KAJIAN TEORITIK
A. Tinjauan Teoritik
5. Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menjabarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran memiliki persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran
yang telah direncanakan dalam RPP dan Silabus sebelum dilakukannya pelaksanaan pembelajaran, yaitu diantaranya:
a. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran:
1) mSD/MI : 35 menit
2) SMP/MTs : 40 menit
3) SMA/MA : 45 menit
4) SMK/MAK : 45 menit
b. Buku Teks Pelajaran
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
c. Pengelolaan Kelas
1) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
2) Volume dan intonasi suara guru dalam proses
pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
3) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.
4) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.
5) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan,
kenyamanan, dan keselamatan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran.
6) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap
respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
7) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
8) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
9) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran; dan
10)Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Langkah- langkah pembelajaran dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mengalami perubahan didalam Permendikbud No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Perubahan yang terjadi pada dasarnya memiliki inti yang sama, langkah- langkah pembelajaran tetap memiliki tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Berikut adalah langkah- lahkan pembelajaran berdasarkan Permendikbud No. 103 tahun 2014:
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahulan, guru:
1) Mengondisikan susanan belajar yang menyenangkan;
2) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan
kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;
3) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaat dalam kehidupan sehari-hari;
4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan; dan
5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta
didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mangamati, menanya, mengumpilkan informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembanan peserta didik pada kompetensi dasari dari KI- 1 dan KI- 2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
1) Kegiatan Guru bersama peserta didik yaitu: a) membuat rangkuman/ simpulan pelajaran; b) melakuakn refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajarn.
2) Kegiatan guru yaitu: a) melakukan penilaian; b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program pengayaan, layanan konseling, dan/ atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok seusai dengan hasil
belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
6. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Artinya bahwa apa yang ada dalam individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain dan persepsi bersifat individu (Walgito, 2003: 87-89). Sedangkan menurut Thoha (2005: 141-142) mengemukakan bhwa persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk
memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pemahaman pada suatu objek melalui indera penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman terhadap suatu informasi yang diperolehnya. Selain itu persepsi juga bersifat individu karena persepsi seseorang terhadap objek atau informasi belum tentu sama dengan individu yang lainnya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam persepsi, (Walgito, 2003: 89-90) :
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf
sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3) Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Sedangkan menurut Thoha (2005: 147-148), persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Psikologi
Persepsi seseorang mengenai sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi.
2) Family
Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah keluarganya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya.
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan dunia ini.
Dari uraian yang dipaparkan oleh Walgito dan Thoha diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang sangat berpengaruh dalam persepsi adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri dan juga faktor yang berasal dari luar diri sendiri.
58
BAB III