• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : IMPLEMENTASI PELAKSANAAN KEWENANGAN

B. Pelaksanaan kewenangan lokal berskala desa dalam

Desa Air Genting merupakan desa-desa pada umumnya yang memiliki 4 (empat) kewenangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang salah satunya adalah kewenangan lokal berskala desa. Kewenangan ini secara jelas diberikan kepada desa sepenuhnya karena Undang-Undang menyatakan bahwa baik dari segi

pengaturan maupun pengurusannya dilaksanakan oleh Desa. Prinsipnya adalah desa diberikan keleluasaan untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kondisi dari masing-masing desa.

Pasal 19 huruf (b) UU Desa menyebutkan Kewenangan lokal berskala desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat yang telah dijalankan oleh desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan dan prakarsa masyarakat desa.339

Berkaitan dengan hal tersebut diatas Pemerintah Kabupaten Asahan memiliki Peraturan Bupati perihal kewenangan desa, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Bupati Asahan Nomor 13 Tahun 2018 tentang Kewenangan Desa. Peraturan Bupati ini ditetapkan pada tanggal 9 Maret 2018 oleh Bupati Kewenangan lokal berskala desa haruslah kewenangan yang muncul dari prakarsa masyarakat sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan kondisi lokal desa. Hal itu supaya kewenangan tersebut sejalan dengan kepentingan masyarakat sehingga akan bisa diterima dan dijalankan.

Di dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang pedoman kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa, Peraturan tersebut menetapkan dan menjelaskan secara rinci bagaimana pedoman untuk melaksanakan kewenangan lokal berskala desa.

339Pasal 19 huruf (b) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Trasmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

Asahan alm. Taufan Gama Simatupang, dan diundangkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Asahan Taufik Zainal Abidin.

Dalam Pasal 1 ayat (17) Peraturan Bupati Asahan Nomor 13 Tahun 2018 tentang kewenangan desa menjelaskan mengenai kewenangan lokal berskala desa sebagai berikut: “Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa”.340 Dan Pasal 1 ayat (14) menjelaskan: “Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa”.341

Dalam proses pelaksanaan kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa tentu saja diawali dengan perencanaan yang melibatkan masyarakat dan pemerintah desa untuk melaksanakan musyawarah mengenai perencanaan hasil musyawarah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKPDes merupakan penjabaran dari RPJMDes untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun Keterkaitan kedua pasal tersebut sangat berpengaruh dalam menjalankan kewenangan-kewenangan desa yang telah di amanatkan undang-undang dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa yang akan dilaksanakan setiap desa untuk kemandirian dan kemajuan desa dan masyarakat.

340Pasal 1 ayat (17) Peraturan Bupati Asahan Nomor 13 Tahun 2018 tentang Kewenangan Desa

341Pasal 1 ayat (14) Peraturan Bupati Asahan Nomor 13 Tahun 2018 tentang Kewenangan Desa

sebelumnya, prioritas kebijakan supra desa, pembangunan kawasan perdesaan/

antar desa dan atau hal-hal yang karena keadaan darurat/bencana alam serta adanya kebijakan baru dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten.

Sebagai Rencana strategis pembangunan tahunan Desa, RKPDes merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat reguler yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong-royong. RKPDes merupakan satu-satunya dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang dipakai sebagai pedoman atau acuan pelaksanaan pembangunan bagi pemerintahan Desa selanjutnya sebagai dasar penyusunan APBDes tahun anggaran bersangkutan.

Rancangan RKPDes disusun oleh Pemerintah Desa, dibahas dan disepakati oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan masyarakat dalam Musrenbang Desa dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa ditetapkan oleh perbekel selanjutnya diundangkan dalam Lembaran Desa oleh Sekretaris Desa.

Setelah tahapan perencanaan Pembangunan Desa yang dituangkan dalam RKPDes dan penganggaran dilakukan maka selanjutnya akan dilaksanakan pelaksanaan pembangunan desa yang sudah ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Kerja Pemerintah Desa. Pasal 81 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 menegaskan bahwa:

1. Pembangunan Desa dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Desa.

2. Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong.

