• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSULTAN SUPERVISI

Dalam dokumen Metodologi SPV SPAM Blahpane 2018.pdf (Halaman 40-64)

Dalam melakukan pelaksanaan pekerjaan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar ini dilakukan dengan tahapan sbb. :

1. Survey/ Setting Out

Pekerjaan survey dan setting out dilakukan dengan mengacu pada BM (Bench AKHIR MASA PEMELIHARAAN

Kontraktor Mengajukan Permohonan

Serah Terima Pekerjaan Kedua

Inspeksi Final

(Tim FHO, Direksi Pekerjaan, Konsultan Pengawas bila ada)

Pengecekan Kelengkapan Administrasi Final

(Tim FHO, Direksi Pekerjaan, Konsultan Pengawas bila ada)

Rekomendasi Panitia FHO (hasil inspeksi final) Pekerjaan belum dapat diterima Pekerjaan dapat diterima Kontraktor menyempurnakan

Laporan Pimpinan Proyek ke Atasannya

PemberianSertifikat Serah

Dalam pelaksanaan supervisi, Konsultan Pengawas akan mengawasi pelaksanaan pekerjaan survey Kontraktor dalam mengambil titik referensi dan pemasangan bouwplank. Konsultan Pengawas akan mengecek bouwplank yang telah dipasang atas kesesuaiannya (posisi, bentuk dan elevasi) terhadap gambar desain dan shop drawing yang telah disetujui.

Bouwplank yang dipasang Bouwplank yang dipasang

Gambar B.16. Pemasangan Bouwplank

2. Material Konstruksi

Material konstruksi utama dalam pekerjaan pelaksanaan pekerjaan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar adalah pipa air sebagai perpipaan distribusi. Berikut akan diulas proses penyimpanannya, sebagai salah satu contoh dalam melakukan supervisi atas material konstruksi. Tahapan proses penyimpanan sebagai berikut :

Gambar B.17. Tahapan Penyimpanan Material Pipa

a. Pekerjaan Penyimpanan Pipa, merupakan kegiatan persiapan fasilitas penyimpanan pipa di lokasi kerja

b. Pemilihan Lokasi, proses pemilihan lokasi penyimpanan pipa dimana lokasi harus memenuhi persyaratan teknis dalam penyimpanan pipa yang dikeluarkan oleh pabrik pipa.

c. Penyimpanan, dalam tahap ini penyimpanan dibuat terpisah antara satu tumpukan penyimpanan dengan tumpukan penyimpanan lainnya. Tinggi tumpukan harus memenuhi syarat teknis yang dikeluarkan pabrik pipa. Dalam hal penyimpanan, quality control dilakukan dengan mengecek kondisi visual pipa, baik dari diameter, ketebalan, cacat produksi dsb. Pipa yang tidak lolos seleksi tidak dapat digunakan sebagai material konstruksi.

d. Pengamanan Penyimpanan, setelah pipa diseleksi dan ditumpuk (stockpiling), diberi pagar pengaman sekeliling agar lokasi penyimpanan aman dari segala aktifitas proyek, sebelum dikirim ke lokasi pekerjaan.

2. Pemilihan Lokasi

3. Penyimpanan (stockpiling)

4. Pengamanan Penyimpanan

5. Transportasi ke Lokasi Proyek 1. Pekerjaan Penyimpanan Pipa

Gambar B.18. Penyimpanan Material Pipa (Stockpile Pipa)

