• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Samosir Tahun

BAB III: GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS EVALUASI PELAKSANAAN MUSRENBANG KABUPATEN SAMOSIR

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

3.1. Proses Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Samosir tahun 2014.

3.1.3 Pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Samosir Tahun

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) daerah Kabupaten Samosir tahun 2014 diikuti Sekda, Ketua dan Anggota DPRD, BUMN/BUMD, unsur Muspida, Pimpinan SKPD Provsu, dan seluruh SKPD Kabupaten, Camat, Kepala Desa, tokoh masyarakat, tokoh Agama, LSM dan Pers, Selasa 18 maret 2014 di Aula AE Manihuruk Jalan Simanindo Pangururan. Acara diawali paparan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samosir Marudut Tua Sitinjak yang mengatakan Musrenbang kabupaten dan forum SKPD berfungsi untuk menjembatani kepentingan antara pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dengan kepentingan masyarakat (top-down dan bottom-upplanning).

Marudut menjelaskan, Musrenbang tersebut akan dibahas bersama melalui rapat pleno (diskusi kelompok) dengan tema percepatan pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia untuk mendukung tahun kunjungan wisata 2015.

Bupati Samosir Mangindar Simbolon mengatakan, acara Musrenbang kali ini kurang persiapan dan kurang bagus secara formal.“Tolong diperhatikan ya Pak Sekda karenam musrenbang ini bukan sekedar formalitas," ujarnya.

Gubernur Sumatera Utara melalui Kabid Perekonomian Bappeda Sumut Hasmirizal mengatakan, tujuan Musrenbang adalah untuk memacu suatu daerah

agar memiliki daya saing dengan daerah lain dibidang pembangunan dan kesejahteraan masyarakat miskin. beliau mengharapkan agar anggaran yang digunakan efisien dan tepat sasaran demi meningkatkan kesejahteraan rakyatdan pembangunan.

Mekanisme pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Samosir yang dilaksanakan pada bulan maret sesuai dengan surat edaran Bupati Samosir Nomor 005/ BPD/III/2014 dengan tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahapan persiapan, dengan kegiatan sebagai berikut:

• Kepala Bappeda Kabupaten/Kota menetapkan Timpenyelenggara Musrenbang Penyusunan RKP Kabupaten/Kota.

• Tim Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Mengkampolasi prioritas kegiatan pembangunan dari SKPD dan Musrenbang Kecamatan;

 Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang;

 Mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda, dan tempat Musrenbang Kabupaten selambat-lambatnya 7 hari sebelum pelaksanaan.

 Mengundang:

 Calon peserta: delegasi dari Musrenbang Kecamatan, delegasi dari forum SKPD, dan kelompok-kelompok masyarakat yang bekerja dalam bidang yang terkait dengan fungsi SKPD.

 Narasumber: SKPD kabupaten/kota, DPRD, LSM yang bekerja di Kabupaten, Perwakilan Bappeda, Tim Penyusunan RKPD, Tim anggaran Eksekutif/Legislatif.

2. Tahap pelasanaan, dengan agenda sebagai berikut: • Pendaftaran peserta Musrenbang Kabupaten. • Pembukaan:

 Ketua DPRD Kabupaten Samosir

 Bupati (sekaligus membuka secara resmi)  Ketua Bappeda Provinsi.

• Pemaparan Kepala SKPD tentang prioritas kegiatan pembangunan menurut rancangan Renja-SKPD Kabupaten, termasuk informasi tentang pagu indikatif yang berasal dari APBN Kabupaten.

• Pemaparan tim penyelenggara, mengenai prioritas kegiatan pembangunan yang dihasilkan Musrenbang Kecamatan.

• Pemaparan Ketua/Kepala Bappeda tentang perkiraan kemampuan pendanaan terutama yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan Sumber lainnya.

• Membahas kriteria untuk menentukan prioritas kegiatan pembangunan tahun berikutnya yang berasal dari Musrenbang Kecamatan maupun daru Ranja-SKPD Kabupaten/Kota.

Menetapkan prioritas kegiatan sesuai dengan besaran plafon anggaran APBD kabupaten serta yang akan diusulkan untuk dibiayai dari sumber APBD Provinsi, APBN maupun sumber dana lainnya.

3. Penyampaian Hasil Musrenbang Kabupaten/Kota.

Setelah hasil Musrenbang Kabupaten/Kota disepakati oleh peserta, maka pemerintah Kabupaten/Kota menyampaikan hasilnya kepada:

• DPRD Kabupaten;

• Masing-Masing SKPD Kabupaten/Kota;

• Tim Penyusunan Program Tahunan Daerah dan RAPBD • Kecamatan

• Delegasi dari Musrenbang Kecamtan dan Forum SKPD; 4. Paskah-Musrenbang Kabupaten.

