• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan koordinasi Dinas Peternakan dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sapi Perah. Tani Sapi Perah

KETUA PENDAMPING

B. Pelaksanaan koordinasi Dinas Peternakan dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sapi Perah. Tani Sapi Perah

Pelaksanaan koordinasi dalam suatu organisasi menghendaki adanya keseimbangan kegiatan dan penyatuan pekerjaan. Koordinasi dapat dicapai dengan baik oleh hubungan langsung dan terus menerus antara orang-orang yang bekerja. Dan juga jika organisasi telah tumbuh dan berkembang menjadi besar, maka sarana yang digunakan dalam koordinasi adalah komunikasi berupa instruksi dan petunjuk garis-garis tanggung jawab dan kewenangan yang ada dalam organisasi.

Koordinasi Dinas Peternakan dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sapi Perah ini hal yang sangat penting dimana dalam suatu kelompok itu harus adanya

48

kesepakatan dan kerja sama yang solid untuk menghasilkan output yang diinginkan. Disisi lain koordinasi yang baik dalam penyusunan rencana secara bersama-sama dengan instansi terkait sangatlah menguntungkan untuk bertukar pikiran demi kemajuan kelompok tani sapi perah yang telah dijalankan.

Koordinasi pelaksanaan Pemberdayaan kelompok sangat penting dilakukan untuk mengarahkan proses dari setiap tahapan-tahapan kegiatan atau program akan berjalan baik bila disertai dengan pelaksanaan koordinasi satu dengan yang lainnya.

Untuk mengetahui tanggapan responden dalam koordinasi dinas peternakan dalam pelaksanaan program sarjana membangun desa kelompok tani sapi perah.dapat dilihat data dalam tabel 4 berikut:

Tabel 4: Tanggapan responden terhadap koordinasi dinas peternakan dalam pelaksanaan program SMD pemberdayaan kelompok tani sapi perah.

No Tanggapan Responden Frekuensi Presentasi 1

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner, Maret 2014.

Sebagaimana data dalam tabel 4 menunjukan tanggapan responden mengenai koordinasi dinas peternakan dalam pelaksanaan program SMD

pemberdayaan kelompok tani sapi perah, dari data tersebut tampak frekuensi penilaian responden tertinggi berada pada kategori yang cukup baik yang dikemukakan oleh 50% dari keseluruhan jumlah responden yang ada, ini berarti lebih separuh dari jumlah responden yang mengemukakan kategori penilaian tersebut.Hasil wawancara dengan kepala dinas peternakan dan perairan kabupaten Enrekang beliau mengatakan bahwa :

“Proses pelaksanaan program pemberdayaan kelompok yang ada dikabupaten Enrekang khususnya kelompok tani sapi perah binaan sarjana membangun desa, kami selalu membangun koordinasi dan menciptakan iklim kondusif sehingga kelompok mampu mengembangkan dan memperkuat usaha/kegitan dan perubahaan paradigma dalam beternak yang sebelumnya beternak konvensional mengarah pada peternak profesional”.(wawancara JR, 26 Maret 2014)

Berdasarkan penilaian responden dan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam koordinasi dinas peternakan dalam pelaksanaan program SMD pemberdayaan kelompok tani sapi perah secara rata-rata sudah cukup baik dalam arti sudah terlaksana sebagaimana mestinya .

Untuk mengontrol setiap kegiatan pemberdayaan kelompok penting dilakukan koordinasi dalam pegawasan sehingga dapat mengenali permasalahan yang dihadapi dalam pemberdayaan kelompok tani sapi perah, agar setiap kegiatan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap koordinasi pengawasan dinas peternakan dalam pemberdayaan kelompok tani sapi perah di desa pinang, terlihat pada tabel berikut:

50

Tabel 5: Tanggapan responden terhadap koordinasi pengawasan dinas peternakan dalam pemberdayaan kelompok tani sapi perah di desa pinang.

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase

1

Sumber : Data olahan kuesioner, Maret 2014.

