• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun Bangun Bandar PT. Socfindo Medan, Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun Bangun Bandar PT. Socfindo Medan, Sumatera Utara"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT

(

Elaeis guineensis

Jacq.) DI KEBUN BANGUN BANDAR PT.

SOCFINDO MEDAN, SUMATERA UTARA

RAHAYU NOVRINA ROSA

A24080006

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

RAHAYU NOVRINA ROSA. Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun Bangun Bandar PT. Socfindo Medan, Sumatera Utara. (dibimbing oleh SOFYAN ZAMAN).

Kegiatan magang ini telah dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit Bangun Bandar PT. Socfindo, Medan-Sumatera Utara. Kegiatan magang dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Februari hingga Mei 2012.

Tujuan khusus kegiatan magang adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis dan manajemen tentang pengelolaan pembibitan tanaman kelapa sawit. Selain itu juga untuk mempelajari dan menganalisis kegiatan pengelolaan pembibitan kelapa sawit di perkebunan PT. Socfindo.

Selama melakukan kegiatan magang penulis melaksanakan berbagai jenis pekerjaan teknis dan manajerial di lapangan mulai dari tingkat karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten. Kegiatan yang telah diikuti penulis selama di kebun pembibitan meliputi kegiatan penanaman kecambah, pengangkutan bibit pre nursery yang terjual serta kegiatan-kegiatan pemeliharaan di pembibitan. Kegiatan yang dilakukan pada divisi meliputi kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan.

(3)

PENGELOLAAN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT

(

Elaeis guineensis

Jacq.) DI KEBUN BANGUN BANDAR PT.

SOCFINDO MEDAN, SUMATERA UTARA

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

RAHAYU NOVRINA ROSA A24080006

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENGELOLAAN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BANGUN BANDAR PT. SOCFINDO MEDAN, SUMATERA UTARA Nama : RAHAYU NOVRINA ROSA

NIM : A24080006

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Sofyan Zaman, MP NIP. 19680711 199403 1 001

Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP. 19611101 198703 1 003

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2012

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rahayu Novrina Rosa, lahir pada tanggal 12 November 1990 di Rimo, Provinsi NAD. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan H. Syahril Solin dan Hj. Rosmidar. Penulis menamatkan pendidikan sekolah di SDN 02 Lipat Kajang pada tahun 2002, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke MTSS Al-Kautsar Al-Akbar Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan MAN I Kota Medan dan lulus pada tahun 2008.

Selepas lulus dari pendidikan SMA, penulis melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan lebih tinggi di Institut Pertanian Bogor dan masuk melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi dan Hortikultura pada Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif berorganisasi dengan menjabat sebagai staf pada divisi CSR Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada periode kepengurusan 2009 - 2010.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dalam penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk meraih gelar Sarjana Pertanian di departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Sofyan Zaman, MP yang telah memberikan bimbingan dan arahan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

2. Prof. M. A. Chozin, M.Agr sebagai pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan terhadap penulis selama studi.

3. Dr. Ir. Sudrajat, MS dan Dr. Ir. Ahmad Junaedi, M. Si yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Orangtua, kakak-kakakku serta adikku yang selama ini memberikan doa, dukungan moril dan motivasinya kepada penulis.

5. Bapak Agus Hutapea, Bapak Dicky dan Bapak Fiendry Yusril sebagai asisten yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penulis melaksanakan kegiatan magang.

6. Zulfikri Putra yang telah memberikan bantuan, perhatian dan dukungannya.

7. Teman-teman AGH 45 (Indigenous 45) yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

8. Semua staf dan karyawan Kebun Bangun Bandar serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Agustus 2012 Rahayu Novrina Rosa

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv 

DAFTAR GAMBAR ... v 

DAFTAR LAMPIRAN ... vi 

PENDAHULUAN ... 1 

Latar Belakang ... 1 

Tujuan ... 2 

TINJAUAN PUSTAKA ... 3 

Botani Kelapa Sawit ... 3 

Morfologi Kelapa Sawit ... 3 

Pembibitan ... 5 

Tujuan Pembibitan ... 6 

Persiapan Pembibitan ... 6 

Bahan Tanaman ... 7 

Sistem Pembibitan ... 8 

Pre nursery... 8 

Main nursery ... 9 

METODE MAGANG ... 10 

Tempat dan Waktu ... 10 

Metode Pelaksanaan ... 10 

Pengumpulan Data ... 10 

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ... 12 

Letak Geografis Kebun ... 12 

Luas Areal dan Tata Guna Lahan ... 12 

Jenis Tanaman dan Lokasi Kebun ... 13 

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 14 

Keadaan Iklim dan Tanah ... 14 

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ... 14 

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG... 16 

Aspek Teknis ... 16 

Pembibitan ... 16 

Peremajaan Tanaman ... 22 

(9)

Pemupukan TBM ... 25 

Pengendalian gulma secara kimiawi ... 27 

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 29 

Pemupukan abu janjang (Composting) ... 32 

Penunasan ... 33 

Pemanenan ... 34 

Aspek Manajerial ... 40 

Pendamping Mandor ... 40 

Pendamping Asisten Divisi ... 43 

PEMBAHASAN ... 45 

Kondisi Umum Pembibitan ... 45 

Daya Tumbuh Bibit Kelapa Sawit di PT. Socfindo ... 46 

Pertumbuhan Vegetatif Bibit di PT. Socfindo ... 48 

Seleksi Bibit di PT. Socfindo ... 52 

Peranan Mandor dalam Menghadapi Masalah ... 53 

KESIMPULAN DAN SARAN ... 54 

Kesimpulan ... 54 

Saran ... 54 

DAFTAR PUSTAKA ... 55 

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jenis tanaman dan lokasi Kebun yang diusahakan PT.

Socfindo………... 13

2. Standar pemupukan di bibitan awal kelapa sawit PT. Socfindo... 20

3. Klasifikasi tingkat serangan ulat daun... 30

4. Daya tumbuh bibit kelapa sawit PT. Socfindo... 47 5. Pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit di PPKS dan

Socfindo...

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.a Kemasan kecambah PT. Socfindo... 17

1.b Kecambah PT. Socfindo... 17

2.a Posisi Kecambah / polibag... 18

2.b Penanaman kecambah... 18

3.a Penyiraman pada pre nursery... 20

3.b Penyiraman pada main nursery... 20

4. Penanaman bibit / Replanting... 23

5. Penanaman LCC... 24

6. Perawatan kacangan/LCC... 25

7.a Aplikasi micronherby... 28

7.b APD semprot knapsack sprayer... 28

8.a Pengendalian ulat manual... 30

8.b Ulat kantong... 30

9.a Pengeboran/ Injeksi batang... 31

9.b Aplikasi insektisida... 31

10.a Larva Oryctes... 32

10.b Pengendalian manual larva Oryctes... 32

11. Pemupukan abu janjang... 33

12. Penunasan... 34

13. Grafik hubungan umur terhadap tinggi rata-rata bibit kelapa sawit... 48

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peta wilayah kebun Bangun Bandar PT. Socfindo... 58

2. Produksi minyak dan inti kelapa sawit di kebun Bangun Bandar... 59

3. Data curah hujan tahun 2001 - 2010 kebun Bangun Bandar... 60

4. Struktur organisasi kebun Bangun Bandar PT. Socfindo... 61

5. Data program pembibitan main nursery... 62

6. Rekomendasi Pemupukan PT. Socfindo tahun 2009 - 2011... 64

7. Jurnal harian kegiatan magang sebagai KHL... 67

8. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor... 68

9. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten... 69

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman dari famili Arecaceae yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible oil). Saat ini, kelapa sawit sangat diminati untuk dikelola dan ditanam. Daya tarik penanaman kelapa sawit masih merupakan andalan sumber minyak nabati dan bahan agroindustri (Sukamto, 2008).

Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Disamping itu, minyak sawit merupakan bahan baku minyak utama minyak goreng yang banyak di pakai di seluruh dunia, sehingga secara terus menerus dapat menjaga stabilitas harga minyak sawit. Komoditas ini pun mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003).

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Luas areal dan produksi tanaman kelapa sawit yang diusahakan oleh perkebunan diseluruh indonesia mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir, yaitu pada tahun 2005 luas areal sawit mencapai 5 453 817 ha dgn produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 11 861 615 ton dan mengalami peningkatan luas areal menjadi 8 430 027 ha dengan produksi CPO 20 615 958

ton pada tahun 2010 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).

(14)

dengan beberapa kiat, salah satunya dengan persiapan benih dan pembibitan. Selanjutnya PPKS (2003) menambahkan bahwa pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit.

Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus dalam menunjang program pengembangan areal tanaman kelapa sawit adalah penyediaan bibit yang sehat, potensinya unggul dan tepat waktu. Faktor bibit memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan penanaman kelapa sawit. Kesehatan tanaman masa pembibitan mempengaruhi pertumbuhan dan tingginya produksi selanjutnya, setelah ditanam di lapangan. Oleh karena itu, teknis pelaksanaan pembibitan perlu mendapat perhatian besar dan khusus (PPKS, 2006).

Tujuan

Tujuan umum dilakukan magang adalah untuk meningkatkan kemampuan keprofesian penulis dalam memahami dan menghayati kerja nyata dalam proses produksi tanaman kelapa sawit di lapangan, selain itu juga untuk mempelajari aspek budi daya dan manajerial di perkebunan kelapa sawit, serta mempelajari menganalisis permasalahan yang ditemui pada perkebunan kelapa sawit.

