• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi SPV SPAM Blahpane 2018.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metodologi SPV SPAM Blahpane 2018.pdf"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

B.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA B.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang tercantum dalam Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang tercantum dalam Dokumen Seleksi Umum

Dokumen Seleksi Umum ““Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle CapacityPengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar

SPAM Blahpane Kota Gianyar”, ”, K K onsultan Pengawas mencoba untuk memberikanonsultan Pengawas mencoba untuk memberikan tanggapan terhadap KAK tersebut. Secara garis besar KAK telah mampu memberikan tanggapan terhadap KAK tersebut. Secara garis besar KAK telah mampu memberikan pemahaman terhadap seluruh aspek, lingkup pekerjaan dan hal-hal yang harus pemahaman terhadap seluruh aspek, lingkup pekerjaan dan hal-hal yang harus dilakukan Konsultan Pengawas untuk kesempurnaan kegiatan secara keseluruhan. dilakukan Konsultan Pengawas untuk kesempurnaan kegiatan secara keseluruhan.

Dengan menimbang kemampuan teknis dan administrasi yang ada, Konsultan Dengan menimbang kemampuan teknis dan administrasi yang ada, Konsultan Pengawas berkesimpulan dapat dan sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut di atas Pengawas berkesimpulan dapat dan sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut di atas sesuai dengan derajat ketelitian yang diminta.

sesuai dengan derajat ketelitian yang diminta.

Sedangkan hal-hal lain yang kurang jelas, telah disampaikan oleh peserta dalam Sedangkan hal-hal lain yang kurang jelas, telah disampaikan oleh peserta dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing) yang telah dilaksanakan oleh Kelompok Kerja penjelasan pekerjaan (aanwijzing) yang telah dilaksanakan oleh Kelompok Kerja (Pokja) 18 ULP Wilayah Bali. Selanjutnya dalam dokumen usulan teknis ini, (Pokja) 18 ULP Wilayah Bali. Selanjutnya dalam dokumen usulan teknis ini, Konsultan Pengawas mencoba memaparkan hal-hal yang berdasarkan pemahaman Konsultan Pengawas mencoba memaparkan hal-hal yang berdasarkan pemahaman Konsultan secara teknis terhadap pekerjaan supervisi ini perlu mendapatkan Konsultan secara teknis terhadap pekerjaan supervisi ini perlu mendapatkan tanggapan khusus dari pihak Konsultan Pengawas, dan akan disajikan pada uraian tanggapan khusus dari pihak Konsultan Pengawas, dan akan disajikan pada uraian berikut.

berikut.

B.1.1. Tanggapan Umum B.1.1. Tanggapan Umum

Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan ““Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota GianyarPengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar”” ini ini sudah memenuhi alur kerja yang sistematis dan pada hakikatnya merupakan patokan sudah memenuhi alur kerja yang sistematis dan pada hakikatnya merupakan patokan dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya telah dijelaskan secara rinci dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya telah dijelaskan secara rinci mengenai :

mengenai :

1.

1. Latar BelakangLatar Belakang

2.

2. Referensi HukumReferensi Hukum

3.

3. Maksud, Tujuan dan SasaranMaksud, Tujuan dan Sasaran

4.

4. Indikator Keluaran dan KeluaranIndikator Keluaran dan Keluaran

5.

5. Lingkup Kegiatan Yang DilaksanakanLingkup Kegiatan Yang Dilaksanakan

B. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

(2)
(3)

8.

8. Lingkup Kewenangan Penyedia JasaLingkup Kewenangan Penyedia Jasa

9.

9. Kualifikasi Tenaga Ahli yang dibutuhkanKualifikasi Tenaga Ahli yang dibutuhkan

10.

10. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari KonsultanPeralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Konsultan

11.

11. Penanggung Jawab Kegiatan (PPK)Penanggung Jawab Kegiatan (PPK)

12.

12. Jadwal KegiatanJadwal Kegiatan

13.

13. Sumber PendanaanSumber Pendanaan

14.

14. Produk/ Hasil Kegiatan.Produk/ Hasil Kegiatan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Konsultan Pengawas akan Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Konsultan Pengawas akan mengikuti semua ketentuan yang tercantum dalam KAK dan syarat

mengikuti semua ketentuan yang tercantum dalam KAK dan syarat –  –  syarat tersebut syarat tersebut mulai dari tahapan mengikuti seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan mulai dari tahapan mengikuti seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan.

pekerjaan.

Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi pihak pemberi pekerjaan sehingga akan lebih menyempurnakan pertimbangan bagi pihak pemberi pekerjaan sehingga akan lebih menyempurnakan KAK yang ada, diperlukan beberapa tanggapan terhadap KAK.

KAK yang ada, diperlukan beberapa tanggapan terhadap KAK.

B.1.2. Tanggapan Khusus B.1.2. Tanggapan Khusus

Tanggapan Terhadap Latar Belakang Tanggapan Terhadap Latar Belakang

Setelah dilakukan kajian secara seksama mengenai latar belakang yang Setelah dilakukan kajian secara seksama mengenai latar belakang yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan ini, pada prinsipnya terdapat pada Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan ini, pada prinsipnya latar belakang untuk pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan cukup jelas latar belakang untuk pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan cukup jelas dalam memberikan gambaran mengenai mengapa pekerjaan ini perlu dalam memberikan gambaran mengenai mengapa pekerjaan ini perlu dilaksanakan. Namun, latar belakang kurang memberikan gambaran mengenai dilaksanakan. Namun, latar belakang kurang memberikan gambaran mengenai kondisi eksisting di lokasi pekerjaan yaitu di Kabupaten Gianyar. Dengan kondisi eksisting di lokasi pekerjaan yaitu di Kabupaten Gianyar. Dengan mengetahui kondisi eksisting lokasi pekerjaan maka Konsultan Pengawas akan mengetahui kondisi eksisting lokasi pekerjaan maka Konsultan Pengawas akan mendapatkan gambaran mengenai tahapan-tahapan yang akan dilakukan mendapatkan gambaran mengenai tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya. Konsultan Pengawas berusaha dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya. Konsultan Pengawas berusaha memberikan masukan mengenai gambaran kondisi existing lokasi pekerjaan memberikan masukan mengenai gambaran kondisi existing lokasi pekerjaan yang akan diulas pada Sub Bab : Uraian Pendekatan, Metodologi dan Program yang akan diulas pada Sub Bab : Uraian Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja.

Kerja.

Tanggapan Terhadap Lingkup Kegiatan Tanggapan Terhadap Lingkup Kegiatan

(4)

pekerjaan yang sudah dirinci mulai dari tahap persiapan dan tahapan pekerjaan yang sudah dirinci mulai dari tahap persiapan dan tahapan pelaksanaannya. Setelah dipelajari dan dicermati dengan sebaik-baiknya maka pelaksanaannya. Setelah dipelajari dan dicermati dengan sebaik-baiknya maka Konsultan Pengawas berpendapat bahwa lingkup pekerjaan sudah cukup jelas Konsultan Pengawas berpendapat bahwa lingkup pekerjaan sudah cukup jelas dan mudah dipahami, serta Konsultan Pengawas mampu melaksanakan dan mudah dipahami, serta Konsultan Pengawas mampu melaksanakan seluruh lingkup tersebut dengan metode yang akan dijabarkan dalam seluruh lingkup tersebut dengan metode yang akan dijabarkan dalam metodologi.

metodologi.

Tanggapan Terhadap Lokasi Kegiatan Tanggapan Terhadap Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan di 1 (satu) lokasi pembangunan prasarana Kegiatan ini akan dilaksanakan di 1 (satu) lokasi pembangunan prasarana dan sarana air minum yang dibiayai oleh DIPA Satker Pengembangan Sistem dan sarana air minum yang dibiayai oleh DIPA Satker Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi Bali TA 2018 yaitu di Kabupaten Gianyar.

Penyediaan Air Minum Provinsi Bali TA 2018 yaitu di Kabupaten Gianyar.

Peta lokasi pekerjaan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity Peta lokasi pekerjaan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

SPAM Blahpane Kota Gianyar dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 0.1. Peta

Gambar 0.1. Peta Lokasi KegiatanLokasi Kegiatan

Tanggapan Terhadap Produk Kegiatan Tanggapan Terhadap Produk Kegiatan

Penjelasan produk/ hasil kegiatan telah lengkap dan jelas serta mewakili Penjelasan produk/ hasil kegiatan telah lengkap dan jelas serta mewakili

Lokasi Lokasi Kegiatan Kegiatan

(5)

Tanggapan Terhadap Personil

Setelah Konsultan Pengawas mempelajari Kerangka Acuan Kerja secara seksama, kebutuhan Tenaga Ahli dan Staf Pendukung yang tercantum di dalam KAK yang harus disiapkan menurut Konsultan Pengawas sudah jelas dan sudah sangat sesuai dengan lingkup kegiatan pekerjaan yang akan dilakukan serta juga sangat sesuai dengan pagu anggaran yang tersedia.