Data penilaian responden sebagaimana tampak dalam tabel 5 diatas memperlihatkan tanggapan responden mengenai koordinasi pengawasan dinas peternakan dalam pemberdayaan kelompok tani sapi perah di Desa Pinang menunjukkan penilaian koordinasi dalam pengawasan ini telah terlaksana dengan cukup baik. Sebagaimana data yang tertera dalam tabel tersebut frekuensi penilaian responden berada pada kategori Sangat baik yang dikemukakan oleh 16 responden atau (40,0%) yang menyatakan cukup baik 17 responden atau (42,5%), dan yang menyatakan kurang baik 5 responden atau (12,5%), sedangakan yang menyatakan tidak baik 2 responden atau (05,0%).

Hasil wawancara dengan kepala dinas peternakan dan perikanan kabupaten Enrekang beliau mengatakan bahwa :

“Kami sebagai penasehat dari semua kelompok tani sapi perah yang ada dikabupaten Enenrekang selalu mengoptimalkan pengawasan yang rutin perbulan, agar segala bentuk kekurangan yang dibutuhkan kelompok tani khususnya didesa pinang berjalan dengan baik sehingga dapat menghasilkan

produksi susu sapi perah yang berkualitas dan melimpah”. ( wawancara JR, 26 Maret 2014 )

Kegiatan pemberdayaan merupakan wujud dari salah satu ruang lingkup yang terkait dalam hal penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan disektor peternakan. Program SMD merupakan salah satu pilihan dari berbagai alternative kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Dimana pada prinsipnya pengelolaan manfaat dana pinjaman bergulir sendiri 100% untuk kepentingan produktif yang dapat meningkatkan pendapatan atau kesejahteraan mayarakat.

Untuk mengetahui tanggapan responden tentang penyaluran dana Tambahan dinas peternakan untuk menunjang pemberdayaan kelompok tani sapi perah dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6: Tanggapan responden tentang penyaluran dana Tambahan dinas peternakan untuk menunjang pemberdayaan kelompok tani sapi perah.

No Tanggapan responden Frekuensi Persentase

1

Sumber : Hasil olahan data kuesioner Maret,2014.

Berdasarkan tabel diatas Tanggapan responden tentang penyaluran dana Tambahan dinas peternakan untuk menunjang pemberdayaan kelompok tani sapi perah dari 40 responden menjawab, 6 0rang responden (25%) menjawab sering,

52

35 orang responden (75%) menjawab pernah, tidak ada yang menjawab tidak pernah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan sarjana membangun desa beliau mengatakan bahwa :

“Salah satu faktor meningkatnya populasi dan susu segar kelompok tani sapi perah, disebabkan sudah maksimalnya dinas peternakan menyalurkan dana tambahan atau kekurangan dalam program pemberdayaan kelompok tani Tani Sapi Perah Di Desa Pinang. Misalnya dana tambahan modal tanpa bunga dan pemberian indukan sapi bunting jenis frisien Holland (FH) penghasil susu ”( wawancara MN, 28 Maret 2013 ).

Secara umum saran dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan dalam proses pemberdayaan karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Untuk mengetauhui Tanggapan responden terhadap bantuan sarana dan prasarana dinas peternakan kepada pemberdayaan kelompok tani sapi perah.

Dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7 : Tanggapan responden terhadap bantuan sarana dan prasarana dinas peternakan kepada pemberdayaan kelompok tani sapi perah.

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase

1

Sumber : Hasil olahan data kuesioner, Maret 2014.

Dari hasil penelitian tersebut diatas, menunjukkan bahwa sarana yang dimiliki untuk mendukung kelancaran koordinasi antar bagian atau kegiatan-kegiatan kelompok tani sapi perah dan Dinas peternakan sudah cukup baik dimana terlihat pada frekuensi tabel diatas dari 40 responden menjawab, 13 orang (32,5%) menjawab sangat sering, 19 responden (47,5%) menjawab sering, 6 responden (15%) menjawab pernah, 2 responden (05%) menjawab tidak pernah.

Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Peternakan Kab. Enrekang, Beliau mangatakan bahwa :

“Pada umumnya sarana dan prasarana yang ada di kelompok tani sapi perah di desa pinang telah memenuhi standar yang telah ditentukan.

