• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis Perawatan Parit

Perawatan parit bertujuan agar parit bersih dari gulma dan benda-benda lain yang dapat menghalangi kelancaran aliran air. Kedalaman parit harus memenuhi standar agar dapat menunjang kelancaran jalannya air. Perawatan parit pada kegiatan magang dilakukan pada kelapa sawit TM 1 di Blok 83 P. Alat yang digunakan untuk perawatan parit adalah dodos, cangkul, meteran dan parang.

Perawatan parit dilakukan dengan cara membersihkan gulma-gulma yang ada pada tepi parit sejauh 1.5 m dari tepi parit. Dinding parit diratakan dengan menggunakan dodos serta lumpur yang ada pada dasar parit diangkat ke atas tepi parit yang telah bersih dari gulma. Kedalaman parit dibuat sampai mencapai tanah keras kurang lebih 1 m.

Norma kerja untuk perawatan parit adalah 20 m/HK. Kegiatan rawat parit dilakukan penulis selama 7 hari kerja dengan prestasi kerja rata-rata 20 m/HK.

Pembuatan Parit

Pembuatan parit di Kebun Ujan Mas dilakukan secara manual oleh tenaga manusia dengan menggunakan peralatan sederhana. Peralatan yang digunakan adalah cangkul, dodos, dan meteran. Standar ukuran parit di Kebun Ujan Mas adalah lebar permukaan atas parit 1.5 m, kedalaman parit 1 m, lebar permukaan bawah parit 1.5 m.

  Norma kerja untuk pembuatan parit 10 m/HK. Kegiatan pembuatan parit dilakukan penulis di Blok 70 perluasaan selama 3 hari kerja dengan prestasi kerja rata-rata 5 m/HK.

Selain itu penulis juga melakukan pembuatan parit sirip ikan. Parit sirip ikan adalah parit pembuangan di pinggir jalan untuk membuang kelebihan air yang tergenang pada badan jalan. Parit sirip ikan memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan parit yang terdapat pada kebun kelapa sawit. Standar ukuran

parit sirip ikan adalah lebar permukaan atas 60 cm, kedalaman 50 cm, dan lebar dasar 50 cm, sehingga parit sirip ikan berbentuk trapesium. Penampang melintang parit dan parit sirip ikan disajikan pada Gambar 1.

1.5 m 60 cm

1 m 50 cm

1.5 m 50 cm (a) Parit (b) Parit Sirip Ikan

Gambar 1. Penampang Melintang Parit

Norma pembuatan sirip ikan adalah 10 m/HK. Kegiatan pembuatan sirip ikan dilakukan penulis selama satu hari kerja dengan prestasi kerja 8 m/HK.

Pembuatan Tapak Timbun

Tapak timbun merupakan salah satu upaya perawatan tanaman kelapa sawit pada daerah rendahan dan daerah rawa dengan tujuan mencegah tanaman kelapa sawit (pokok) dari genangan air, memudahkan pemupukan tanaman, memperbaiki drainase di sekitar perakaran tanaman serta memperkokoh tanaman agar tidak doyong.

Alat yang digunakan dalam pembuatan tapak timbun adalah cangkul, parang, serta potongan pelepah kelapa sawit. Tata cara dalam kegiatan pembuatan tapak timbun adalah menaikkan permukaan tanah di sekitar pokok tanaman dengan pola membentuk “kue donat”. Jari-jari bagian dalam tapak timbun yang membentuk cekungan berukuran 0.5 m diukur dari pokok kelapa sawit, sedangkan jari-jari dari pokok sampai dengan ujung timbunan terluar berukuran 2 m. Ukuran tinggi timbunan adalah 0.5 m. Kegiatan pembuatan tapak timbun dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) Tampak Atas Tapak Timbun (b) Hasil Pembuatan Tapak Timbun Gambar 2. Pembuatan Tapak Timbun

Kegiatan pembuatan tapak timbun dilakukan pada daerah rendahan di Blok 95 perluasan. Norma pembuatan tapak timbun 2 tapak timbun/HK, sedangkan prestasi kerja penulis rata-rata 0.4 tapak timbun selama satu hari kerja.

