• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN DETAIL DESAIN

Dalam dokumen Pengaman Sungai_Krib (Halaman 27-38)

Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang menghitung dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan sesuai dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh detail desain untuk krib dari mulai gambar lay out  sampai dengan dimensi rinci serta spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai komponen bangunan krib.

Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan detail desain bangunan pengaman sungai berupa krib harus memuat :

5.1 Ketentuan dan Persyaratan

Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan detail desain krib memuat :

1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, penyediaan data dan fasilitas penunjang, meliputi : a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa

Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :

i. Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu;

ii. Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan);

iii. Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping (countepart ), atau project officer  (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.

b) Penyediaan oleh Penyedia Jasa

Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

23 dari 120

i. Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi;

ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.

2) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung a) Tenaga Ahli

Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan menyerahkan kualifikasi/sertifikasi dan curriculum vitae  /daftar riwayat hidup.

b) Tenaga Pendukung

Tenaga pendukung yang berupa tenaga penyelenggara organisaasi pelaksanaan kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam urusan administrasi serta kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

3) Persyaratan Pelaksanaan a) Jadwal Pelaksanaan

Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.

b) Diagram Batang (Bar-Chart )

Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.

5.2 Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan detail desain krib meliputi :

1) Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan pengumpulan data sekunder dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait. Kegiatan pengumpulan data sekunder untuk pekerjaan detail desain bangunan krib meliputi :

a) Data Topografi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

24 dari 120

b) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi diantaranya berupa :

i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin  juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);

iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi BMG;

iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.

c) Data Geologi

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.

d) Data Bangunan Air di Sungai

Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991

e) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :

i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;

ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;

iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain; iv. rencana tata ruang wilayah.

2) Survey

a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan dilakukan oleh

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

25 dari 120

Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain krib meliputi :

(1) Pemetaan situasi sungai

Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir dari letak bangunan krib rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai dan juga untuk merencanakan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark ) yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan, lengkap dengan koordinat dan elevasinya.

(2) Pengukuran detail situasi bangunan krib

Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500. Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.

b) Survey Hidrometri

Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :

i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus;

ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar;

iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim. Jika musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya;

iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik;

v. kemampuan tim pengukurnya.

Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kereta gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.

Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

26 dari 120

peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat, maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.

c) Survey Aspek Multisektor

Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

3) Investigasi atau Penyelidikan a) Sungai

Kegiatan investigasi atau penyelidikan sungai bertujuan untuk mendapatkan karakteristik sungai baik terhadap sedimentasi. Kegiatannya meliputi :

(1) Sampling Sedimen Layang

Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan di lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai SNI 03-3414-1994.

(2) Sampling Sedimen Dasar

Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. b) Geoteknik Lapangan

Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk mengetahui data karakteristik mekanika tanah lokasi krib. Penyelidikan geoteknik lapangan mencakup kegiatan pemboran, pengambilan sampel serta bor tangan. Pelaksanaan kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan mengacu pada pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik. 4) Uji Laboratorium

a) Sedimen

Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.

(1) Sedimen Layang

i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai dengan SNI 03-4145-1996.

ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

27 dari 120

(2) Sedimen Dasar

Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku. b) Geoteknik Laboratorium (Index dan Engineering Properties )

Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering  properties  mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik.

5) Analisis dan Perencanaan

Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut : a) Hidrologi

Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :

i. jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal; ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode analisis

regional;

iii. jika data debit yang tersedia antara 3 – 10 tahun, maka digunakan Metode puncak banjir di atas ambang;

iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain :

- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)

- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas < 100 km2;

- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas > 100 km2;

- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa memperhatikan luas DAS;

- Metode Hidrograf Satuan;

- Metode US – Soil Conservation Service ;

v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan untuk memperpanjang data aliran.

b) Muatan Sedimen

Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load ) maupun sedimen layang (suspended load ) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

c) Analisis Hidrolika

Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan krib, meliputi : (1) Analisis Lengkung Debit

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

28 dari 120 28 dari 120

Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu krib Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu krib berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit menampikan berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit menampikan besarnya hubunga

besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika n tinggi muka air dan debit. Jika data debit yang ada minimal 10data debit yang ada minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit minimum buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis

sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis dan jikadan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum

kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat diukur makaatau tidak dapat diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai

dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengandengan SNI 2822-1992SNI 2822-1992.. (2)

(2) Analisis Parameter HAnalisis Parameter Hidraulikidraulik

Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran, Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran, kekasaran, tekanan, gaya seret, arah

kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran aliran dan jenis aliran yang berkaitan denganyang berkaitan dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari hidraulik) sesuai keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari hidraulik) sesuai dengan

dengan SNISNI03-2400-1991.03-2400-1991.

Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang tunggal sesuai dengan

tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang gandadan jika sungai berpenampang ganda dapat digunakan metode

dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkanpenampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-1994.SNI 03-3444-1994.

