• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa."

Copied!
239
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus Pembelajaran Akuntansi Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman

Resa Puspitasari Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kebupaten Sleman Yogayakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean dan SMK N 1 Tempel pada tanggal 27 November 2014 sampai dengan 27 Februari 2015.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X, XI dan XII bidang keahlian akuntansi di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi se- Kebupaten Sleman yang berjumlah 858 orang. Jumlah sampel sebanyak 280 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean dan SMK N 1 Tempel dengan pertimbangan bahwa kelas XI sudah mengalami penyesuaian dan tidak sedang menyiapkan ujian. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif dengan tabulasi mean, median, modus dan persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi siswa sudah diimplementasikan dengan baik (sebagian besar siswa (63,2%) berada pada rentang skor 122-<144). Hal tersebut diperkuat dengan nilai statistik dengan mean 125,83, median 125 dan modus 122 yang juga berkategori baik. Jika dilihat dari setiap dimensi proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 juga dapat dikatakan sudah diimplementasikan dengan baik. (2) Pada dimensi pengelolaan kelas 154 siswa (55%) memiliki rentang skor antara 57-<65 dengan kategori baik. Diperkuat dengan nilai statistik dengan mean

57,83, median dengan skor 57 dan modus dengan skor 57 yang juga berkategori baik. (3) Pada dimensi langkah-langkah pembelajaran 153 siswa (54,6%) memiliki skor pada rentang 66-75 dengan kategori baik. Hal ini diperkuat dengan nilai statistik yang juga berada pada rentang 66-<75 yaitu dengan mean sebesar 68, median 67 dan

(2)

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING PROCESS BASED ON STUDENTS PERCEPTION IN THE CURRICULUM OF 2013

A Case Study on Learning Accounting in State Vocational Senior High School on Business and Management Expertise, Accounting Program, in Sleman Regency

Resa Puspitasari Sanata Dharma University

2015

The aim of this research is to know that the learning process that based on Curriculum of 2013 has been well-implemented in The State Vocational Senior High School on Business and Management Expertise, Accounting Program, in Sleman Regency, Yogyakarta. This research is a descriptive analysis. The research was conducted from November, 27th 2014 to February, 27th 2015.

The population of this research were 858 students from the tenth, eleventh and twelfth grade in accounting program of State Vocational Senior High School of Business and Management Expertise in Sleman regency. 280 students were taken as the samples. The technique of taking sample of this research was purposive sampling. The samples were the eleventh grade students of 1 Depok State Vocational Senior High School, 1 Godean State Vocational Senior High School, and 1 Tempel State Vocational Senior High School with a consideration that the eleventh grade students have been accustomed to the school learning activity and are not preparing for final examination. The technique of taking samples was questionaire. The data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively by using mean, median, modus, and presentation tabulation.

(3)

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI

SISWA

Studi Kasus Pembelajaran Akuntansi Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Resa Puspitasari NIM: 111334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI

SISWA

Studi Kasus Pembelajaran Akuntansi Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Resa Puspitasari NIM: 111334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv PERSEMBAHAN

Perjuangan dalam suatu usaha yang paling terpenting adalah proses untuk mencapai tujuan. Proses dimana canda tawa bahagia harus bisa beriringan dengan

kerja keras, melawan malas, keyakinan hati, keraguan dan ambisi yang harus tercapai. Proses selama empat tahun ini untuk menyandang gelar Sarjana Pendidikan bukan lah hal mudah untuk dilalui, tanpa adanya semangat, dukungan,

cinta kasih, perhatian dari semua orang yang terkasih. Kini tiba saatnya karya ini kupersembahkan untuk:

Allah Swt

Kedua Orang Tua Ku Bapak Reja Mulya dan Ibu Sumirah

Adik Ku Tercinta Resa Briliana Sari

Keluarga, Teman, Sahabat serta

Almamater Ku

(8)

v

Perbuatlah apa yang dapat diperbuat selagi bermanfaat

dan kegagalan merupakan pengalaman yang perlu

pembenahan demi sukses dimasa datang

Manusia yang bijaksana adalah manusia yang mau

meneliti setiap jejak langkah yang diayunkannya” (Reja Mulya)

There Is No pive Up Words Before I Try My Best (Penulis)

“My Strength Is Not For Beating You But For Making You Better”

(Aprilia Wittaningsih)

(9)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juni 2015 Penulis

(10)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Resa Puspitasari

Nomor Mahasiswa : 111334028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus Pembelajaran Akuntansi Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya salama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyaan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 26 Juni 2015