Penyusunan Janjang Kosong Kelapa Sawit

Aplikasi janjangan kosong (JJK) di Kebun Ujan Mas dilakukan secara manual pada areal TM di Blok 106, 107, 108. Pengangkutan JJK dari pabrik dilakukan dengan truk sekembalinya dari pabrik setelah mengantar TBS.

JJK disusun membentuk huruf U pada gawangan kelapa sawit dengan cara membentuk lapisan kotak dengan jumlah 12 JJK untuk panjang ke bawah dan 10 JJK untuk lebar ke samping gawangan. Penyusunan JJK tidak boleh menutupi pasar hidup. JJK disusun mendatar bukan dalam posisi tegak, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat dekomposisi dan pelapukan JJK. Pelaksanaan penyusunan JJK dapat dilihat pada Gambar 3.

Susunan JJK tidak boleh lebih dari satu lapisan karena akan merangsang perkembangan kumbang Oryctes rhinoceros. Rotasi aplikasi JJK pada lahan yang sama minimal 1 tahun atau menunggu lapisan JJK pada lahan tersebut melapuk.

Bobot rata-rata JJK yang diangkut dalam satu truk berkisar 3 – 3.5 ton. Dari satu truk tersebut dapat dihasilkan 4 – 5 lapisan janjangan. Satu lapisan JJK diaplikasikan pada tengah gawangan antara dua pokok sawit sehingga dosis JJK rata-rata yang aplikasikan berkisar 375 kg – 500 kg/pokok.

2 m

0,5 m X

(a) Kegiatan Penyusunan JJK (b) Hasil Penyusunan JJK Gambar 3. Penyusunan Janjangan Kosong (JJK).

Alat yang digunakan untuk mengangkut (melangsir) JJK dari tumpukan buangan truk ke dalam gawangan sawit adalah angkong. Alat lain yang digunakan adalah tojok atau gancu untuk menyusun dan meratakan JJK dalam lapisan.

Prestasi kerja untuk karyawan janjangan adalah 5 ton/HK dengan besar upah yang diterima adalah Rp 10 000,-/ton. Sedangkan untuk prestasi kerja penulis dalam kegiatan penyusunan janjangan kosong adalah 3 ton/ HK.

Pengendalian Gulma

Gulma merupakan tanaman pengganggu yang keberadaannya sangat merugikan tanaman pokok. Kompetisi gulma dengan tanaman kelapa sawit dapat terjadi baik pada piringan, pasar 2:1 maupun pada tempat pengumpulan hasil (TPH). Di Perkebunan Ujan Mas pengendalian gulma dilakukan dengan cara penyemprotan di pasar 2:1 dan TPH serta dongkel anak kayu (DAK).

Penyemprotan pasar 2:1 dan TPH. Pasar 2:1 dan TPH merupakan sarana yang sangat penting di perkebunan kelapa sawit, terutama dalam kegiatan panen. Pasar 2:1 merupakan jalan pada gawangan kelapa sawit yang dapat dilalui oleh orang dan angkong (jalan setapak). Gulma pada pasar 2:1 berpengaruh terhadap kelancaran pengangkutan tandan dari piringan ke TPH. Gulma yang ada pada TPH dapat menyebabkan kurang jelasnya keberadaan tandan dan brondolan di TPH untuk diangkut oleh truk.

Penyemprotan gulma pada pasar 2:1 dan TPH menggunakan herbisida yang mengandung glifosat dengan merk dagang “Smart”. Dosis herbisida yang digunakan 250 ml/ha dengan konsentrasi 7 ml/l.

Penyemprotan TPH dilakukan secara merata ke seluruh bagian TPH. Jumlah TPH standar setiap pasar adalah dua TPH yang terdapat pada bagian ujung-ujung pasar.