3. Pekerjaan Galian

Tahapan awal dari kontruksi pembangunan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Icle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar adalah pekerjaan galian. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang direncanakan untuk posisi pipa dan parit pipa. Hasil galian diangkut ke tempat dimana diperlukan pengurugan atau ke tempat lain yang aman dan tidak mengganggu aktifitas pekerjaan. Pengawasan yang dilakukan saat melakukan pekerjaan galian adalah :

a. Kesesuaian dimensi dan bentuk galian terhadap shop drawing, b. Kesesuaian elevasi galian terhadap shop drawing,

c. Jenis dan jumlah alat yang digunakan,

Pekerjaan galian untuk parit pipa Pekerjaan galian untuk parit pipa

Gambar B.19. Pekerjaan Galian

4. Pekerjaan Urugan/ Timbunan Kembali

Pekerjaan urugan/ timbunan kembali baru dapat dilaksanakan setelah pemasangan pipa selesai diperiksa dan disetujui. Pengawasan yang dilakukan antara lain :

Mutu Bahan

a. Bahan urugan tidak boleh mengandung benda-benda organis, seperti rumput-rumputan, akar-akar pohon dan lain sebagainya dan tidak merupakan bahan yang melar (non expansive), serta tidak mengandung benda keras/batu dengan diameter lebih besar dari 2 cm.

b. Semua pasir yang digunakan sebagai bahan urugan harus pasir alam yang komposisisnya baik, tidak bergumpal-gumpal, bebas dari bara, abu, sampah atau bahan lainnya.

Metode Kerja

a. Urugan pasir dilakukan di bawah semua lantai atau seperti yang terlihat pada gambar dengan tebal sesuai dengan gambar, termasuk lantai rabat. b. Urugan pasir harus disiram air kemudian ditumbuk/dipadatkan hingga

padat.

c. Semua galian parit di bawah pipa harus diurug dengan pasir dari bagian bawah parit sampai sumbu pipa, urugan pasir ini kemudian dipadatkan. Tebal urugan pasir sesuai gambar rencana.

Urugan tanah untuk pemasangan pipa baru dilaksanakan setelah pengurugan pasir sekeliling pipa yang dipasang telah selesai disetujui Direksi Proyek.

5. Pekerjaan Pipa

Pekerjaan pipa untuk Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar meliputi pekerjaan perpipaan distribusi, yaitu suatu  jaringan perpipaan yang berfungsi mengalirkan air bersih dari unit akhir transmisi

(pengolah/ reservoir) menuju daerah pelayanan (konsumen). Pengawasan yang dilakukan antara lain :

Memeriksa proses pengangkutan, pemindahan dan penyimpanan pipa agar tidak menurunkan kualitas nantinya.

Mutu Bahan

a. Material pipa yang akan digunakan harus baru dan tidak cacat.

b. Material yang ada harus memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan.

c. Jenis Pipa yang Digunakan

Pada pekerjaan ini akan dipilih material pipa yang akan digunakan, sesuai dengan perencanan sbb. :

- Pipa Polyvinyl –  Chloride (PVC)

- Pipa besi di galvanis (GIP)

- Pipa Polyethylene (HDPE)

Ketiga jenis pipa di atas harus memenuhi persyaratan yang ditentukan pada spesifikasi teknis.

Penyambungan Pipa

Penyambungan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk pendamping. Khusus untuk penyambungan pipa jenis HDPE/ PE dilakukan dengan cara:

- Compresion Joint

- Butt Welding

Compresion Joint

Metode penyambungan antar pipa HDPE/ PE dengan menggunakan socket (Coupler) dengan sistem Mechanical Joint. Sistem Mechanical Joint hanya direkomendasikan untuk ukuran diamteter 20 mm s/d 110 mm, Sedangkan untuk ukuran diameter di atas 110 mm menggunakan sistem Butt Fusion/ Electro Fusion. Proses penyambungan Compresion Joint (Mechanical Joint) adalah sbb. :