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal dari Amerika. Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledoneae Keluarga : Arecaceae

Sub keluarga : Cocoideae Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Morfologi Kelapa Sawit

Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil. Batangnya lurus, tidak bercabang dan tidak mempunyai cambium, tingginya dapat mencapai 15 - 20 m. Tanaman ini berumah satu atau monocious, bunga jantan dan bunga betina berada pada satu pohon. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun, sedangkan bagian generatifnya yakni bunga dan buah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Akar

(16)

tumbuh akar tersier berdiameter 0.7-1.5 mm dan panjangnya dapat mencapai 15 cm (Pahan, 2010).

Batang

Batang membengkak pada pangkal (bongkol), bongkol ini dapat memperkokoh posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. Dalam satu sampai dua tahun pertama pertumbuhan batang lebih mengarah kesamping, diameter batang dapat mencapai 60 cm. Setelah itu perkembangan ke atas dapat mencapai 10 – 11 m dengan diameter 40 cm. Pertumbuhan meninggi ini berbeda-beda untuk setiap varietas (Sastrosayono, 2008).

Daun

Tanaman dewasa dapat menghasilkan 40 – 60 daun dengan laju dua daun /bulan dan satu helai daun hidup fungsional dua tahun. Panjang daun bisa mencapai 5 - 7 m terdiri dari : satu tulang daun (rachis), 100 - 160 pasang anak daun linear dan satu tangkai daun (petiole) yang berduri (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Bunga

(17)

Buah

Buah kelapa sawit adalah buah batu yang sessile (sessile drup), menempel dan menggerombol pada tandan buah. Jumlah buah per tandan dapat mencapai 1600 buah, berbentuk lonjong membulat. Panjang buah 2 - 3 cm, beratnya 30 gram. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah) dan mesokarp (sabut dan biji). Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endokarp (cangkang) dan inti (kernel), sedangkan inti tersebut terdiri dari endosperma dan embrio (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Biji

Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan sering disebut noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman. Biji kelapa sawit terdiri atas cangkang, embryo dan inti atau endosperm. Embrio panjangnya 3 mm berdiameter 1.2 mm berbentuk silindris seperti peluru dan memiliki dua bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak berwarna kuning. Endosperm merupakan cadangan makanan bagi pertumbuhan embrio. Pada perkecambahan embrio berkembang dan akan keluar melalui lubang cangkang. Bagian pertama yang muncul adalah radikula (akar) dan menyusul plumula (batang) (Sastrosayono, 2008).

Pembibitan

(18)

menyediakan bibit yang asli dan jagur. Bibit kelapa sawit yang asli dan jagur merupakan jaminan untuk memperoleh kebun dengan produktivitas tinggi.

Tujuan Pembibitan

Bibit merupakan bahan yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini diharapkan akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam mengahadapi kondisi cekaman lingkungan saat pelaksanaan transplanting atau penanaman di lapangan (PPKS, 2003).

Bibit yang dihasilkan adalah bibit yang baik dan berkualitas diperlukan pengelolaan yang intensif selama tahap pembibitan. Pengelolaan pembibitan diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan sekaligus kontrol selama pelaksanaan di lapangan. Mangoensoekarjo dan Semangun (2008) juga menyatakan bahwa pembibitan kelapa sawit merupakan langkah permulaan yang sangat menentukan keberhasilan penanaman di lapangan, sedangkan bibit unggul merupakan dasar dari perusahaan untuk mencapai produktivitas dan mutu minyak kelapa sawit yang tinggi.

Persiapan Pembibitan

(19)

1. Pemilihan lokasi

2. Penentuan jumlah bibit yang dibutuhkan dan luas areal pembibitan 3. Penyediaan bahan tanaman

4. Sistem pembibitan yang digunakan (pre nursery dan main nursery) 5. Penyediaan media dan wadah tanam (polibag)

6. Penentuan teknik budidaya dan manajemen pembibitan

Menurut Pahan (2010), lokasi pembibitan kelapa sawit harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Areal diusahakan memiliki topografi yang rata dan berada di tengah kebun 2. Dekat dengan sumber air

3. Drainase harus baik sehingga air hujan tidak akan tergenang

4. Memiliki akses jalan yang baik sehingga memudahkan dalam pengawasan 5. Terhindar dari gangguan hama, penyakit, ternak dan manusia

6. Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat dilakukan lebih intensif.

Bahan Tanaman

Bahan tanaman yang digunakan harus dapat dipastikan berasal dari pusat sumber benih yang telah memiliki legalitas dari pemerintah dan mempunyai reputasi baik, seperti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Pada saat ini bahan tanaman yang dianjurkan adalah Tenera yang merupakan hasil dari persilangan Dura x Pisifera (D x P). Bahan tanaman yang dihasilkan oleh PPKS merupakan hasil seleksi yang ketat dan telah teruji di berbagai lokasi, sehingga kualitasnya terjamin (PPKS, 2003).

(20)

Sistem Pembibitan

Teknologi pembibitan kelapa sawit telah banyak mengalami kemajuan yang sangat berarti. Tahun 1963 pembibitan masih menggunakan bibit tanam (field nursery). Kecambah ditanam dalam bak pasir selama satu bulan kemudian ditanam langsung di tanah pada lokasi pembibitan. Sistem ini sudah tidak digunakan lagi karena memiliki banyak kelemahan dan tidak efisien. Kemudian sistem pembibitan berkembang dengan menggunakan keranjang yang terbuat dari bambu atau pelepah kelapa sawit. Namun, kesukaran memperoleh bambu dan pelepah serta keranjang yang cepat rusak menjadi kendala baru, sehingga sejak tahun 1965 keranjang diganti dengan kantong plastik hitam (black polythene). Setelah ditemukannya plastik tersebut mulai muncul dua sistem pembibitan kelapa sawit yakni sistem pembibitan langsung di lapangan dan sistem tidak langsung, yaitu pre nursery dan main nursery (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Pre nursery

(21)

pengelolaan bahan tanaman selanjutnya (PPKS, 2003). Pemeliharaan bibit di pembibitan awal dilakukan dengan pengisian dan penyusunan polibag, alih tanam, penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan seleksi bibit (Pahan, 2010). Setelah pembibitan awal bibit dipindahkan ke pembibitan utama (main nursery).

Main nursery

(22)

10

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan

Metode magang yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung dan tidak langsung yang bertujuan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Metode yang dilakukan adalah melakukan praktik kerja langsung di lapangan dengan turut bekerja aktif dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan atas izin perusahaan seperti menjadi karyawan harian lepas (KHL) selama tiga minggu, kemudian bertindak sebagai pendamping mandor pada tiga minggu

berikutnya dan sebagai pendamping asisten pada enam minggu berikutnya, serta melakukan pengamatan dan diskusi. Pendekatan tidak langsung dilakukan melalui pengumpulan data-data di perkebunan berupa laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip-arsip kebun lainnya.

Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap semua kegiatan yang berlangsung di perkebunan. Kegiatan yang berlangsung tiap harinya dituliskan dalam jurnal harian selaku KHL, pendamping mandor, dan pendamping asisten. Data pengamatan lapangan difokuskan pada kegiatan pengelolaan pembibitan yaitu pada kegiatan pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Beberapa pengamatan langsung yang dikumpulkan penulis sebagai data primer seperti :

1. Pengamatan terhadap jumlah bibit yang mati (Daya tumbuh bibit).

(23)

dari kecambah itu sendiri serta upaya-upaya perbaikan dalam menekan angka kematian kecambah tersebut.

2. Pengamatan tinggi, diameter batang dan jumlah pelepah daun untuk bibit di pre nursery.

Data tersebut akan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit pada umur bibit tanaman yang berbeda. tiap pembibit itu diamati 20 tanaman contoh untuk setiap bedeng.

Tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah pelepah diukur setelah tanaman berumur 1 minggu dan dilakukan setiap 1 minggu sekali. Tinggi tanaman dengan menggunakan mistar dari pangkal batang hingga ujung daun yang tertinggi dan telah diluruskan. Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong sekitar 1 cm dari permukaan tanah dengan cara mengukur dua sisi batang yang berlawanan, nilainya dijumlahkan lalu dirata-ratakan. Pelepah daun yang dihitung hanya daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna. Tanaman yang diukur adalah tanaman sampel. Pengukuran dilakukan dari 2 MST hingga tanaman berumur 10 MST.

3. Pengamatan terhadap seluruh kegiatan teknis di lapangan.

Pengamatan ini akan dilakukan secara langsung untuk mengetahui kegiatan teknis di lapangan dan dibandingkan dengan standar dan literatur yang ada, kemudian akan dianalisis secara deskriptif.

(24)

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Pada awal lahirnya PT. Socfin Indonesia bernama PT. Socfin Medan S. A. (Societe Financiere des Caoutchoucs Medan Societe’ Anonyme) yang didirikan pada tahun 1930 berdasarkan akta notaris William Leo No. 45 tanggal 7 Desember 1930. Berdasarkan akta notaris tersebut. PT. Socfin S. A adalah perusahaan yang berkedudukan di Medan dan mengelola perkebunan di daerah Sumatera Utara, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Timur.