 A. Profesional Staff

1. Chief Supervision Engineer/Team Leader/Tenaga Ahli Air Minum Seorang Sarjana S1 Teknik Lingkungan yang memiliki SKA Ahli Muda Teknik Lingkungan/ Ahli Teknik Air Minum dengan pengalaman minimum 2 tahun dalam bidang pekerjaan perencanaan atau supervisi. Tugas dan tanggung jawab Team Leader yaitu melakukan pengendalian pelaksanaan dan kualitas pekerjaan pengawasan/ supervisi secara menyeluruh yang mencakup aspek teknis, administrasi, logistik dan monitoring SMK3L. Masa penugasan selama 6 bulan.

2. Tenaga Ahli Quality Control

Seorang Sarjana S1 Teknik Sipil yang memiliki SKA Ahli Muda Sumber Daya Air dengan pengalaman minimum 1 tahun dalam bidang perencanaan atau supervisi. Tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam aspek kesesuaian metode pelaksanaan dan hasil mutu pekerjaan terhadap standar dan pedoman teknis yang berlaku serta spesifikasi teknis yang ditetapkan. Masa penugasan selama 6 bulan.

3. Tenaga Ahli Quantity Surveyor

Seorang Sarjana S1 Teknik Sipil yang memiliki SKA Ahli Muda Sumber Daya Air dengan pengalaman minimum 1 tahun dalam bidang perencanaan atau supervisi. Tugas dan tanggung jawabnya yaitu mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam aspek kesesuaian pengukuran volume pekerjaaan dalam kontrak dan terhadap volume

(6)

4. Tenaga Ahli K3 Konstruksi

Seorang Sarjana S1 dengan latar pendidikan yang relevan dan memiliki Sertifikat Ketrampilan/ surat Keterangan pernah mengikuti bimbingan teknis K3 Konstruksi dengan pengalaman minimum 1 tahun dalam bidang supervisi. Tugas dan tanggung jawabnya yaitu mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam aspek SMK3L untuk mencegah, menghindari, dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan gangguan permanen terhadap lingkungan. Masa penugasan selama 6 bulan.

B. Staf Pendukung (Supporting Staff)

Selain personil-personil tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan Konsultan  juga menggunakan Staf Pendukung (Supporting Staff) untuk membantu

kelancaran pekerjaan, seperti :

1. Inspektor/ Pengawas Konstruksi

Sarjana S1 Teknik Sipil dengan pengalaman minimum 3 tahun dalam bidang perencanaan atau pengawasan bidang air minum. Bertugas pada pelaksanaan kegiatan pengadaan dan pemasangan pipa air minum, dibutuhkan sebanyak 2 orang. Masa penugasan selama 6 bulan.

2. Sekretaris/ Administrasi Keuangan

Dibutuhkan 1 orang dengan latar pendidikan sekurang-kurangnya SMA/ Sederajat dan memiliki pengalaman minimum 2 tahun terhadap pekerjaan administrasi, masa penugasan selama 6 bulan

3. Operator Komputer

Operator Komputer dibutuhkan 1 orang, dengan latar pendidikan sekurang-kurangnya SMA/ Sederajat dan memiliki pengalaman minimum 2 tahun, masa penugasan selama 6 bulan

Tanggapan Konsultan Pengawas :

Tanggapan secara umum terhadap tenaga Professional Staff dan Supporting Staff yang diusulkan adalah sebagai berikut :

(7)

merupakan pihak yang paling berperan untuk menjaga koordinasi dan komunikasi di internal maupun eksternal.

Tanggapan Terhadap Fasilitas Pendukung Dari PPK

Tersedianya perlengkapan kerja yang memadai sangat mendukung keberhasilan pekerjaan secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan ditetapkannya batas waktu pelaksanaan secara kuantitatif menuntut penyelesaian volume pekerjaan sesuai jadwal yang ada. Sementara secara kualitatif pekerjaan supervisi ini juga diharapkan menghasilkan produk yang memberikan manfaat nyata dan sepadan dengan biaya yang telah dan akan dianggarkan.

Perlengkapan kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini pada garis besarnya dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu perlengkapan yang disediakan oleh pengguna jasa dan penyedia jasa. Fasilitas yang disediakan oleh Pemberi Tugas :

 Surat pengantar ijin operasional untuk pekerjaan survey pendahuluan dan pekerjaan survey lapangan bagi Tim Konsultan di lokasi pekerjaan.

 Surat pengantar pada instansi yang terkait di dalam pencarian/ pengumpulan data penunjang pekerjaan

 Data yang ada di proyek serta laporan-laporan referensi yang ada hubungannya dengan pekerjaan supervisi.

 Memberikan informasi dan instruksi mengenai ketentuan-ketentuan atau ketetapan-ketetapan pemerintah yang baru sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan supervisi.

Tanggapan Konsultan Pengawas :

Kebutuhan terhadap peralatan, material dan fasilitas dari Konsultan Pengawas telah cukup jelas dan akan disiapkan sbb. :

 Fasilitas kantor dan perlengkapan untuk pelaksanaan pekerjaan.

 Fasilitas transportasi berupa kendaraan yang sesuai dengan keperluan pelaksanaan pekerjaan, baik untuk pelaksanaan survey pendahuluan maupun dalam pelaksanaan pekerjaan.

(8)

 Biaya telekomunikasi untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, baik di lapangan maupun di kantor Konsultan Pengawas.

 Biaya sewa peralatan/ instrument pengukuran yang memenuhi standar presisi yang diperlukan dan telah direkomendasi oleh pemberi tugas/ Direksi Pekerjaan.

 Biaya sewa peralatan computer dan printer, peralatan gambar, peralatan tulis dan bahan-bahan habis pakai.

 Biaya-biaya lain yang diperlukan Konsultan Pengawas sehubungan dengan pekerjaan supervisi dimaksud.

Dalam melakukan penawaran terhadap biaya non personil Konsultan Pengawas akan memberikan pemaparan sebagai berikut :

 Untuk sewa komputer dan printer, Konsultan Pengawas tidak akan melakukan sewa komputer dan printer, tetapi akan menggunakan komputer dan printer milik kantor. Konsultan Pengawas hanya meminta biaya operasional dan perawatan untuk komputer dan printer tersebut. Biaya operasional dan perawatan terdiri dari biaya tinta dan biaya service. Analisa harga satuan kami tuangkan sebagai lampiran penawaran biaya. Komputer dan printer yang akan kami gunakan dalam pekerjaan ini adalah sebanyak 1 unit yang akan digunakan oleh tenaga pendukung (operator komputer).

 Konsultan Pengawas juga tidak akan melakukan sewa-menyewa terhadap kendaraan roda 2 dan roda 4, dalam hal ini Konsultan Pengawas hanya menawar biaya operasional dan perawatan kendaraan tersebut. Konsultan Pengawas akan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 milik kantor dalam pelaksanaan kegiatan. Biaya operasional dan pemeliharaan kendaraan roda 2 dan roda 4 terdiri dari biaya bahan bakar (BBM), biaya pelumas (oli) dan biaya service. Kendaraan roda 2 yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah sebanyak 2 unit (untuk masing-masing Inspektor), sedangkan roda 4 sebanyak 1 unit (untuk Tenaga Ahli), disesuaikan dengan masa tugas masing-masing.

 Untuk biaya non personil yang lain, Konsultan Pengawas menyiapkan analisa harga satuan yang dapat dilihat pada lampiran penawaran biaya.

(9)

Tanggapan terhadap Waktu Kegiatan

Konsultan Pengawas berpendapat bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang disediakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender atau 6 (enam) bulan kalender telah cukup untuk menyelasaikan pekerjaan ini. Konsultan sanggup melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh pengguna jasa.

B.2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN B.2.1. Task Concept

Konsultan Pengawas bertanggung jawab penuh kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terhadap mutu dan kecukupan atas persyaratan teknis dari suatu pekerjaan tertentu yang harus diselesaikan di dalam lingkup kerja sebagaimana dijelaskan di dalam Kerangka Acuan Kerja.

Tanggapan Konsultan Pengawas :

Task Concept merupakan wewenang yang cukup besar di sisi Konsultan Pengawas terkait kualitas dan kuantitas dari pekerjaan. Wewenang ini sanggup Konsultan Pengawas pikul dengan dukungan penuh dari pemilik pekerjaan. Semua data sekunder yang dimiliki sebelumnya diharapkan dengan mudah diberikan dan koordinasi internal antara tim Konsultan Pengawas di lapangan dan pemilik pekerjaan dapat berjalan dengan baik. Apabila koordinasi yang terjadi kurang baik, fungsi task concept tidak akan mampu berjalan dengan simultan dan Kontraktor sulit untuk berkoordinasi karena terjadi dualisme di pembagian wewenang.

B.2.2. Uraian Kegiatan dan Keluaran

“Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar” meliputi beberapa kegiatan dengan uraian sebagai berikut :

1. Persiapan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap awal pelaksanaan pekerjaan sbb.;

 Mobilisasi tim supervisi dan penyusunan rencana kerja.

(10)

Keluaran :

 Tersusunnya rencana kerja (jadwal pelaksanaan, jadwal penugasan,

rencana mutu kontrak dan metode pelaksanaan pengawasan).

 Terlaksananya koordinasi kerja.

2. Orientasi Lapangan Awal dan Sosialisasi Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi :

 Melaksanakan orientasi terhadap kondisi lokasi kegiatan.

 Mengumpulkan data-data dan informasi sebagai bahan evaluasi dan kajian terhadap penerapan rencana kegiatan.

 Memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan rencana kegiatan konstruksi.

Keluaran :

 Teridentifikasinya kondisi awal lokasi kegiatan.

 Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan sebagai bahan untuk

kajian dan evaluasi dari perencanaan awal.

 Terinformasinya jenis kegiatan yang dilakukan kepada masyarakat di

lokasi kegiatan.

 Terinformasinya persepsi masyarakat terhadap kegiatan yang akan

dilakukan.

  Adanya dukungan dari masyarakat selama baik pada tahap pra

konstruksi, tahap konstruksi dan pasca konstruksi.

 Sebagai bahan dalam penyusunan program kerja dan metode

pelaksanaan.

3. Perbaikan Desain

Dilakukan apabila berdasarkan situasi dan kondisi lapangan terjadi penambahan ataupun perubahan konstruksi yang signifikan dari rencana yang ada dalam Dokumen Kontrak, maka perlu dilakukan perbaikan desain dan penggambaran secara detail konstruksi.

Keluaran :

(11)

 Tersusunnya rencana biaya konstruksi yang sesuai dengan perubahan

desain.

4. Supervisi Konstruksi

Konsultan Pengawas akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya, yaitu :

 Sebelum pelaksanaan proyek (Pre Construction) dengan kegiatan meliputi mobilisasi Tim Konsultan Pengawas, evaluasi organisasi pelaksanaan di lapangan dan koordinasi dengan pihak terkait.

 Saat Awal Proyek (At-Project Starting) meliputi koordinasi awal dengan pihak Proyek dan Kontraktor, pengecekan bersama terkait dengan item-item pekerjaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi, sosialisasi sebelum pelaksanaan kerja, pembentukan sistem kerja dll.

 Pelaksanaan Proyek (Project Construction) dengan kegiatan meliputi pengendalian teknis pelaksanaan pekerjaan, pengukuran/ pemeriksaan hasil pekerjaan dan pembayarannya (Setifikat Bulanan), monitoring dan pelaporan pelaksanaan pekerjaan, pengendalian kualitas dan pengetesan hasil pekerjaan dan semua kegiatan tersebut didokumentasikan.

 Saat Proyek Selesai (Project Completion) dengan kegiatan meliputi masa pemeliharaan, pemeriksaan bersama, serah terima pekerjaan, pembayaran akhir dan evaluasi dan penilaian pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.

Keluaran :

 Pelaksanaan konstruksi dilakukan dengan kualitas, kuantitas, dan biaya

yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.

 Penyelesaian konstruksi dilakukan tepat waktu.

 Prasarana dan sarana yang terbangun dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat.

Tanggapan Konsultan Pengawas :

(12)

B.2.3. Indikator Kinerja

Indikator suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar adalah antara lain (hal ini berlaku secara keseluruhan tahap pekerjaan) ;

1. Kontrol Baku

Merupakan pelaksanaan pekerjaan (persiapan, survey awal, perbaikan desain dan pelaksanaan pengawasan), selalu menggunakan standar yang telah diakui secara nasional dan international.

2. Kontrol Waktu

Tidak ada keterlambatan progres pekerjaan (deviasi selalu positif) terhadap  jadwal pelaksanaan pekerjaan rencana. Hal ini mengindikasikan semua

tahapan telah dapat dipenuhi sesuai rentang waktu. 3. Kontrol Mutu

Semua pelaksanaan pekerjaan telah mengikuti semua peraturan yang berlaku pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, secara metode maupun hasil yang diperoleh.

Penyedia jasa harus mampu memenuhi ke-tiga indicator tersebut di atas untuk dapat menyajikan pelaporan yang tepat dan sesuai harapan pemberi jasa.

Tanggapan Konsultan Pengawas :

Disamping aspek kontrol mutu, kontrol waktu juga dilakukan pengawasan terhadap kontrol biaya yang didasarkan pada kontrak yang ada. Yang terpenting dari semua tahapan tersebut adalah diperlukannya sosialisasi yang tepat sehingga seluruh rencana desain mampu dipahami dan dilaksanakan dengan dukungan masyarakat penerima manfaat langsung.

B.2.4. Batasan Kegiatan

 Adapun batasan dari kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

 Mengadakan perbaikan desain dan penggambaran secara detail konstruksi apabila terjadi penambahan ataupun perubahan konstruksi yang signifikan dari rencana yang ada dalam Dokumen Kontrak Konstruksi.

 Melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis.

(13)

B.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN B.3.1. Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah memberi informasi gambaran dan berbagai hal secara detail tentang pelaksanaan pembangunan SPAM untuk paket fisik regular TA 2018 yang sedang berlangsung di Provinsi Bali, meliputi pengembangan jaringan perpipaan di kawasan kota Gianyar untuk kebutuhan SPAM Blahpane Sidan Kabupaten Gianyar sebagai rangkain kegiatan dalam bentuk kegiatan pengawasan/ supervisi, sehingga pembangunan fisik terwujud secara optimal.

B.3.2. Tujuan Kegiatan

 Memberikan laporan secara detail tentang pelaksanaan kegiatan

pembangunan SPAM untuk paket fisik regular di Provinsi Bali TA 2018.

 Melakukan pengawasan pekerjaan fisik sehingga sesuai dengan Dokumen

Kontrak, baik dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dalam waktu dan dengan biaya yang telah ditentukan.

B.3.3. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai adalah :

 Terlaksananya pengawasan/supervisi pekerjaan idle capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar agar tepat waktu, mutu, dan biaya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.

 Terwujudnya pembangunan infrastruktur SPAM yang dapat berfungsi optimal.

Tanggapan Konsultan Pengawas :

Secara umum Konsultan Pengawas memahami maksud, tujuan dan sasaran kegiatan ini, yang pada prinsipnya akan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan Dokumen Kontrak baik dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dalam waktu dan dengan biaya yang telah ditentukan.

(14)

B.4. INDIKATOR KELUARAN, VOLUME DAN SATUAN

4.1 Indikator Keluaran

Indikator keluaran dari pelaksanaan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar Satker Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi Bali adalah terlaksananya pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan dimaksud yang terlaksana sesuai dengan Time Schedule dan Spesifikasi Teknis yang tertuang dalam Kontrak atau Addendum Kontrak.

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Konsultan Pengawas harus menyerahkan laporan dan kajian teknis (bila ada) kepada Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Satker Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi Bali yang disusun selama masa Kontrak, meliputi sbb. :

1. Rencana Mutu Kontrak

Berisikan dokumen jaminan mutu pekerjaan yang diharapkan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberi kerja atau sesuai dengan KAK dan Usulan Teknis yang disampaikan. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan pekerjaan  jasa konsultansi, Konsultan Pengawas pemenang harus menyusun dokumen

Rencana Mutu Kontrak dan dibuat sebanyak 5 eksemplar.

2. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, ruang lingkup, persiapan pelaksanaan pekerjaan, rencana pengumpulan data serta rencana/ program kerja detail dan jadwal kegiatan, termasuk susunan tim pengawas/supervisi, hasil pengecekan lapangan awal dan metode pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 5 rangkap.

3. Laporan Mingguan

Laporan Mingguan berisi rencana dan kemajuan pekerjaan setiap minggu, total kemajuan pekerjaan sejak awal kerja sampai dengan minggu dilaporkan,

(15)

dilakukan serta perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan bila ada. Laporan ini diserahkan setiap akhir minggu sebanyak 5 rangkap.

4. Laporan Bulanan

Laporan ini merupakan laporan yang berisi rencana dan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan, total kemajuan pekerjaan sejak awal kerja sampai dengan bulan dilaporkan, keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang terjadi dengan menyebutkan penyebabnya, dan saran-saran untuk mengatasinya, tindakan yang telah dilakukan serta perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan bila ada. Laporan ini diserahkan setiap akhir bulan kalender sebanyak 5 eksemplar.

5. Laporan Akhir

Laporan Akhir berisikan akumulasi keseluruhan hasil kegiatan supervisi ketika pelaksanaan fisik telah mencapai kondisi MC-100%, rangkuman tanggapan dan perubahan yang disepakati meliputi kesimpulan dan saran, pendekatan dan metodologi yang dipilih Konsultan Pengawas dalam memberikan jasa konsultansi, saran-saran untuk pemeliharaan perpipaan, ME dan bangunan selanjutnya. Laporan ini dibuat sebanyak 5 rangkap dan diserahkan paling lambat akhir kontrak.

6. Kajian Teknis Perubahan Kegiatan Pekerjaan (bila ada)

 Apabila berdasarkan situasi dan kondisi lapangan terjadi penambahan ataupun perubahan konstruksi yang signifikan dari rencana yang ada dalam Dokumen Kontrak, maka Konsultan Pengawas akan membuat kajian teknis terhadap perubahan atau perbaikan desain diikuti dengan penggambaran secara detail konstruksi, penghitungan volume pekerjaan perubahan/ perbaikan dimaksud dan rencana biaya konstruksi yang sesuai dengan perubahan desain.

7. Kajian Teknis Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Yang Layak dan  Wajar (bila ada)

(16)

akibat munculnya volume pekerjaan tambah/ kurang yang cukup signifikan, maka Konsultan Pengawas akan membuat kajian teknis perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan yang wajar yang memang dibutuhkan oleh Kontraktor agar dapat menyelesaikan pekerjaan perubahan kegiatan pekerjaan dimaksud.