1. Bukalah compresion collar, lepaskan union dan ring penjepitnya. 2. Pasang Union dan Ring ke ujung pipa HDPE.

3. Pasang kembali Compresion Collar dan kencangkan dengan tangan atau pengencang standart.

4. Lakukan hal yang sama pada pipa HDPE yang akan disambungkan.

Gambar B.20. Proses Penyambungan Pipa HDPE dengan Compresion Joint

Butt Fusion

Metode penyambungan antar pipa HDPE / PE dengan menggunakan Mesin Welding/ Mesin Las Pipa HDPE dengan sistem pemanasan. Sistem Butt Fusion hanya direkomendasikan untuk ukuran diameter 63 mm ke atas. Proses Penyambungan Butt Fusion adalah sebagai berikut :

1. Pasang ujung ujung pipa HDPE yang akan disambung di alat Butt Fusion. Kencangkan alat penjepitnya sampai kedua ujung pipa HDPE berada dalam satu sumbu.

2. Ratakan ujung pipa HDPE dengan alat perata elektrik, sampai kedua ujung pipa HDPE rata dan bersih.

3. Pasang alat pemanas di antara ujung-ujung pipa, dan panaskan plat pemanas sampai titik senyawa.

Gambar B.21. Proses Penyambungan Pipa HDPE dengan Butt Fusion

Electro Fusion

Metode penyambungan dengan menggunakan electroda yang telah ada dalam fitting-fitting electro fusion. Proses Penyambungan Electro Fusion adalah sbb. :

1. Bersihkan ujung-ujung pipa HDPE yang akan disambung

2. Pasang ujung-ujung pipa HDPE yang akan disambung ke elektro fitting

3. Hubungkan elektroda yang ada di Elektro Fusion ke Elektro Fitting dan hidupkan

4. Persenyawaan sambungan pipa HDPE akan terjadi apabila warna kuning indikator terlihat jelas

Gambar B.22. Proses penyambungan Pipa HDPE dengan Electro Fusion

Sambungan Flens

Proses Penyambungan Flens adalah sbb. :

1. Setelah flens pipa sudah bersih permukaannya, kemudian di las dan dipasang bout dengan putaran secukupnya.

2. Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga dapat menjamin kesama-rataan baut-baut pipa dengan kedudukan flens pipa sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh permukaan flens. 3. Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi gemuk dengan

sempurna.

Sambungan dengan Pengelasan.

1. Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan didalam parit, maka lebar galian perlu ditambah agar juru las dapat bekerja dengan baik dan posisi pipa dijaga tetap stabil untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik. 2. Bila pengelasan dilakukan diluar parit galian, maka jumlah pipa-pipa

yang dilas harus sedemikian rupa, sehingga terdapat suatu panjang tertentu dari pipa yang dilas, dan cara penempatan pada posisi yang benar sehingga pada waktu pengelasan dan penurunan pipa kedalam parit galian, pipa tidak mengalami kerusakan. Dalam hal ini rekanan terlebih dahulu harus meminta persetujuan dari Direksi Proyek.

3. Semua sambungan pipa yang sudah dilas dites. Pengetesan dilaksanakan dengan cara-cara yang disetujui Direksi Proyek.

4. Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dalam bidangnya dan mempunyai sertifikat keahlian dalam bidang ini. Bila Direksi proyek meminta, maka sertifikat ini harus diberikan.

5. Kawat las yang dipergunakan untuk pipa baja adalah jenis JISz 3211 atau semutu dan disetujui Direksi Proyek.Kawat las yang lembab tidak dapat dipakai dan kadar kelembaban harus kurang dari 2,5 % untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5 % untuk kawat yang mengandung Zat air yang rendah.

6. Mesin las yang dapat dipakai harus disetujui Direksi Proyek.

7. Setelah dilas lapisan bagian dalam (lining) dan luar (coating) pipa dipasang kembali seperti semula dengan cara-cara menurut petunjuk dan peraturan-peraturan pabrik membuat pipa.

8. Untuk pipa baja diameter 500 mm kebawah, pembersihan dan perbaikan kembali hanya lapisan bagian luar (coating) saja.

Semua sambungan las harus dicat dengan cat dasar anti karat synchromate setara produksi Kansai Paint minimum 2 lapis, kemudian di cat akhir minimum 2 lapis dengan cat besi yang tahan terhadap karat, dan dibalut dengan rapi.