PT. Socfin Indonesia berdasarkan akta pendiriannya disebutkan bahwa perusahaan tersebut berkedudukan di Sumatera Utara, bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan karet.

Letak Geografis Kebun

Kebun Bangun Bandar terletak di kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, provinsi Sumatera Utara. Topografi lahan datar hingga bergelombang dengan ketinggian 0 - 50 m di atas permukaan laut. Peta letak administrasi kebun Bangun Bandar dapat dilihat pada Lampiran 1. Sebelah utara lokasi kebun Bangun Bandar berbatasan dengan kota Dolok Masihul, di sebelah selatan berbatasan dengan kampung Bukit Cermin, sebelah timur berbatasan dengan Kampung Bantan dan sebelah barat berbatasan dengan kebun Silau Dunia.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

(25)

Jenis Tanaman dan Lokasi Kebun

PT. Socfindo memiliki 16 kebun yang terdiri atas 11 perkebunan kelapa sawit dan 5 (lima) perkebunan karet. Perkebunan-perkebunan ini terletak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebanyak 4 kebun dan di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 12 kebun. Jenis tanaman dan lokasi kebun yang diusahakan PT. Socfindo dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis tanaman dan lokasi kebun yang diusahakan PT. Socfindo

Komoditi Grup Provinsi Kabupaten Kebun

Kelapa Sawit 1. NAD Aceh Barat Seunagan Aceh Barat Seumanyam Aceh Singkil Lae Butar Aceh Timur Sei Liput Kelapa Sawit 2. Sumatera Utara Batubara Tanah gambus

Serdang Bedagai B. Bandar Serdang bedagai PSBB Serdang Bedagai Mata Pao Kelapa Sawit 3. Sumatera Utara Asahan Aek Loba

Labuhan Batu Negeri Lama

Asahan Padang pulo Karet Sumatera Utara Batu Bara Lima Puluh

Serdang Bedagai Tanah Besih Serdang Bedagai T. Maria Labuhan Batu Aek Pamienke Labuhan batu Halimbe

Sumber : Bagian Tanaman PT. Socfindo,2012

(26)

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Bangun Bandar PT. Socfindo adalah varietas Tenera, hasil persilangan Dura dan Pisifera, yang seluruhnya berasal dari Tenera Socfindo. Pola tanam yang digunakan untuk penanaman kelapa sawit di Bangun Bandar adalah pola tanam segitiga sama sisi dengan jarak tanam yang digunakan adalah 9.0 m x 9.0 m x 9.0 m dengan jarak antar barisan 7.8 m sehingga populasi per hektarnya 143 pokok. Produksi kebun Bangun Bandar dapat dilihat pada Lampiran 2.

Keadaan Iklim dan Tanah

Kondisi tanah yang ada di kebun kelapa sawit Bangun Bandar didominasi oleh tanah aluvial dan podzolik merah kuning (PMK) 60%-70% dan sebagian kecil tanah gambut. Ciri-ciri tanah aluvial mempunyai tekstur pasir dan debu kurang dari 40 %. Tanah PMK berasal dari tanah podzolik coklat yang mengalami sedikit perubahan pengaruh podzolosasi. Warna dominan merah dan kuning disebabkan oleh besi yang dioksidasi dan dihidrasikan.

Daerah ini termasuk beriklim sangat basah dan mempunyai kisaran suhu 24oC- 28oC. Rata-rata curah hujan dan rata-rata hari hujan selama sepuluh tahun (2001 - 2011), yaitu 2 285.6 mm dan 139.1 hari hujan dengan 60.3% nilai Q. Daerah ini mempunyai tipe iklim A menurut Schmidth dan Ferguson (Anonim, 2011). Data curah hujan tahun 2001-2011 dapat dilihat pada Lampiran 3.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

(27)

bidang pengelolaan pabrik, pengurus dibantu oleh dua orang tekniker yang bertugas mengawasi kegiatan yang ada di pabrik pengolahan kelapa sawit. Pengurus juga di bantu oleh mantri recolte dan mantri tanaman yang masing-masing bertugas mengawasi kegiatan kualitas potong buah di setiap divisi dan mengkoordinir kegiatan mantri bibitan, mantri hama dan penyakit dan mantri sensus. Setiap asisten mengelola satu divisi dan bertanggung jawab mengelola seluruh aset perusahaan tingkat divisi. Saat kegiatan pengawasan terhadap tenaga kerja, asisten dibantu oleh dua orang mandor yaitu mandor panen dan mandor perawatan. Di bidang administrasi asisten dibantu oleh krani divisi.

(28)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Kegiatan teknis lapangan yang dilakukan penulis sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor serta sebagai pendamping asisten adalah mengikuti dan melakukan beberapa kegiatan di divisi dan di kebun pembibitan. Kegiatan yang dilakukan di divisi meliputi kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan pemeliharaan seperti : Pemupukan, Penunasan (Pruning), pengendalian gulma, sensus hama (ulat), pengendalian hama, sensus buah dan pemanenan. Selama di kebun pembibitan, penulis melakukan kegiatan seperti penanaman kecambah, pemeliharaan, pengangkutan pembibitan awal atau pre nursery (PN) yang secara khusus dijual dan kegiatan pemindahan pembibitan utama ke lahan.

Pembibitan

Kegiatan yang ada di pembibitan awal seperti : penanaman kecambah, konsolidasi, penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit, sedangkan kegiatan yang ada di pembibitan utama seperti : persiapan dan pengolahan tanah, pembuatan instalasi penyiraman, pemancangan (pengajiran), pengisian tanah ke polibag, pelangsiran polibag, pembuatan lubang tanam pada polibag, penanaman bibit, penyiraman, pengendalian gulma (penyiangan), pemberian mulsa, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta persiapan bibit untuk transplanting ke lapangan.

(29)

Pemilihan lokasi kebun. Areal kebun pembibitan pre nursery dan main nursery kebun Bangun Bandar PT. Socfindo dipilih suatu tempat yang terletak di pusat areal (strategis). Areal yang rata dan terbuka namun tidak akan terkena banjir dan erosi. Lokasi untuk bibitan dipilih lokasi yang dekat dengan sumber air yang permanen untuk penyiraman dan aman dari gangguan binatang liar.

Bahan tanam. Unit produksi kecambah kelapa sawit sebagai bahan tanaman di produksi oleh Pusat Seleksi Bangun Bandar (PSBB) yang berlokasi di kebun Bangun Bandar, kecamatan Dolok Masihul, kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dibawah pengawasan langsung bagian tanaman yang bekerjasama dengan konsultan dari CIRAD CP (Centre de Cooperation International en Recherche Agronomique pour le Development Departement des Cultures Perennes) dari Perancis.

PT. Socfindo hanya melepas 2 (dua) varietas bahan tanaman kelapa sawit unggul yaitu DxP Unggul Socfindo(L) dan DxP Unggul Socfindo(Y) yang sudah

terdaftar dan diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, sesuai surat keputusan Menteri Pertanian RI No. 440/KPTS/LB.320/7/2004. Dalam memproduksi kedua varietas tersebut PT. Socfindo menggunakan sistem kategori. Pengelompokan berdasar kategori ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan fenotype (penampilan fisik) yang sama dan pertumbuhan tinggi yang relatif homogen. Pada saat pelaksanaan magang, penulis hanya diperbolehkan melakukan kegiatan magang di lapangan, tidak diperbolehkan untuk mengetahui informasi tentang pembuatan bahan tanam di PSBB.

(30)

Pemberian naungan. Pemberian naungan di pembibitan awal berfungsi untuk mencegah bibit kelapa sawit terhadap sinar matahari secara langsung serta untuk menghindari terbongkarnya tanah di polibagakibat terpaan air hujan. Sinar matahari langsung dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada kecambah muda tersebut. Naungan di pembibitan awal merupakan naungan yang bersifat permanen terbuat dari paranet dengan ketinggian ± 2 m dari tanah dengan naungan 30 % serta merupakan areal yang sudah dibersihkan dari gulma.

Penanaman kecambah. Pembibitan pre nursery ini hanya dikhususkan untuk bibit yang dijual. Saat pelaksanaan penanaman kecambah, pekerja harus dapat membedakan antara bakal daun (plumula) dan bakal akar (radikula). Bakal daun (plumula) ditandai dengan bentuknya yang agak menajam dan berwarna kuning muda, sedangkan bakal akar (radikula) berbentuk agak tumpul dan berwarna lebih kuning terang dari bakal daun. Pada saat penanaman juga harus memperhatikan posisi dan arah kecambah, plumula menghadap ke atas dan radikula menghadap ke bawah. Proses penanaman harus dilakukan dengan hati-hati dikarenakan bakal daun dan bakal akar mudah patah. Di lapangan masih ditemukan beberapa kecambah dengan bakal daun atau bakal akar yang patah serta kesalahan dalam penanaman. Hal ini tentunya akan merugikan pihak perusahaan. Biasanya untuk penanaman 5 000 kecambah dilakukan oleh 4 HK. Pada saat penanaman kecambah, penulis mendapat prestasi kerja menanam 500 kecambah dari 5 000 kecambah. Jumlah penanaman kecambah akan banyak jika permintaan banyak.