3. Pelaksanaan Pembangunan Desa sebagimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa.

4. Pembangunan lokal berskala desa dilaksanakan sendiri oleh Desa.

5. Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.342 Pelaksanaan kewenangan lokal berskala desa yang menjadi sumber data penelitian adalah pembangunan desa. Pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan juga melibatkan masyarakat desa Air Genting melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa melalui musyawarah. Untuk melaksanakan tahap pelaksanaan pembangunan desa, Kepala Desa mengordinasikan tahapan pelaksanaan yang sekurang-kurangnya meliputi:

1. Rapat kerja pelaksanaan kegiatan

Kepala Desa menyelenggarakan rapat kerja pelaksanaan kegiatan dalam rangka pembahasan tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan. Pembahasan berdasarkan laporan pelaksana kegiatan kepada Kepala Desa. Rapat kerja dilaksanakan sekurang-kurangnya setiap akan melakukan tahapan pencairan dana desa yang bersumber darai Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara.343

a. Perkembangan pelaksanaan kegiatan;

Rapat kerja membahas antar lain:

b. Pengaduan masyarakat;

c. Masalah, kendala dan hambatan;

d. Target kegiatan pada tahapan selanjutnya; dan

342Pasal 81 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

343---, Op.cit, hal. 76

e. Perubahan kegiatan.344

Kepala Desa dapat menambahkan agenda pembahasan rapat kegiatan sesuai dengan kondisi perkembangan pelaksanaan kegiatan yang ada di desa.345

2. Pemeriksaan kegiatan infrastuktur desa

Kepala Desa mengordinasikan pemeriksaan tahap perkembangan dan tahap akhir kegiatan infrastruktur desa. Pemeriksaan dapat dibantu oleh tenaga ahli di bidang pembangunan infrastuktur sesuai dengan dokumen RKPDes. Dalam rangka penyediaan tenaga ahli, kepala desa mengutamakan pemanfaatan tenaga ahli yang berasal dari masyarakat desa. Dalam hal tidak tersedia tenaga ahli, Kepala Desa meminta bantuan kepada bupati/walikota melalui camat perihal kebutuhan tenaga ahli dibidang pembangunan infrastuktur yang dapat berasal dari satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi pekerjaan umum atau menggunakan pendamping profesional.346

a. Tahap pertama: penilaian dan pemeriksaan terhadap 40% dari seluruh target kegiatan.

Pemeriksaan dilakukan dengan cara memeriksa dan menilai sebagian dan/atau seluruh hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastuktur desa.

Pemeriksaan dilakukan dalam 3 (tiga) tahap meliputi:

b. Tahap kedua: penilaian dan pemeriksaan terhadap 80% dari seluruh target kegiatan.

344Ibid., hal. 76

345Ibid.,

346Ibid., hal. 76-77

c. Tahap ketiga: penilaian dan pemeriksaan terhadap 100% dari seluruh target kegiatan.347

Pemeriksa melaporkan kepada Kepala Desa perihal hasil pemeriksaan pada setiap tahapan. Laporan hasil pemeriksaan menjadi bahan pengendalian pelaksanaan kegiatan oleh Kepala Desa.348

3. Perubahan pelaksanaan kegiatan

Pemerintah daerah kabupaten/kota menetapkan peraturan tentang kejadian khusus yang berdampak pada perubahan pelaksanaan kegiatan pembangunan, yaitu:

a. Kenaikan harga yang tidak wajar.

b. Kelangkaan bahan material, dan/atau

c. Terjadi peristiwa khusus seperti bencana alam, kebakaran, banjir, dan/atau kerusuhan sosial.349

Kepala Desa mengoordinasikan perubahan pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa. Perubahan kegiatan dilakukan dengan ketentuan:

a. Penambahan nilai pagu dana kegitan yang ditetapkan dalam APBDes dilakukan melalui:

1. Swadaya masyarakat.

2. Bantuan pihak ketiga, dan/atau

347Ibid., hal. 77

348Ibid.,

349Ibid.,

3. Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerinah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota.

b. Tidak mengganti jenis kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa.

c. Tidak melanjutkan kegiatan sampai perubahan pelaksanaan kegiatan disetujui oleh Kepala Desa.350

Kepala Desa menghentikan proses pelaksanaan kegiatan apabila pelaksanaan kegiatan tidak mentaati ketentuan yang telah ditetapkan. Kepala Desa memimpin rapat kerja untuk membahas dan menyepakati perubahan pelaksanaan kegiatan. Hasil kesepakatan dituang dalam berita acara. Berita acara dilampiri perubahan gambar desain dan perubahan rencana anggaran biaya dalam hal terjadi perubahan pelaksanaan kegiatan di bidang pembangunan infrastuktur desa.

Berita acara menjadi dasar bagi Kepala Desa menetapkan perubahan pelaksanaan kegiatan dengan keputusan Kepala Desa.351

4. Pengelolaan pengaduan dan penyelesaian masalah

Kepala Desa mengoordinasikan penanganan pengaduan masyarakat dan penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan desa.

