• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaman Sungai_Krib

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaman Sungai_Krib"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS

BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

Konsep

Konsep

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis

Volume IV : Pengaman Sungai

Volume IV : Pengaman Sungai

Bagian – 1 : Krib

Bagian – 1 : Krib

ICS

ICS 93.010

93.010

BIDANG

BIDANG SUMBER

SUMBER DAYA

DAYA AIR

AIR

RPT0

RPT0

S

(2)
(3)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR

DAFTAR ISIISI ... ... ii KATA

KATA PENGANTAR..PENGANTAR... ... iiii PENDAHULUAN... iii PENDAHULUAN... iii 1.

1. RUANG RUANG LINGKUPLINGKUP ... 11 2.

2. ACUAN ACUAN NORMATIF...NORMATIF... 1... 1 3.

3. ISTILAH ISTILAH DAN DAN DEFINISI...DEFINISI... ... 22 4.

4. PEKERJAAN PEKERJAAN PERENCANAANPERENCANAAN ... ... 44 4.1.

4.1. Ketentuan Ketentuan dan dan PersyaratanPersyaratan ... .... 44 4.2. Pelaksan

4.2. Pelaksanaan aan Pekerjaan...Pekerjaan... ... 55 4.3. Penge

4.3. Pengendalian ndalian MutuMutu ... ... 2121 4.4.

4.4. Pengukuran Pengukuran dan dan PembayaranPembayaran ... ... 2121 5.

5. PEKERJAAN PEKERJAAN DETAIL DETAIL DESAIN...DESAIN... ... 2222 5.1.

5.1. Ketentuan Ketentuan dan dan PersyaratanPersyaratan ... ... 2222 5.2. Pelaksan

5.2. Pelaksanaan aan Pekerjaan..Pekerjaan... ... 2323 5.3. Pen

5.3. Pengendalian gendalian MutuMutu ... ... 3232 5.4.

5.4. Pengukuran Pengukuran dan dan PembayaranPembayaran ... .. 3232 6.

6. PEKERJAAN PEKERJAAN KONSTRUKSIKONSTRUKSI ... 33. 33 6.1.

6.1. Ketentuan Ketentuan dan dan PersyaratanPersyaratan ... .... 3333 6.2. Pelaksan

6.2. Pelaksanaan aan Pekerjaan...Pekerjaan... ... 3636 6.3.

6.3. Pengendalian Pengendalian Biaya, Biaya, Mutu Mutu dan dan Waktu...Waktu... ... 4141 6.4.

6.4. Pengukuran Pengukuran dan dan PembayaranPembayaran ... ... 4545 7.

7. PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAANPEMELIHARAAN ... ... 4848 7.1.

7.1. Inventarisasi Inventarisasi Kerusakan Kerusakan dan dan Survey Survey Pengukuran...Pengukuran... ... 4848 7.2.

7.2. Perencanaan Perencanaan dan dan Pelaksanaan Pelaksanaan Pemeliharaan...Pemeliharaan... ... 5151 BIBLIOGRAFI

BIBLIOGRAFI ... ... 5353 LAMPIRAN

LAMPIRAN A.1 A.1 Bagan Bagan Alir Alir Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Perencaan Perencaan KribKrib... .. 5454 LAMPIRAN

LAMPIRAN A.2 A.2 Bagan Bagan Alir Alir Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan PerencanaaPerencanaan n KribKrib... ... 5757 LAMPIRAN

LAMPIRAN A.3 A.3 Contoh Contoh KAK KAK Pekerjaan Pekerjaan Perencanaan Perencanaan Pendahuluan Pendahuluan dan dan StudiStudi Kelayakan

Kelayakan ... ... 5858 LAMPIRAN

LAMPIRAN B.1 B.1 Bagan Bagan Alir Alir Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Kegiatan Kegiatan Detail Detail Desain Desain Krib... Krib... 6969 LAMPIRAN

LAMPIRAN B.2 B.2 Contoh Contoh KAK KAK Pekerjaan Pekerjaan PerencanaPerencanaan an Detail Detail Desain Desain KribKrib ... ... 7070 LAMPIRAN

LAMPIRAN B.3 Kriteria B.3 Kriteria Desain Desain Bangunan Bangunan KribKrib... ... 8383 LAMPIRAN

LAMPIRAN C C Contoh Contoh KAK KAK Pekerjaan Pekerjaan Konstruksi Konstruksi KribKrib ... ... 9090 LAMPIRAN

LAMPIRAN D D Bagan Bagan Alir Alir Pemeliharaan Pemeliharaan Bangunan Bangunan Persungaian Persungaian ... . 106106 LAMPIRAN

(4)

iiii

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum.