Standar kerja penyemprotan pasar 2:1 dan TPH adalah 5 ha/HK. Prestasi kerja penulis adalah 3 ha/HK. Kegiatan penyemprotan pasar 2:1 dilakukan pada areal TM di Blok 107 C. Penyemprotan gulma yang dilakukan penulis disajikan dalam Gambar 4.

(a) Penyemprotan Pasar 2:1 (b) Penyemprotan TPH Gambar 4. Penyemprotan Gulma

Peralatan yang digunakan untuk penyemprotan pasar 2:1 dan TPH adalah

knapscak sprayer Solo kapasitas 15 liter, masker sebagai pengaman agar larutan herbisida tidak terhirup, botol mineral bekas atau wadah yang dapat digunakan untuk mengambil air sabagai pelarut herbisida. Sebelum dilakukan penyemprotan harus dilakukan pengecekan knapscak sprayer untuk mengetahui apakah ada kebocoran atau kerusakan pada alat tersebut. Hasil penyemprotan pasar 2:1 dan TPH akan terlihat paling cepat empat minggu kemudian.

Dongkel anak kayu (DAK). Dongkel anak kayu adalah kegiatan pengendalian gulma secara manual dengan cara mencabut semua gulma berkayu sampai ke akar-akarnya. Jenis gulma yang harus didongkel adalah jenis gulma berdaun lebar yang berkayu yaitu Clidemia hirta, Mikania micrantha, Chromolaena odorata dan Melastoma affine, gulma golongan rumput dan teki

yaitu Scleria sumatrensis, Cyperus sp., Fimbristilis sp., dan lain-lain. Selain gulma, tanaman kelapa sawit yang tumbuh liar atau disebut dengan kentosan juga harus dicabut agar tidak menyaingi tanaman kelapa sawit utama.

Pada kegiatan DAK selain mencabut gulma berkayu yang ada pada gawangan kelapa sawit, juga membersihkan gulma yang terdapat pada piringan (membokor). Tujuan pembersihan bokoran kelapa sawit adalah untuk memudahkan kegiatan pemupukan terutama untuk kelapa sawit di areal TBM yang aplikasi pupuknya dilakukan di piringan serta memperlancar kegiatan panen pada areal TM.

DAK dilakukan di areal TBM Blok 70 perluasan. Bokoran dibuka dengan lebar bokor sampai ujung daun terluar atau dengan jari-jari bokoran 2 m dari pokok sawit. Bokoran harus bersih dari gulma. Sedangkan kegiatan DAK dilakukan pada gawangan sebelah kanan pokok sawit.

Peralatan yang digunakan untuk kegiatan DAK adalah cangkul, parang, sarung tangan. Kegiatan DAK dilakukan dengan sistem borongan dengan standar yang ditetapkan dalam satuan hektar. Prestasi penulis dalam kegiatan DAK sebanyak 5 pokok/HK selama satu hari kerja. Kegiatan DAK yang penulis lakukan dapat dilihat pada Gambar 5.

(a) Dongkel Anak Kayu (b) Pembuatan Bokoran Gambar 5. Dongkel Anak Kayu dan Pembuatan Bokoran

Rotasi DAK pada areal TBM 1 tiga bulan sekali, pada areal TBM 3 enam bulan sekali, pada areal TM satu tahun sekali. Kegiatan DAK yang penulis lakukan hanya pada TBM, sedangkan pada TM tidak penulis lakukan karena rotasinya telah berlalu.

Pengendalian Hama

Hama pada perkebunan kelapa sawit di antaranya babi hutan, tikus dan ulat. Hama-hama tersebut harus dikendalikan untuk menjaga produktivitas tanaman.

Pengendalian tikus dilakukan dengan menggunakan musuh alami yaitu ular cobra dan burung hantu (Tyto alba). Ular cobra dan burung hantu sengaja dikembangbiakkan sebagai pemangsa tikus. Sarang burung hantu dibuat di blok-blok tanaman. Sampai dengan bulan Juni 2009, jumlah sarang burung hantu di Afdeling 7 berjumlah 35 sarang burung. Keberadaan burung hantu selalu dikontrol oleh mandor panen untuk dilaporkan kepada asisten afdeling mengenai keberadaan dan populasinya dalam sarang.