8. Laporan Foto Dokumentasi

Menampilkan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan. Dibuat dalam 4 (empat) album.

9. Soft Copy dalam CD

Dimasukkan dalam CD/ Flashdisk sebanyak 5 buah yang berisikan softcopy file semua produk laporan, dokumentasi foto kegiatan dan peristiwa penting yang terjadi serta alur keseluruhan pekerjaan, serta diserahkan paling lambat pada akhir kontrak.

Tanggapan Konsultan Pengawas :

Tanggapan terhadap keluaran ini Konsultan Pengawas menganggap sudah paham dan cukup apa yang telah diuraikan dalam KAK tersebut.

B.5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

B.5.1. Metode Pelaksanaan

Dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan/supervisi diperlukan metode pelaksanaan yang baik dan terarah. Langkah-langkah yang diterapkan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :

 Pendekatan Operasional

Konsultan diharapkan mampu memberikan jasa-jasa teknis secara efesien dan efektif dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini.

 Pendekatan Teknis

Dalam pendekatan teknis ini beberapa langkah yang harus dilakukan oleh Konsultan Pengawas yaitu :

(17)

 Inspeksi dan Pengujian Selama Pabrikasi dan Instalasi  Supervisi Konstruksi

B.5.2. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan “Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Balhpane Kota Gianyar” ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

2. Orientasi Lapangan dan Sosialisasi 3. Perbaikan Desain

4. Supervisi Konstruksi 5. Penyusunan Laporan

B.5.3. Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan “Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Balhpane Kota Gianyar” ini selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender atau 6 (enam) bulan.

Tanggapan Konsultan Pengawas :

 Apa yang telah diuraikan dalam metode pelaksanaan pekerjaan akan mendapatkan pengembangan secara lebih rinci pada uraian yang akan disajikan dalam usulan teknis ini, yang terkait dengan metodologi dan pendekatan, tahapan pekerjaan, maupun standar - standar yang digunakan. Konsultan Pengawas akan mempertajam penjelasan usulan teknis pada sub bagian berikutnya.

Jadwal pelaksanaan supervisi selama 180 hari kalender atau 6 bulan merupakan jangka waktu yang begitu singkat, sehingga akan dimaksimalkan oleh Konsultan dengan membuat time schedule dan tahapan pekerjaan yang terstruktur sehingga nantinya dapat dihasilkan produk yang tepat mutu, dan tepat waktu.

(18)

B.6. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA B.6.1. Umum

Pekerjaan supervisi ini, secara umum dilakukan untuk menjamin agar penyelesaian konstruksi pekerjaan ini selesai tepat pada waktunya dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, serta tidak menyimpang dari spesifikasi yang telah ditetapkan. Dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan dan item pekerjaan yang harus dilakukan dengan tepat waktu serta dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan diperlukan personil pelaksana yang sudah berpengalaman dalam bidang supervisi pembangunan system penyediaan air minum.

Dalam bab ini akan diuraikan usulan metode pendekatan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan Konsultan Pengawas dalam menangani proyek-proyek sejenis. Beberapa hal penting yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

 Kontrol kualitas dari material yang digunakan merupakan dasar suatu

struktur/ konstruksi bangunan dapat memiliki daya tahan yang cukup.

 Pengawasan terhadap metode pelaksanaan pekerjaan disusun sesuai kondisi

eksisting dan hambatan yang terjadi di lapangan.

 Perhitungan volume pekerjaan terpasang telah memperhatikan panduan

evaluasi volume untuk semua pekerjaan utama dan pekerjaan pendukung.

 Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang lengkap, jelas dan terarah sehingga

memudahkan dalam kontrol pelaksanaan pekerjaan.

 Kemajuan pekerjaan dan penyelesaian konstruksi yang tepat waktu dan

seimbang antara kemajuan fisik dan kemajuan keuangan.

  Administrasi yang teratur dengan sistem pengarsipan yang baik sehingga

memudahkan pengontrolan setiap saat.

 Koordinasi kerja dinamis dan kondusif serta komunikasi yang lancar.

B.6.2. Pendekatan Operasional

Untuk pelaksanaan pekerjaan “Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar” ini, Konsultan Pengawas akan melibatkan tenaga ahli dari disiplin ilmu yang berkaitan dengan pekerjaaan pengawasan pembangunan SPAM, sesuai dengan ketetapan personil pada Kerangka Acuan Kerja.

(19)

Konsultan Pengawas akan memberikan jasa-jasa teknis secara efisien dan efektif dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini, melalui organisasi dan staffing, cara kerja dan sistem komunikasi, sebagai berikut :

a. Organisasi dan Staffing.

Konsultan Pengawas akan mengorganisasikan suatu tim proyek yang merupakan tenaga ahli yang berkualitas serta terintegrasi dengan pembagian tugas menurut bidang atau spesialisasinya.

b. Modulus Kerja

Walaupun tim proyek akan bekerja di site, namun karena Kantor yang digunakan berada di Denpasar, maka jika diperlukan akan selalu berkonsultasi dengan pihak pengguna jasa. Konsultan Pengawas akan memanfaatkan semua data dan informasi yang diperoleh dari pengumpulan data proyek-proyek sejenis lainnya yang telah dikerjakan.

c. Sistem Komunikasi

Untuk kelancaran komunikasi intensif, Konsultan Pengawas akan rutin mengadakan pertemuan antara Konsultan Pengawas, Kontraktor dan Direksi Pekerjaan dalam membahas dan memecahkan semua permasalahan lapangan yang terjadi. Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait sangat diperlukan demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan, mulai dari tahap Pra Konstruksi, Pelaksanaan Konstruksi maupun Paska Konstruksi.

d. Tenaga Ahli

Tenaga ahli merupakan unsur utama dalam pekerjaan ini. Agar diperoleh hasil kerja yang efektif, Konsultan Pengawas akan menempatkan tenaga ahli dari disiplin ilmu yang berkaitan dengan pekerjaaan supervisi jaringan irigasi, dan berpengalaman dalam menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis, sesuai ketetapan personil pada KAK.

(20)

TEPAT TEPAT MUTU FASILITAS TRANSPORTASI LAPANGAN KANTOR STUDIO KOMUNIKASI KUALITAS KAPASITAS TENAGA AHLI INTERN EKSTERN KOORDINASI INTERN EKSTERN ORGANISASI EFEKTIF EFISIEN OPERASIONA

Gambar B.2. Skema Pendekatan Operasional Pelaksanaan

B.6.3. Pendekatan Teknis Pelaksanaan

Hasil pekerjaan yang baik hanya dapat dijamin tercapai sesuai rencana bila desain yang benar dilaksanakan dengan penerapan peraturan-peraturan, kode-kode dan standar-standar resmi yang telah tercantum dalam Dokumen Kontrak dan ditunjang dengan pengalaman-pengalaman positif yang diperoleh dari proyek-proyek sejenis lainnya. Penentuan tahapan pelaksanaan pekerjaan harus jelas dengan telah mempertimbangkan kondisi lahan proyek (dan area kerja) sehingga pelaksanaan pekerjaan efektif dan efisien dari sudut pertimbangan waktu dan biaya.

a. Standar dan Peraturan Teknis

Standar dan peraturan teknis yang dipergunakan Tim Konsultan Pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan supervisi ini pada dasarnya menggunakan standar yang berlaku di Indonesia dan peraturan Internasional, antara lain adalah sbb. :

 Standar Nasional Indonesia (SNI), Standard Industri Indonesia (SII), NSPM,

SK-SNI, PP Tahun 2005.

(21)

 Standar Kendali Mutu Pelaksanaan Pekerjaan, DirJen Pengairan, 1995.  Standar Galian, timbunan dan pemadatan

 Peraturan Keselamatan Kerja.

 Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air

Minum.

 Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah  Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah

 Peraturan Menteri PUPR No. 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM)

 Peraturan lain terkait yang berlaku dan telah mendapat persetujuan dari

Pengguna Jasa.

b. Sistem Manajemen Proyek

Konsultan Pengawas akan melaksanakan suatu sistem manajemen proyek yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang meliputi pengendalian jadwal, kualitas dan biaya pelaksanaan konstruksi.

c. Engineering Desain Selama Masa Konstruksi

Pelaksanaan survey dan review desain terkait merupakan dasar diperlukannya Engineering Desain selama pelaksanaan pekerjaan. Dalam melaksanakan kegiatan ini, Konsultan Pengawas akan melakukan perubahan atau perbaikan desain apabila terjadi perubahan desain sesuai dengan kondisi lapangan setelah melalui kajian dan analisa, memberikan persetujuan terhadap gambar konstruksi yang diajukan Kontraktor.

d. Inspeksi dan Pengujian

Inspeksi dan pengujian dilaksanakan dari kondisi material asli (raw material) hingga tahap konstruksi selesai dilakukan. Konsultan Pengawas akan melakukan monitoring pelaksanaan pabrikasi, pengujian dan pengiriman barang untuk menjamin tepat waktu melalui inspeksi secara periodik, melakukan kajian dan persetujuan atas prosedur pengujian yang dibuat Kontraktor. Untuk menghindari kualitas material yang di bawah keperluan minimal, Konsultan Pengawas akan mengontrol dan memilih lokasi testing material.

e. Supervisi Konstruksi

(22)

 Pengawasan terhadap mutu pekerjaan

 Melakukan kontrol terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan

 Melakukan kontrol terhadap kualitas pekerjaan

 Pengawasan keamanan dan keselamatan kerja

 Melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap Gambar Kerja (Shop Drawing), Sertifikat Bulanan dan As-Built Drawing

 Inspeksi dan pekerjaan commissioning

B.6.4. Metodologi Pelaksanaan B.6.4.1. Umum

Untuk menjamin agar pekerjaan supervisi konstruksi ini dapat diselesaikan dengan mutu seperti yang disyaratkan, Konsultan Pengawas dalam melaksanakan pekerjaan “Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar” ini akan membuat program kerja dengan urutan kerja yang sistematis guna menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan rencana, secara umum dapat dilihat pada Gambar B.3. Secara garis besar Konsultan Pengawas akan membagi kegiatan sbb. :

1. Pekerjaan Sebelum Pelaksanaan Kontruksi. 2. Pekerjaan Saat Pelaksanaan Konstruksi. 3. Pekerjaan Setelah Pelaksanaan Konstruksi.