Gambar 2. a) Posisi kecambah/polibag , b). Penanaman kecambah

(31)

bibit yang abnormal dan mempertahankan bibit yang benar-benar sehat, normal dan bermutu baik. Oleh karena itu, seleksi harus dilakukan secara ketat dan hati-hati agar memperoleh bibit yang terbaik untuk ditanam di lapangan, serta dilaksanakan oleh pekerja yang terlatih dan berpengalaman. Setelah dilakukan penyeleksian bibit, selanjutnya dilakukan pemusnahan bibit abnormal oleh audit dengan cara di cincang secara satu per satu. Waktu pemusnahan dilakukan secara bersama-sama setiap sebulan sekali. Seleksi di pre nursery dilakukan pada 2 (dua) tahap yaitu pada saat umur 4 MST - 6 MST dan sebelum pengangkutan bibit. Bibit yang biasanya terdapat pada saat penyeleksian antara lain: daun yang berputar (Twisted leaf), daun sempit seperti rumput (grass leaf), daun berkerut (Crinkle leaf) dan bibit terkena penyakit seperti Curvularia. Apabila dijumpai bibit pre nursery abnormal yang disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan maka bibit harus dipisahkan hingga audit datang untuk dilakukannya pemusnahan.

Seleksi pada main nursery dilakukan dalam 4 (empat) tahap yaitu pada saat umur 4 bulan, 6 bulan, 8 bulan dan sesaat bibit akan ditransplanting ke lapangan. Pada saat magang, penulis mengikuti seleksi pada tanaman berumur 8 bulan dan pada saat bibit akan dipindahkan ke lapangan. Pada saat main nusery, penulis mengikuti audit untuk menghitung banyaknya bibit yang diseleksi dan dicincang secara satu per satu, hanya bibit yang kerdil dan bibit pelepah tegak yang mendominasi pada saat seleksi di kebun pembibitan main nursery. Data program pembibitan main nursery dapat dilihat pada Lampiran 5.

Penyiraman. Penyiraman pre nursery dilakukan secara manual dengan kebutuhan tenaga kerja 2 orang untuk seluruh bibit ± 100 000 bibit. Bibit di siram dengan menggunakan selang, sumber air diperoleh dari sungai yang berada di dekat lokasi pembibitan. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari (07.00 – 10.00) dan sore hari (16.00 - 18.00) terkecuali jika hari hujan dengan curahan hujan minimal 10 mm/hari. Untuk itu, di areal pembibitan harus dipasang tabung penakar hujan.

(32)

nursery dilakukan 2 kali dalam sehari menggunakan sprinkle dengan ketinggian 1.5 m dan jarak jangkau 12 m.

Gambar 3. a). Penyiraman pada pre nursery, b). Penyiraman pada main nursery

Pemupukan. Pemberian pupuk urea dan pupuk majemuk dalam bentuk larutan dilakukan setelah bibit berumur 1 bulan dengan interval waktu setiap minggu (Tabel 2). Minggu ganjil menggunakan pupuk urea dan minggu genap menggunakan pupuk majemuk dengan konsentrasi 0.2% (2 g/l air). Cara pemupukan yaitu pupuk dilarutkan dalam gembor, 10 g Urea atau 10 g pupuk majemuk dalam 5 liter air (1 gembor) untuk 1 000 bibit. Selanjutnya, setiap 2 minggu sekali dilakukan pemupukan Bayfolan yang berfungsi untuk penghijauan daun, konsentrasi yang biasanya digunakan adalah 30 cc/15 L. Umumnya pekerja dapat melakukan pemupukan 10 000 bibit/HK. Pada saat magang, prestasi kegiatan pemupukan Urea yang didapat penulis adalah 2 000 bibit yang dilakukan untuk bibit berumur 2 bulan.

Tabel 2. Standar pemupukan di bibitan awal kelapa sawit PT. Socfindo

Umur Konsentrasi & Jenis Pupuk Volume Rotasi Minggu

Ganjil

Minggu Genap

Siraman Penyiraman 1 – 3 Bulan 0.2% Urea 0.2% NPK 50 cc larutan/

pokok

disiramkan ke tanah dalam polibag

1 x seminggu

Sumber : Socfindo, 2012

[image:32.595.123.492.142.260.2]
(33)

secara manual, termasuk pekerjaan penambahan tanah dalam kantong bagi bibit-bibit yang terbuka dasar bonggol akarnya. Pada saat di lapang, penyiangan gulma dalam kantong dan pada areal pembibitan pre nursery biasanya dilakukan tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan, jika terdapat waktu kosong sering kali waktu pekerjaan dihabiskan untuk penyiangan gulma. Umumnya, 1 HK dapat menyiangi 4 000 bibit. Selama periode itu, hanya diperlukan maksimal 4 orang karyawan untuk menyelesaikan program penyiangan.

Penyiangan pada pembibitan main nursery dapat menyiangi 2 000 bibit/HK dengan rotasi 2 kali per bulan. Penyiangan di dalam kantong dimaksudkan untuk mencabut rumput-rumput yang ada di dalam kantong. Gulma yang tumbuh diluar polibag dapat disemprot menggunakan herbisida dan penyemprotan harus lebih rendah dari permukaan polibag. Pada saat magang dilaksanakan, semua penyiangan gulma di pembibitan dilaksanakan secara manual.

(34)

Peremajaan Tanaman

Peremajaan (Replanting) adalah menggantikan tanaman tua yang sudah tidak produktif dan tidak menguntungkan lagi dengan tanaman baru yang mudah dikelola dan memberikan keuntungan yang setinggi-tingginya. Peremajaan merupakan salah satu tindakan manajemen untuk mempertahankan rata-rata umur tanaman tetap optimal bagi perusahaan. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan peremajaan tanaman kelapa sawit yaitu kerapatan (density) tanaman sudah sangat jarang, kerapatan tanaman per hektar sekitar 80 - 90 tanaman terutama oleh serangan penyakit Ganoderma boninense, tanaman kelapa sawit sudah terlalu tinggi sehingga menyulitkan pemanen untuk mengambil buah karena harus menggunakan galah bambu yang panjang (± 15 m), sehingga mudah patah dan menyebabkan terhambatnya pekerjaan pemanenan dan umur tanaman kelapa sawit yang sudah melewati umur ekonomis untuk berproduksi (8 - 25 tahun), namun apabila kerapatan tanaman masih bagus, tanaman yang telah berusia diatas 25 tahun masih tetap dipertahankan dan dipanen walaupun jumlah buah dan berat janjang rata-rata per hektar sudah berkurang.

Program peremajaan tahun 2012 yang dilakukan di kebun Bangun Bandar meliputi Divisi I Blok 48 (61.36 ha), Blok 52 (34.75 ha), Blok 53 (25.42 ha) dan Blok 54 (35.23 ha) dengan tahun tanam 1985, sedangkan Divisi III Blok 12 (50.82 ha) dan Divisi IV Blok 2 (16.87 ha) serta Blok 22 (53.30 ha). Hampir seluruh kegiatan peremajaan seperti ripping (cakar), cangkul, tumbang pokok, ciping (cincang), dipancang dan pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan menggunakan bulldozer dan excavator.

(35)

lubang tanam ditimbun dan padatkan agar bibit tidak mudah goyang atau miring, 9) ditaburkan abu janjang disekeliling permukaan lubang tanam sebanyak 50 kg/pokok. Tenaga kerja yang digunakan adalah buruh harian lepas (BHL). Pada saat kegiatan penanaman, dilakukan oleh 15 orang karyawan untuk menanam 200 tanaman, sehingga tenaga kerja mendapatkan prestasi kerja 14 tanaman/HK. Pada saat kegiatan penanaman ini penulis berperan sebagai pendamping mandor.

Gambar 4. Penanaman bibit / Replanting

Penanaman legume cover crop (LCC)

Penanaman LCC sangat diperlukan untuk areal tanaman baru karena LCC ini memiliki fungsi yaitu memperbaiki sifat kimia tanah dengan mengikat nitrogen bebas (N2) dari udara kemudian melepaskan ke dalam tanah melalui bintil akar

dan mengurangi erosi sehingga dapat mengurangi kehilangan hara akibat pencucian, mengurangi penguapan air tanah sehingga kelembaban tanah dan kandungan air tanah akan dipertahankan, dapat menyimpan air dan mengurangi suhu tanah, mempercepat dekomposisi bahan organik di dalam tanah serta memperbaiki struktur tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.

(36)

dilakukan searah baris tanaman sehingga tidak tumbuh di piringan karena akan menyulitkan pemeliharaan pokok yang akan datang. Kacangan ini ditanam 5 titik pada setiap antar pokok dalam barisan sehingga populasi kacangan tiap pokok ialah 5, maka dalam 1 ha terdapat 5 x 142 = 710 tanaman kacangan MB ditambah dengan 8% kematian sehingga didapat ±750 stek. Penanaman kacangan ini menggunakan tenaga anemer atau buruh harian lepas (BHL), dengan prestasi kerja 3 orang/ha. Pada saat pelaksanaan kegiatan ini, penulis berperan sebagai pendamping mandor.

Gambar 5. Penanaman LCC

Pemeliharaan Kacangan

Pemeliharaan tanaman penutup tanah dari famili Legume merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting karena dengan adanya tanaman kacangan ini maka keberadaan gulma dapat ditekan, tanaman tidak mengalami kompetisi yang berat dengan gulma dalam memperoleh hara dan air sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Jenis leguminosa yang dianjurkan di PT. Socfindo ialah Mucuna bracteata (MB). Tujuan penanaman LCC ini selain dapat menekan pertumbuhan gulma juga dapat memperbaiki sifat kimia tanah, dengan jalan mengikat nitrogen bebas dari udara dan melepaskannya ke dalam tanah melalu bintil akar, mengurangi erosi, mempertahankan kelembaban tanah, serta dapat memperbaiki struktur tanah.

