• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyesuaian Waktu, Cara, dan Materi dalam Penilaian Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Penyesuaian Waktu, Cara, dan Materi dalam Penilaian Pembelajaran

Teknik penilaian untuk anak lamban belajar di kelas III B, kelas V A, dan kelas V B sama seperti siswa lainnya, meliputi penilaian proses dan penilaian hasil. Ketiga guru kelas tidak selalu memberikan soal evaluasi

115

(tes tertulis atau lisan) di akhir kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, teknik penilaian hasil pada setiap pertemuan digunakan untuk menilai hasil latihan, tugas individu, tugas kelompok, dan PR siswa.

Dalam penilaian pembelajaran untuk anak lamban belajar di sekolah inklusi, ada tiga bentuk penyesuaian, yaitu penyesuaian waktu, cara, dan materi. Berikut ini adalah uraian lebih lanjut tentang penyesuaian waktu, cara, dan materi dalam penilaian pembelajaran untuk anak lamban belajar di kelas III B, kelas V A, dan kelas V B.

a. Penyesuaian Waktu

Ketiga guru kelas mempunyai strategi masing-masing dalam memberikan tambahan waktu dalam pengerjaan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya untuk anak lamban belajar. GK1 memberikan tambahan waktu untuk anak lamban belajar dalam mengerjakan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya. GK2 tidak memberikan tambahan waktu untuk anak lamban belajar dalam mengerjakan soal ulangan atau tes, tetapi jumlah soal yang harus dikerjakan anak lamban belajar lebih sedikit dibanding siswa lainnya. Untuk tugas-tugas di kelas, GK2 memberikan tambahan waktu sama seperti siswa lainnya. GK3 memberikan tambahan waktu untuk anak lamban belajar dalam mengerjakan soal ulangan atau tes, di samping jumlah soal yang harus dikerjakan anak lamban belajar lebih sedikit dari siswa lainnya. Untuk ulangan atau tes, anak lamban belajar mendapatkan tambahan waktu pada saat istirahat atau 5 sampai 15 menit setelah pulang sekolah. Untuk tugas-tugas di

116

kelas, GK3 memberikan tambahan waktu sama seperti siswa lainnya, sampai semua siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas di kelas.

b. Penyesuaian Cara

Masing-masing guru kelas mempunyai strategi masing-masing dalam memberikan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya untuk anak lamban belajar. GK1 tidak memberikan modifikasi khusus dalam pemberian soal ulangan, tes, atau tugas lainnya untuk anak lamban belajar AP. Anak lamban belajar AP mengerjakan soal ulangan, tes, atau tugas yang sama dengan siswa lainnya dan dilaksanakan bersama siswa lainnya, tetapi dengan pendampingan GPK1. GPK1 menjelaskan bahwa bentuk pendampingan untuk anak lamban belajar AP adalah mengarahkan bagaimana cara menjawab, bukan memberi jawaban, dan membahasakan soal agar dapat dipahami anak lamban belajar. Misalnya untuk soal Bahasa Indonesia, ada pertanyaan tentang polusi. GPK1 menjelaskan pengertian polusi, mengarahkan pada materi, lalu mengarahkan anak lamban belajar bagaimana cara menjawab soal. Tes individual untuk anak lamban belajar AP diberikan pada UAS Semester I untuk mata pelajaran Matematika, di mana soal yang harus dikerjakan anak lamban belajar dibuat oleh GPK1 dan dilaksanakan di ruang bimbingan khusus dengan pendampingan GPK1. Mata pelajaran yang diujikan setelah mata pelajaran Matematika pada hari tersebut juga dilaksanakan di ruang bimbingan khusus karena waktu pelaksanaan ujian mata pelajaran selanjutnya juga harus mundur.