• Pada tahap perencanaan, kegiatan Paska-Musrenbang Kabupaten/Kota terdiri atas sejumlah kegiatan yaitu:

 Penyusunan RKP Kabupaten/Kota.

 Penyusunan kebijakan Umum, Strategis, dan plafon APBD.  Penyusunan RKA-SKPD.

5. Pembahasan dan Penetapan APBD, dimana Bappeda membantu DPRD untuk menyelenggarakan konsultasi publik tentang RAPBD sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program dengan penjelasan sebagai berikut;

• Bappeda memberikan informasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan program/kegiatan, baik yang bersumber dari APBD maupun dari sumber non-APBD berikut besaran plafonnya. Informasi ini memuat program/kegiatan berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan berdasarkan lokasi (Kecamtan dan Desa). • Bappeda mengendalikan pelaksanaan kegiatan agar tetap sesuai

dengan rencana;

• Bappeda menanggapi keluhan mengenai pelaksanaan kegiatan dan melakukan evaluasi mengenai kepuasan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan yang sedang dan telah dijalankan.

• Bappeda memberikan umpan balik/masukan pada perencanaan selanjutnya.

Dari data atau pengamatan peneliti mengenai proses pelaksanaan musrenbang Kabupaten Samosir tahun 2014 belumlah sepenuhnya berbasis kerakyatan karena belum benar-benar memenuhi prinsip transparansi karena dalam proses pengambilan keputusan belumlah sepenuhnya melibatkan seluruh komponen masyarakat secara langsung ataupun secara tidak langsung. Ketika secara langsung masyarakat seharusnya setiap komponen masyarakat mempunyai kesempatan untuk menyampaikan masalah-masalah dan mengusulkan ide-ide sejak dimulai dari tingkat desa. Akan tetapi kecenderungan dalam pelaksanaan musrenbang kabupaten samosir adalah memang ada pelibatan masyarakat tetapi tidaklah semua masyarakat dilibatkan hanya saja orang-orang tertentu saja dan

setiap usulan yang disampaikan masyarakat lebih cenderung diabaikan dengan anggapan bahwa SKPD yang bersangkutanlah yang lebih memahami persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat dan masyarakat selalu dinilai bersifat egois dan tidak rasional dalam penyampaian usulan maupun gagasan. Pelibatan secara tidak lansung ketika dipilihnya tim perumus Musrenbang desa/kelurahan dan Kecamatan untuk menentukan usulan daftar skala prioritas kegiatan2015. Tim yang dipilih belumlah secara terbuka oleh forum dan masyarakat tidak mengetahui orang-orang yang terpilih. Pernyataan ini diperkuat oleh warga desa hutanamora;

Kami tidak tahu betul siapa-siapa saja orang yang terpilih untuk menentukan usulan daftar skala prioritas kegiatan tahun 2015, kami takut bahwa orang-orang yang terpilih tidak bisa bersikap adil dalam merumuskan sector- sektor prioritas untuk tahun 2015. Ketakutan ini misalnya hanya memperjuangkan program yang menjadi kepentingan pribadi atau kelompok sehingga apa yang kita harapkan tidak terlaksana.

Prinsip selanjutnya yaitu responsife, dalam proses pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Samosir seharusnya seluruh program pembangunan yang dihasilkan lebih disebabkan adanya upaya merespon apa yang menjadi isu dimasyarakat, bukan karena rancangan dari pihak-pihak tertentu saja. Tetapi yang terjadi adalah belumlah dilaksanakan prinsip ini secara utuh memang ada pelibatan sebagian masyarakat tetapi tidak punya kekuatan dan kesempatan dalam memberikan keputusan. Masyarakat hanya terhenti sampai pada penyampaian issu-issu yang ada di masyarakat itu sendiri. Seharusnya issu-issu yang ada dalam masyarakat sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk segera mengatasinya karena menyangkut banyak orang. Pernyataan ini sesuai dengan

hasil wawancara peneliti dengan staff BAPPEDA pada bagian fisik yang tidak mau disebutkan namanya berpandangan bahwa kecenderungan yang terjadi dalam proses pelaksanaan Musrenbang selama ini adalah lebih kepada banyaknya titipa- titipan program skala prioritas anggota DPRD dari dapil yang bersangkutan dan kita tidak tahu pasti kebenaran dari program yang disampaikan apa memang betul menjadi kebutuhan masyarakat atau untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.