(37)
[image:37.595.229.396.110.213.2]

Gambar 6. Perawatan kacangan/ LCC

Pemupukan TBM

Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak yang tertinggi dibandingkan dengan tanaman minyak yang lainnya sehingga tanaman ini sangat membutuhkan banyak unsur hara untuk dapat berproduksi. Dosis pemupukan yang dilakukan sesuai dengan hasil analisa daun dan analisa tanah. Pemupukan ini harus dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman, jika salah satu hara atau unsur tidak tersedia maka produksi tidak optimal. Pemupukan ini harus dilakukan teratur menurut rekomendasi pemupukan.

Penaburan pupuk harus merata dan tepat dosis karena produksi yang tinggi diperoleh dari tanaman yang utuh dan pertambahannya seragam sehingga produktivitasnya akan sama. Produksi per hektar yang tinggi dari suatu blok diperoleh dari partisipasi setiap pokok di blok tersebut.

Waktu aplikasi harus tepat waktu dan cara penaburan pupuk berbeda untuk setiap jenis pupuk. Pupuk borate ditabur merata dipinggiran pada jarak 20 cm dari pangkal pokok. Pupuk Rock Phospat (RP) ditaburkan papa pinggiran pokok. Pupuk NPK / Urea / Za / KCl / Dolomite dan abu janjang ditabur merata secara broadcast. Pelaksanaan pemupukan harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kehilangan pupuk akibat pencurian, pemupukan yang asal cepat tanpa menggunakan cara kerja yang benar akan mengakibatkan hasil yang tidak baik.

(38)

setiap takaran. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk tidak mengganti takaran masing-masing pupuk karena antar takaran pupuk satu dengan yang lainnya akan sangat berbeda dosisnya. Penguntilan ini dilakukan sehari sebelum pelaksanaan pemupukan dimulai dan untilan pupuk ini diharapkan tidak terlalu lama dari waktu aplikasi karena pupuk dapat rusak dan menguap.

Tenaga pemupuk yang ada di kebun Bangun Bandar disatukan dalam satu unit pemupuk dan dikepalai oleh dua orang mandor, pada setiap divisi sudah di pilih tenaga kerja yang terampil dan dipercayai dalam memupuk sehingga kualitas pemupukan dapat selalu terjaga. Kebutuhan tenaga pemupuk ini dengan norma 4 ha/HK. Prestasi magang dalam pemupukan adalah 15 kg Urea dengan takaran dosis 1.5 kg/pokok dan 15 kg KCl dengan menggunakan takaran dosis 1.3 kg/pokok.

Saat pengaplikasian di lapangan harus sesuai dengan jadwal dan memenuhi kriteria kondisi di lapangan seperti piringan harus bersih, tidak tergenang air dan waktu aplikasi yang tepat sangat dianjurkan yaitu apabila tanah dalam keadaan lembab atau terjadi hujan sehari sebelum pemupukan. Pelaksanaan pemupukan ialah sebagai berikut, pupuk yang telah diuntil di pabrik diangkut ke lapangan kemudian di ecer di lapangan sesuai dengan jumlah pokok yang ada per pasar rintis, setelah itu karyawan mengambil untilan tersebut lalu diaplikasikan. Pemupukan dimulai dari pasar tengah menuju ke arah luar barisan (Utara-Selatan). Hal ini bertujuan agar pemupukan yang dilakukan dosisnya merata pada setiap pokok artinya pokok di bagian pasar tengah mendapatkan dosis yang sama dengan pokok yang berada di tepi jalan. Jika dimulai dari tepi jalan, pupuk yang di langsir akan habis sebelum sampai ke pasar tengah dan biasanya pekerja malas untuk mengambil pupuk yang berada di tepi jalan sehingga dosis pada pokok terakhir akan sangat sedikit. Untuk kualitas hasil yang maksimal maka diperlukan pengawasan mandor di pasar tengah dan di pinggir jalan.

(39)

Pengendalian gulma secara kimiawi

Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit berfungsi sebagai sanitasi, memudahkan taksasi dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di areal perkebunan kebun Bangun Bandar PT. Socfindo diantaranya Ottocholoa nodosa, Teki-tekian, Eleusine indica. Kegiatan yang termasuk dalam pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan dua alat yaitu knapsack sprayer (TBM) dan Micronherby (TM). Rotasi pengendalian semprot knapsack sprayer yang digunakanuntuk menyemprot gawangan dan piringan TBM berumur N1, N2, N3 dilakukan setiap sebulan sekali dan N4 setiap 2 (dua) bulan sekali. Gulma yang dominan adalah jenis gulma rumput-rumputan dan teki-tekian, maka untuk pengendaliannya menggunakan herbisida sistemik dengan merek dagang Gulmaron 80 WP dengan bahan aktif diuron. Pada saat di gudang, herbisida sudah dicampur air dengan perbandingan 30 g : 200 cc air per tangki, sedangkan Round up juga dilakukan pengenceran dengan perbandingan Round up : air adalah 100 cc : 100 cc air. Hal ini ditujukan untuk mencegah penyimpangan dari orang yang tidak bertanggung jawab terhadap penggunaan Gulmaron dan Round up yang digunakan.

Teknis kegiatan semprot gawangan dan piringan Knapsack sprayer dimulai dari pengambilan pestisida yang telah dicampur di gudang divisi oleh mandor dan pembantu kantor (opas). Kegiatan semprot gawangan ini dilakukan oleh 7 (tujuh) orang, dengan rincian 1 orang membawa tempat air untuk pelarut dan 6 orang lainnya bertugas sebagai penyemprot gawangan. Prestasi kerja untuk perawatan adalah 2.5 ha/HK. Teknik penyemprotannya dimulai dari gulma yang ada di pinggir parit, jalan, dan seluruh gulma yang ada di gawangan. Air yang digunakan adalah air yang berada di dalam parit. Kegiatan ini akan disurvey ulang oleh asisten pada waktu seminggu setelah penyemprotan, jika masih terdapat sisa rumput yang belum mengalami kematian akan dibersihkan secara manual oleh pekerja BHL yang bertugas membersihkan piringan.

(40)

yang ada pada piringan dan rintis. Perbedaan yang dilakukan pada penyemprotan piringan dan rintis dengan menggunakan knapsack sprayer adalah pengendalian micronherby ini hanya digunakan pada tanaman yang berumur 6 tahun atau N5 keatas. Hal ini dilakukan karena aplikasi ini menggunakan alat dinamo yang berukuran besar, sehingga tidak dilakukan pada tanaman yang masih kecil atau pendek. Jika dilakukan pada priringan pokok yang pendek akan mengenai pokok tanaman itu sendiri sehingga menyebabkan kematian.

Pengendalian gulma pada piringan dan rintis menggunakan herbisida sistemik merek dagang Round Up dengan bahan aktif glifosat. Dosis yang adalah 350 cc/ha dengan konsentrasi 3.5 ml/liter air untuk setiap divisi. Setiap 1 tangki hanya berisi 10 L air dengan 350 cc Round Up dan dapat menyemprot 143 pokok. Norma setiap pekerja adalah 4 ha/HK dengan premi tetap Rp. 4 000. Pekerja akan mendapatkan premi Rp. 8 000/ha jika dapat melebihi standar kerja, sehingga pada saat di lapang mandor menetapkan setiap pekerja harus mendapatkan 6 ha/HK. Kendala pada penyemprotan ini adalah alat semprot yang sangat rentan rusak seperti baterai dan nozel dynamo.

Gambar 7. a) Aplikasi micronherby ,b).APD semprot knapsack sprayer

Penyemprotan Apogonia

(41)

yaitu Agrestik yang bertujuan sebagai perekat. Penambahan perekat ini dilakukan agar penyemprotan yang dilakukan sesudah turunnya hujan dapat efektif. Dosis yang digunakan untuk penambahan perekat ini sebesar 10 cc/ha (2 tangki).

Aplikasi kegiatan semprot Apogonia ini dilakukan pada tanaman tahun tanam 2011 dan dilakukan pada sore hari, dikarenakan hama ini mulai muncul atau menyerang tanaman pada awal malam hari dengan penyemprotan pada seluruh daun terutama pada daun yang belum terserang oleh hama ini. Tanaman yang disemprot biasanya adalah tanaman yang berada pada pinggir jalan utama, tanaman yang dekat dengan tanaman tua. Pada kegiatan ini tanaman yang disemprot adalah tanaman 5 baris pokok pada seluruh tanaman yang berada di dekat pasar utama. Jumlah tenaga kerja untuk kegitan ini sebanyak 6 (enam) orang dengan 1 orang pengisi air. Tenaga kerja ini mempunyai prestasi kerja 6 tangki/HK untuk pengendalian hama Oryctes dan Apogonia. Rotasi penyemprotan hama Oryctes adalah seminggu sekali, sedangkan penyemprotan hama Apogonia adalah 2 (dua) minggu sekali. Jika sudah masuk rotasi untuk pelaksanaan kegiatan ini, setiap pekerja memisahkan 2 tangki untuk aplikasi semprot Apogonia. Prestasi kerja yang didapatkan adalah 1 ha/orang. Pada saat kegiatan ini dilakukan, penulis berperan sebagai pendamping asisten.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit sangat perlu mendapat perhatian agar tanaman dapat tumbuh dan dapat berproduksi secara optimal. Hama yang sering menyerang adalah ulat api, ulat kantong, ulat callietra dan kumbang, sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit di kebun Bangun Bandar ialah Ganoderma.

