap menggunakan pupuk majemuk dengan konsentrasi 0.2% (2 g/l air). Cara pemupukan yaitu pupuk dilarutkan dalam gembor, 10 g Urea atau 10 g pupuk majemuk dalam 5 liter air (1 gembor) untuk 1 000 bibit. Selanjutnya, setiap 2 minggu sekali dilakukan pemupukan Bayfolan yang berfungsi untuk penghijauan daun, konsentrasi yang biasanya digunakan adalah 30 cc/15 L. Umumnya pekerja dapat melakukan pemupukan 10 000 bibit/HK. Pada saat magang, prestasi kegiatan pemupukan Urea yang didapat penulis adalah 2 000 bibit yang dilakukan untuk bibit berumur 2 bulan.

Tabel 2. Standar pemupukan di bibitan awal kelapa sawit PT. Socfindo Umur Konsentrasi & Jenis Pupuk Volume Rotasi

Minggu Ganjil

Minggu Genap

Siraman Penyiraman 1 – 3 Bulan 0.2% Urea 0.2% NPK 50 cc larutan/

pokok disiramkan ke tanah dalam polibag 1 x seminggu Sumber : Socfindo, 2012

Penyiangan gulma. Pembibitan harus dijaga bebas dari gulma. Penyiangan dilaksanakan 2 minggu sekali dengan 4 orang pekerja yang dilakukan

secara manual, termasuk pekerjaan penambahan tanah dalam kantong bagi bibit-bibit yang terbuka dasar bonggol akarnya. Pada saat di lapang, penyiangan gulma dalam kantong dan pada areal pembibitan pre nursery biasanya dilakukan tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan, jika terdapat waktu kosong sering kali waktu pekerjaan dihabiskan untuk penyiangan gulma. Umumnya, 1 HK dapat menyiangi 4 000 bibit. Selama periode itu, hanya diperlukan maksimal 4 orang karyawan untuk menyelesaikan program penyiangan.

Penyiangan pada pembibitan main nursery dapat menyiangi 2 000 bibit/HK dengan rotasi 2 kali per bulan. Penyiangan di dalam kantong dimaksudkan untuk mencabut rumput-rumput yang ada di dalam kantong. Gulma yang tumbuh diluar polibag dapat disemprot menggunakan herbisida dan penyemprotan harus lebih rendah dari permukaan polibag. Pada saat magang dilaksanakan, semua penyiangan gulma di pembibitan dilaksanakan secara manual.

Pengendalian Hama dan Penyakit. Pengendalian hama dan penyakit tanaman kebun PT. Socfindo bertindak preventif, hal ini untuk mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit yang berat. Pencegahan dilakukan dengan menggunakan cara kimia yaitu dengan menyemprot bibit setiap 2 minggu sekali. Walaupun demikian, pemeriksaan terhadap bibit dilakukan setiap hari untuk mengetahui ada atau tidak serangan hama dan penyakit. Saat ini konsentrasi yang digunakan oleh pembibitan kebun Bangun Bandar PT. Socfindo adalah Decis 2 cc/liter dan Dithane 2 g/liter yang diaplikasikan secara bersamaan. Dalam pelaksanaannya pekerja menggunakan knapsack sprayer yang mampu menampung air hingga 15 liter. Decis dan Dithane yang dibutuhkan untuk satu knapsack sprayer (15 L) adalah 30 cc. Umumnya, prestasi kerja pengendalian hama dan penyakit pre nursery yang dihasilkan adalah 10 000 bibit/HK, sedangkan pada main nursery 2 000 bibit/HK. Pada saat kegiatan ini, penulis memperoleh prestasi kerja menyemprot 2 000 bibit/HK pre nursery dan 100 bibit/HK main nursery.

Peremajaan Tanaman

Peremajaan (Replanting) adalah menggantikan tanaman tua yang sudah tidak produktif dan tidak menguntungkan lagi dengan tanaman baru yang mudah dikelola dan memberikan keuntungan yang setinggi-tingginya. Peremajaan merupakan salah satu tindakan manajemen untuk mempertahankan rata-rata umur tanaman tetap optimal bagi perusahaan. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan peremajaan tanaman kelapa sawit yaitu kerapatan (density) tanaman sudah sangat jarang, kerapatan tanaman per hektar sekitar 80 - 90 tanaman terutama oleh serangan penyakit Ganoderma boninense, tanaman kelapa sawit sudah terlalu tinggi sehingga menyulitkan pemanen untuk mengambil buah karena harus menggunakan galah bambu yang panjang (± 15 m), sehingga mudah patah dan menyebabkan terhambatnya pekerjaan pemanenan dan umur tanaman kelapa sawit yang sudah melewati umur ekonomis untuk berproduksi (8 - 25 tahun), namun apabila kerapatan tanaman masih bagus, tanaman yang telah berusia diatas 25 tahun masih tetap dipertahankan dan dipanen walaupun jumlah buah dan berat janjang rata-rata per hektar sudah berkurang.