Akan tetapi masih belum difungsikan dengan maksimal dan belum terkoordinir dengan baik”. ( wawancara JR, 31 Maret 2014 )

Monitoring dan evaluasi dinas peternakan dalam pemberdayaan kelompok tani sapi perah dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian hasil, kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan pemberdayaan kelompok, Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahap kegiatan kelompok sasaran, untuk dapat mengidentifikasi dan mencari solusi pemecahan permasalahan yang dihadapi.

Untuk mengetahui Tanggapan Responden tentang Monitoring dan evaluasi yang dilakukan dinas peternakan dalam pemberdayaan kelompok tani sapi perah, terlihat pada tabel berikut :

54

Tabel 8: Tanggapan Responden tentang Monitoring dan evaluasi yang dilakukan dinas peternakan dalam pemberdayaan kelompok tani sapi perah.

No. Tangapan responden Frekuensi Presentase

1

Sumber : Hasil olahan data kuesioner Maret,2014.

Data penilaian responden sebagaiman tampak pada tabel diatas, menunjukkan bahwa monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada kelompok tani sapi perah di desa pinang maksimal, dimana terlihat pada frekuensi tabel diatas dari 40 responden menjawab, 11 orang (25.5%) menjawab sangat baik, 17 responden (42,5%) menjawab cukup baik, 10 responden (25%) kurang baik, 2 responden (5%) menjawab tidak baik.

Dari hasil pengamatan dilapangan peneliti menyimpulkan bahwa sangat menguntungkan kelompok dalam hal ini kelompok tani sapi perah karena dapat mengetahui indikator keberhasilan dan Kemajuan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan serta kinerja Perkembangan dan dinamika usaha kelembagaan, masalah yang dihadapi dan solusi pemecahannya.

Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein yang sangat penting, Air susu sebai sumber gizi berupa protein hewani sangat besar manfaatnya bagi manusia, dapat menunjang pertumbuhan, kecerdasan dan daya tahan tubuh. Di

Kabupaten Enrekang konsumsi susu dan olahanya yang berupa dangke sudah lama membudaya dimulai pada zaman penjajahan Belanda dimana susu dari pemerahan kerbau dan sapi dibuat dangke yang merupakaan lauk khas Enrekang, sehingga sampai saat ini sebagian masyarakat Enrekang terutama kelompok tani sapi perah menjadikan dangke sebagai mata pencaharian.

Untuk mengetahui Tanggapan responden tentang pemasaran olahan hasil susu sapi perah yang dijadikan dangke. Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9 : Tanggapan responden tentang pemasaran olahan hasil susu sapi perah yang dijadikan dangke.

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase 1

Sumber : Data olahan kuesioner, Maret 2014.

Dari hasil penelitian tersebut diatas, menunjukkan bahwa pemasaran hasil olahan susu sapi yang berupa dangke sangat laris dimana terlihat pada frekuensi tabel diatas dari 40 responden menjawab, 26 orang (65,%) menjawab sangat laris, 12 responden (30,%) cukup laris, 2 responden (05,%) menjawab kurang laris, tidak ada responden menjawab tidak laris.

Berdasarkan hasil wawancara Kepala Sub. Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Hasil dinas peternakan beliau menyatakan bahwa :

56

“Hasil olahan susu sapi perah dangke memang cukup laris dimasyarakat enrekang, namun untuk masyarakat diluar enrekang belum terlalu populer karna adanya beberapa faktor seperti ukuran dangke tidak merata dari setiap peternak sehingga harga jaul perbuah berbeda-beda dangke mudah basi dan berubah warna hanya bertahan 2-3 hari saja” (wawancara HS, 31 Maret 2014 )

Dari hasil pemantauan dilapangan peneliti mengemukakan bahwa, walaupun hasil olahan susu sapi (Dangke) tidak terlalu populer diluar Kabupaten Enrekang karena beberapa faktor seperti apa yang dikatakan informan, namun hal ini sudah berdampak besar pada kelompok peternak utamanya kelompok tani sapi perah yang ada di Desa Pinang, Telah terjadi pergeseran paradigma peternakan sapi yang awalnya hanya dipandang sebagai pekerjaan sampingan di kalangan petani peternak, kini berubah menjadi pekerjaan utama karena peluang kesuksesannya sangat besar.