(42)

Serangan ulat dapat diketahui berkat adanya monitoring secara berkala dan terus menerus terhadap perkembangan ulat api dan ulat lainnya yang terdapat di lapangan dengan cara menyensus kerapatannya per pelepah daun. Hasil sensus ini harus dapat memberikan informasi mengenai tingkat serangan, luas serangan dan jenis hama yang menyerang. Klasifikasi tingkat rata-rata ulat/pelapah daun dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Klasifikasi tingkat serangan ulat daun

Kelas serang an

Ulat api Ulat kantong

S. nitens B. bisura D. trima M. corbetti M. Plana C. Pendula S. asgna P. diducta P. bradleyi

C. horsfieldii B. chara D. inclusa S. malayana A. Phidippus T.monolonch

a A. rafflesi T. vetusta

TB M

TM TB M

TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM

Ringan <3 <7 <7 <15 <15 <35 <3 <7 <7 <25 <50 <65

Sedang 3-4 7-9 7-9 15-19 15-24 35-49 3-4 7-9 7-9 25-34 50-69 65-89

Berat ≥5 ≥10 ≥10 ≥20 ≥25 ≥50 ≥5 ≥10 ≥10 ≥35 ≥70 ≥90

Pelaksanaan sensusnya dengan cara memotong satu pelepah yang ditaksir terdapat banyak ulatnya atau kalau tidak ada ulat diambil pelepah nomor 25. Semua ulat, kepompong dan tumpukan telur yang masih hidup, jenis dan ukuran ulat dihitung. Untuk populasi ulat yang tinggi (100 – 200 ulat per pelepah) sensus dibatasi pada sebelah sisi pelepah saja dan hasilnya dikali dua. Kegiatan sensus ulat ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. a). Pengendalian ulat manual, b). Ulat kantung

[image:42.595.99.517.104.824.2]
(43)

magang pemberantasan hanya dengan manual karena pertumbuhannya tidak terlalu banyak. Tetapi jika pada sensus terdapat banyak ulat yang menyerang tanaman, pengendalian ulat pada tanaman dewasa sulit untuk dijangkau dengan penyemprotan, maka pengendaliannya dengan cara penyuntikan (injeksi) batang dengan cara mengebor batang kemudian insektisida dimasukkan ke dalam lubang hasil pengeboran tersebut. Insektisida yang digunakan untuk pelaksanaan penyuntikan ini adalah Hypolax 400 SL dengan dosis 20 cc/pokok. Aplikasi dilakukan pengeboran ± 15 cm - 30 cm ke dalam batang. Kebutuhan tenaga kerjanya ialah 1 ha/HK. Prestasi kerja penulis pada saat kegiatan ini adalah 10 pokok. Kegiatan injeksi batang dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. a). Pengeboran/ injeksi batang, b). Aplikasi insektisida

(44)
[image:44.595.138.475.84.190.2]

Gambar 10. a) Larva Oryctes, b). Pengendalian manual larva Oryctes

Pemupukan abu janjang (Composting)

Abu janjang merupakan limbah padat dari kegiatan produksi CPO yang berupa janjang kosong buah yang dicampur dengan solid dan dapat dimanfaatkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Pemupukan ini digunakan karena mengandung unsur hara penting yang berguna bagi tanaman kelapa sawit, selain itu juga dapat membantu memperkecil biaya perusahaan karena hanya memenuhi biaya operasional dan pengangkutan saja.

Aplikasi pemupukan dimulai dengan mengangkut pupuk menggunakan gerobak sorong dengan berat sekitar 55 kg yang diambil dari tumpukan pupuk dijalan koleksi, dosis 1 (satu) pokok sebanyak 110 kg, sehingga pupuk yang diaplikasikan untuk satu pokok sebanyak 2 gerobak sorong. 1 HK dapat mengerjakan 32 pokok.

(45)

Gambar 11. Pemupukan abu janjang (composting)

Penunasan

Penunasan adalah kegiatan memotong cabang yang tidak perlu dan hanya dibiarkan cabang yang menyonggo tandan (songgoh dua atau songgoh satu). Kegiatan penunasan ini sangat penting karena akan mempengaruhi pekerjaan panen. Tujuan penunasan yang paling utama adalah untuk mempermudah pekerjaan potong buah (melihat dan memotong buah masak). Disamping itu, tujuan dari kegiatan ini adalah menghindari tersangkutnya brondolan di ketiak pelepah, memperlancar proses penyerbukan alami, menjaga kebersihan tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit dan untuk memperindah kondisi lapangan.Penunasan dilakukan 9 bulan sekali dengan memperhatikan jumlah pelepah harus tinggal di pokok. Tanaman dengan umur 3 tahun sudah dilakukan penunasan yang biasanya menyisakan 3 pelepah dibawah buah (songgoh 3). Aplikasi penunasan dengan songgoh 3 dilakukan hingga umur tanaman mencapai 5 tahun. Sedangkan untuk tanaman yang berumur 6-10 tahun menggunakan songgoh 2 dan tanaman berumur 11 dan seterusnya menggunakan songgoh 1. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan produksi buah yang maksimum, sehingga harus dihindari terjadinya over pruning. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah yang produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi.

(46)

pekerjaannya. Tenaga kerja kegiatan penunasan pada PT. Socfindo dilakukan dengan family pruning, yang berarti setiap 1 (satu) karyawan dinas membawa 2 kenek yang dipertanggungjawabkan oleh 1 (satu) karyawan dinas gaji per harinya. Kenek adalah orang yang membantu selama kegiatan penunasan berlangsung, hal ini bertujuan untuk memperoleh premi yang banyak. Kegiatan penunasan dapat dilihat pada Gambar 12. Prestasi kerja yang ditetapkan untuk kegiatan ini dilihat berdasarkan umur tanaman. Di mulai dari tanaman yang berumur 3 tahun adalah 70 pokok/HK. Kemudian semakin tua umur tanaman maka basisnya akan menurun. Hal ini disebabkan dari tingkat kesulitan yang dialami oleh karyawan.

Gambar 12. Penunasan

Pemanenan

Pemanenan merupakan kegiatan memotong tandan buah yang termasuk dalam kriteria panen dan mengangkut buah ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Setiap tiga pasar terdapat satu TPH yang terletak di bagian pinggir jalan koleksi. Keberhasilan panen dan produksi sangat bergantung pada bahan tanam yang digunakan, tenaga pemanen, keterampilan pemanen, sistem panen yang digunakan, kelancaran sarana transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal dan intensif yang diberikan.

Kriteria dan Cara Pelaksanaan Panen

(47)

hama. Kriteria panen 4 brondolan per janjang ini diterapkan untuk seluruh tanaman menghasilkan.

Pelaksanaan panen yang baik adalah tidak ada buah mentah (buah S) yang dipanen, tidak ada buah matang yang tertinggal pada piringan, tidak ada buah yang tertinggal pada pasar panen dan TPH. Janjang kosong tidak ada yang terbawa ke pabrik, ganggang janjang dipotong dengan bentuk cangkam kodok serta mepet ke buah, pelepah atau cabang diletakkan pada rumpukan dan jika terdapat parit maka pelepah tersebut arus dipotong menjadi tiga bagian lalu diletakkan di rumpukan, susunan cabang ini harus lurus agar tidak menghalangi atau menutupi piringan dan tidak berserakan, potongan cabang harus mepet ke pokok agar tidak ada brondolan yang tersangkut pada pelepah.

Tandan yang telah dipanen dihadapkan ke arah pasar panen atau pasar rintis dan brondolan dikumpulkan, lalu pemanen dengan menggunakan gerobak sorong membawa janjang dan brondolan yang telah dipanen tersebut ke TPH, lalu ganggang diberi nomor sesuai dengan nomor pemanen.

Asisten dan mandor I produksi setiap harinya wajib memeriksa minimum 10 TPH dari hasil panen dan minimum 10 orang pemanen. Pemeriksaan ini mencakup mutu buah (A, N, E), kebersihan berondolan dipiringan, TPH dan mutu buah. Hasil pemeriksaan ini harus diadu dengan hasil pemeriksaan krani buah untuk mencegah manipulasi krani buah.

Target harian divisi adalah minimal satu seksi panen harus dapat diselesaikan. Bila pada hari pertama seksi A tidak selesai dipotong semua, maka pada hari berikutnya pengaturan tenaga kerja harus diselesaikan sehingga pada hari kedua minimal dapat diselesaikan seksi B dan seksi A.

Mutu Hanca

(48)

maka akan mempermudah pengontrolan serta dapat mempermudah pekerja dalam persiapan alat panen misal persiapan panjang galah yang dibutuhkan, sedangkan pada tanaman yang umur tanaman masih muda digunakan hanca giring agar mendapatkan produksi tinggi, tetapi pada hanca ini karyawan kurang bertanggung jawab.