(3) Perencanaan Krib (3) Perencanaan Krib

Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib, panjang Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib, panjang krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang); stabilitas dan krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang); stabilitas dan kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan

kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan SNI 03-2400-SNI

03-2400-1991

1991.. (4)

(4) Analisis Dampak LingkungAnalisis Dampak Lingkungan (ANDAL)an (ANDAL) Berdasarkan

Berdasarkan KeputusanKeputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untukuntuk kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :: i.

i. jika lokasi jika lokasi pekerjaan pekerjaan berada berada di kota di kota besar/metropbesar/metropolitan maka olitan maka parameter parameter kajiankajian adalah panjang kegiatan normalisasi sungai

adalah panjang kegiatan normalisasi sungai ≥≥ 5 km dan volume pengerukan5 km dan volume pengerukan ≥≥

500.000 m 500.000 m33;; ii.

ii. jika lokasi pekerjaajika lokasi pekerjaan berada dn berada di kota sedang mai kota sedang maka parameter ka parameter kajian adalahkajian adalah panjang kegiatan normalisasi sungai

panjang kegiatan normalisasi sungai ≥≥ 10 km dan volume pengerukan10 km dan volume pengerukan ≥≥

500.000 m 500.000 m33

iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah

panjang kegiatan normalisasi sungai

panjang kegiatan normalisasi sungai ≥≥ 15 km dan volume pengerukan15 km dan volume pengerukan ≥≥

500.000 m 500.000 m33;;

Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi : Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi : i.

i. identifikasi semidentifikasi semua renua rencana usacana usaha dan ha dan atau keatau kegiatan yang giatan yang akan dakan dilaksanakan,ilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup;

hidup; ii.

ii. identifikasi kompidentifikasi komponen-kmponeonen-kmponen lingkungan n lingkungan hidup yanhidup yang akan teg akan terkena damrkena dampakpak besar dan penting;

besar dan penting; iii.

iii. perkiraan dan evaluaperkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yansi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampag menimbulkan dampakk besar dan penting terhadap lingkungan hidup;

besar dan penting terhadap lingkungan hidup; iv.

iv. perumusan perumusan RKL RKL dan dan RPLRPL (5)

(5) Analisis Kelayakan EkonoAnalisis Kelayakan Ekonomimi

Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter ekonomi yaitu :

ekonomi yaitu : i.

i. Economic Internal Rate of Return Economic Internal Rate of Return (EIRR)(EIRR) ii.

RPT0-Pd T-xx-xxxx.A RPT0-Pd T-xx-xxxx.A

29 dari 120 29 dari 120

iii.

iii. Net present value Net present value (NPV),(NPV),

Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaa

pelaksanaan pekerjaan juga akan n juga akan dikaji aspek sensitivitas dikaji aspek sensitivitas EIRR.EIRR. 6)

6) Nota Nota DesainDesain

Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya Penyedia Jasa harus membuat perencanaan rinci secara lengkap dengan dimensinya berdasark

berdasarkan kajian hidrolis serta an kajian hidrolis serta perhitungan struktur baik pada bangunan utama maupunperhitungan struktur baik pada bangunan utama maupun bangunan penunjang

bangunan penunjang 7) Penggambaran 7) Penggambaran

Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan, layout Penggambaran hasil kegiatan meliputi gambar hasil pengukuran dan pemetaan, layout krib dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang krib, detail krib dan bangunan pelengkapnya, potongan memanjang dan melintang krib, detail bangunan. Penggambaran mengacu pada

bangunan. Penggambaran mengacu pada KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986KP-07, DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986

tentan Kriteria Perencanaan Bagian

tentan Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran.Standar Penggambaran.

8)

8) Perhitungan Perhitungan BOQBOQ

Berdasarkan gambar rencana rinci yang telah dibuat dilakukan perhitungan volume Berdasarkan gambar rencana rinci yang telah dibuat dilakukan perhitungan volume pekerjaan konstruksi secara rinci sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan pekerjaan konstruksi secara rinci sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan.

dilakukan. 9)

9) Penyusunan Penyusunan Rencana Rencana Anggaran Anggaran BiayaBiaya

Penyusunan perhitungan rencana anggaran biaya mengacu

Penyusunan perhitungan rencana anggaran biaya mengacu Pd T-xx-xxxx, PedomanPd T-xx-xxxx, Pedoman

Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Pekerjaan Pembangunan Pengaman Sungai

Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Pekerjaan Pembangunan Pengaman Sungai,, Bagian-1,Bagian-1,

Krib

Krib yang didasarkan pada :yang didasarkan pada : a)

a) kuantitas kuantitas dan hdan harga arga satuan psatuan pekerjaanekerjaan b)

b) harga satuan pekerjaaharga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhn dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisisitungan suatu analisis biaya

biaya c)

c) untuk menentukan untuk menentukan harga satuan harga satuan upah dan bupah dan bahan dilakukan ahan dilakukan survey harga survey harga di lapangandi lapangan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan bahan diperhitungka

bahan diperhitungkan harga beli di n harga beli di tempat penjualan atau diantar ke lokasi tempat penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaanpekerjaan

Dalam dokumen Pengaman Sungai_Krib (Halaman 27-38)