Pemasangan Pipa

Tahapan pekerjaan pemasangan pipa adalah sbb. :

Gambar B.23. Tahapan Pemasangan Pipa

a. Pekerjaan Persiapan : merupakan kegiatan persiapan di lokasi proyek antara lain : pembersihan lokasi, persiapan material, uitset, pemasangan bouwplank, pembongkaran struktur eksisting (jika ada), jalan akses, dsb. b. Pekerjaan Galian : setelah pekerjaan persiapan selesai akan dilakukan

pekerjaan galian parit pipa, hal –  hal yang perlu diawasi pada pekerjaan ini. c. Pekerjaan Urugan/ Timbunan Kembali : setelah pekerjaan galian selesai,

sebelum pemasangan pipa akan dilakukan pekerjaan urugan pasir sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis. Setelah pipa terpasang maka akan dilakukan pekerjaan timbunan kembali.

d. Pemasangan Pipa : pada tahap ini akan dilakukan pemasangan pipa kedalam parit pipa sesuai dengan gambar rencana.

Pengawasan yang dilakukan antara lain :

3. Pekerjaan Urugan/ Timbunan Kembali

4. Pemasangan Pipa

2. Pekerjaan Galian

- Melakukan pengawasan dan pemeriksaan tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa berikut perlengkapannya serta bangunan-bangunan yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan gambar pelaksanaan (gambar situasi, profil memanjang, profil melintang dan potongan).

- Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang harus dibangun atau pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan.

- Semua pipa, alat-alat bantu valve dan perlengkapan lainnya harus dengan hati-hati diturunkan ke dalam parit galian satu persatu

- Tikungan/ belokan (vertikal/ horizontal) tanpa elbow/ bend dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan.

- Semua galian parit di bawah pipa harus diurug dengan pasir dari bagian bawah parit sampai sumbu pipa, urugan pasir ini kemudian dipadatkan. Tebal urugan pasir sesuai dengan gambar rencana.

- Pengurugan lapisan tanah dilakukan lapis demi lapis sampai kepermukaan yang direncanakan. Ketebalan tiap lapis tidak lebih dari 30 cm. Urugan tanah untuk pemasangan pipa baru dilaksanakan setelah pengurugan pasir sekeliling pipa yang dipasang telah selesai disetujui Direksi Proyek.

Pengetesan Pipa

Melakukan pengawasan saat proses pengetesan dan memeriksa hasil test apakah sudah memenuhi standar yang ditentukan pada spesifikasi teknis.

6.  Aksesories Pipa

Pemasangan accessories  yaitu katup-katup, katup-katup udara, wash out, fitting-fiting, elbow/ bend dan lain-lain akan menerima perhatian sama seperti pada pemasangan pipa. Konsultan Pengawas akan melakukan pengawasan terutama mengenai pembersihan, dudukan, cara penyambungan dan instruksi-instruksi dari pabrik pembuatnya.

Gambar B.24. Pemasangan Aksesories Pipa

7. Pekerjaan Beton

Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan dalam pengadaan dan peningkatan akses air minum. Umumnya pekerjaan beton digunakan pada bangunan reservoar, struktur tangga akses, struktur jembatan pipa atau struktur-struktur minor lainnya. Pengawasan yang dilakukan antara lain :

Mutu Bahan Semen

a. Jenis dan tipe semen yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknik dan dilengkapi dengan sertifikat lolos pengujian.

b. Mengawasi dan memeriksa proses pengangkutan, pemindahan dan penyimpanan semen agar tidak menurunkan kualitas beton nantinya.

c. Kontraktor harus menjamin bahwa cukup ada persediaan (stock) semen pada saat akan melaksanakan pekerjaan beton. Sebelum memulai pekerjaan beton, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas, termasuk mengenai ketersediaan semen sehingga tidak terjadi kekurangan bahan saat melaksanakan pekerjaan beton.