Organisasi Panen

Satu mandoran pada hanca giring ini terdiri dari 7-20 orang pemanen, satu orang mandor dan satu orang krani buah. Tenaga kerja kegiatan pemanenan pada PT. Socfindo dilakukan dengan family harvest, yang berarti setiap 1 (satu) karyawan dinas membawa 2 kenek yang dipertanggungjawabkan oleh 1 (satu) karyawan dinas gaji per harinya. Mandor bertugas untuk mengontrol pemanen agar bekerja dengan baik dan benar,hancanya bersih, tidak ada buah tinggal (buah S) pada pokok tanaman yang dapat mengakibatkan buah tersebut menjadi buah busuk (E), tidak memanen buah mentah (A) yaitu buah yang belum memberondol minimal 3 brondolan dipiringan.

Krani buah bertugas untuk memeriksa mutu buah, yaitu memeriksa mutu buah dengan kriteria buah normal (N), buah mentah (A), buah mentah (E) dan semua itu di catat pada buku krani buah beserta dengan nama pemanennya. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat buah berada di tempat pemungutan hasil (TPH), jumlah buah yang telah dipanen dicatat oleh karyawan potong buah untuk mengetahui apakah karyawan tersebut telah memperoleh basis borongnya dan berapa lebih borongnya. Lebih borong ialah jumlah janjang yang dipanen setelah dikurangi basis borongnya, jika karyawan panen tersebut mendapat lebih borong, maka akan mendapat premi, tetapi jika karyawan tersebut tidak memenuhi borongnya maka akan dikenai sanksi.

(49)

Penentuan Basis dan Premi

Basis panen adalah jumlah buah minimum yang harus dipanen oleh keryawan potong buah. Basis borong ini berbeda-beda menurut tahun tanam (umur tanaman), berat janjang rata-rata (BJR) dan jumlah jam kerja.

Tanaman tua jumlah basis borongnya lebih rendah daripada tanaman yang dewasa karena faktor kesulitan dalam panen, tanaman tua lebih besar dibandingkan dengan tanaman dewasa karena tanaman tua lebih tinggi dari tanaman dewasa dan bisa mencapai ketinggian 15 m sehingga memerlukan galah, egrek yang lebih panjang dan memerlukan orang yang ahli. Berat janjang rata-rata suatu blok juga menentukan basis borong potong buah dengan norma standar potong buah bagi seorang karyawan sehingga untuk BJR yang tinggi maka basis borongnya lebih rendah dibandingkan dengan BJR yang rendah.

Jika terjadi buah kurang dan apabila pemanen kehabisan hanca di blok pertama sedangkan pemanen belum siap borong dan diberikan hanca di blok kedua yang berbeda basis borongnya, maka untuk mencukupi kekurangan borongnya pada hari itu perhitungannya sebagai berikut :

Kekurangan borong janjang hanca I × Jumlah janjang siap borong hanca II  Jumlah janjang siap borong hanca I

Jika karyawan potong buah berpindah ke hanca berikutnya atau ke seksi berikutnya, basis borongnya berubah sesuai dengan basis borong pada seksi yang akan dimasukinya. Misalnya, seorang pemanen yang sedang memanen pada suatu seksi dengan basis borong pada seksi tersebut 70 janjang tetapi hanya mendapatkan 55 janjang maka ia pindah ke seksi berikutnya dengan basis borong pada seksi tersebut sebanyak 60 janjang, untuk dapat memenuhi basis borongnya pada hari itu maka pemanen tersebut harus mendapatkan janjang pada seksi tersebut sebanyak 15/70 x 60 = 13 janjang, sehingga karyawan tersebut pada hari itu harus memotong buah dengan basis borong sebanyak 55 + 13 = 68 janjang.

(50)

Contohnya suatu blok yang mempunyai basis borong 70 pada hari biasa, maka pada hari jumat basis borongnya berubah menjadi 5/7 x 70 = 50 janjang.

Sanksi-sanksi

Sanksi potong buah diberikan kepada karyawan potong buah dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran dari ketentuan potong buah yang berlaku terutama mengenai kriteria buah dan kualitas buah. Denda karyawan potong buah adalah sebagai berikut: 1) buah mentah (A) tidak memberondol brondol maka dikenakan denda Rp. 3 000/janjang. 2) cabang sengkleh (C) atau pelepah tidak dijatuhkan oleh anggota potong buah maka dikenakan denda Rp. 1 000/pokok. 3) B1 adalah brondolan yang tidak dikutip bersih dikenakan denda Rp. 1000/pokok. 4) Rumpukan yang tidak disusun (R), sebesar Rp. 1 000/pokok. 5) B2 adalah brondolan yang dibuang, sama sekali tidak dikutip dikenakan denda sebesar Rp. 3 000/pokok. 6) M3 adalah brondolan yang terikut diganggang buah dikenakan denda sebesar Rp. 1 000/janjang. 7) Buah G adalah ganggang yang tidak dipotong rapat/cangkam kodok dikenakan denda Rp. 1 000/janjang. 8) M2 adalah buah yang tinggal pada piringan atau hanca dikenakan denda Rp. 2 000/janjang. 9) M1 adalah buah mentah yang sengaja diperam dihanca dikenakan denda Rp. 3 000/janjang. 10) Buah S adalah buah matang yang tinggal atau tidak dipanen dikenakan denda Rp. 2 000/janjang.

Sanksi ini akan diberikan pada anggota potong buah yang tidak sesuai dengan aturan, sebelum menjatuhkan denda, tenaga kerja akan diberi peringatan langsung pada hari kegiatan panen dilaksanakan, jika masih terdapat yang tidak sesuai dengan aturan maka sanksi-sanksi akan di sah kan. Jika sudah terlalu sering melakukan kesalahan maka akan diberikan surat peringatan yang akan mengakibatkan pemecatan tenaga kerja.

Ramalan Produksi

(51)

(empat) bulan sekali sehingga dikenal dengan sistem kwartal, jadi dalam 1 (satu) tahun diadakan 3 kali sensus buah.

Ramalan produksi ini dilakukan dalam 4 bulanan dan harian. Kwartal pertama dimulai dari bulan Januari hingga April, kwartal kedua dimulai dari bulan Mei sampai Agustus dan kwartal ketiga dimulai dari bulan September sampai Desember. Perhitungan ramalan produksi pada seluruh blok untuk setiap divisi sudah dijadwalkan. Perhitungan ramalan produksi pada kwartal yang akan datang akan dilakukan pada akhir kwartal berjalan sebelum dimulai pembukuan kwartal yang akan datang. Jadi, untuk meramal produksi kwartal pertama akan dilakukan pada bulan Desember, meramal untuk produksi kwartal kedua akan dilakukan pada bulan April dan untuk meramal produksi kwartal ketiga akan dilakukan pada bulan Agustus. Aplikasi dilapangan dilakukan satu bulan penuh untuk semua Blok dari divisi.

Tandan buah segar yang dihitung pada saat sensus buah ialah yang telah berumur 1 bulan yaitu dengan kriteria buahnya berwarna hitam dan berukuran kira-kira sebesar telunjuk. Pohon yang dihitung jumlah tandan buah segarnya ialah sama dengan yang digunakan sensus ulat yaitu setiap titik sensus terdapat 7 (tujuh) pohon sensus, satu titik sensus mewakili 1 (satu) hektar.

(52)

Aspek Manajerial

Pendamping Mandor

Mandor merupakan karyawan tingkat non staf yang bertugas membantu asisten dalam menjalankan pekerjaan kebun baik secara teknis maupun administratif. Mandor merupakan orang yang berhubungan langsung dengan karyawan dan bertugas langsung di lapangan serta bertanggung jawab kepada asisten. Mandor yang ada pada setiap divisi terdiri dari : mandor I (perawatan), mandor produksi, mandor panen, krani buah, krani transport dan krani divisi, sedangkan di kebun pembibitan mempunyai 1 orang mandor yang sering disebut mantri pembibitan. Selama penulis berstatus sebagai pendamping mandor, penulis pernah bertugas di kebun pembibitan awal, pembibitan utama, mandor penanaman, mandor pemeliharaan kacangan, krani buah. Mandor mempunyai beberapa peranan seperti : membantu tugas-tugas asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan, bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan, mengawasi dan mengorganisasi pelaksanaan teknis di lapangan serta membuat laporan hasil pekerjaan yang dilakukan dan menganalisanya. Jurnal harian kegiatan penulis selama menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 8.

Mandor di Kebun Pembibitan

Mandor di kebun pembibitan berjumlah hanya 1 orang yang dikhususkan untuk kebun pembibitan. Semua pekerjaan yang ada pada kebun pembibitan diawasi hanya dengan 1 mandor, semua pekerjaan yang dimaksudkan juga seperti mengerjakan laporan yang bersangkutan dengan pembibitan.

Mandor I

(53)

mandor-mandor dan karyawan. Seperti halnya asisten, mandor-mandor I juga mengawasi seluruh pekerjaan yang dilakukan dan memastikan kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan. Mandor I harus aktif menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan dan harus dapat mencari solusinya.