Uraian detail terhadap rencana pendekatan teknis dan metodologi yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis ini kami bahas pada sub bab berikutnya.

(23)
(24)
(25)

B.6.4.2. Pekerjaan Sebelum Pelaksanaan Konstruksi

Kegiatan ini adalah merupakan kegiatan awal yang sangat penting bagi suksesnya pelaksanaan konstruksi karena pada periode ini segala sesuatu yang berhubungangan dengan evaluasi desain maupun persiapan Kontraktor, akan dilakukan secara detail, diantaranya yaitu :

a. Penentuan dan penetapan anggota Tim Konsultan Pengawas di lapangan.

b. Evaluasi Dokumen Kontrak, Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis

 Evaluasi terhadap Dokumen Kontrak perlu dilakukan untuk menyamakan

persepsi dan pemahaman terhadap Kontrak, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pada saat pelaksanaan konstruksi.

 Gambar Rencana yang telah dibuat perlu dicek kembali sebelum pekerjaan

konstruksi dilaksanakan, sehingga beberapa bagian dari gambar rencana yang mungkin tidak sesuai dengan keadaan saat ini dapat dilakukan evaluasi dan perbaikan terlebih dahulu.

 Dalam Spesifikasi Teknis  juga kadang- kadang dijumpai pasal-pasal yang

tidak mungkin untuk dilaksanakan dengan kondisi setempat, karena itu perlu diadakan evaluasi.

c. Evaluasi terhadap Program Kerja Kontraktor

Pelaksanaan konstruksi akan terselenggara dengan baik apabila didukung dengan personil, peralatan dan perlengkapan teknis lainnya secara lengkap dengan kondisi baik serta tepat waktu dalam pengadaannya. Untuk itu Konsultan Pengawas akan memeriksa dan evaluasi terhadap beberapa poin :

 Rencana Lay Out Base Camp (termasuk di dalamnya rencana penempatan

stockpile)

 Rencana pola pengaturan Transportasi Material dan Alat Berat di

lingkungan pekerjaan.

 Mobilisasi Personil dan Peralatan Kantor

 Membangun Construction Plan, kantor dan sarana lain yang dibutuhkan  Pola Sosialisasi awal terhadap para stakeholder di sekitar lokasi dan

(26)

Konsultan Pengawas juga akan mengevaluasi secara detail Rencana Kerja Kontraktor sbb. :

 Jadwal Peleksanaan Pekerjaan

  Volume pekerjaan yang berpengaruh terhadap RAB (MC 0)  Metode Pelaksanaan

 Metode pengujian mutu bahan dan pekerjaan terlaksana  Sistem Pelaporan

 Rapat Koordinasi

Konsultan Pengawas akan memeriksa, membuat koreksi perbaikan dan memberi usulan agar diperoleh efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan konstruksi dengan pertimbangan yang dapat diterima secara teknis.

Perlu adanya koordinasi antara Pengguna Jasa (Pemilik Pekerjaan), Konsultan Pengawas dan Kontraktor datam pelaksanaan pekerjaan agar memberikan hasil yang terbaik dan diharapkan dapat dilakukan secara rutin setiap minggu dan bulan selama masa konstruksi. Dalam Rapat Koordinasi rutin (mingguan & bulanan) ini dibahas :

 hasil pekerjaan yang telah dicapai maupun akan diselesaikan

 hambatan yang mungkin terjadi di lapangan sekaligus alternatif

pemecahannya

 rencana pengajuan termin oleh Kontraktor  program kerja untuk pelaksanaan berikutnya  keterlambatan progres phisik (bila terjadi)  Penetapan Organisasi Proyek

 Pengadaan material pendahuluan/peralatan pendukung

 Koordinasi dengan pihak-pihak berwenang (Direksi Pekerjaan dan instansi

terkait)

 Sosialisasi kepada instansi terkait dan Dinas Pekerjaan Umum mengenai

pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. Sosialisasi ini meliputi lingkup, metode dan dampak yang akan timbul di lapangan akibat pelaksanaan pekerjaan.

 Melakukan evaluasi terhadap desain yang ada.  Melakukan konsultasi dengan semua stock holder

(27)

d. Pre-Construction Meeting (PCM)

Sebelum memulai kegiatan di lapangan, tiga pihak pelaku pekerjaan yaitu Pemilik Pekerjaan, Konsultan Pengawas dan Kontraktor mengadakan koordinasi awal. Koordinasi kerja diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan serta mencapai hasil pekerjaan yang sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan kejelasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pihak.

Dalam hal ini, Konsultan Pengawas bertugas membantu pemilik pekerjaan dalam pengawasan teknis, memberikan nasehat dan saran penyelesaian masalah serta administrasi proyek. Selanjutnya koordinasi yang erat selama periode pelaksanaan konstruksi dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala secara teratur. Hal terpenting dalam koordinasi awal adalah mencakup semua persiapan yang akan dilakukan oleh masing-masing pihak, seperti :

- Organisasi dari masing-masing pelaku pekerjaan (Direksi Pekerjaan, Konsultan Pengawas dan Kontraktor) telah ada dan dipahami dan disepakati jalur koordinasinya.

- Pembahasan mengenai spesifikasi teknis yang kurang jelas dan kurang dimengerti.

- Bentuk serta jenis/ macam pelaporan dan sistem serta batas waktu pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam pertemuan awal.

- Wewenang dan tanggung jawab serta segala sanksi yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dibahas dengan jelas.

- Menentukan waktu untuk kunjungan bersama ke lokasi kerja untuk menentukan batas awal serta akhir proyek serta survey lapangan dengan kondisi saat ini sebagai bahan dalam diskusi lanjutan dan menentukan metode kerja selanjutnya.

- Hal-hal penting yang dapat menimbulkan perbedaan penafsiran akan dibahas secara lebih seksama untuk mendapatkan kesamaan persepsi, supaya tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Rapat ini akan menghasilkan suatu acuan dalam melaksanakan pekerjaan supervisi ini. Bagan alir Pre - Construction Meeting ini dapat dilihat pada gambar berikut.

(28)

Gambar B.5. Bagan Alir Pre-Construction Meeting

e. Survey Lapangan

Konsultan Pengawas bersama-sama dengan Kontraktor melaksanakan peninjauan untuk menentukan lingkup pekerjaan. Selanjutnya menentukan titik referensi yang akan digunakan dalam waktu pelaksanaan. apabila masih terdapat perbedaan dari hasil evaluasi, maka pada saat itu dibuat perbaikan seperlunya dan menghitung kembali volume pekerjaan yang sebenarnya akan dilaksanakan.  Apabila terdapat perbedaan volume maka akan dibuatkan Dokumen Perubahan  Volume (Addendum Kontrak).

START

PENETAPAN PEMENANG DAN PENYERAHAN LAPANGAN

PEMBERI TUGAS MELAKSANAKAN WAWANCARA DAN MEMERINTAHKAN MOBILISASI AWAL KEPADA

KONSULTAN SUPERVISI DAN KONTRAKTOR

KONSULTAN MENGKAJI ULANG KONTRAKNYA KONTRAKTOR DAN MENYIAPKAN PERANGKAP LUNAK

PENGAWASAN

PEMBERI TUGAS MENYIAPKAN UNDANGANB RAPAT PRA

PELAKSANAAN (PRE CONSTRUKTION MEETING)

KONTRAKTOR MENYIAPKAN PROGRAM KERJA (NETWORK PLANNING ATAU BAR CHART )

DAN METODE KERJA

PEMBERI TUGAS MENETAPKAN

 DIMULAINYA PEKERJAAN KONSTRUKSI

 MENETAPKAN HARI RAPAT KOORDINASI MINGGUAN DAN BULANAN  MENETAPKAN SISTEM PERHITUNGAN VOLUME

 MENETAPKAN BATAS-BATAS KONSTRUKSI (CONSTRUKTION LIMIT )

 METETAPKAN ATURAN-ATURAN DAN STANDAR POKOK YANG DIBERLAKUKAN

(29)

f. Penelitian Bahan Yang Digunakan

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan Dokumen Kontrak, maka penelitian terhadap bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sangat penting mengingat bahan tersebut akan permanen dan tidak akan dibongkar lagi. Bahan yang perlu mendapat penelitian lebih awal ialah pipa, aksesoris pipa, besi beton, semen, pasir, batu pecah (split), dsb.