 Additive

a. Meminta persetujuan Konsultan Pengawas atas penggunaan zat additive  jika diperlukan, terutama untuk pekerjaan beton di bawah level muka air.

 Agregat Halus dan Kasar

a. Mengawasi proses produksi agregat di quarry dan mengawasi pengujian agregat di lapangan.

b. Mengawasi dan menentukan alat, metode kerja dan spesifikasi agregat yang diperlukan dalam tiap item pekerjaan.

c. Mengawasi pengujian agregat di laboratorium

d. Mengawasi proses pengangkutan dan pemindahan agregat agar tidak berpengaruh pada mutu beton dan secara periodik melakukan pengawasan pengujian material, antara lain (Standar JIS A-5308 atau ASTM C-33) seperti : uji gradasi, spesific gravity, absorbtion, soundness, organic impurities.

 Air Campuran

a. Mengawasi dan memeriksa kualitas air pencampur.

b.  Air harus bebas dari unsur kimia dan organic yang dapat menurunkan kualitas beton, turbiditas < 2000 ppm, kandungan sulfat < 1 gr/lt.

Mutu Pekerjaan Campuran Beton

a. Tipe dan kelas beton yang digunakan sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 N. 1-2.

b. Sebelum memulai pekerjaan beton, Kontraktor harus mengajukan Job Mix Formula Beton untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Job Mix Formula dilakukan lengkap dengan uji kuat tekan beton hasil campuran agar memenuhi spesifikasi pekerjaan.

c. Mengawasi proses pencampuran sampai pengangkutan beton ke lokasi pekerjaan, termasuk memeriksa kondisi peralatan pencampur, peralatan bantu dan alat pengangkutan campuran, sehingga campuran beton yang dihasilkan sesuai dengan Job Mix yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Besi Tulangan

a. Mengawasi pengangkutan, penyimpanan dan penempatan besi tulangan pada lokasi pengecoran agar bersih, tidak kotor dan tidak berkarat.

c. Melakukan pengawasan berkala terhadap material yang didatangkan oleh Kontraktor terhadap kesesuaian material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

d. Melakukan analisa volume besi yang digunakan terhadap volume rencana (gambar desain) yang digunakan untuk keperluan pembayaran.

Bekisting

a. Mengawasi dan menentukan penggunaan bahan untuk bekisting karena terkait dengan durability dan workability pekerjaan pembetonan.

b. Mengawasi kualitas bekisting harus rata dan seragam cukup tebal dan kaku supaya tidak terjadi lendutan.

c. Mengawasi pemasangan bekisting supaya tetap kokoh bila beton dituangkan dan sesuai dengan dimensi gambar.

d. Mengawasi kondisi bekisting sehingga tetap dalam kondiis kedap air dan mudah dibongkar bila beton selesai dituang dengan kualitas beton ekspose. Penempatan Beton

a. Mengawasi dan memberikan petunjuk mengenai penempatan campuran beton pada kondisi cuaca dan karakteristik di lokasi pekerjaan.

b. Memeriksa dan mengawasi mutu beton yang telah ditempatkan (dicor) dengan pengecekan slump campuran dan mengambil sample uji beton secara berkala pada saat pelaksanaan.

c. Melakukan pengukuran hasil pekerjaan dan unsur pekerjaan lain yang termasuk dalam item pengukuran dan pembayaran.

8. Jembatan Pipa

- Sebelum melaksanakan pekerjaan jembatan pipa, Konsultan Pengawas akan melakukan pemeriksaan kelengkapan gambar yang menunjukkan semua ukuran-ukuran, detail pipa, pondasi abutment, tiang pancang dan perhitungan-perhitungan tenaga lapangan, alat-alat dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sudah disiapkan.