Departemen Pekerjaan Umum.

Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.

pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.

Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan komposisi yang seimbang satu sama lain.

(5)

iii

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan dibangun.

Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari survey, investigasi, desain, konstruksi dan pemeliharaan dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).

Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi dan pemeliharaan dalam pekerjaan pembangunan bangunan krib.

Pedoman detail desain mencakup kegiatan collecting data sekunder (topografi, geologi permukaan, hidrologi), data primer (survey pengukuran topografi dan pemetaan, survey hidrometri, sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisis hidrolika, perencanaan dan perhitungan dimensi, perhitungan volume pekerjaan sebagai acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis dampak lingkungan serta penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan bangunan krib.

Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi : pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan pemancangan dan pekerjaan lain-lain.

Pedoman pemeliharaan mencakup kegiatan inventarisasi kerusakan, survey pengukuran, perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan.

(6)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

1 dari 120

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis

Volume IV : Pengaman Sungai

Bagian – 1 : Krib

1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk setiap masing-masing kegiatan perencanaan, detail desain, konstruksi dan pemeliharaan.

Pedoman perencanaan menetapkan spesifikasi teknis bagian pekerjaan perencanaan yang meliputi studi awal, studi identifikasi, studi pengenalan perencaaan pendahuluan dan studi kelayakan dalam kegiatan pembangunan krib.

Pedoman perencanaan mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri, sampling sedimen), analisis hidrologi, desain hidraulik, analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan dan gambar desain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan perencanaan krib

Pedoman detail desain mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri), analisis hidrologi, desain hidraulik, analisis konstruksi, gambar desain, perhitungan volume pekerjaan untuk menghitung rencana anggaran biaya.

Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi : pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan pemancangan dan pekerjaan lain-lain.

Pedoman pemeliharaan mencakup aspek pemeliharaan yang meliputi kegiatan pengamatan, perencanaan, program pelaksanaan, dan evaluasi yang didasarkan pada semua tinjauan, baik fisik maupun non fisik.

2. ACUAN NORMATIF Undang-undang (UU) :

- UU No. 7 Tahun 2004 : Undang-Undang tentang Sumber Daya Air Keputusan Menteri (KEPMEN) :

- KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004 : Tata Cara Pembuatan Dokumen Pelelangan (Dokumen Tender)

- KEPMEN KLH No. 17 Tahun 2001 : Jenis Rencana usaha dan/atau Kegiatan wajib dilengkapi dengan Analisa Menegenai Dampak Lingkungan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

(7)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

2 dari 120

- SNI 03-1724-1989 : Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai

- SNI 03-2400-1991 : Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai

- SNI 03-2414-1991 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka - SNI 03-2415-1991 : Metode Perhitungan Debit Banjir

- SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-baling

- SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan Pelampung Permukaan

- SNI 03-2822-1992 : Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Sungai/Saluran dengan Analisis Grafis

- SNI 03-2829-1992 : Metode Perhitungan Tiang Pancang Beton pada Krib di Sungai - SNI 03-2830-1992 : Metode Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai dengan Cara Pias

Berdasarkan Rumus Manning

- SNI 03-3414-1994 : Metode Pengambilan Contoh Muatan Sedimen Melayang di Sungai dengan Cara Integrasi Kedalaman Berdasarkan Pembagian Debit

- SNI 03-3444-1994 : Tata Cara Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Penamopang Ganda dengan Cara Pias Berdasarkan Rumus Manning

- SNI 03-3961-1995 : Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri dengan Pengendapan

- SNI 03-3961-1995 : Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri dengan Pengendapan

Pedoman Teknis :

- Pd. T.11 – 2004 – A : Pemeliharaan Bangunan Persungaian Rancangan Pedoman Teknis :

- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian – 1, Pekerjaan Tanah

- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan

- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik

- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian – 4, Pekerjaan Beton dan Bekisting.

- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan

- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan.

- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Analisa Harga Satuan, Pekerjaan Bangunan Pengaman Sungai, Bagian – 1, Krib

3. ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sebelum pembangunannya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi: identifikasi masalah, pengumpulan data, penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan, optimasi solusi yang tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala prioritas.

3.1.1. Studi awal adalah studi penjajagan apakah memungkinkan suatu pekerjaan diadakan. Pelaksanaan kegiatan hanya merupakan desk study saja berdasarkan data-data sekunder yang ada.

(8)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

3 dari 120

3.1.2. Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan.

3.1.3. Pengenalan studi adalah suatu proses untuk memberikan garis besar pengembangan proyek multisektor dari segi-segi teknis.

3.1.4. Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai pekerjaan alternatif yang sudah dirumuskan di dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan keuntungan yang dapat diperoleh.

3.2. Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang menghitung dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan sesuai dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh detail desain untuk krib dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci serta spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai komponen bangunan krib.

3.2.1. Arah krib adalah arah yang dinyatakan dengan sudut antara as krib dan arah aliran. 3.2.2. Krib adalah bangunan menyilang / sejajar arah aliran yang ditujukan guna mengubah

pola dan sifat aliran untuk suatu tujuan tertentu.

3.2.3. Krib lulus air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat dilewati aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan di tempat ini.

3.2.4. Krib kedap air adalah krib yang diantara bagian konstruksinya tidak dapat dilewati aliran; krib ini secara efektif mengarahkan aliran ke tengah sungai.

3.2.5. Krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.

3.2.6. Krib tajam adalah krib yang arahnya menyerong ke hulu 3.2.7. Krib tegak adalah krib yang arahnya tegak lurus aliran 3.2.8. Letak krib menunjukan tempat sebuah krib dipasang.

3.2.9. Medan krib adalah daerah disekitar bangunan krib yang arah dan atau besar kecepatan alirannya dipengaruhi krib tersebut.

3.2.10. Pangkal krib adalah bagian krib yang masuk ke tebing sungai

3.2.11. Panjang krib (b) adalah panjang krib (b) adalah dihitung mulai dari pangkal sampai dengan ujung krib

3.2.12. Panjang efektif krib adalah panjang krib mulai dari ujung krib sampai pertengahan tebing baru yang direncanakan akan dibentuk.

3.3. Konstruksi adalah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan perencanaan teknik.

3.3.1. Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk membimbing dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana

3.3.2. Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi teknik, gambar perencanaan maupun gambar detail dari seri krib yang akan dibuat 3.3.3. Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan (krib) yang sudah dilaksanakan

apabila terjadi perubahan dimensi dari perencanaan

3.3.4. Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil, dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton

(9)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

4 dari 120

3.3.5. Perencana adalah personil yang membuat desain/rencana krib, meliputi perhitungan; gambar konstruksi dan spesifikasi teknis

3.4. Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana irigasi selalu dapat berfungsi dengan baik guna mempertahankan kelestariannya.

3.4.1. Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan rutin.

3.4.2. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara kontinyu.

3.5. Perawatan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.

3.5.1. Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi yang dilaksanakan setiap waktu.

3.5.2. Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi yang dilaksanakan secara berkala.

3.6. Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi konstruksi.

3.6.1. Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan maksud agar konstruksi sementara dapat berfungsi.

3.6.2. Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi konstruksi secara permanen.

4. PEKERJAAN PERENCANAAN

Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sebelum pembangunannya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi: identifikasi masalah, pengumpulan data, penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan, optimasi solusi yang tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala prioritas.

Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan bangunan pengaman sungai berupa krib harus memuat :

4.1 Ketentuan dan Persyaratan

Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan pembangunan krib memuat :

1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, penyediaan data dan fasilitas penunjang, meliputi : a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa

Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :

i. Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu;

ii. Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan);

iii. Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping (countepart ), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi

(10)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

5 dari 120

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

i. Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi;

ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.

2) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung a) Tenaga Ahli

Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan menyerahkan kualifikasi/sertifikasi dan curriculum vitae  /daftar riwayat hidup.

b) Tenaga Pendukung

Tenaga pendukung yang berupa tenaga penyelenggara organisaasi pelaksanaan kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam urusan administrasi serta kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

3) Persyaratan Pelaksanaan a) Jadwal Pelaksanaan

Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.

b) Diagram Batang (Bar-Chart )

Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.

4.2 Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan bangunan krib dibagi menjadi kegiatan studi awal, studi identifikasi, studi pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan. Adapun uraian pedoman spesifikasi teknis sebagai berikut :

1) Studi Awal

Studi awal adalah studi penjajagan apakah memungkinkan suatu pekerjaan krib diadakan. Pelaksanaan kegiatan hanya merupakan desk study  saja berdasarkan data-data sekunder yang ada. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi awal berkisar antara 1 – 2 bulan. Cakupan kegiatan studi awal adalah sebagai berikut :

a) Pengumpulan Data Sekunder (1) Data Topografi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan

(11)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

6 dari 120

berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.

(2) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi dintaranya berupa :

i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi BMG;

iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.

(3) Data Geologi

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–  01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.

(4) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :

i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;

iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain;

iv. rencana tata ruang wilayah. b) Perekayasaan

(12)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

7 dari 120

Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang ketersediaan data sekunder dari suatu lokasi pekerjaan.

c) Produk yang dihasilkan

Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi :

(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

(2) Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang usulan pekerjaan berikutnya berdasarkan kajian di atas meja dan perumusan untuk kegiatan selanjutnya.

Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

d) Tenaga Ahli

Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Sungai dan Ahli Geologi

2) Studi Identifikasi

Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 1 – 2 bulan. Cakupan kegiatan studi identifikasi adalah :

a) Pengumpulan Data Sekunder (1) Data Topografi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000 atau yang lebih detail.

(2) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi dintaranya berupa :

i. Peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

(13)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

8 dari 120

iii. Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi BMG;

iv. Data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung;

(3) Data Geologi

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–  01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.

(4) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :

i. Komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. Komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;

iii. Komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain;

iv. Rencana tata ruang wilayah. b) Survey

(1) Survey Hidrologi

Kegiatan survey hidrologi berupa kunjungan lapangan yang bertujuan untuk menginventarisir keadaan tinggi muka air banjir yang terjadi selama musim hujan sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Kegiatannya meliputi :

i. pengukuran tinggi muka air di sungai;

ii. inventarisasi dan pengecekan terhadap kondisi bangunan–bangunan air yang diambil data debitnya pada studi awal.

(2) Survey Topografi

Melakukan kunjungan lapangan berdasarkan peta topografi dengan tujuan untuk mengecek kondisi topografi sebenarnya di lapangan sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan . Hasil survey topografi disini adalah inventarisasi kondisi morfologi sungai calon pekerjaan yang meliputi lebar, kemiringan dan elevasi tanggul.

(14)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

9 dari 120

(3) Survey Geologi

Melakukan kegiatan kunjungan lapangan untuk keperluan klarifikasi klasfikasi jenis tanah berdasarkan peta geologi regional wilayah sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. (4) Survey Aspek Multisektor

Kegiatan survey aspek multisektor melakukan kunjungan lapangan yang bertujuan untuk menginventarisir permasalahan jika terjadi pengembangan dan menilai latar belakang sosial-ekonomi-budaya sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

c) Analisis

(1) Analisis Topografi

Kegiatan analisis topografi adalah melakukan kajian di atas meja serta pertimbangan hasil inventarisir kondisi lapangan dengan tujuan menetapkan lokasi bangunan krib sesuai dengan fungsinya. Adapun perletakan bangunan krib berdasarkan fungsinya sesuai dengan SNI 03-1724-1989 sebagai berikut :

i. jika berfungsi untuk perlindungan tebing maka penetapan lokasi krib harus berada pada tikungan luar sungai;

ii. jika berfungsi untuk menormalkan kondisi aliran maka krib diletakkan pada tempat terjadinya longsoran;

iii. jika berfungsi sebagai pengarah aliran maka krib diletakkan pada hulu bangunan pengambilan yang mengalami perubahan arah arus.