Data-data hasil penelitian ini akan merupakan dasar pengawasan pekerjaan selanjutnya. Semua penelitian tersebut harus dilakukan oleh Kontraktor dan mengajukan permintaan persetujuan kepada pemilik pekerjaan melalui Konsultan Pengawas.

g. Pengawasan Survey Topografi

Dalam kegiatan ini Konsultan Pengawas melakukan pengawasan terhadap survey topografi yang dilakukan oleh Kontraktor. Pengawasan dalam hal ini adalah pengawasan mengenai metode kerja, cakupan areal survey dan titik ikat yang digunakan. Dari hasil survey topografi dapat diperoleh kondisi terbaru dari lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hasil pengukuran ini dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor dalam MC-0%, maupun untuk menentukan letak tapak bangunan sesuai dengan gambar desain.

h. Persiapan Konsultan Supervisi

Konsultan Pengawas akan menyiapkan format standar untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi, berupa format :

 Laporan Harian dan Mingguan

 Laporan pengujian mutu bahan dan pekerjaan terlaksana  Pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan

 Permohonan dan persetujuan melaksanakan pekerjaan  Pemakaian peralatan dan kendaraan

 Korespondensi proyek

B.6.4.3. Prosedur-Prosedur Dalam Kegiatan Supervisi

(30)

1. Prosedur Persetujuan Gambar (Construction Drawing & Shop Drawing) Semua gambar kerja (shop drawing) yang dibuat dan dikirim Kontraktor harus diberi tanda/cap stempel “MOHON PERSETUJUAN”. Masing-masing gambar copy yang dikembalikan akan ditandai dengan tanda „DISETUJUI‟, “DISETUJUI DENGAN PERBAIKAN” atau “DIKEMBALIKAN UNTUK DIPERBAIKI”.

Untuk gambar yang ditandai dengan “DISETUJUI” atau DISETUJUI DENGAN PERBAIKAN” berarti memberi wewenang kepada Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar-gambar yang telah diperiksa oleh Konsultan Supervisi.

Gambar shop drawing yang telah disiapkan dan disetujui untuk dilaksanakan, dilampirkan dalam mengajukan request pekerjaan. Persetujuan Konsultan terhadap gambar-gambar pelaksanaan tidak boleh mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap item pekerjaan.

Gambar B.6. Prosedur Persetujuan Gambar

Kontraktor

Konsultan Supervisi

Permohonan review &  persetujuan

Rekomendasi Konsultan :

1. Disetujui (tanpa komentar);

2. Disetujui (ada komentar/review minor), dapat dilaksanakan;

3. Tidak disetujui (perlu perbaikan).

Pemilik Pekerjaan :

Memberikan persetujuan berdasarkan

rekomendasi Konsultan

Kontraktor

Jika ‘disetujui’ mulai pelaksanaan

 pekerjaan

Jika ‘tidak disetujui’   perbaikan dan

(31)

2. Prosedur Persetujuan Material Konstruksi

Material Konstruksi akan dievaluasi sesuai dengan Spesifikasi Umum dan Teknik pekerjaan. Apabila diperlukan, dilakukan uji laboratorium di Laboratorium independen untuk menguji dan menyaksikan kebenaran pernyataan Kontraktor.

Untuk material konstruksi yang merupakan produk fabrikasi umumnya perlu diberikan pembanding/ alternatif material yang sesuai dengan Spesifikasi Teknis. Dalam proses pemberian persetujuan, Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan dapat meminta Kontraktor untuk mengunjungi lokasi fabrikasi apabila dirasa perlu (terutama untuk material yang dianggap khusus atau dianggap ketersediaan material tersebut dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan konstruksi), untuk menyaksikan dengan benar data-data yang disampaikan Kontraktor, kesiapan dan ketersediaan barangnya sehubungan dengan suplai yang kontinyu.

(32)

3. Prosedur Persetujuan Metode Pelaksanaan

Gambar B.8. Prosedur Persetujuan Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan dievaluasi oleh Konsultan Pengawas dan apabila perlu dilakukan diskusi/ verifikasi dengan pihak Kontraktor. Konsultan Pengawas akan mengevaluasi sesuai dengan keahliannya dengan memperhatikan kondisi aktual lapangan, tingkat kesulitannya serta hasil dari pelaksanaan pekerjaan yang harus sesuai dengan Spesifikasi Umum dan Teknis Pekerjaan, serta kaedah-kaedah teknis perencanaan (konstruksi bangunan harus dapat berfungsi optimal sesuai perencanaan).

4. Prosedur Persetujuan Jadwal Pelaksanaan dan Pengendaliannya

Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan usulannya pada saat pelaksanaan tender

Kontraktor

Konsultan Supervisi

Permohonan review &  persetujuan metode

 pelaksanaan

Rekomendasi Konsultan :

Mengevaluasi kesesuaian metode

 pelaksanaan dengan kondisi lapangan, tingkat kesulitan & keberhasilannya, serta

kesesuaian hasil pelaksanaan dengan

Spesifikasi.

1. Disetujui (tanpa atau dengan review minor).

2. Tidak disetujui (perlu perbaikan).

Pemilik Pekerjaan :

Memberikan persetujuan berdasarkan

rekomendasi Konsultan

Kontraktor

Jika ‘disetujui’mulai pelaksanaan

 pekerjaan

Jika ‘tidak disetujui’ memperbaiki

metode pelaksanaan sesuai dengan komentar/review Konsultan dan mengajukannya lagi.

(33)

Dalam melakukan kontrol dan pengendalian kemajuan pelaksanaan pekerjaan, Konsultan Pengawas bersama dengan Direksi Pekerjaan melakukan dengan cara :

a. Pertemuan rutin mingguan (Weekly Meeting) antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan untuk membahas rencana pekerjaan ke depan, evaluasi kemajuan pekerjaan minggu berjalan, serta permasalahan yang timbul di lapangan serta solusi pemecahannya. Diharapkan dengan dilakukannya pertemuan mingguan ini, dapat menjaga pelaksanaan lapangan tetap sesuai dengan waktu pelaksanaan yang ada dan  jadwal pelaksanaan yang telah disepakati bersama, sehingga tidak

berdampak terhadap biaya pekerjaan (fisik) secara keseluruhan.

b. Laporan dan Rencana Kerja Harian harus disiapkan oleh Kontraktor sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah disepakati. Dari laporan dan rencana kerja harian ini, maka Konsultan Pengawas dapat mengevaluasi kemajuan pekerjaan Kontraktor sesuai dengan hasil dari pertemuan rutin mingguan. c. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja Kontraktor terhadap Critical Work

yang ditemui dari Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan. Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan harus memberikan solusi atau rekomendasi kepada Kontraktor jika dirasa kinerjanya menurun saat melalui „Critical Work‟.

(34)

Gambar B.9. Prosedur Persetujuan Jadwal Pelaksanaan & Pengendaliannya

5. Prosedur Pengecekan (Inspeksi) Lapangan

Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Konsultan Pengawas akan mengusulkan bentuk formulir inspeksi kepada Kontraktor, yang nantinya digunakan sebagai formulir pengecekan dan hasil inspeksi lapangan. Secara umum formulir ini akan mencakup tahapan-tahapan kerja sesuai dengan persyaratan di dalam Spesifikasi dan kaedah teknis, serta kesesuaian pekerjaan terhadap gambar Shop Drawing.

Berdasarkan formulir ini yang mencatat hasil inspeksi lapangan, maka hasil pekerjaan Kontraktor dapat diterima atau ditolak oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan. Formulir ini nantinya juga akan dipakai sebagai dokumen pendukung dalam memberikan persetujuan pembayaran.

Rekomendasi Konsultan :

Mengevaluasi dan menyetujui Jadwal Pelaksanan Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor. Memberikan perhatian khusus

terhadap ‘Critical Work’.

Pemilik Pekerjaan :

Memberikan persetujuan berdasarkan

rekomendasi Konsultan Kontraktor

Konsultan Supervisi

Permohonan persetujuan Jadwal Pelaksanaan

Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan:

1. Evaluasi Rencana Kerja dan Laporan Harian

2. Weekly/ Monthly Meeting

3. Solusi, rekomendasi serta koordinasi & komunikasi yang baik guna menghindari keterlambatan pekerjaan

(35)

Gambar B.10. Prosedur Pengecekan (Inspeksi) Lapangan

6. Prosedur Pelaksanaan Safety Controll

Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengutamakan keselamatan kerja sesuai dengan kaedah-kaedah keselamatan kerja (K3). Prosedur keselamatan kerja untuk setiap jenis pekerjaan harus diusulkan di dalam Metode Pelaksanaan Pekerjaan dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan.