- Melakukan pengawasan supaya jembatan pipa yang direncanakan sesuai dengan gambar rencana.

- Melakukan pengecekan pemasangan perancah sehingga terjamin pelaksanaan yang aman waktu pemasangan pipa ataupun waktu pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang (bila ada).

9. Pembangunan Reservoar (bila ada)

Reservoar berfungsi menyimpan air apabila kebutuhan pemakaian rendah dan menyediakan air bila kebutuhan pemakaian meningkat. Reservoar juga memiliki fungsi sebagai tempat pengendapan sedimen-sedimen kecil dan dapat berfungsi sebagai pelepas tekanan. Berikut akan diulas proses pembangunan reservoar. Tahapan pembangunan reservoar adalah sebagai berikut :

Gambar B.25. Tahapan Pembangunan Reservoar

a. Pekerjaan Persiapan : merupakan kegiatan persiapan di lokasi proyek antara lain, pembersihan lokasi, persiapan material, uitset, pemasangan bouwplank, pembongkaran struktur eksisting (jika diperlukan), jalan akses, dsb.

b. Pekerjaan Galian : setelah pekerjaan persiapan selesai, dilakukan pekerjaan galian pondasi.

c. Pekerjaan Beton : setelah pekerjaan galian selesai maka dilanjutkan dengan pekerjaan beton yang merupakan pekerjaan utama pada bangunan reservoar. d. Pasangan Bata dengan Plesteran : pada tahap ini akan dilakukan pekerjaan

pasangan bata dengan plesteran pada reservoir sesuai dengan gambar rencana. 3. Peker aan Beton

4. Pasangan Bata dengan Plesteran

2. Pekerjaan Galian

1. Pekerjaan Persiapan

Proses Pembuatan Reservoar Bangunan Reservoar

Gambar B.26. Pembangunan Reservoar

10. Pekerjaan Restorasi Galian Pipa

Konstruksi jalan dan perkerasan yang terkena penggalian pipa, harus diperbaiki kembali seperti semula. Ukuran konstruksi perbaikan jalan dan perkerasannya dibuat sama dengan ukuran jalan yang ada. Material hasil bongkaran dari konstruksi jalan (base dan sub-base) tidak boleh dipergunakan kembali untuk perbaikan konstruksi jalan. Pengawasan yang dilakukan antara lain :

Pekerjaaan Timbunan

Jika setelah pemasangan pipa masih diperlukan timbunan tanah untuk subgrade, maka kegiatan penimbunan ini harus dilaksanakan sesuai persyaratan Spesifikasi Teknis.

Mutu Bahan Perkerasan

Bahan Batu

Bahan batu pecah yang digunakan harus berbentuk kubus (tidak boleh pipih), bersih dari bahan zat-zat organis, tanah dan air. Selain itu batu harus keras, tidak porous. Bahan batu pecah yang digunakan dibagi dalam tiga macam ialah yang disebut :

- Batu pokok (fraksi I ukuran 3 –  5 cm), merupakan batu pecah utama yang memberikan kekuatan pokok untuk lapisan penetrasi.

- Batu kunci (fraksi II ukuran 1- 2 cm), merupakan batu pecah pengunci yang mengisi ruang kosong antara batu pokok dan memberikan stabilitas lapisan.

- Batu split (fraksi III ukuran < 1 cm), merupakan batu pecah berdiameter kecil (< 1 cm) digunakan untuk taburan terakhir, mengisi ruang-ruang kosong yang tinggal dan mengikat kelebihan aspal.

Bahan Aspal

Bahan aspal yang lazim digunakan ialah AC 60/70 (pada umumnya) penggunaan bahan aspal lain dapat dipakai, setelah ada persetujuan.

Bahan Sub-Base Course

Material yang digunakan untuk subbase adalah sandy gravel (sirtu). Semua material untuk sub-base harus bersih, bebas dari kotoran dan bahan-bahan organis. Susunan bahan sub-base harus memenuhi susunan gradasi seperti yang tercantum pada spesifikasi teknis.