Koordinasikan penanganan pengaduan masyarakat dan penyelesaian masalah sekurang-kurangnya meliputi kegiatan:

a. Penyediaan kotak pengaduan masyarakat.

b. Pencermatan masalah yang termuat dalam pengaduan masyarakat.

c. Menetapkan status masalah.

350Ibid., hal.77

351Ibid.,

d. Penyelesaian masalah dan penetapan status penyelesaian masalah.352

Penanganan pengaduan dan penyelesaian masalah berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

a. Menjaga kerahasiaan identitas pelapor.

b. Mengutamakan penyelesaian masalah di tingkat pelaksaaan kegiatan.

c. Menginformasikan kepada masyarakat desa perkembangan penyelesaian masalah.

d. Melibatkan masyarakat desa dalam menyelesaikan masalah.

e. Mengadministrasikan bukti pengaduan dan penyelesaian masalah.353

Penyelesaian masalah dilakukan secara mandiri oleh desa berdasarkan kearifan lokal dan pengarusutamaan perdamaian melalui musyawarah desa.

Dalam hal musyawarah desa menyepakati masalah dinyatakan selesai, hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara Musyawarah Desa.354

5. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan

Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa. Penyampaian laporan disesuaikan dengan jenis kegiatan dan tahapan penyaluran dana kegiatan. Laporan kegiatan disusun sesuai penggunaan dana yang diterima dan tahapan perkembangan pelaksanaan kegiatan.355

352Ibid., hal. 78

353Ibid.,

354Ibid.,

355Ibid.,

Laporan dituangkan dalam format laporan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan desa, dilampiran dokumentasi hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan desa. Kepala Desa menyusun laporan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan.356

6. Musyawarah desa dalam rangka pelaksanaan kegiatan

Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa, yang pertanggungjawabannya diselenggarakan pada Juni dan Desember. Pelaksanaan kegiatan menyampaikan laporan akhir pelaksana kegiatan dengan cara:

a. Menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa.

b. Menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan untuk diterima Kepala Desa dengan disaksikan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan masyarakat desa.357

Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan pembangunan desa kepada Badan Permusyawaratan Desa berdasarkan laporan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Masyarakat desa berpartisipasi menanggapi laporan pelaksanaan pembangunan desa. Tanggapan masyarakat desa disampaikan dengan memberikan masukan kepada Kepala Desa. Badan Permusyawaratan Desa, Kepala desa, pelaksana kegiatan dan masyarakat desa membahas dan menyepakati

356Ibid., hal. 78

357Ibid., hal. 79

tanggapan dan masukan masyarakat desa. Hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara.358

Kepala Desa mengoordinasikan pelaksana kegiatan untuk melakukan perbaikan hasil kegiatan berdasarkan berita acara hasil kesepakatan musyawarah desa.359

7. Pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan desa

Pelestarian dan pemanfaatan hasil pembangunan desa dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan dan menjaga hasil kegiatan pembangunan desa, dengan cara:

a. Melakukan pendataan hasil kegiatan pembangunan yang dilestarikan dan dikelola pemanfaatannya;

b. Membentuk dan meningkatkan kapasitas kelompok pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan desa; dan

c. Pengalokasian biaya pelestarian dan pemanfaatan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan desa.360

Ketentuan pelestarian dan pemanfaatan ditetapkan dengan peraturan desa.

Kepala Desa membentuk kelompok pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan desa dengan keputusan Kepala Desa.361

Dalam Peraturan Bupati Asahan Nomor 13 Tahun 2018 tentang Kewenangan Desa, pemerintah desa Air Genting telah menetapkan Peraturan

358Ibid., hal.79

359Ibid.,

360Ibid., hal.80

361Ibid.,

Desa Nomor 1 Tahun 2018 tentang Penetapan Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. Peraturan Desa ini menjadi dasar atas kebijakan dan kegiatan yang di selenggarakan oleh desa dan juga peraturan desa ini menjadi dasar untuk melaksanakan kewenangan lokal berskala desa.

Dalam konsep pembangunan dan pelaksanaan kewenangan desa khususnya di Desa Air Genting sangat mempertimbangkan aspek pelaksanaan kewenangan yang ditekankan pada kewenangan lokal berskala desa dan kebutuhan masyarakat setempat. Masyarakat dan pemerintah desa juga telah melakukan pelaksanaan beberapa kewenangan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Desa terhadap pembangunan desa yang pada hakekatnya tidak terlaksana semua perencanaan pembangunan desa yang sudah di rencanakan untuk kebutuhan masyarakat Air Genting.