Pengendalian ulat di Kebun Ujan Mas dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengendalian secara mekanis, kimiawi, dan hayati.

Pengendalian secara mekanis. Pengendalian secara mekanis meliputi dua kegiatan yaitu pendeteksian hama dan pengutipan kepompong.

Hama yang paling penting di perkebunan kelapa sawit adalah ulat api. Pendeteksian ulat api merupakan salah satu cara untuk mengetahui populasinya. Kegiatan deteksi hama tidak hanya mendeteksi ulat api, tetapi juga ulat kantong dan ulat lainnya. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan deteksi hama terdiri atas galah panjang dengan pengait pada bagian ujungnya, alat tulis, dan botol air mineral bekas.

Di Afdeling 7 Kebun Ujan Mas, spesies ulat api yang banyak ditemukan adalah Darna trima (DT), Setora nitens (SN), Tirathaba sp. (TB), dan Theosea asigna (TA). Jenis-jenis ulat tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

(a) Setora nitens (b) Darna trima

(c ) Theosea asigna (d) Tirathaba sp. Gambar 6. Beberapa Spesies Ulat Api

Pengamatan ulat api dilakukan pada baris ke-1, ke-10, ke-20, dan seterusnya. Dari setiap barisan dipilih pokok sampel dengan interval 1/10 untuk TM yaitu pokok ke-1, pokok ke-11, pokok ke-21 dan seterusnya. Sedangkan untuk kelapa sawit di petak perluasan, pokok sampel yang digunakan memiliki interval 1/5 yaitu pokok ke-1, pokok ke-6, pokok ke-11, dan seterusnya. Jalur deteksi hama dapat dilihat pada Lampiran 7. Semua pokok dalam barisan tetap dideteksi, tetapi data yang ditulis pada lembar deteksi hama adalah jumlah ulat yang ditemukan pada pokok sampel. Contoh blanko deteksi hama terdapat pada Lampiran 8.

Pengendalian ulat api juga dapat dilakukan saat fase kepompong dengan melakukan pengutipan kepompong. Kepompong ulat api berbentuk bulat telur, berwarna coklat tua dan terdapat pada tempat-tempat yang lembab atau basah karena ulat cenderung akan membungkus diri menjadi kepompong pada tempat yang lembab dan kurang cahaya matahari. Kepompong banyak ditemukan pada bagian bawah akar kelapa sawit dan piringan pokok kelapa sawit ataupun pada bawah tumpukan pelepah pada gawangan mati sehingga perlu pengorekan untuk mengutipnya. Kegiatan kutip kepompong dapat dilihat pada Gambar 7.

(a) Kegiatan Pengutipan Kepompong (b) Hasil Pengutipan Kepompong Gambar 7. Pengutipan Kepompong

Kegiatan pengutipan kepompong dilakukan penulis di Blok 95 Petak B dan C. Pengutipan kepompong dilakukan di blok yang terdeteksi terdapat populasi ulat api yang tinggi. Cara pengutipan kepompong dengan mengorek bagian bawah pokok sawit pada bagian akar dan piringannya serta pada bagian pasar mati di bagian bawah pelepah. Peralatan pada kegiatan pengutipan kepompong terdiri atas ember, gancu, dan potongan pelepah.

Pengendalian secara kimiawi. Pengendalian hama secara kimiawi di Kebun Ujan Mas dilakukan dengan menyemprot hama menggunakan insektisida Decis dan Agristik sebagai perekatnya. Konsentrasi Decis dan Agristik yang digunakan masing-masing sebanyak 6 ml untuk 15 liter larutan atau 0.4 ml/l.

Alat yang digunakan untuk penyemprotan hama adalah knapsack sprayer

Solo dengan memakai nozzle warna merah yang dibalik. Penulis melakukan penyemprotan hama pada areal TBM di Blok 68 sehingga masih terjangkau menggunakan knapsack sprayer Solo.