117

Untuk UAS pada hari selanjutnya dilaksanakan di ruang kelas bersama siswa lainnya dengan bimbingan GPK1. Untuk semester 2, Ujian Kenaikan Kelas (UKK) anak lamban belajar dilaksanakan bersama siswa lainnya di kelas, tetapi masih perlu diarahkan GPK1 bagaimana cara menjawab soal dan menjelaskan bahasa soal dengan bahasa yang dipahami anak lamban belajar.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa GK2 dan GK3 tidak memberikan modifikasi khusus dalam memberikan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya untuk anak lamban belajar. Anak lamban belajar mengerjakan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya yang sama dengan siswa lainnya dan dikerjakan di kelas bersama siswa lainnya. Namun, GK2 dan GK3 memberikan pendekatan individual agar anak lamban belajar dapat mengerjakan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya secara mandiri. GK3 melihat bagaimana hasil yang dicapai anak lamban belajar, dari hasil tersebut GK3 menentukan di posisi mana dapat memberikan bantuan untuk anak lamban belajar. Selain itu, hasil observasi juga menunjukkan bahwa GK3 mengecek kesiapan anak lamban belajar sebelum mengikuti ulangan di kelas dengan mendekati dan mengamati apakah anak lamban belajar mengikuti instruksi GK3 untuk membaca Lembar Kerja Siswa (LKS) sebelum ulangan harian IPA.

118 c. Penyesuaian Materi

Setiap guru kelas mempunyai strategi masing-masing dalam hal tingkat kesulitan dan penggunaan bahasa dalam butir soal ulangan, tes, atau tugas lainnya yang harus dikerjakan anak lamban belajar.

Tingkat kesulitan bahan dan penggunaan bahasa dalam butir soal ulangan, tes, atau tugas lainnya untuk anak lamban belajar AP di kelas III B sama dengan siswa lainnya. Penyesuaian tingkat kesulitan bahan dan bahasa dengan kemampuan dan kebutuhan anak lamban belajar hanya diberikan pada butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) Semester I untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Jawa, di mana soal dibuat sendiri oleh GPK1 dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan inklusi tentang materi yang sudah dikuasai anak lamban belajar AP. Khusus untuk soal Bahasa Jawa, GPK1 sebelumnya membuatkan ringkasan materi dengan bahasa yang dapat dipahami anak lamban belajar. Untuk mata pelajaran lainnya, butir soal UAS Semester 1 sama dengan siswa lainnya. GPK1 menyampaikan pada peneliti bahwa untuk Ujian Kenaikan Kelas (UKK), butir soal UKK untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Jawa, dan mata pelajaran lainnya sama seperti siswa lainnya karena anak lamban belajar sudah dapat menguasai materi semester II, tetapi dengan pendampingan GPK1. Strategi dalam penyesuaian tingkat kesulitan bahan dan penggunaan bahasa dalam butir soal ulangan, tes, atau tugas lainnya yang harus dikerjakan anak lamban belajar yang hampir sama diterapkan oleh

119

GK2 dan GK3, di mana jumlah butir soal tes yang harus dikerjakan anak lamban belajar lebih sedikit dari siswa lainnya. Butir soal yang harus dikerjakan anak lamban belajar di kelas V A sama dengan siswa lainnya, tetapi tingkat kesulitan lebih ringan karena anak lamban belajar tidak diharuskan mengerjakan soal uraian. Dalam hal ini, penggunaan bahasa dalam butir soal juga mendapat toleransi karena anak lamban belajar di kelas V A tidak diharuskan mengerjakan soal uraian. Hampir sama dengan kelas V A, butir soal yang harus dikerjakan anak lamban belajar di kelas V B sama dengan siswa lainnya, tetapi jumlah butir soal yang harus dikerjakan berbeda dari siswa lainnya dan ditentukan menurut alokasi waktu. Bahasa yang digunakan dalam butir soal untuk anak lamban belajar di kelas V B sama dengan siswa lainnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian waktu dalam penilaian pembelajaran diberikan oleh ketiga guru kelas, tetapi GK2 tidak memberikan penyesuaian waktu dalam memberikan soal ulangan atau tes. Penyesuaian cara dalam penilaian pembelajaran untuk anak lamban belajar hanya diberikan oleh GK1 bersama GPK1. Penyesuaian materi dalam soal ulangan, tes, dan tugas lainnya yang berhubungan dengan penilaian pembelajaran untuk anak lamban belajar diberikan GK2. GK1 bersama GPK1 memberikan penyesuaian materi hanya pada pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Jawa,

120

sedangkan GK3 memberikan penyesuaian materi hanya pada pelaksanaan ulangan atau tes.