Program peremajaan tahun 2012 yang dilakukan di kebun Bangun Bandar meliputi Divisi I Blok 48 (61.36 ha), Blok 52 (34.75 ha), Blok 53 (25.42 ha) dan Blok 54 (35.23 ha) dengan tahun tanam 1985, sedangkan Divisi III Blok 12 (50.82 ha) dan Divisi IV Blok 2 (16.87 ha) serta Blok 22 (53.30 ha). Hampir seluruh kegiatan peremajaan seperti ripping (cakar), cangkul, tumbang pokok, ciping (cincang), dipancang dan pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan menggunakan bulldozer dan excavator.

Penanaman bibit di lapangan dilakukan setelah lubang tanam dipersiapkan 3 bulan – 6 bulan sebelum tanam. Cara tanamnya ialah sebagai berikut: 1) bibit di ecer sesuai dengan jumlah lubang tanam yang tersedia, 2) bibit diletakkan disebelah lubang tanam, 3) lubang tanam dibersihkan dahulu dari kacangan dan rumput lain, 4) lubang tanam ditimbuni sepertiganya (agar daun pertama tanaman sejajar dengan permukaan tanah dan tidak tertutupi tanah), 5) polibag dibuka lalu bibit dimasukkan ke lubang tanam, 6) pupuk rock phospat (RP) diberikan sebanyak 0.5 kg/pokok, dengan cara ditaburkan di sekeliling tanaman dan mengenai akar, 7). Arah barisan bibit disejajarkan agar lurus satu sama lain, 8)

lubang tanam ditimbun dan padatkan agar bibit tidak mudah goyang atau miring, 9) ditaburkan abu janjang disekeliling permukaan lubang tanam sebanyak 50 kg/pokok. Tenaga kerja yang digunakan adalah buruh harian lepas (BHL). Pada saat kegiatan penanaman, dilakukan oleh 15 orang karyawan untuk menanam 200 tanaman, sehingga tenaga kerja mendapatkan prestasi kerja 14 tanaman/HK. Pada saat kegiatan penanaman ini penulis berperan sebagai pendamping mandor.

Gambar 4. Penanaman bibit / Replanting

Penanaman legume cover crop (LCC)

Penanaman LCC sangat diperlukan untuk areal tanaman baru karena LCC ini memiliki fungsi yaitu memperbaiki sifat kimia tanah dengan mengikat nitrogen bebas (N2) dari udara kemudian melepaskan ke dalam tanah melalui bintil akar dan mengurangi erosi sehingga dapat mengurangi kehilangan hara akibat pencucian, mengurangi penguapan air tanah sehingga kelembaban tanah dan kandungan air tanah akan dipertahankan, dapat menyimpan air dan mengurangi suhu tanah, mempercepat dekomposisi bahan organik di dalam tanah serta memperbaiki struktur tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Penanaman LCC dilakukan setelah pembuatan lubang tanam dengan menggunakan stek berumur 2 minggu dari pembibitan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan yang ditimbulkan oleh alat mekanis saat membuat lubang tanam kelapa sawit. LCC yang ditanam ialah jenis Mucuna bracteata (MB) dalam gawangan tanaman dengan tujuan agar rumpukan cepat tertutupi oleh kacangan. MB merupakan jenis kacangan berdaun lebar dan cepat menjalar sehingga dapat mengendalikan pertumbuhan hama terutama Oryctes. Penanaman LCC ini

dilakukan searah baris tanaman sehingga tidak tumbuh di piringan karena akan menyulitkan pemeliharaan pokok yang akan datang. Kacangan ini ditanam 5 titik pada setiap antar pokok dalam barisan sehingga populasi kacangan tiap pokok ialah 5, maka dalam 1 ha terdapat 5 x 142 = 710 tanaman kacangan MB ditambah dengan 8% kematian sehingga didapat ±750 stek. Penanaman kacangan ini menggunakan tenaga anemer atau buruh harian lepas (BHL), dengan prestasi kerja 3 orang/ha. Pada saat pelaksanaan kegiatan ini, penulis berperan sebagai pendamping mandor.

