• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan untuk Anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan untuk Anak

Kegiatan pembelajaran pendahuluan dalam penelitian ini difokuskan pada lima aspek, meliputi: a) pemberian apersepsi; b) penjelasan tujuan pembelajaran khusus (TPK); c) pengecekan keterampilan prasyarat; d) menuliskan pokok-pokok materi dalam bentuk bagan; dan e) pengulangan

88

materi sebelumnya untuk mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Berikut adalah uraian lebih lanjut tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendahuluan anak lamban belajar di kelas III B, kelas V A, dan kelas V B yang ditinjau dari kelima aspek tersebut.

a. Pemberian Apersepsi

Cara yang ditempuh ketiga guru kelas dalam memberikan apersepsi adalah sama untuk semua siswa, termasuk anak lamban belajar. GK1 memberikan apersepsi melalui tanya jawab untuk menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa dan memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi pembelajaran dan mengajak semua siswa bernyanyi. GK2 memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari, manfaat materi dalam kehidupan sehari-hari, dan memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi pembelajaran. GK3 memberikan apersepsi melalui tanya jawab untuk menunjukkan contoh penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari siswa, mengajak semua siswa bernyanyi, dan melalui cerita.

b. Penjelasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Aspek kedua adalah penjelasan tujuan pembelajaran khusus (TPK).Dari ketiga kelas yang diteliti, tujuan pembelajaran khusus untuk anak lamban belajar sama dengan siswa lainnya. Namun, untuk kelas III B, tingkat kesulitan untuk anak lamban belajar diturunkan sesuai dengan kemampuan anak lamban belajar. Meskipun GK1 dan

89

GPK tidak menyusun PPI, anak lamban belajar mempunyai KKM individual. Tabel di bawah ini menunjukkan KKM individual untuk anak lamban belajar di kelas III B.

Tabel 8. KKM Individual Anak Lamban Belajar Kelas III B

Mata Pelajaran KKM

Pendidikan Agama 68

Pendidikan Kewarganegaraan 65

Bahasa Indonesia 65

Ilmu Pengetahuan Alam 65

Ilmu Pengetahuan Sosial 65

Seni Budaya dan Keterampilan 68 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 68

Bahasa Jawa 65

Untuk kelas V A, meskipun tujuan pembelajaran anak lamban belajar sama dengan siswa lainnya dan KKM anak lamban belajar sama dengan KKM reguler, GK2 mempunyai tolok ukur sendiri untuk nilai 75 anak lamban belajar. Dengan demikian, nilai 75 anak lamban belajar mempunyai kualitas yang berbeda dari nilai 75 anak normal. Untuk kelas V B, tujuan pembelajaran khusus untuk anak lamban belajar sama dengan siswa lainnya, minimal sama dengan KKM. KKM untuk anak lamban belajar juga sama dengan siswa lainnya. Kemungkinan, GK3 memandang bahwa anak lamban belajar masih dapat mengikuti pembelajaran sama seperti siswa lainnya dengan guru kelas memberikan pengulangan-pengulangan dan menerapkan metode khusus.

Ketiga guru kelas menjelaskan tujuan pembelajaran khusus secara lisan dan klasikal. Dalam menjelaskan tujuan, ketiga guru kelas berdiri

90

di depan kelas atau duduk di kursi guru dengan volume suara yang dapat didengar semua siswa. Ketiga guru kelas menyampaikan materi yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan dilaksanakan siswa, “Anak-anak, hari ini kita belajar….” GK2 juga menyampaikan pentingnya mempelajari materi dan bagaimana aplikasi materi dalam kehidupan nyata. GK1 dan GK2 tidak menuliskan materi yang akan dipelajari siswa di papan tulis, sedangkan GK3 menuliskan materi yang akan dipelajari siswa di papan tulis. Ketiga guru kelas menjelaskan tujuan pembelajaran khusus dengan bahasa yang jelas, sederhana, dan dapat dipahami siswa.

c. Pengecekan Keterampilan Prasyarat

Aspek ketiga adalah pengecekan keterampilan prasyarat. Keterampilan prasyarat yang harus dimiliki anak lamban belajar di kelas III B disesuaikan dengan kemampuan anak lamban belajar, sedangkan di kelas V A dan V B keterampilan prasyarat yang harus dimiliki anak lamban belajar sama dengan siswa lainnya. Namun, GK3 memberikan pendekatan individual agar anak lamban belajar dapat mencapai keterampilan prasyarat yang sama dengan siswa lainnya. Pendekatan individual tersebut adalah dengan memberikan pengertian-pengertian tentang materi yang sebisa mungkin dapat membantu anak lamban belajar menguasai keterampilan prasyarat yang diperlukan. GK1 dan GK3 mengecek keterampilan prasyarat anak lamban belajar sama seperti siswa lainnya melalui tes lisan atau tanya jawab,

91

sedangkan GK2 mengecek keterampilan prasyarat anak lamban belajar melalui soal-soal pengenalan ringan baik secara lisan maupun tertulis. GK1 melaksanakan kegiatan tanya jawab dengan beberapa siswa, termasuk anak lamban belajar, sedangkan GK3 melakukan tanya jawab secara klasikal. Apabila siswa, termasuk anak lamban belajar belum bisa menguasai keterampilan prasyarat dengan baik, GK1 dan GK3 memberikan pengulangan.

d. Menuliskan Pokok-Pokok Materi dalam Bentuk Bagan

Aspek keempat adalah menuliskan pokok-pokok materi dalam bentuk bagan. GK1 dan GK2 tidak menuliskan pokok-pokok materi yang akan disampaikan dalam bentuk bagan, sedangkan GK3 menuliskan pokok-pokok materi yang akan dipelajari siswa dalam bentuk bagan di papan tulis. Hal ini dapat ditunjukkan oleh petikan hasil wawancara dengan GK3 berikut, “Iya, ada Mbak. Diberikan terlebih dahulu, sesuai dengan tema pertama lalu dikembangkan. Alangkah baiknya kita menggunakan peta konsep atau struktur, nanti diisi siswa bagian-bagian apa yang disampaikan.”

e. Pengulangan Materi pada Pertemuan Sebelumnya

Aspek kelima adalah pengulangan materi pada pertemuan sebelumnya. Ketiga guru kelas yang diteliti mengulangi materi pada pertemuan sebelumnya untuk mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. Sebelum memberikan pengulangan materi, ketiga guru kelas juga melakukan tanya jawab dengan siswa. GK1 dan

92

GK2 melakukan tanya jawab secara klasikal dan secara individual dengan anak lamban belajar. Untuk GK3, hasil observasi juga menunjukkan bahwa dalam memberikan pengulangan, GK3 mengajak siswa mengulang atau mengingat urutan konversi satuan panjang dengan melagukan dua suku kata pada setiap satuan panjang.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendahuluan yang dilaksanakan guru kelas untuk anak lamban belajar sama dengan kegiatan pempelajaran pendahuluan untuk siswa normal dan berkebutuhan khusus lainnya, kecuali GK3 yang memberikan pendekatan individual agar anak lamban belajar dapat menguasai keterampilan prasyarat yang sama seperti siswa lainnya.

2. Perlakuan Khusus untuk Anak Lamban Belajar dalam Penyampaian