Penyemprotan hama dilakukan pada semua bagian pelepah kelapa sawit. Ulat api yang terkena semprot sebelumnya akan mengering, kisut, berwarna coklat dan akhirnya mati perlahan. Kegiatan penyemprotan hama penulis lakukan dapat dilihat pada Gambar 8.

Prestasi kerja penulis untuk penyemprotan hama seluas 0.8 ha, yang dilakukan selama satu hari kerja sedangkan norma kerja karyawan untuk penyemprotan hama 2 ha/HK.

Pada areal kelapa sawit TM dengan pokok yang tinggi disemprot dengan menggunakan Engine Power Sprayer (EPS). Alat semprot tersebut dilengkapi dengan selang panjang serta galah untuk menggapai tajuk sawit yang tinggi. Insektisida yang digunakan Decis dan Agristik sebagai perekatnya dengan dosis masing-masing insektisida 7 ml untuk 15 liter larutan. Penulis tidak melakukan kegiatan penyemprotan hama kelapa sawit dengan menggunakan EPS.

Pengendalian secara hayati. Pengendalian ulat api secara hayati dilakukan dengan memanfaatkan kumbang predator ulat api. Salah satu cara menarik kumbang predator adalah dengan penanaman bunga pukul delapan (Turnera subulata). Bunga Turnera subulata dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Penanaman Bunga Pukul Delapan (Turnera subulata)

Penanaman dilakukan di lahan kosong di tepi tanaman kelapa sawit. Penulis melakukan penanaman bunga pukul delapan di Blok 68 dan 69. Alat yang digunakan adalah cangkul dan parang. Prestasi penulis dalam kegiatan ini sebanyak 200 polybag per HK dalam satu hari kerja sesuai dengan norma yang ditargetkan perusahaan. Penulis melakukan kegiatan penanaman bunga pukul delapan selama 3 hari kerja.

Pemupukan

Kebun Ujan Mas menggunakan beberapa jenis pupuk di antaranya ZA,

Rock Phosphate (RP), Muriate of Potash (MOP), Kiserit, NPK, dan Borate. Pupuk NPK hanya diaplikasikan pada TBM. Setiap blok memiliki dosis pupuk

masing-masing yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis daun serta umur tanaman.

Penetapan dosis pupuk di Kebun Ujan Mas dilakukan berdasarkan hasil analisis tanah dan daun yang bekerjasama dengan PT Asian Agri. Contoh daun yang dianalisis berasal dari pokok sampel yang telah ditetapkan (Gambar 10).

Gambar 10. Jalur Pokok Sampel Analisis Daun

Contoh daun tersebut dikirim ke PT Asian Agri untuk dianalisis. Selanjutnya hasil analisis daun dikirimkan kembali ke PT Cipta Futura beserta rekomendasi dosis pupuk yang diperlukan oleh tanaman.

Kegiatan pemupukan terdiri atas pelangsiran pupuk ke lahan, penaburan pupuk serta pengumpulan karung pupuk kosong.

Pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk adalah kegiatan mengangkut pupuk dari gudang dan menyusunnya di dalam truk sampai dengan mendistribusikannya ke lahan. Dalam pengadaan pupuk, Kebun Ujan Mas bekerjasama dengan perusahaan pupuk seperti PT Pupuk Sriwijaya (Pusri). Pupuk yang telah didatangkan oleh perusahaan disimpan dalam gudang pupuk di G2. Pengeluaran pupuk dari gudang memerlukan proses pengajuan dengan bon serta harus terdaftar dalam buku ekspedisi afdeling. Contoh blanko bon gudang tercantum pada Lampiran 9.

Bon pupuk dibuat oleh mandor pupuk yang disetujui oleh asisten afdeling. Bon yang telah disetujui oleh asisten afdeling dibawa ke kantor kebun untuk disetujui oleh manejer kebun. Bon pupuk yang dibuat berisi pengajuan jumlah pupuk yang diambil. Jumlah pupuk yang diperlukan dihitung berdasarkan

rekomendasi dosis pupuk per pokok pada blok tersebut, luas blok serta jumlah pokok dalam blok tersebut berdasarkan hektar statement (Lampiran 10).