Dalam melaksanaakan tugas yang merupakan pekerjaan rutin dan tanggung jawaban, maka perlu diukur sejauh mana kinerja dinas peternakan dan sarjana membangun desa dalam pemberdayaan Kelompok tani sapi perah.

Tabel 10: Tanggapan responden terhadap kinerja dinas peternakan dan sarjana membangun desa dalam pemberdayaan Kelompok tani sapi perah.

No Tanggapan responden Frekuensi Persentase (%) 1

Sumber : Hasil pengelolahan data kuesioner, Maret 2014.

Data penilaian responden terhadap terhadap kinerja dinas peternakan dan sarjana membangun desa dalam pemberdayaan Kelompok tani sapi perah.

Sebagaimana tampak dalam tabel 5 diatas memperlihatkan tanggapan responden secara rata-rata dapat dikatakan pelaksanaannya sudah cukup baik, data yang tertera dalam tabel 10 tersebut frekuensi penilaian responden tertinggi berada pada kategori cukup baik yang dikemukakan oleh 42,5 % responden dan yang menyatakan kinerja dinas peternakan dan SDM sangat baik dikemukakan 27,5 % responden. Selain dari pada itu terdapat 30 % responden lainnya yang memberikan penilaian yang kurang baik dan tidak baik.

Untuk mengetahui perkembangan usaha peternakan sapi perah program pemberdayaan, dilihat pada tabel berikut :

Sumber : Data loporan SMD, Mei 2014 No Gambar 3 : Perkembangan populasi dan produksi susu sapi perah 2012-2014

58

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan uraian tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam kurun waktu 3 tahun berjalannya program pemberdayaan kelompok terjadi peningkatan populasi ternak sapi perah yang populasi awal hanya 40 ekor indukan betina bunting bertambah menjadi 422 ekor, hal ini disusul dengan peningkatan produksi susu segar yang mencapai rata-rata 7 liter perekor, atau 1.414 liter susu segar dari jumlah 202 ekor indukan laktasi, dan menghasilkan hasil olahan susu yang berupa dangke 5 biji perhari, dari jumlah susu segar 7 liter perhari atau 1.010 biji dari jumlah 1.414 liter susu segar perharinya. Total penerimaan yang dihasilkan kelompok tani sapi perah dari hasil penjual dangke dalam perhari adalah Rp.60.000 perekor atau Rp. 12.120.000 perhari dari jumlah 202 indukan yang laktasi. Adapun pengeluaran kelompok tani sapi perah dalam perhari yaitu 4 kg pakan tambahan kosentrak, 4 kg ampas tahu perekor sapi dengan harga Rp.24.000. Total pemasukan bersih kelompok tani sapi perah perekor sapi adalah Rp.36.000. Program pemberdayaan kelompok ternak sudah dirasakan dampak oleh peternak adanya peningkatan pendapatan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Untuk mengetahui kemajuan fisik dan keuangan pengembangan usaha sapi perah kelompok ternak binaan sarjana membangun desa, terlihat pada tabel berikut :

Sumber :Data laporan SMD, Mei 2014

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan uraian tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, kemajuan fisik dan keuangan pengembangan usaha ternak, kelompok tani sapi perah di desa Pinang binaan SMD sudah terlaksana sebagai mana mestinya, jika diukur presentase sudah 80% tingkat keberhasilan pelaksanaan program pemberdayaan, hal ini tidak terlepas dari maksimalnya koordinasi yang dibangun Dinas peternakan Kabupaten Enrekang dengan kelompok tani sapi perah binaan SMD dalam kurun 2 tahun terahir, sehingga hal ini perlu dipertahan dan dikembangkan sehingga dapat memberdayakan kelompok/masyarakat ternak yang lain di kabupaten Enrekang.

No. Uraian Kegiatan Realisasi Tahun 2012 Realisasi Tahun 2013

Volume Harga

pendamping 12 Bulan 1.500.000 18.000.000 12 Bulan 1.500.000 18.000.000

JUMLAH 350.000.000 176.600.000

Gambar 4 : Laporan fisik dan keuangan pengembangan usaha sapi perah kelompok binaaan sarjana membangun desa, 2012/2013

60

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Koordinasi Dinas Peternakan dalam