(2) Analisis Geologi

Analisis geologi berupa kajian di atas meja berdasarkan peta geologi regional untuk menilai kecocokan daerah terhadap usulan pembangunan krib berdasarkan formasi geologinya. Adapun analisisnya meliputi :

i. lokasi krib hindari pada formasi geologi yang tidak akan terjadi sesar dan patahan;

ii. hindari lokasi krib pada kondisi tebing sungai yang secara geologi mempunyai kecenderungan untuk longsor.

d) Perekayasaan

Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang hasil identifikasi berdasarkan data sekunder serta kondisi lapangan tentang penentuan lokasi bangunan pengaman sungai dengan krib.

e) Produk yang Dihasilkan

(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan;

Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

(2) Laporan Akhir, harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang penentuan lokasi pengamanan sungai dengan bangunan krib.

Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

(15)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

10 dari 120

Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi dan Ahli Geologi

3) Studi Pengenalan

Studi Pengenalan adalah suatu proses kegiatan berkelanjutan dari studi identifikasi yang menginformasikan tentang garis besar perencanaan bangunan krib dengan melakukan kegiatan survey lapangan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 2 – 3 bulan. Cakupan kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :

a) Pengumpulan Data Sekunder (1) Data Topografi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.

(2) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi dintaranya berupa :

i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi BMG;

iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.

(3) Data Geologi

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–  01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.

(16)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

11 dari 120

(4) Data Bangunan Air di Sungai

Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991

(5) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :

i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;

iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain;

iv. rencana tata ruang wilayah. b) Survey

(1) Survey Topografi

Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,Bagian-2, Pengukuran Topografi dan Pemetaan.

i. pengukuran dilakukan disekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum 200 m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib;

ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang untuk mengetahui profil morfologi sungai;

iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang bangunan krib.

(2) Survey Aspek Multisektor

Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. c) Investigasi

(1) Sungai

(a) Sampling Sedimen Layang

Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan

(17)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

12 dari 120

peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai sesuai dengan SNI 03-3414-1994.

(b) Sampling Sedimen Dasar

Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Geoteknik

Investigasi Geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah untuk mendapatkan parameter perencanaan yang berupa stabilitas pondasi dan lereng serta menentukan lokasi dan material ketersediaan bahan bangunan. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan

Geoteknik. d) Uji Laboratorium

(1) Sedimen

Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.

(a) Sedimen Layang

i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai dengan SNI 03-4145-1996;

ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.

(b) Sedimen Dasar

Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

(2) Geoteknik (Index Properties )

Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties  mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik. Uji yang dimaksud adalah berat

 jenis tanah, berat spesifik, kadar air, gradasi butiran dan Atterberg Limits . e) Analisis

Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :

(1) Hidrologi

Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :

(18)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

13 dari 120

Jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal

ii. Metode analisis regional, jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun;

iii. Metode puncak banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara 3 – 10 tahun;

iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain :

- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)

- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas < 100 km2;

- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas > 100 km2;

- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan luas DAS;

- Metode Hidrograf Satuan;

- Metode US – Soil Conservation Service ;

v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.