Berikut adalah beberapa pelaksanaan kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa yang sudah terlaksana di tahun 2018 setelah di tetapkannya Peraturan Desa Nomor 1 Tahun 2018 tentang Penetapan Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa yaitu pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana desa di Desa Air Genting Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan sebagaimana yang sudah amanatkan dalam peraturan desa antara lain:

1. Pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai desa

Pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai desa dengan indikasi kegiatan:

a. Rehab kantor balai desa

Rehab kantor balai desa diprioritaskan untuk dilaksanakan di karenakan keadaan kantor yang sudah sangat tidak baik kondisinya untuk kenyamanan pegawai dalam melayani masyarakat. Sehingga rehab kantor balai desa terlaksana di tahun 2018, rehab kantor balai desa di peroleh dari sumber dana Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun Anggaran 2018.

2. Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa

Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa dengan indikasi kegiatan:

a. Pembangunan cor beton dusun I-VI

Pembangunan cor beton yang dilaksanakan di dusun I-IV menjadi prioritas untuk dilakasanakan dikarenakan kondisi jalan yang sudah sangat buruk sehingga banyak masyarakat setempat yang mengeluhkan kondisi jalan yang sulit di lalui terutama saat musim hujan. Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah desa Air Genting melaksanakan pembangunan cor beton di dusun I-IV di tahun 2018, biaya pembangunan cor beton diperoleh dari sumber dana Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2018.

b. Pengerasan jalan dusun I

Pengerasan jalan yang dilaksanakan di dusun I menjadi prioritas bagi pemerintah desa Air Genting dikarenakan sudah semakin rusaknya jalan yang dilalui masyarakat untuk beraktivitas dan sulit untuk di lalui saat musim hujan. Untuk menghindari semakin buruknya jalan yang ada di dusun I dan akan mengakibatkankan sulitnya akses bagi masyarakat untuk beraktivitas

pemerintah desa Air Genting melaksanakan pengerasan jalan di dusun I di tahun 2018, anggaran pengerasan jalan dusun I diperoleh dari sumber dana Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2018.

3. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan

Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan dengan indikasi kegiatan:

a. Pembangunan drainase dusun V

Pembangunan drainase di dusun V yang menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah desa Air Genting di tahun 2018 dikarenakan saluran air yang ada di dusun V belum memadai dan sering terjadi penyumbatan sehingga saat musim hujan mengakibatkan banjir pada rumah-rumah masyarakat yang dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit dan menjadikan lingkungan tidak sehat sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan kondisi ini. Pemerintah desa memprioritaskan pelaksanaan pembangunan drainase di dusun V untuk mengurangi hal-hal yang terjadi, pembangunan drainase di dusun V bersumber dana dari Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2018.

Menurut Jaroddi, sejauh ini masih banyak kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa yang belum terlaksana dikarenakan beberapa faktor namun yang menjadi faktor utama belum terlaksananya dikarenakan dana yang diperoleh dari Alokasi Dana Desa tidak mencukupi sehingga pembangunan yang dibutuhkan desa untuk membuat kondisi desa yang lebih baik harus dipilah-pilah,

pembangunan yang sangat di butuhkan masyarakat dan kondisi masyarakatlah yang di jadikan prioritas pembangunan di tahun 2018 ini.362

Hal senada diungkapkan oleh Masiem bahwa masih banyaknya kewenangan lokal berskala desa yang belum terlaksana setelah sudah ditetapkannya peraturan desa tentang kewenangan desa yang menjadi faktor utama adalah dikarenakan keterbatasan besaran anggaran yang diberikan kepada desa. Karena keterbatasan anggaran yang ada pemerintah desa memilih pembangunan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk dilaksanakan terlebih dahulu.363

1. Belum terbentuk kesadaran masyarakat tentang pembenahan sarana-prasarana nantinya adalah bagian dari kebutuhan utama dan bagian kepemilikan bersama masyarakat desa, misal ada beberapa pembangunan drainase jalan desa tidak boleh bersinggungan atau masuk wilayah tanah milik desa.

Dalam melaksanakan kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa ada beberapa kendala yang di hadapi Desa Air Genting sebagai berikut :

2. Masih terbatas kesadaran dan peran serta warga/masyarakat dalam menjaga pengelolaan aset-aset desa yang telah berada di wilayah lingkungan.