Standar prosedur keselamatan yang meliputi langkah-langkah dan tindakan emergency yang harus dilakukan (meliputi cara dan jalur evakuasi, RS tujuan pertama, koordinasi dengan pemerintah setempat dan kepolisian, koordinasi dengan pemadam kebakaran, dsb) harus dibuat oleh Kontraktor sebagai acuan jika terjadi kecelakaan kerja. Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan akan melakukan pengawasan rutin terhadap kesiapan Kontraktor dalam menjamin keselamatan kerja, yang meliputi :

Kontraktor

Konsultan Supervisi

Mengundang Konsultan Pengawas dan Direksi

Pekerjaan untuk

melakukan inspeksi

Rekomendasi Konsultan :

Mengecek dan memberikan persetujuan atas  pekerjaan di lapangan yang meliputi :

a. Kesesuaian tahapan pekerjaan di lapangan dengan isian formulir (Spesifikasi)

 b. Kesesuaian bentuk dengan Shop Drawing c. Kesesuain material yang digunakan

sesuai material yang telah disetujui

Direksi Lapangan :

Melakukan pengecekan bersama dengan Konsultan Pengawas

Kontraktor :

Jika ‘disetujui’ melanjutkan ke tahapan

 berikutnya;

Jika ‘tidak disetujui’ memperbaiki

 pekerjaan di lapangan sesuai dengan arahan Konsultan Pengawas & Direksi Pekerjaan

(36)

a. Kesiapan dan pemahaman tenaga kerja Kontraktor terhadap keselamatan kerja

b. Kesiapan melaksanakan evakuasi jika terjadi kecelakaan kerja

c. Sarana dan prasarana penunjang keselamatan kerja (helm, safety shoes, life  jacket, pemadam kebakaran, dsb.

Gambar B.11. Prosedur Pelaksanaan Safety Control

7. Prosedur Persetujuan Kemajuan Pekerjaan Bulanan dan Pemberian Sertifikat Pembayaran

Setiap bulan, Kontraktor wajib untuk menyerahkan kemajuan pekerjaan di lapangan yang diwujudkan dalam perhitungan volume pekerjaan. Progress Bulanan ini akan dipakai sebagai perhitungan progress pekerjaan dan proses pembayaran interim pada Kontraktor.

Dalam menyerahkan Progress Bulanan, dilengkapi dengan usulan perhitungan volume pekerjaan yang telah dikerjakan, dilengkapi dengan hasil inspeksi lapangan yang disetujui Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan. Konsultan Pengawas akan mengevaluasi hasil perhitungan tersebut dan akan memberikan persetujuan besarnya progress pekerjaan.

 Apabila telah memenuhi syarat progress/ kemajuan pekerjaan minimum untuk melakukan permohonan pembayaran, Kontraktor dapat mengajukan permohonan pembayaran interim yang akan ditindak lanjuti oleh Konsultan Pengawas dengan

Permohonan  persetujuan Rancangan Keselamatan Kerja Kontraktor Konsultan Supervisi Rekomendasi Konsultan :

Mengevaluasi dan menyetujui Rancangan Keselamatan Kerja

Pemilik Pekerjaan :

Memberikan persetujuan

 berdasarkan rekomendasi Konsultan

Safety Kontrol Rutin terhadap kesiapan dan kepatuhan Kontraktor melaksanakan prosedur Keselamatan Ker a K3

(37)

Gambar B.12. Prosedur Persetujuan Progress Bulanan dan Sertifikat Pembayaran

8. Prosedur Pekerjaan Tambah (Variation Order)  Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah (VO) adalah :

a. Penambahan volume pekerjaan atas item pekerjaan asli (termasuk di dalam kontrak awal) dengan jumlah penambahan lebih dari 10% volume terkontrak. b. Timbulnya item pekerjaan baru diluar kontrak awal yang didasari atas usulan/

rekomendasi Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pemilik Pekerjaan untuk dilaksanakan.

Setiap adanya pekerjaan tambah sesuai definisi di atas, maka perlu dilakukan  Amandemen Kontrak. Menyerahkan Progress Bulanan beserta dokumen pendukungnya Kontraktor Konsultan Supervisi Rekomendasi Konsultan :

Mengevaluasi usulan kemajuan bulanan

dengan melakukan evaluasi terhadap

 perhitungan volume yang disesuaikan dengan :

a. Hasil inspeksi lapangan (formulir inspeksi)

 b. Pengecekan visual lapangan terhadap  progress yang diusulkan.

Pemilik Pekerjaan :

Memberikan persetujuan progress bulanan  berdasarkan rekomendasi Konsultan

Kontraktor

Jika akumulasi progress bulanan telah mencapai jumlah progress minimum untuk

melakukan permohonan pembayaran,

Kontraktor dapat mengajukan permohonan  pembayaran interim

Konsultan Supervisi :

Mengeluarkan sertifikat

 pembayaran sesuai

dengan progress yang disetujui

Pemilik Pekerjaan : Memberikan persetujuan Pembayaran Interim

KPKN :

Memeriksa permohonan pembayaran dan merealisasikan pembayaran pada Kontraktor

(38)

Gambar B.13. Prosedur Pekerjaan Tambah (VO) dan Amandemen Kontrak

9. Prosedur Serah Terima Pekerjaan

Serah terima pekerjaan dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu:

 Serah Terima Pekerjaan Sebagian, yaitu suatu proses serah terima pekerjaan

yang dilakukan pada sebagian dari keseluruhan pekerjaan fisik, dikarenakan alasan teknis dari pekerjaan itu sendiri atau dikarenakan kebutuhan Pemilik Pekerjaan atas sebagian dari hasil pekerjaan fisik yang dibutuhkan segera.

MASA PELAKSANAAN PROYEK

SPMK

Kontraktor melakukan survey awal

Mengajukan perhitungan volume total pekerjaan

Evaluasi oleh Konsultan Pengawas

Disepakatinya MC-0

 Nilai kontrak berubah kurang dari ± 10%

kontrak awal

Lanjut Pelaksanaan Amandemen Kontrak

Usulan modifikasi atau tambahan desain dari Konsultan Pengawas Persetujuan Pemilik Pekerjaan Timbul item  pekerjaan baru Terjadi Penambahan/pengu rangan atas item  pekerjaan lama

sebesar kurang atau lebih dari 10%

AWAL PROYEK

 Nilai kontrak berubah ± 10% dari kontrak awal

(39)

 Serah Terima Pekerjaan Seluruhnya, yaitu proses serah terima pekerjaan yang

dilakukan pada saat akhir masa pelaksanaan dan dilakukan terhadap keseluruhan pekerjaan fisik.

Gambar B.14. Prosedur Serah Terima Pekerjaan Pertama

Setelah dikeluarkannya Sertifikat Serah Terima Pekerjaan Pertama, Kontraktor masih memiliki tanggung jawab atas hasil pekerjaannya sampai masa pemeliharaan selesai. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor wajib memelihara hasil pekerjaannya untuk menjamin fungsi dari bangunan/ struktur yang dikerjakan. Selama masa pemeliharaan, inspeksi berkala akan dilakukan oleh

PROYEK SELESAI

Kontraktor Mengajukan Permohonan Serah Terima Pekerjaan

Inspeksi Final

(Tim FHO, Direksi Pekerjaan, Konsultan Pengawas)

Pengecekan Final Administrasi (Konsultan Pengawas, Direksi

Pekerjaan), meliputi: As-Built Drawing, Laporan

sesuai kontrak, Backup  pembayaran, dsb.

Rekomendasi Panitia FHO (hasil

inspeksi final) Pekerjaan belum

dapat diterima Pekerjaan dapat

diterima

Kontraktor menyempurnakan

Laporan PPTK Perencanaan dan Pengawasan Bidang Cipta Karya

ke Atasannya

Pemberian Sertifikat Serah Terima Pekerjaan Pertama

(40)

untuk memeriksa kondisi hasil pekerjaan, dan memberikan catatan terhadap pemeliharaan yang perlu dilakukan. Setelah melalui masa pemeliharaan, Serah Terima Pekerjaan Akhir akan dilakukan.

Gambar B.15. Prosedur Serah Terima Pekerjaan Kedua/Akhir

B.6.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSULTAN SUPERVISI

Dalam melakukan pelaksanaan pekerjaan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar ini dilakukan dengan tahapan sbb. :

1. Survey/ Setting Out

Pekerjaan survey dan setting out dilakukan dengan mengacu pada BM (Bench AKHIR MASA PEMELIHARAAN

Kontraktor Mengajukan Permohonan

Serah Terima Pekerjaan Kedua

Inspeksi Final

(Tim FHO, Direksi Pekerjaan, Konsultan Pengawas bila ada)

Pengecekan Kelengkapan Administrasi Final

(Tim FHO, Direksi Pekerjaan, Konsultan Pengawas bila ada)

Rekomendasi Panitia FHO (hasil inspeksi final) Pekerjaan belum dapat diterima Pekerjaan dapat diterima Kontraktor menyempurnakan

Laporan Pimpinan Proyek ke Atasannya

PemberianSertifikat Serah

(41)

Dalam pelaksanaan supervisi, Konsultan Pengawas akan mengawasi pelaksanaan pekerjaan survey Kontraktor dalam mengambil titik referensi dan pemasangan bouwplank. Konsultan Pengawas akan mengecek bouwplank yang telah dipasang atas kesesuaiannya (posisi, bentuk dan elevasi) terhadap gambar desain dan shop drawing yang telah disetujui.