(2) Angkutan Sedimen

Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load ) maupun sedimen layang (suspended load ) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

(3) Analisis Kelayakan Ekonomi

Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu :

i. Economic Internal Rate of Return (EIRR) ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)

iii. Net present value (NPV),

Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.

f) Perekayasaan

Buat garis besar perencanaan krib dengan sketsa tata letak dan uraian pekerjaan dengan skala minimal 1:2000. Garis besar perencanaan krib sesui dengan SNI 03-2400-1991 memuat :

i. Penggambaran peta topografi yang harus menampilkan kondisi tata guna lahan ii. Layout bangunan krib

iii. Dimensi krib yang meliputi elevasi mercu krib, panjang krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang.

g) Produk yang dihasilkan (1) Laporan Pendahuluan

(19)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

14 dari 120

Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

(2) Laporan Bulanan

Laporan Bulanan menginformasikan tentang pelaksanaan progres pekerjaan dan tahap pelaksanaan pekerjaan untuk bulan berikutnya

Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan

(3) Laporan Interim

Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep lokasi krib

Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

(4) Laporan Akhir

Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout  krib dan analisis Benefit  / Cost Ratio dan Economic Internal Rate of Return .

Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

h) Tenaga Ahli

Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi, Ahli Geologi dan Ahli Sosial Ekonomi

4) Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan

Studi Kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai pekerjaan alternatif yang sudah dirumuskan dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan keuntungan yang dapat diperoleh. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan berkisar antara 3 – 5 bulan. Cakupan kegiatan studi adalah sebagai berikut :

a) Pengumpulan Data Sekunder (1) Data Topografi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.

(20)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

15 dari 120

(2) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi diantaranya berupa :

i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada Instansi BMG;

iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.

(3) Data Geologi

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–  01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.

(4) Data Bangunan Air di Sungai

Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991

(5) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :

i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;

iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain;

(21)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

16 dari 120

b) Survey

(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan

Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan

Pemetaan.

i. pengukuran dilakukan di sekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum 200 m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib;

ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang untuk mengetahui profil morfologi sungai;

iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang bangunan krib.

(2) Survey Hidrometri

Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :

i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus;

ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar;

iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah, pengukuran debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim. Jika musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya;

iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik;

v. kemampuan tim pengukurnya

Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.

Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut  jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.

(22)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

17 dari 120 17 dari 120

(3)

(3) Survey Aspek MSurvey Aspek Multisektorultisektor

Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan

dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP–01, SK DJKP–01, SK DJ

Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi

Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaanpelaksanaan pekerjaan.. c) Investigasi

c) Investigasi (1) Sungai (1) Sungai

(a)

(a) Sampling SedimSampling Sedimen Layangen Layang

Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang

yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan airdiakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai SNI 03-3414-1994.

SNI 03-3414-1994.

(b)

(b) Sampling SedimSampling Sedimen Dasaren Dasar

Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang melintang ditempat yang dianggap dapat

penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi materialmewakili kondisi material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

yang berlaku. (2) Geoteknik

(2) Geoteknik

Investigasi geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta Investigasi geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan

pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan berpedomanberpedoman pada

pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : UmumPd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,,

Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.

Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.

d)

d) Uji Uji LaboratoriuLaboratoriumm (1) Sedimen (1) Sedimen

Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.

yang terbawa oleh aliran sungai. (a)

(a) Sedimen Layang, pengujiaSedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :n dilakukan dengan prinsip sebagai berikut : i.

i. jika jika pengambilan pengambilan contoh contoh benda benda uji seduji sedimen imen sesuai dsesuai denganengan SNI 03-3414-SNI

03-3414-1994

1994, maka, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untukmetode pengujian laboratorium yang digunakan untuk mengetahui kadar sedimen layang

mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuaidigunakan peralatan Piknometer sesuai dengan

dengan SNI 03-4145-1996SNI 03-4145-1996.. ii.

ii. jika pengjika pengambilan coambilan contoh benda ntoh benda uji sedimen uji sedimen layang dallayang dalam pengaam pengambilannyambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan

pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-SNI

03-3961-1995.

3961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukanSedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji

uji gravimetri dengan ayakan sesuai gravimetri dengan ayakan sesuai dengandengan SNI 03-3962-1995.SNI 03-3962-1995.