Gambar 5. Penanaman LCC

Pemeliharaan Kacangan

Pemeliharaan tanaman penutup tanah dari famili Legume merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting karena dengan adanya tanaman kacangan ini maka keberadaan gulma dapat ditekan, tanaman tidak mengalami kompetisi yang berat dengan gulma dalam memperoleh hara dan air sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Jenis leguminosa yang dianjurkan di PT. Socfindo ialah Mucuna bracteata (MB). Tujuan penanaman LCC ini selain dapat menekan pertumbuhan gulma juga dapat memperbaiki sifat kimia tanah, dengan jalan mengikat nitrogen bebas dari udara dan melepaskannya ke dalam tanah melalu bintil akar, mengurangi erosi, mempertahankan kelembaban tanah, serta dapat memperbaiki struktur tanah.

Pemeliharaan kacangan ini dilakukan 2 minggu sekali, dengan cara memurnikan kacangan ini dari gulma. Perawatan kacangan ini menggunakan tenaga anemer atau karyawan harian lepas (KHL), dengan prestasi kerja 3 orang/ha.

Gambar 6. Perawatan kacangan/ LCC

Pemupukan TBM

Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak yang tertinggi dibandingkan dengan tanaman minyak yang lainnya sehingga tanaman ini sangat membutuhkan banyak unsur hara untuk dapat berproduksi. Dosis pemupukan yang dilakukan sesuai dengan hasil analisa daun dan analisa tanah. Pemupukan ini harus dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman, jika salah satu hara atau unsur tidak tersedia maka produksi tidak optimal. Pemupukan ini harus dilakukan teratur menurut rekomendasi pemupukan.

Penaburan pupuk harus merata dan tepat dosis karena produksi yang tinggi diperoleh dari tanaman yang utuh dan pertambahannya seragam sehingga produktivitasnya akan sama. Produksi per hektar yang tinggi dari suatu blok diperoleh dari partisipasi setiap pokok di blok tersebut.

Waktu aplikasi harus tepat waktu dan cara penaburan pupuk berbeda untuk setiap jenis pupuk. Pupuk borate ditabur merata dipinggiran pada jarak 20 cm dari pangkal pokok. Pupuk Rock Phospat (RP) ditaburkan papa pinggiran pokok. Pupuk NPK / Urea / Za / KCl / Dolomite dan abu janjang ditabur merata secara broadcast. Pelaksanaan pemupukan harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kehilangan pupuk akibat pencurian, pemupukan yang asal cepat tanpa menggunakan cara kerja yang benar akan mengakibatkan hasil yang tidak baik.

Pupuk tunggal yang akan diaplikasikan di lapangan dilakukan penguntilan dahulu di pabrik dengan satu untilan beratnya 15 kg dan penaburan di lapangan menggunakan takaran. Pupuk yang diuntil tersebut bermaksud agar karyawan tidak keberatan dan mencegah adanya pencurian pupuk. Takaran yang digunakan sebanding dengan besarnya dosis per pokok, Jenis dan dosis pupuk tertulis dalam

setiap takaran. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk tidak mengganti takaran masing-masing pupuk karena antar takaran pupuk satu dengan yang lainnya akan sangat berbeda dosisnya. Penguntilan ini dilakukan sehari sebelum pelaksanaan pemupukan dimulai dan untilan pupuk ini diharapkan tidak terlalu lama dari waktu aplikasi karena pupuk dapat rusak dan menguap.

Tenaga pemupuk yang ada di kebun Bangun Bandar disatukan dalam satu unit pemupuk dan dikepalai oleh dua orang mandor, pada setiap divisi sudah di pilih tenaga kerja yang terampil dan dipercayai dalam memupuk sehingga kualitas pemupukan dapat selalu terjaga. Kebutuhan tenaga pemupuk ini dengan norma 4 ha/HK. Prestasi magang dalam pemupukan adalah 15 kg Urea dengan takaran dosis 1.5 kg/pokok dan 15 kg KCl dengan menggunakan takaran dosis 1.3 kg/pokok.

