• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Musrenbang desa Kabupaten Samosir Tahun

BAB III: GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS EVALUASI PELAKSANAAN MUSRENBANG KABUPATEN SAMOSIR

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

3.1. Proses Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Samosir tahun 2014.

3.1.1. Pelaksanaan Musrenbang desa Kabupaten Samosir Tahun

Musrenbang merupakan forum bagi masyarakat untuk berpatisipasi dalam perumusan perencanaan pembangunan yang dimulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten Samosir dalam hal ini telah mengupayakan pelaksaanaan Musrenbang secara berjenjang yang dimulai dari tingkatan paling bawah sampai kepada tingkatan atas. Hal ini dibuktikan dengan surat Bupati Samosir pertanggal 20 januari 2014, nomor 010/ 91/ BPD/I/2014, Perihal Penyelenggaraan Musrenbang Desa/Kelurahan, dengan perantara melalui Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir, yang diperkuat juga melalui wawancara dengan Kasubag Perencanaan dan Pembangunan BAPPEDA Kabupaten Samosir berikut ini:

Pelaksaanaan Musrenbang Kabupaten Samosir tahun 2014 kita melaksanakan mulai dari tigkatan Desa/Kelurahan sesuai dengan mekanisme yang berlaku yaitu berlandaskan Surat Edaran Mendagri Nomor 050/200/II/Bangda/2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKPD) yang menyebutkan bahwa Musrenbang Desa/Kelurahan harus sudah selesai dilaksanakan pada akhir bulan januari dan Musrenbang Kecamatan pada minggu ke III paada bulan februari dan kita benar-benar melaksanakannya.44

Kita megundang masyarakat setiap desa dari setiap dusun yang ada dalam desa bersangkutan dan kita ajak untuk duduk bersama dan antusias warga memang sangat tinggi dan pada umumnya kita menjumpai perdebatan yang Pelaksanaan Musrenbang pada tingkat Desa/Kelurahan antusias dari warga sangatlah tinggi dan terlibat langsung dalam pemberian gagasan dan usulan yang diharapkan mejadi agenda pembangunan desa warga yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kasubag Perencanaan dan Pembangunan BAPPEDA Kabupaten samosir:

44

alot juga antar warga maupun antara warga dengan pemerintah mengenai permasalahan atau issu-issu pembangunan yang akan dicanangkan.45

Melihat fenomena yang terjadi pemerintah berpandangan bahwa setiap SKPD yang ada di Kabupaten Samosirlah yang paling tepat dalam merumuskan Secara umum hambatan atau kendala dalam proses penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan pembangunan adalah kurangnya pemahaman masyarakat peserta Musrenbang mengenai Perencanaan Pembangunan dan proses Musrenbang juga belum dipahami sebagian besar peserta karena tidak ada pemberitahuan secara rinci mengenai bagaimana proses Musrenbang, apa yang akan dibahas dalam Musrenbang, untuk kepentingan apa serta proses perencanaan pembangunan belum diawali dengan kegiatan pendahuluan untuk mendapatkan data yang valid mengenai potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, juga minimnya kegiatan non-fisik yang diusulkan dalam musrenbang, sehingga proses pemberdayaan masyarakat menjadi terhambat serta lambatnya tindak lanjut nyata dari hasil musrenbang. Akan tetapi, menurut kasubag Perencanaan dan Pembangunan Bappeda Kabupaten Samosir tidak sepenuhnya hambatan ini ditemukan dalam pelaksanaan Musrenbang Desa. Berikut ini adalah pernyataan kasubag perencanaan dan pembangunan Bappeda Kabupaten Samosir:

Pemahaman tentang apa itu Musrenbang dan apa tujuannya masyarakat sudah tahu, akan tetapi yang menjadi permasalahan dari kacamata stakeholders adalah bahwa masyarakat kita dalam penyampaian usulan cenderung tidak logis dan bersifat egois bukanlah untuk kepentingan secara bersama-sama. Misalnya mengusulkan pembukaan jalan baru yang ternyata hanyalah untuk kepentingan pribadi atau perseorangan karna dari segi manfaatnya tidak ada dampak kepada orang banyak, hanya karna jalan yang diusulkan berada di tanah dan tempat berladang orang yang mengusulkan.

