• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIK

H. Prosedur Pelelangan Barang Jaminan

I. Pelaksanaan Lelang Di Pegadaian Syariah cabang Majapahit

Nasokha selaku pegawai di Pegadaian Syariah Cabang Majapahit Semarang.Lelang merupakan upaya terakhir yang dilakukan oleh kantor cabang pegadaian syariah apabila ada nasabahnya yang wanprestasi. Sebelum lelang akan dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Memberikan peringatan secara lisan maupun melalui telepon. 2. Memberikan surat peringatan secara tertulis.

3. Pendekatan persuasif atau kekeluargaan dengan jalan meminta nasabah datang ke kantor cabang pegadaian syariah atau pihak pegadaian syariah

akan mendatangi rumah nasabah untuk melakukan negosiasi dalam rangka mencari solusi dari masalah wanprestasi nasabah, dengan cara:

a. Gadai ulang

b. Penambahan plafon c. Mengangsur

d. Menjual sendiri obyek jaminan

e. Penjualan obyek jaminan dilakukan pleh pihak pegadaian dengan melalui proses lelang.

Lelang akan dilaksanakan apabila sampai batas waktu yang telah ditetapkan penerima gadai (rahin) masih tidak dapat melunasi uang pinjamannya (mahrun bih), maka akan dilakukan proses pelelangan barang gadai atau jaminan (mahrun) dengan prosedur sebagai berikut:

1. Satu minggu sebelum pelelangan barang gadai (mahrun) dilakukan, pihak pegadaian akan memberitahukan penerima gadai (rahin) yang barang gadai atau jaminan (mahrun) akan dilelang.

2. Ditetapkannya harga pegadaian pada saat pelelangan.

3. Hasil pelelangan akan digunakan untuk biaya penjualan dari harga penjualan, biaya pinjaman dan sisanya akan dikembalikan kepada nasabah (rahin).

Pelaksanaan dan tanggal lelang dilakukan pada:

a. Lelang dilaksanakan paling cepat pada hari ke 125 dari tanggal 10 (untuk pinjaman tanggal 1 s/d 10), pada hari ke 125 dari tanggal 28/29/30/31 (akhir bulan) untuk pinjaman tanggal (21 s/d akhir bulan).

Oleh karena itu pelaksanaan lelang dilakukan dalam 3 periode dalam satu bulan dengan ketentuan:

1) Periode I untuk tanggal akad 1 s/d 10, pelaksanaan lelang dilakukan antara tanggal 15 s/d 20 bulan ke 5

2) Periode II untuk tanggal akad 11 s/d 20, pelaksanaan lelang dilakukan tanggal 25 s/d akhir bulan ke 5

3) Periode III untuk tanggal akad 21 s/d 31, pelaksanaan lelang dilakukan tanggal 5 s/d 10 bulan ke 6

b. Tanggal pelaksanaan lelang tersebut ditetapkan oleh pimpinan wilayah berdasarkan usulan dari pimpinan cabang. Minimal 2 bulan sebelum tahun anggaran berakhir, pimpinan cabang harus mengusulkan rencana tanggal lelang untuk tanggal akad pinjaman tahun anggaran berikutnya.Penetapan tanggal pelaksanaan lelang harus memperhatikan:

1) Kantor cabang yang letaknya berdekatan satu dengan yang lainnya sebisa mungkin tidak melakukan lelang pada waktu yang bersamaan.

2) Sebisa mungkin lelang dilaksanakan satu hari, jika lebih dari satu hari pimpinan cabang harus memberitahukan alasannya kepada pimpinan wilayah.

3) Lelang tidak dilaksanakan pada hari libur/hari besarjika bersamaan dengan datangnya hari raya, lelang dilaksanakan sebelum hari raya.

Pegadaian syariah cabang majapahit Semarang melaksanakan lelang pada tanggal 6 Desember 2016, adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan dan merupakan puncak dari seluruh kegiatan lelang adalah sebagai berikut:

Lelang dilaksanakan dengan cara memberitahukan khalayak ramai sebagai calon pembeli, pemberitahuan pelaksanaan lelang dapat dilakukan melalui surat, telepon, radio, koran dll. Sebelum lelang dilaksanakan peserta melakuka:

1. Penyetoran uang jaminan yang telah ditentukan.

2. Calon pembeli mengetahui hak dan kewajibannya, termasuk pembayaran biaya/pajak yang dikeluarkan sesuai peraturan yang berlaku.