Pengambilan pupuk dari gudang diawasi oleh petugas gudang dan mandor pupuk untuk memastikan jumlah pupuk yang diangkut dari gudang sama dengan jumlah pupuk yang tertulis pada bon pupuk.

Pengangkutan pupuk ke dalam dump truck dilakukan oleh kelompok karyawan pengerit. Pupuk disusun di dalam truk secara rapi untuk memudahkan penghitungan karung yang telah masuk truk. Truk yang telah terisi pupuk langsung berangkat ke lahan untuk dilakukan pelangsiran. Pelangsiran pupuk didampingi oleh mandor pupuk untuk mengawasi di jalur mana saja pupuk akan dilangsir. Kegiatan pelangsiran pupuk dapat dilihat pada Gambar 11.

(a) Pengangkutan Pupuk ke Truk (b) Pendistribusian Pupuk di Lahan

(c) Pupuk yang Telah Dilangsir Gambar 11. Pelangsiran Pupuk

Kebun Ujan Mas memiliki beberapa pola pengeceran pupuk, yaitu 1:2, 1:3, dan 1:4. Pola 1:2 adalah pola untuk jalur pasar 2:1 yang panjang sehingga 1 sak pupuk untuk dua jalur atau satu pasar. Pola 1:3 dan 1:4 adalah pola untuk jalur pasar 2:1 yang pendek sehingga 1 sak pupuk digunakan untuk tiga jalur atau dua pasar dan empat jalur atau tiga pasar.

Penaburan pupuk. Cara pemupukan yang diterapkan di Kebun Ujan Mas saat ini berbeda dengan cara penaburan pupuk pada tahun sebelumnya. Cara pemupukan untuk TM diubah yang semula di piringan menjadi diaplikasikan di samping pelepah yang tersusun pada gawangan mati, sedangkan untuk aplikasi pupuk pada TBM tetap dilakukan di piringan pokok tanaman.

Perubahan cara pemupukan pada TM tersebut berdasarkan hasil analisis tanah dan daun. Hasil analisis menyatakan bahwa mikroorganisme di sekitar piringan pokok sudah tidak aktif lagi sehingga pokok akan terus mengalami defisiensi walaupun telah dipupuk. Oleh karena itu perusahaan mengambil keputusan untuk mengubah cara aplikasi dari aplikasi di piringan menjadi di samping tumpukan pelepah.

Penaburan pupuk terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu pembukaan karung pupuk, pemecahan bongkahan pupuk yang menggumpal, pembersihan pupuk yang tercecer saat pelangsiran dari truk, pemindahan pupuk dari karung ke dalam ember serta penaburan pupuk. Alat yang digunakan dalam kegiatan pemupukan adalah ember dan mangkok “OMO” (Gambar 12).

Gambar 12. Peralatan Pemupukan

Pupuk ditabur berdasarkan dosis per pokok tanaman yang telah dijelaskan oleh mandor. Pemupuk menaburkan pupuk dengan menggunakan mangkok takar yang telah distandarisasi oleh perusahaan. Bobot satu mangkok bergantung pada berat jenis pupuk yang digunakan. Sebagai contoh untuk pupuk RP (Rock Phosphate), 1 mangkok pupuk RP setara dengan 0.7 kg sehingga untuk dosis 2 kg/pokok akan setara dengan 2 ¾ mangkok pupuk.

Pemupukan pada TM dilakukan dengan cara disebar merata di samping pelepah sepanjang gawangan mati yang tersusun seperti huruf “I” atau huruf “U”.

Pupuk disebar pada jarak 2 m dari batang sawit (tidak boleh ditabur di piringan) dan tidak boleh ditabur sampai di tengah pelepah. Setiap penabur pupuk harus memperhatikan batas taburan dari penabur lain yang memupuk barisan yang berhadapan dengannya sehingga tidak ada pokok yang tidak terpupuk. Dosis pupuk yang diaplikasikan pada tanaman harus sesuai dengan anjuran dan pupuk harus ditabur secara merata.