(b)

(b) Sedimen DaSedimen Dasarsar

Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

(23)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

18 dari 120 18 dari 120

(2) Geoteknik (

(2) Geoteknik (Index Index dandan Engineering Properties Engineering Properties )) Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan

Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering index properties dan engineering  properties 

properties  mengacu dan bepedoman padamengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman PenyusunanPd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan

Spesifikasi Teknik, Volume I :

Spesifikasi Teknik, Volume I : UmumUmum,, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.

e)

e) Analisis Analisis dan dan PerencanaanPerencanaan

Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :

berikut : (1) Hidrologi (1) Hidrologi

Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNISNI

03-2415-1991.

03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :Metode perhitungan adalah sebagai berikut : i.

i. jika data jika data aliran sunaliran sungai yang gai yang tersedia cutersedia cukup panjang kup panjang (> 20 (> 20 tahun), sehtahun), sehinggaingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log

frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal;Pearson atau Log Normal; ii.

ii. jika data debit < 20 tahujika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tan dan > dari 10 tahun, maka digunakahun, maka digunakan metoden metode analisis regional;

analisis regional; iii.

iii. jika data debit yang tersedia anjika data debit yang tersedia antara 3 – 10 tahun, maka digunakan Metara 3 – 10 tahun, maka digunakan Metodetode puncak banjir di atas ambang;

puncak banjir di atas ambang;

iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter

hujan dan karakteristik DPS antara lain : hujan dan karakteristik DPS antara lain :

-- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase denganMetode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha);

daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha);

-- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DASDer Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas < 100 km

dengan luas < 100 km22;;

-- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luasdengan luas > 100 km

> 100 km22;;

-- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpaHaspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan luas DAS;

memperhatikan luas DAS;

-- Metode Hidrograf Satuan;Metode Hidrograf Satuan;

-- Metode US – Metode US – Soil Conservation Service Soil Conservation Service .. v.

v. Model matematik digunaModel matematik digunakan apabila selang wakan apabila selang waktu pengamatan daktu pengamatan data hujanta hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.

digunakan untuk memperpanjang data aliran. (2) Muatan Sedimen

(2) Muatan Sedimen

Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (

Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load bed load ) maupun sedimen) maupun sedimen layang (

layang (suspended load suspended load ) dengan parameter jenis material, diameter butir dan) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan

Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.SNI 03-1724-1989.

(3) Analisis Hidrolika (3) Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi : Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi : (1)

(1) Analisis Lengkung DAnalisis Lengkung Debitebit

Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu krib Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu krib berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit menampikan berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit menampikan besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data debit yang ada besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data debit yang ada

(24)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

19 dari 120 19 dari 120

minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis dan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat dan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNISNI

2822-1992

2822-1992 .. (2)

(2) Analisis Parameter HAnalisis Parameter Hidraulikidraulik

Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran, Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran, kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari hidraulik) sesuai dengan

hidraulik) sesuai dengan SNISNI03-2400-1991.03-2400-1991.

Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang tunggal sesuai dengan

tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampangdan jika sungai berpenampang ganda dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan

ganda dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-SNI

03-3444-1994.

1994.

(4)

(4) Perencanaan Perencanaan KribKrib

Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib, panjang Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib, panjang krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang); stabilitas dan krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang); stabilitas dan kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan

kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan SNI 03-2400-SNI

03-2400-1991

1991.. (5)

(5) Analisis Dampak LingkungAnalisis Dampak Lingkungan (ANDAL)an (ANDAL) Berdasarkan

Berdasarkan KeputusanKeputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untukuntuk kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :: i.

i. jika lokasi jika lokasi pekerjaan pekerjaan berada berada di kota di kota besar/metropbesar/metropolitan maka olitan maka parameter parameter kajiankajian adalah panjang kegiatan normalisasi sungai

adalah panjang kegiatan normalisasi sungai ≥≥ 5 km dan volume pengerukan5 km dan volume pengerukan ≥≥

500.000 m 500.000 m33;; ii.

ii. jika lokasi pekerjaajika lokasi pekerjaan berada dn berada di kota sedang mai kota sedang maka parameter ka parameter kajian adalahkajian adalah panjang kegiatan normalisasi sungai

panjang kegiatan normalisasi sungai ≥≥ 10 km dan volume pengerukan10 km dan volume pengerukan ≥≥