45

apa yang menjadi rencana dan program pembangunan untuk masyarakat Kabupaten Samosir dengan alasan karena stakeholders dalam hal ini pemerintah Kabupaten Samosir dengan jajarannya memang betul-betul ahli dan memahami setiap bidang-bidang yang akan dikerjakan.

Lundak sagala, anggota DPRD kabupaten Samosir berpandangan musrenbang di Kabupaten sudah mengalami kemajuan berikut pernyataan dari beliau:

Musrenbang yang terlaksana sudah mulai bagus dan sesuai harapan kita sebagai wakil rakyat samosir. Masyarakat sudah terlibat walaupun tidak sepenuhnya bisa telibat dan kita sebagai pengenbang kepentingan rakyat samosir kita memperhatikan apa yang menjadi kepentingan masyarakat kita dan kita perjuangkan untuk dijadikan skala prioritas kegiatan tahun 2015.

Memang sangat banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Musrenbang yang tidak bisa terlepas disetiap pelaksanaan Musrenbang, yaitu kondisi geografis Samosir yang merupakan perbukitan dan sehingga berakibat pada tata letak setiap perumahan warga yang menyebar dan mengelompok. Mengingat juga bahwa Samosir yang merupakan Daerah adat yang penentuan tata letak perumahan atau huta setiap warga didasarkan pada tanah nenek moyangnya dan marga. Hal ini juga berakibat pada menyebarnya perumahan warga dalam komposisi sangat kecil, dan terisolir antara perkampunagan yang satu dengan yang lainnya, misalnya saja dalam satu area perkampungan hanya terdapat 4 rumah saja yang merupakan satu garis keturunan dari marga-marga yang ada di daerah tersebut.

Fenomena ini berdampak pada setiap pelaksanaan Musrenbang karena tentunya setiap warga akan mengusulkan sektor-sektor fisik, misalnya dalam

pengajuan pembukaan jalan, akses PLN dan air minum. Tentu hal ini sangat sulit melihat tidak tersentralnya pemukiman warga. Dan pemerintah juga harus benar- benar menyadari permasalahan ini sehingga tidak secara penuh menilai masyarakat bersifat egois dan tidak logis.

Pemerintah Kabupaten Samosir harus mampu mengatasi setiap permasalahan ini dan memformulasikan sebuah kebijakan yang menjawab permasalahan ini. Sehingga hal ini tidak lagi menjadi sebuah perdebatan dalam setiap pelaksanaan Musrenbang.

Berdasarkan mekanisme yang berlaku, setiap dusun dari desa yang ada di Kabupaten Samosir melakukan agenda pembahasan kegiatan yang diusulkan untuk ditetapkan menjadi daftar prioritas kegiatan yang akan disampaikan kepada kecamatan. Dalam pelaksanaannya, pihak desa memfasilitasi setiap dusun dengan cara mengundang setiap masyarakat perdusun secara bersamaan dan disanalah disampaikan hal-hal apa saja yang menjadi daftar prioritas setiap dusun. Akan tetapi tidak sepenuhnya setiap dusun melaksankan agenda pembahasan kegiatan yang akan diusulkan menjadi daftar prioritas kegiatan yang akan disampaikan kepada ke kecamatan, sehingga daftar tersebut hanya oleh pihak desa tanpa melibatkan peserta yang hadir dalam Musrenbang.

Dari 128 desa di kabupaten Samosir, setiap usulan yang diajukan oleh masyarakat hanya 2 (dua)dari setiap Desa dijadikan sebagai prioritas pembangunan dengan alasan setiap usulan yang diajukan warga pada umunya

tidak memiliki analisa yang mendasar dan kuat dari setiap usulan yang disampaikan.