Bouwplank yang dipasang Bouwplank yang dipasang

Gambar B.16. Pemasangan Bouwplank

2. Material Konstruksi

Material konstruksi utama dalam pekerjaan pelaksanaan pekerjaan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar adalah pipa air sebagai perpipaan distribusi. Berikut akan diulas proses penyimpanannya, sebagai salah satu contoh dalam melakukan supervisi atas material konstruksi. Tahapan proses penyimpanan sebagai berikut :

(42)

Gambar B.17. Tahapan Penyimpanan Material Pipa

a. Pekerjaan Penyimpanan Pipa, merupakan kegiatan persiapan fasilitas penyimpanan pipa di lokasi kerja

b. Pemilihan Lokasi, proses pemilihan lokasi penyimpanan pipa dimana lokasi harus memenuhi persyaratan teknis dalam penyimpanan pipa yang dikeluarkan oleh pabrik pipa.

c. Penyimpanan, dalam tahap ini penyimpanan dibuat terpisah antara satu tumpukan penyimpanan dengan tumpukan penyimpanan lainnya. Tinggi tumpukan harus memenuhi syarat teknis yang dikeluarkan pabrik pipa. Dalam hal penyimpanan, quality control dilakukan dengan mengecek kondisi visual pipa, baik dari diameter, ketebalan, cacat produksi dsb. Pipa yang tidak lolos seleksi tidak dapat digunakan sebagai material konstruksi.

d. Pengamanan Penyimpanan, setelah pipa diseleksi dan ditumpuk (stockpiling), diberi pagar pengaman sekeliling agar lokasi penyimpanan aman dari segala aktifitas proyek, sebelum dikirim ke lokasi pekerjaan.

2. Pemilihan Lokasi

3. Penyimpanan (stockpiling)

4. Pengamanan Penyimpanan

5. Transportasi ke Lokasi Proyek 1. Pekerjaan Penyimpanan Pipa

(43)

Gambar B.18. Penyimpanan Material Pipa (Stockpile Pipa)

3. Pekerjaan Galian

Tahapan awal dari kontruksi pembangunan Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Icle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar adalah pekerjaan galian. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang direncanakan untuk posisi pipa dan parit pipa. Hasil galian diangkut ke tempat dimana diperlukan pengurugan atau ke tempat lain yang aman dan tidak mengganggu aktifitas pekerjaan. Pengawasan yang dilakukan saat melakukan pekerjaan galian adalah :

a. Kesesuaian dimensi dan bentuk galian terhadap shop drawing, b. Kesesuaian elevasi galian terhadap shop drawing,

c. Jenis dan jumlah alat yang digunakan,

(44)

Pekerjaan galian untuk parit pipa Pekerjaan galian untuk parit pipa

Gambar B.19. Pekerjaan Galian

4. Pekerjaan Urugan/ Timbunan Kembali

Pekerjaan urugan/ timbunan kembali baru dapat dilaksanakan setelah pemasangan pipa selesai diperiksa dan disetujui. Pengawasan yang dilakukan antara lain :

 Mutu Bahan

a. Bahan urugan tidak boleh mengandung benda-benda organis, seperti rumput-rumputan, akar-akar pohon dan lain sebagainya dan tidak merupakan bahan yang melar (non expansive), serta tidak mengandung benda keras/batu dengan diameter lebih besar dari 2 cm.

b. Semua pasir yang digunakan sebagai bahan urugan harus pasir alam yang komposisisnya baik, tidak bergumpal-gumpal, bebas dari bara, abu, sampah atau bahan lainnya.

 Metode Kerja

a. Urugan pasir dilakukan di bawah semua lantai atau seperti yang terlihat pada gambar dengan tebal sesuai dengan gambar, termasuk lantai rabat. b. Urugan pasir harus disiram air kemudian ditumbuk/dipadatkan hingga

padat.

c. Semua galian parit di bawah pipa harus diurug dengan pasir dari bagian bawah parit sampai sumbu pipa, urugan pasir ini kemudian dipadatkan. Tebal urugan pasir sesuai gambar rencana.

(45)

Urugan tanah untuk pemasangan pipa baru dilaksanakan setelah pengurugan pasir sekeliling pipa yang dipasang telah selesai disetujui Direksi Proyek.

5. Pekerjaan Pipa

Pekerjaan pipa untuk Pengawasan/Supervisi Pemanfaatan Idle Capacity SPAM Blahpane Kota Gianyar meliputi pekerjaan perpipaan distribusi, yaitu suatu  jaringan perpipaan yang berfungsi mengalirkan air bersih dari unit akhir transmisi

(pengolah/ reservoir) menuju daerah pelayanan (konsumen). Pengawasan yang dilakukan antara lain :

 Memeriksa proses pengangkutan, pemindahan dan penyimpanan pipa agar tidak menurunkan kualitas nantinya.

 Mutu Bahan

a. Material pipa yang akan digunakan harus baru dan tidak cacat.

b. Material yang ada harus memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan.

c. Jenis Pipa yang Digunakan

Pada pekerjaan ini akan dipilih material pipa yang akan digunakan, sesuai dengan perencanan sbb. :

- Pipa Polyvinyl –  Chloride (PVC) - Pipa besi di galvanis (GIP)

- Pipa Polyethylene (HDPE)

Ketiga jenis pipa di atas harus memenuhi persyaratan yang ditentukan pada spesifikasi teknis.

 Penyambungan Pipa

Penyambungan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk pendamping. Khusus untuk penyambungan pipa jenis HDPE/ PE dilakukan dengan cara:

- Compresion Joint - Butt Welding - Electrofusion

(46)

 Compresion Joint

Metode penyambungan antar pipa HDPE/ PE dengan menggunakan socket (Coupler) dengan sistem Mechanical Joint. Sistem Mechanical Joint hanya direkomendasikan untuk ukuran diamteter 20 mm s/d 110 mm, Sedangkan untuk ukuran diameter di atas 110 mm menggunakan sistem Butt Fusion/ Electro Fusion. Proses penyambungan Compresion Joint (Mechanical Joint) adalah sbb. :

1. Bukalah compresion collar, lepaskan union dan ring penjepitnya. 2. Pasang Union dan Ring ke ujung pipa HDPE.

3. Pasang kembali Compresion Collar dan kencangkan dengan tangan atau pengencang standart.

4. Lakukan hal yang sama pada pipa HDPE yang akan disambungkan.

Gambar B.20. Proses Penyambungan Pipa HDPE dengan Compresion Joint

 Butt Fusion

Metode penyambungan antar pipa HDPE / PE dengan menggunakan Mesin Welding/ Mesin Las Pipa HDPE dengan sistem pemanasan. Sistem Butt Fusion hanya direkomendasikan untuk ukuran diameter 63 mm ke atas. Proses Penyambungan Butt Fusion adalah sebagai berikut :

1. Pasang ujung ujung pipa HDPE yang akan disambung di alat Butt Fusion. Kencangkan alat penjepitnya sampai kedua ujung pipa HDPE berada dalam satu sumbu.

2. Ratakan ujung pipa HDPE dengan alat perata elektrik, sampai kedua ujung pipa HDPE rata dan bersih.

3. Pasang alat pemanas di antara ujung-ujung pipa, dan panaskan plat pemanas sampai titik senyawa.

(47)

Gambar B.21. Proses Penyambungan Pipa HDPE dengan Butt Fusion

 Electro Fusion

Metode penyambungan dengan menggunakan electroda yang telah ada dalam fitting-fitting electro fusion. Proses Penyambungan Electro Fusion adalah sbb. :

1. Bersihkan ujung-ujung pipa HDPE yang akan disambung

2. Pasang ujung-ujung pipa HDPE yang akan disambung ke elektro fitting

3. Hubungkan elektroda yang ada di Elektro Fusion ke Elektro Fitting dan hidupkan

4. Persenyawaan sambungan pipa HDPE akan terjadi apabila warna kuning indikator terlihat jelas

Gambar B.22. Proses penyambungan Pipa HDPE dengan Electro Fusion

 Sambungan Flens

Proses Penyambungan Flens adalah sbb. :

1. Setelah flens pipa sudah bersih permukaannya, kemudian di las dan dipasang bout dengan putaran secukupnya.

Gambar

Gambar B.3. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi
Gambar B.4. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi (lanjutan)
Gambar B.5. Bagan Alir Pre-Construction Meeting
Gambar  shop  drawing  yang  telah  disiapkan  dan  disetujui  untuk  dilaksanakan, dilampirkan  dalam  mengajukan  request  pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apa saja tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas terhadap pekerjaan. konstruksi

Tegal melalui Pejabat Pengadaan telah melaksanakan proses pengadaan langsung jasa Konsultan Perencana Kegiatan Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum Pekerjaan

Tegal melalui Pejabat Pengadaan telah melaksanakan proses pengadaan langsung jasa Konsultan Perencana Kegiatan Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum Pekerjaan

Tegal melalui Pejabat Pengadaan telah melaksanakan proses pengadaan langsung jasa Konsultan Perencana Kegiatan Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum Pekerjaan

ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan perpipaan dengan baik, maka penyelenggara SPAM harus memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip supervisi pekerjaan konstruksi

Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pemimpin Pekerjaan bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa Pemborongan benar-benar sesuai ketentuan kontrak

Keahlian personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai ini harus sesuai dengan persyaratan yang tertuang