500.000 m 500.000 m33;;

iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah

panjang kegiatan normalisasi sungai

panjang kegiatan normalisasi sungai ≥≥ 15 km dan volume pengerukan15 km dan volume pengerukan ≥≥

500.000 m 500.000 m33

Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi : Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi : i.

i. identifikasi semidentifikasi semua renua rencana usacana usaha dan ha dan atau keatau kegiatan yang giatan yang akan dakan dilaksanakan,ilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup;

hidup; ii.

ii. identifikasi kompidentifikasi komponen-kompoonen-komponen lingkunnen lingkungan hidup gan hidup yang akan yang akan terkena daterkena dampakmpak besar dan penting;

besar dan penting; iii.

iii. perkiraan dan evaluaperkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yansi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampag menimbulkan dampakk besar dan penting terhadap lingkungan hidup;

besar dan penting terhadap lingkungan hidup; iv.

iv. perumusan perumusan RKL RKL dan dan RPL.RPL. (6)

(6) Analisis Kelayakan EkonoAnalisis Kelayakan Ekonomimi

Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu :

ekonomi yaitu : i.

i. Economic Internal Rate of Return Economic Internal Rate of Return (EIRR)(EIRR) ii.

ii. Benefit/Cost Benefit/Cost ratio ratio (B/C (B/C ratio)ratio) iii.

(25)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

20 dari 120

Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.

f) Perekayasaan

Hasil perekayasaan dalam kegiatan ini meliputi : (1) Rencana pendahuluan tata letak bangunan. (2) Kapasitas rencana

(3) Tipe bangunan dan penggambaran.

(4) Rincian volume dan perkiraan anggaran biaya kasar g) Produk yang dihasilkan

(1) Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

(2) Laporan Bulanan

Laporan Bulanan menginformasikan tentang pelaksanaan progres pekerjaan dan tahap pelaksanaan pekerjaan untuk bulan berikutnya

Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan

(3) Laporan Interim

Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep perencanaan krib

Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

(4) Laporan Akhir

Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout krib, analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) dan analisis Benefit  / Cost Ratio dan Economic Internal  Rate of Return .

Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal………

(5) Laporan Penunjang

Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :

i. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan

Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan pemetaan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ………

ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik

Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa selambat-lambatnya tanggal ………

iii. Laporan Analisis Dampak Lingkungan

Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ………

(26)

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

21 dari 120

Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ………

h) Tenaga Ahli

Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan perencanaan pendahuluan dan studi awal adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli Sosial Ekonomi dan Ahli Lingkungan

4.3 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan krib harus memuat :

1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang dihadapi.

2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan

3) Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim

4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan seluruh kegiatan pekerjaan

4.4 Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan krib harus memuat :

1) Pengukuran

Kuantitas untuk pekerjaan perencanaan harus diukur berdasarkan biaya langsung personil yang meliputi keterlibatan tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga penunjang serta biaya langsung non personil yang meliputi perjalanan dinas, survey dan investigasi, biaya operasional kantor dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung diukur berdasarkan daftar hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya langsung non personil diukur berdasarkan add cost .

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas pekerjaan perencanaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut.

Gambar

gambar konstruksi dan spesifikasi teknis
gambar dibidang keairan.
Tabel Hubungan antara panjang dan interval krib Lokasi pembuatan krib di
Gambar 1  Ukuran jarak krib (2)  tinggi dan lebar mercu krib
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum memulai pekerjaan, selambat–lambatnya 2 hari, penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan begisting meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan

- Memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan jasa konstruksi bangunan sipil paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat)

Peserta Kualifikasi badan usaha memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu 4

a) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyampaikan kepada PPK terkait rencana mobilisasi/demobilisasi material dan/atau peralatan konstruksi yang menggunakan

Seingnya terjadi sengketa dalam pelaksanaan suatu kontrak konstruksi terjadi karena adanya perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan konstruksi, yang bagi penyedia jasa

a) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para penawar dan Penyedia Jasa

Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkanPenyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi Rencana

Kampar sebagaimana diterangkan dalam dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”; c Penyedia telah menyatakan kepada Pejabat Penandatangan Kontrak, memiliki