3. Masih adanya masyarakat yang belum terpenuhi secara layak kebutuhan dasarnya, terutama tempat tinggal/hunian/papan dan kesehatan

4. Pembangunan berwawasan kawasan perdesaan belum optimal.

5. Dana yang diperoleh dari APBD tidak mencukupi.

Semua kewenangan desa yang telah disebutkan dalam Peraturan Kemendes, PDTT Nomor 1 Tahun 2015 tentang pedoman Kewenangan

362Wawancara dengan Bapak Jaroddi selaku Kepala Desa Air Genting

363Wawancara dengan Ibu Masiem selaku Kepala Desa Air Genting

Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa tidak dengan serta-merta dapat di jalankan oleh desa. Serta kewenangan desa yang diamanatkan dalam Peraturan Desa Air Genting Nomor 1 Tahun 2018 tentang Penetapan Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa tidak semuanya terlaksana di tahun 2018 karena hanya yang sangat dibutuhkan masyarakat akan di prioritaskan pemerintah desa terlebih dahulu untuk dilaksankan pada tahun 2018 dan dengan Dana Desa yang cukup bisa terlaksananya kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa.

Tetapi, perencanaan pembangunan yang belum terlaksana di tahun 2018 akan menjadi perencanaan pembangunan di tahun berikutnya.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. pengaturan tentang Kewenangan Desa dan Kewenangan Lokal Berskala Desa dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Kewenangan Desa menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa mempunyai empat kewenangan meliputi:

1) kewenangan berdasarkan hak asal usul;

2) kewenangan lokal berskala desa;

3) kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ;

4) kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan lokal berskala desa merupakan turunan dari konsep subsidiaritas, dalam Permendes PDTT Nomor 1 Tahun 2015 menyebutkan kriteria kewenangan lokal berskala desa sebagai berikut:

g. Kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat;

h. Kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan hanya di dalam wilayah dan masyarakat desa yang mempunyai dampak internal desa;

i. Kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan sehari-hari masyarakat desa;

j. Kegiatan yang telah dijalankan oleh desa atas dasar prakarsa desa;

k. Program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola oleh desa; dan

l. Kewenangan lokal berskala desa yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang pembagian kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Terkait kewenangan-kewenangan tersebut diatur lebih lanjut dalam peraturan pelaksana dan peraturan menteri.

2. pengaturan pelaksanaan kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa oleh Pemerintahan Desa pemerintah desa terlebih dahulu melakukan tahapan perencanaan pembangunan desa sebagaimana amanat pasal 79-80 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Perencanaan pembangunan desa disusun secara berjangka meliputi RPMJDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 tahun), RKPDes (Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari RPMJDes untuk jangka waktu 1 tahun), lebih lanjut diatur dalam Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa yang harus melibatkan masyarakat desa yang diwujudkan melalui proses pengambilan keputussan dalam musyawarah desa yang difasilitasi oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa.

3. Pelaksanaan kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa di desa Air Genting tidak semuanya terlaksana di tahun 2018, hanya beberapa pembangunan sarana dan prasarana yang terlaksana karena hanya yang sangat dibutuhkan masyarakat akan di prioritaskan pemerintah desa terlebih dahulu untuk dilaksankan pada tahun 2018 dan dengan Dana Desa yang cukup bisa terlaksananya kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan desa. Tetapi, perencanaan pembangunan yang belum terlaksana di tahun 2018 akan menjadi perencanaan pembangunan di tahun berikutnya.

B. Saran

1. Dalam menjalankan kewenangan desa para pemangku jabatan harus menjalin komunikasi dengan baik tentang pengaturan kewenangan desa agar terlaksananya kewenangan desa yang telah diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia.

2. Diperlukannya kerjasama antara pemerintah desa dan masyarakat untuk musyawarah dalam melaksanakan pembangunan desa melalui perencanaan pembagunan desa.

3. Alokasi dana desa merupakan faktor utama dalam pelaksanaan dan terlaksananya kewenangan lokal berskala desa di bidang pembangunan

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT.

Citra Aditya Bakti

Afifuddin, 2012, Pengantar Adminitrasi Pembangunan Cetakan Kedua, Bandung : Penerbit Alfabeta

Ahmad Erani Yustika, 2015, Sistem Pembangunan Desa, Jakarta Selatan : diterbitkan oleh Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia

Ahmad Erani Yustika, 2015, Sistem Pembangunan Desa, Jakarta Selatan : diterbitkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia

Amin Suprihatini, 2007, Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Klaten : Cempaka Putih

Borni Kurniawan, 2016, Lebih Dekat Dengan Kewenangan Desa, Yogyakarta : Infest

Budi Susilo, 2015, Panduan Penyusunan Rencana Pembanguna Jangka Menengah Desa, Jakarta : Yayasan Penabulu

H. A. W. Widjaja, 2004, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Hanif Nurcholis, 2011, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

Hanif Nurcholis, 2011, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

Dokumen terkait