Saat pengaplikasian di lapangan harus sesuai dengan jadwal dan memenuhi kriteria kondisi di lapangan seperti piringan harus bersih, tidak tergenang air dan waktu aplikasi yang tepat sangat dianjurkan yaitu apabila tanah dalam keadaan lembab atau terjadi hujan sehari sebelum pemupukan. Pelaksanaan pemupukan ialah sebagai berikut, pupuk yang telah diuntil di pabrik diangkut ke lapangan kemudian di ecer di lapangan sesuai dengan jumlah pokok yang ada per pasar rintis, setelah itu karyawan mengambil untilan tersebut lalu diaplikasikan. Pemupukan dimulai dari pasar tengah menuju ke arah luar barisan (Utara-Selatan). Hal ini bertujuan agar pemupukan yang dilakukan dosisnya merata pada setiap pokok artinya pokok di bagian pasar tengah mendapatkan dosis yang sama dengan pokok yang berada di tepi jalan. Jika dimulai dari tepi jalan, pupuk yang di langsir akan habis sebelum sampai ke pasar tengah dan biasanya pekerja malas untuk mengambil pupuk yang berada di tepi jalan sehingga dosis pada pokok terakhir akan sangat sedikit. Untuk kualitas hasil yang maksimal maka diperlukan pengawasan mandor di pasar tengah dan di pinggir jalan.

Permintaan pupuk di divisi dan permintaan pengangkutan serta kebutuhan tenaga pemupuk harus sudah disampaikan ke kantor pengurus (ADM), minimal sehari sebelum pelaksanaan pemupukan. Rekomendasi pemupukan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pengendalian gulma secara kimiawi

Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit berfungsi sebagai sanitasi, memudahkan taksasi dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di areal perkebunan kebun Bangun Bandar PT. Socfindo diantaranya Ottocholoa nodosa, Teki-tekian, Eleusine indica. Kegiatan yang termasuk dalam pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan dua alat yaitu knapsack sprayer (TBM) dan Micronherby (TM). Rotasi pengendalian semprot knapsack sprayer yang digunakanuntuk menyemprot gawangan dan piringan TBM berumur N1, N2, N3 dilakukan setiap sebulan sekali dan N4 setiap 2 (dua) bulan sekali. Gulma yang dominan adalah jenis gulma rumput-rumputan dan teki-tekian, maka untuk pengendaliannya menggunakan herbisida sistemik dengan merek dagang Gulmaron 80 WP dengan bahan aktif diuron. Pada saat di gudang, herbisida sudah dicampur air dengan perbandingan 30 g : 200 cc air per tangki, sedangkan Round up juga dilakukan pengenceran dengan perbandingan Round up : air adalah 100 cc : 100 cc air. Hal ini ditujukan untuk mencegah penyimpangan dari orang yang tidak bertanggung jawab terhadap penggunaan Gulmaron dan Round up yang digunakan.

Teknis kegiatan semprot gawangan dan piringan Knapsack sprayer dimulai dari pengambilan pestisida yang telah dicampur di gudang divisi oleh mandor dan pembantu kantor (opas). Kegiatan semprot gawangan ini dilakukan oleh 7 (tujuh) orang, dengan rincian 1 orang membawa tempat air untuk pelarut dan 6 orang lainnya bertugas sebagai penyemprot gawangan. Prestasi kerja untuk perawatan adalah 2.5 ha/HK. Teknik penyemprotannya dimulai dari gulma yang ada di pinggir parit, jalan, dan seluruh gulma yang ada di gawangan. Air yang digunakan adalah air yang berada di dalam parit. Kegiatan ini akan disurvey ulang oleh asisten pada waktu seminggu setelah penyemprotan, jika masih terdapat sisa rumput yang belum mengalami kematian akan dibersihkan secara manual oleh pekerja BHL yang bertugas membersihkan piringan.

Semprot micronherby adalah menyemprot piringan dan rintis yang dilakukan setiap dua bulan sekali pada tanaman menghasilkan (TM) yang berumur N5 keatas. Teknis kegiatan micronherby yang diikuti penulis merupakan kegiatan penyemprotan pada Divisi II yang dilakukan untuk pengendalian gulma

yang ada pada piringan dan rintis. Perbedaan yang dilakukan pada penyemprotan piringan dan rintis dengan menggunakan knapsack sprayer adalah pengendalian micronherby ini hanya digunakan pada tanaman yang berumur 6 tahun atau N5 keatas. Hal ini dilakukan karena aplikasi ini menggunakan alat dinamo yang berukuran besar, sehingga tidak dilakukan pada tanaman yang masih kecil atau pendek. Jika dilakukan pada priringan pokok yang pendek akan mengenai pokok tanaman itu sendiri sehingga menyebabkan kematian.

Pengendalian gulma pada piringan dan rintis menggunakan herbisida

Dokumen terkait