Pupuk dalam satu karung diaplikasikan untuk dua jalur gawangan mati sampai batas tengah petak sedangkan untuk sisa areal yang belum teraplikasi akan dipupuk oleh penabur lain dari sisi petak yang saling membelakangi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 13.

Taburan A Taburan B x x x x x pokok sawit

Pasar 2:1 (pasar hidup)

x x x x x

Taburan A Taburan B Batas taburan

Gambar 13. Denah Cara Aplikasi Pupuk di Afdeling 7

Kegiatan pemupukan yang dilakukan penulis menggunakan pupuk

Muriate of Potash (MOP). Pemupukan MOP penulis lakukan di Blok 109 C dengan dosis pupuk 1.5 kg/pokok (Gambar 14). Berdasarkan hasil kalibrasi perusahaan, satu mangkok “OMO” untuk pupuk MOP memiliki berat 0.6 kg MOP sehingga untuk 1.5 kg MOP setara dengan 2.5 mangkok “OMO”. Prestasi kerja penulis dalam kegiatan pemupukan adalah 250 kg/HK atau 5 karung pupuk dengan netto per karung 50 kg. Sedangkan norma kerja yang berlaku untuk karyawaan penabur pupuk dihitung berdasarkan luas areal yang dikerjakan yaitu 2 ha/HK.

Pengumpulan karung pupuk kosong. Karung pupuk yang telah kosong diberikan kepada kelompok karyawan pengerit untuk dihitung (Gambar 15). Jumlah karung pupuk kosong harus sama dengan jumlah pupuk yang diambil dari gudang pupuk. Karung-karung kosong tersebut untuk selanjutnya dibawa ke kantor afdeling dan akan dikembalikan keesokan harinya ke gudang pupuk bersamaan dengan pengambilan pupuk pada hari tersebut.

Gambar 15. Penghitungan Jumlah Karung Pemanenan

Pemanenan merupakan kegiatan terpenting untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan. Kebun Ujan Mas menetapkan target produksi yang harus dicapai oleh masing-masing afdeling. Adapun target produksi dan realisasi produksi yang dapat dicapai di Afdeling 7 disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Realisasi Panen di Afdeling 7 PT Cipta Futura Tahun 2009

Periode Target Produksi (ton) Realisasi Produksi (ton) Margin Realisasi Panen (%) Januari 3 777.41 2 371.49 - 1 405.92 62.78 Februari 2 930.06 2 125.39 - 804.67 72.54 Maret 3 402.79 2 815.53 - 617.25 81.86 April 3 318.06 4 288.76 + 970.70 129.26 Mei 3 554.43 4 258.18 + 703.75 119.80 Sumber : Kantor Afdeling 7 (2009)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemanenan yaitu persiapan panen, kriteria matang panen, sensus TBS dan taksasi panen, sistem dan tenaga kerja panen, rotasi panen, alat panen, pelaksanaan panen, pengawasan

panen, sistem upah dan denda panen, administrasi panen, serta pengangkutan hasil panen.

Persiapan panen. Persiapan panen yang harus dilakukan saat tanaman mulai beralih dari TBM ke TM meliputi pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH), pembuatan jembatan panen, penghitungan jumlah tenaga kerja panen, perawatan jalan serta perawatan pasar 2:1. TPH dibuat di ujung pasar 2:1 yang berbatasan langsung dengan jalan. TPH dibuat dengan ukuran panjang 4 m dan lebar 3 m. Pembuatan jembatan dilakukan pada areal yang memiliki parit. Jembatan dibuat menggunakan kayu cerucuk atau kayu akasia (Gambar 16).

Gambar 16. Jembatan pada Areal Tanaman Kelapa Sawit

Persiapan panen yang rutin dilakukan setiap kali panen adalah perawatan

Dokumen terkait