3. Memastikan bahwa asset yang akan dibeli sudah dilihat dalam kondisi sebagaimana adanya untuk menghindari keluhan di kemudian hari.

Pada saat pelaksanaan lelang peserta/calon pembeli yang hadir mengikuti pelelangan tersebut adalah 15 orang, calon pembeli/peserta yang hadir dari segala lapisan masyarakat kecuali pejabat Lelang, Penjual, Pemandu Lelang, Hakim, Jaksa, Juru Sita, Pengacara/Advokat, Notaris, PPAT, Penilai, Pegawai DJPLN, Pegawai Balai Lelang dan Pegawai Pejabat Lelang kelas II.

Barang yang dilelang pada saat itu adalah berupa perhiasan (kalung, cincin,gelang) semuanya berjumlah 8 perhiasan. Pelaksanaan lelang di pandu oleh ketua pelaksanaan lelang yaitu Bapak Aden Setyawan, sebelum para peserta lelang melakukan penawaran ketua lelang membuka

harga lelang terlebih dahulu, kemudian di ikuti dengan penawaran- penawaran dari peserta lelang. Dari 8 perhiasan yang di lelang hanya 5 perhiasan yang laku terjual yaitu:

1. Kalung milik Ibu Aminah sebesar 10 gram yang di menangkan oleh Ibu Surati dengan harga Rp 460.000 x 10 = 4.600.000

Kalung milik ibu Aminah ini dilelang disebabkan karena Ibu Aminah tidak dapat membayar hutangnya pada saat waktu yang telah ditentukan.

2. Kalung milik Ibu Tugiyem sebesar 15 gram yang dimenangkan oleh Ibu Asmanah dengan harga Rp 460.000 x 15 = Rp 6.900.000

Kalung milik ibu Tugiyem ini dilelang disebabkan karena Ibu Tugiyem tidak dapat membayar hutangnya pada saat waktu yang telah ditentukan.

3. Kalung milik Ibu Susanti sebesar 10 gram yang dimenangkan oleh Bapak Yasin dengan harga Rp 460.000 x 10 = Rp 4.600.000

Kalung milik ibu Susanti ini dilelang disebabkan karena Ibu Susanti tidak dapat membayar hutangnya pada saat waktu yang telah ditentukan.

4. Gelang milik Ibu Ratna sebesar 7 gram yang dimenangkan oleh Bapak Kusri dengan harga Rp 460.000 x 7 = Rp 3.220.000

Gelang milik ibu Ratna ini dilelang disebabkan karena Ibu Ratna tidak dapat membayar hutangnya pada saat waktu yang telah ditentukan.

5. Gelang milik Ibu Rosidah sebesar 8 gram yang dimenangkan oleh Ibu Surtinah dengan harga Rp 460.000 x 8 = Rp 3.680.000

Gelang milik ibu Rosidah ini dilelang disebabkan karena Ibu Rosidah tidak dapat membayar hutangnya pada saat waktu yang telah ditentukan.

Sedangkan barang yang tidak laku pada saat pelelangan adalah: 1. Cincin milik Ibu Kurnia sebesar 6 gram

2. Cincin milik Ibu Cicik sebesar 8 gram 3. Gelang milik Ibu Rukanah sebesar 6 gram

Setelah pelaksanaan lelang selesai pemenang lelang akan diberikan berita acara pemenang lelang. Selanjutnya pemenang lelang menyelesaikan seluruh kewajibannya maka akan diberikan Risalah Lelang. Risalah Lelang adalah berita acara pelaksanaan lelang yang dibuat oleh pejabat lelang yang merupakan akta otentik.

Jika terdapat komplain dari pemenang lelang, maka keberatan ditujukan kepada kami dimana kami akan berkonultasi dengan pihak penjual untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Layanan purna jual kepada pemenang dan penjual meliputi proses pelunasan, penyetoran pajak bea lelang, serah terima objek lelang dan laporan akhir lelang.

Kendala-kendala dalam pelaksanaan lelang:

1. Proses pemberitahuan lelang yang tidak sampai pada pihak nasabah atau masyarakat.

2. Berubah-ubahnya harga pasar terhadap barang jaminan yang menyulitkan dalam proses penaksiran oleh perum pegadaian.

3. Kurang memadainya tempat pelaksanaan lelang di perum pegadaian. 4. Sulitnya pihak perum pegadaian dalam menjual Barang Sisa Lelang

(BSL)

Dokumen terkait