Bahan Base Course

Material yang digunakan adalah Crushed Sandy Gravel (crushed sirtu) dengan gradasi sesuai dengan spesifikasi teknis. Jika mengalami kesulitan dalam mendapat Curshed Sirtu, material subbase dapat diganti dengan Crushed Gravel dengan gradiasi yang telah ditentukan pada Spesifikasi Teknis.

B.6.6. Commisioning dan Acceptance Test

Langkah-langkah yang dilakukan Konsultan Pengawas :

1. Melakukan kajian ulang dan persetujuan terhadap prosedur yang diusulkan Kontraktor.

2. Melakukan koordinasi dan supervisi atas pelaksanaan pengujian sesuai dengan standar yang ada.

3. Melakukan kajian dan menerima lapran Commisioning Test yang dibuat Kontraktor dan memberikan rekomendasi kepada Proyek dalam rangka serah terima pekerjaan.

4. Mengeluarkan rekomendasi untuk penerbitan sertifikat serah terima sebelum diterbitkan pihak pemberi pekerjaan

B.6.7. Gambar dan Sertifikat

hitungan, petunjuk-petunjuk operasional dan perawatan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Urutan pembuatan gambar konstruksi harus jelas agar mudah dimengerti dan dibaca.

Semua gambar konstruksi yang dibuat dan dikirim Kontraktor harus diberi tanda/ cap stempel “MOHON PERSETUJUAN”. Masing-masing gambar copy yang dikembalikan akan ditandai dengan tanda „DISETUJUI‟, “DISETUJUI DENGAN PERBAIKAN” atau “DIKEMBALIKAN UNTUK DIPERBAIKI”.

Untuk gambar yang ditandai dengan “DISETUJUI” atau DISETUJUI DENGAN PERBAIKAN” berarti memberi wewenang kepada Kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar-gambar yang telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.

Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan tidak boleh mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap item pekerjaan. Pengerjaan gambar-gambar yang masuk dalam pengawasan Konsultan Pengawas antara lain :

1). Gambar Kerja (Shop Drawing)

Konsultan Pengawas akan melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap gambar rencana (shop drawing dan working drawing ), program pelaksanaan pekerjaan, schedule pelaksanaan. Konsultan Pengawas akan membantu pemberi kerja dalam mengeluarkan persetujuan gambar kerja.

2).  As-Built Drawing

Konsultan Pengawas mengoreksi gambar  As-Build Drawing   untuk disesuaikan dengan kondisi lapangan. Semua item pekerjaan yang telah disebutkan seperti gambar pelaksanaan yang dibuat oleh Kontraktor harus dibuatkan gambar aslinya di atas kertas ukuran A3, tanpa ada tanda-tanda koreksi atau adanya perubahan-perubahan baru, sehingga antara Kontraktor dan Direksi dapat menyetujui gambar tersebut sebagai dasar perhitungan akhir (“Final Quantity”).

B.6.8. Sistem Pengawasan Dalam Kegiatan

B.6.8.1 Kontrol Kemajuan Pekerjaan

Sebagai kontrol terhadap kemajuan (progress) yang telah dicapai oleh Kontraktor di lapangan dan sarana menyampaikan kendala yang terjadi di lapangan, maka disusun suatu pertemuan rutin. Kinerja kontraktor dapat terus dipantau dan kendala yang terjadi di lapangan perlu segera dipecahkan sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada waktu yang ditentukan. Jadwal pertemuan ini dapat dilaksanakan dalam durasi mingguan atau bulanan, dan koordinasi pelaksanaannya harus mengikat. Kemajuan pekerjaan dari setiap bagian proyek akan digambarkan dalam bentuk

Dalam dokumen Metodologi SPV SPAM Blahpane 2018.pdf (Halaman 40-64)

Dokumen terkait