Mandor Produksi

Mandor produksi merupakan orang yang membantu tugas-tugas asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan kerja potong buah dengan mengarahkan pekerjaan ke mandor-mandor potong buah secara lebih terperinci khususnya dalam pembagian tenaga kerja. Tugas dan tanggung jawab seorang mandor produksi adalah mengikuti kegiatan antrian pagi setiap harinya, memeriksa kelengkapan dan keadaan alat kerja potong buah, memastikan pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai dengan instruksi yang di tetapkan, bertanggung jawab terhadap mutu buah dan mutu hanca potong buah, mengatur pusingan potong buah agar tetap pada kondisi normal dan melaporkan kondisi/ keadaan maupun penyimpangan yang terlihat di blok (lapangan) termasuk potensi bahaya. Umumnya mandor I lebih difokuskan untuk pengawasan kegiatan potong buah, menjaga kualitas buah serta melakukan pengawasan untuk kegiatan administratif divisi.

Mandor Panen

Mandor panen adalah orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan panen yang dibantu oleh krani buah dan krani transport. Tugas mandor panen adalah mengawasi kegiatan panen agar dapat berjalan dengan baik. Mandor panen juga mempunyai tugas untuk menetukan hanca panen dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Mandor panen juga secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap kualitas TBS yang dipanen seperti tingkat kematangan buah, buah busuk, buah matang yang tertinggal di pokok, brondolan yang tertinggal serta memastikan tangkai buah TBS pendek.

(54)

tanggung jawab yaitu mengikuti antrian pagi dengan asisten dan mandor-mandor lainnya, kemudian melaksanakan briefing pagi bersama karyawan di lapangan untuk pembagian hanca sekaligus mengabsen, melakukan pengecekan mutu buah dan hanca, memeriksa apakah setiap pemanen telah mendapatkan basis borong dan hancanya telah selesai. Bila basis borong belum tercapai sedangkan waktu kerja masih ada, maka oleh mandor panen dipindahkan hancanya untuk memenuhi basis borongnya. Selain itu mandor panen juga memeriksa peralatan yang digunakan sebelum dilakukan pengancakan dan memastikan pekerja telah menggunakan APD. Kemudian pada sore harinya mandor panen melakukan perhitungan persentase kematangan panen yang bertujuan menentukan rencana jumlah tenaga kerja potong buah dan taksasi produksi untuk esok hari dan memastikan semua seksi telah habis di panen pada 1 hari. Selama menjadi pendamping mandor potong buah, penulis mengikuti kegiatan persentase kematangan yang diambil dari sebagian atau mewakili seluruh wilayah yang akan di panen untuk esok hari.

Krani Buah

Tugas dari krani buah adalah mencatat jumlah buah normal (N), nuah mentah (A) dan buah busuk (E) yang telah terkumpul dari TPH dari masing-masing pemanen di buku pemeriksaan tanda buah segar (TBS). Memberi tanda A pada tangkai buah mentah yang di periksa. Mencatat jumlah TBS yang telah d panen yang kemudian menginformasikannya ke pabrik (sore hari). Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses pengolahan TBS di pabrik. Mengisi buku notes potong buah (notes kuning) yang berisi laporan hasil potong buah setiap pemanen yang akan dibagikan esok hari kepada para pemanen. Mengisi buku penerimaan TBS (collection sheet) dan mengisi data papan panjang.

Mandor Pemupukan

(55)

mandor pupuk harus mengikuti kegiatan antrian pagi untuk menerima instruksi dan pengarahan dari asisten divisi yang kemudian disampaikan kepada para karyawan. Setelah selesai pemupukan, mandor pemupukan bertanggung jawab terhadap karung untilan untuk sampai di gudang penyimpanan dan membandingkannya dengan jumlah karung sebelum di lakukan aplikasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kecurangan yang akan terjadi pada saat aplikasi. Kemudian mandor pupuk juga bertanggung jawab terhadap kualitas penaburan pupuk di lapangan dan melaporkan kondisi/ keadaan maupun penyimpangan yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini penulis melakukan kegiatan pengecekan kualitas penaburan pupuk di lapangan dan menjadi pendamping asisten dalam menjaga untilan pupuk agar tidak terjadi kecurangan.

Mandor Semprot

Setiap harinya mandor semprot bertugas ikut antrian pagi di divisi untuk mendapat tugas-tugas harian dari asisten divisi. Menyiapkan dan memeriksa bahan-bahan dan peralatan kerja untuk keperluan semprot termasuk mengatur tenaga kerja. Bertanggung jawab terhadap penggunaan APD dilokasi kerja. Memberikan intruksi/arahan kerja kepada pekerja. Bertanggung jawab terhadap jumlah bahan yang dipakai untuk keperluan semprot sesuai intruksi Asisten. Memastikan tidak terjadinya ceceran pada saat menuangkan larutan ke dalam alat semprot. Bertanggung jawab terhadap mutu dan output pekerjaan. Melaporkan prestasi kerja harian semprot kepada Asisten. Melaporkan kondisi/ keadaan maupun penyimpangan yang terjadi di lapangan termasuk potensi bahaya LK3, serta memastikan penggunaan pestisida dilakukan dengan aman dan benar. Melaksanakan pekerjaan yang ditunjuk asisten, Askep, dan Pengurus.

Pendamping Asisten Divisi

(56)
(57)

PEMBAHASAN

Kondisi Umum Pembibitan

Pengamatan pembibitan awal (pre nursery) kelapa sawit terletak pada lahan 2 ha pada divisi V. Pada lahan 2 ha ini bibit yang ditanam adalah bibit pre nursery yang dikhususkan untuk dijual. Bahan tanam berasal dari Pusat Seleksi Bangun Bandar (PSBB). Pada saat dilaksanakannya magang penulis melakukan kegiatan pengamatan pada divisi V, sedangkan pada kegiatan lain penulis ditempatkan pada Divisi I.

Sistem pembibitan yang digunakan adalah sistem pembibitan dua tahap, untuk kondisi di Indonesia PT. Socfindo merekomendasikan pembibitan D x P Unggul Socfindo dengan cara dua tahap (Doble stage) dikarenakan ukuran kecambah PT. Socfindo yang relatif kecil dan memerlukan penanganan yang teliti agar diperoleh bibit yang bermutu baik.

Pada pembibitan dua tahap yang dilakukan ini, kecambah ditanam pada plastik polibag yang mempunyai ukuran 15 cm x 20 cm, tebal 0.10 mm dengan lubang perforasi sebanyak 18 buah untuk mengatur drainase. Polibag yang diisi sebaiknya menggunakan media tanah tanah lapisan atas (top soil) yang gembur, subur, bersih dari potongan kayu dengan cara diayak serta banyak mengandung bahan organik dan diambil dari lahan yang bebas serangan penyakit terutama penyakit ganoderma. Seminggu sebelum penanaman dilakukan, pengisian tanah ke polibag telah selesai dilaksanakan. Setelah itu polibag yang telah berisi tanah disusun rapat dan rapi membentuk bedengan dengan ukuran 10 kantong melebar dan panjangnya tergantung kepada jumlah bibit per nomor kelompok kategori.

(58)

MST, kemudian pemberian pupuk selanjutnya dengan interval 1 minggu sekali. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea dan NPK dan diaplikasikan dalam bentuk larutan dengan menggunakan gembor.

Daya Tumbuh Bibit Kelapa Sawit di PT. Socfindo

Bahan tanaman (benih) memiliki kontribusi input 7 - 8 % dari total investasi awal, namun kualitas dan karakteristiknya merupakan hal yang sangat krusial dalam mempengaruhi proses pertumbuhan dan produktivitas secara keseluruhan. Pertumbuhan dan vigor bibit sangat ditentukan oleh kecambah yang ditanam, morfologi kecambah serta cara penanamannya (Pahan, 2010).

Saat ini PT. Socfindo hanya melepas 2 (dua) varietas bahan tanaman kelapa sawit unggul yaitu DxP Unggul Socfindo (L) dan DxP Unggul (Y) yang

sudah terdaftar dan diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam memproduksi kedua varietas tersebut PT. Socfindo menggunakan sistem kat

Gambar

Grafik hubungan umur terhadap tinggi rata-rata bibit kelapa
Tabel 1. Jenis tanaman dan lokasi kebun yang diusahakan PT. Socfindo
Gambar 3. a). Penyiraman pada pre nursery,  b). Penyiraman pada main nursery
Gambar 6. Perawatan kacangan/ LCC
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembibitan yang menggunakan satu tahap ( single stage ), berarti penanaman kecambah kelapa sawit langsung dilakukan ke pembibitan utama ( main nursery ), sedangkan

[r]

Tujuan khusus kegiatan magang ini adalah meningkatkan pengalaman, pemahaman dan keterampilan tentang budidaya tanaman kelapa sawit terutama proses pemanenan yang

Kegiatan raking/ garuk piringan juga dilakukan pada kelapa sawit TM, jenis kegiatannya yaitu dengan mencabuti gulma epifit yang tumbuh pada pokok kelapa sawit

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai nisbah kesetaraan lahan (NKL) pada tanaman polikultur kelapa sawit dengan tanaman karet. Penelitian telah dilaksanakan pada

Tujuan khusus kegiatan magang ini adalah meningkatkan pengalaman, pemahaman dan keterampilan tentang budidaya tanaman kelapa sawit terutama proses pemanenan yang

Kegiatan raking/ garuk piringan juga dilakukan pada kelapa sawit TM, jenis kegiatannya yaitu dengan mencabuti gulma epifit yang tumbuh pada pokok kelapa sawit

Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis gulma pada lahan tanaman kelapa sawit terutama pada piringan, gawangan, dan pasar pikul.. Serta dapat