Yang Menyatakan

(11)

viii

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus Pembelajaran Akuntansi Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman

Resa Puspitasari Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kebupaten Sleman Yogayakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean dan SMK N 1 Tempel pada tanggal 27 November 2014 sampai dengan 27 Februari 2015.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X, XI dan XII bidang keahlian akuntansi di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi se- Kebupaten Sleman yang berjumlah 858 orang. Jumlah sampel sebanyak 280 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean dan SMK N 1 Tempel dengan pertimbangan bahwa kelas XI sudah mengalami penyesuaian dan tidak sedang menyiapkan ujian. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif dengan tabulasi mean, median, modus dan persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi siswa sudah diimplementasikan dengan baik (sebagian besar siswa (63,2%) berada pada rentang skor 122-<144). Hal tersebut diperkuat dengan nilai statistik dengan mean 125,83, median 125 dan

modus 122 yang juga berkategori baik. Jika dilihat dari setiap dimensi proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 juga dapat dikatakan sudah diimplementasikan dengan baik. (2) Pada dimensi pengelolaan kelas 154 siswa (55%) memiliki rentang skor antara 57-<65 dengan kategori baik. Diperkuat dengan nilai statistik dengan mean 57,83, median dengan skor 57 dan modus

(12)

ix

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING PROCESS BASED ON STUDENTS PERCEPTION IN THE CURRICULUM OF 2013

A Case Study on Learning Accounting in State Vocational Senior High School on Business and Management Expertise, Accounting Program, in Sleman Regency

Resa Puspitasari Sanata Dharma University

2015

The aim of this research is to know that the learning process that based on Curriculum of 2013 has been well-implemented in The State Vocational Senior High School on Business and Management Expertise, Accounting Program, in Sleman Regency, Yogyakarta. This research is a descriptive analysis. The research was conducted from November, 27th 2014 to February, 27th 2015.

The population of this research were 858 students from the tenth, eleventh and twelfth grade in accounting program of State Vocational Senior High School of Business and Management Expertise in Sleman regency. 280 students were taken as the samples. The technique of taking sample of this research was purposive sampling. The samples were the eleventh grade students of 1 Depok State Vocational Senior High School, 1 Godean State Vocational Senior High School, and 1 Tempel State Vocational Senior High School with a consideration that the eleventh grade students have been accustomed to the school learning activity and are not preparing for final examination. The technique of taking samples was questionaire. The data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively by using mean, median, modus, and presentation tabulation.

(13)

x

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013: Studi Kasus

Pembeleajaran Akuntansi Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji:

(14)

xi membantu kelancaran proses belajar;

8. Orang tuaku Bapak Reja Mulya dan Ibu Sumirah yang selalu mendukung, mendoakan, dan sangat memperhatikan selama proses skripsi;

9. Adikku Resa Briliana Sari yang selalu memberi semangat;

10. Teman dan sahabat satu perjuangan Pendidikan Akuntansi 2011 yang telah membantu dan memberi dukungan selama proses skripsi;

11. Teman- teman satu dosen bimbingan Mega, Elin, Alfon, Dina, Vriska dan Sirillus yang saling berproses, saling mengingatkan dan saling member dukungan;

12. Teman-teman Grisadha dan para sahabatku Witta, Riri, Lina, yang selalu mendukungku untuk berjuang terus maju dan pantang menyerah;

13. Sahabat yang selalu ada untukku selama setahun ini berproses, selalu memberi semangat, selalu memberi perhatian dan selalu mengingatkan untuk selesai tepat waktu;

14. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

(15)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

(16)

xiii

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 9

A. Tinjauan Teoritik ... 9

1. Tinjauan Umum Kurikulum ... 9

a. Pengertian Kurikulum ... 8

b. Komponen Kurikulum ... 13

c. Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 16

d. Peranan Kurikulum ... 22

e. Fungsi Kurikulum ... 24

2. Kurikulum 2013 ... 27

a. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 27

b. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 ... 29

c. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 33

d. Tujuan Kurikulum 2013 ... 34

e. Keunggulan Kurikulum 2013 ... 35

3. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 ... 36

a. Pengertian Pembelajaran ... 36

b. Krakteristik Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 ... 38

c. Model Pembelajaran Dalam Kurikulum ... 40

(17)

xiv

6. Persepsi ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

A. Jenis Penelitian ... 58

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

1. Tempat Penelitian ... 58

2. Waktu Penelitian ... 59

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 59

1. Subjek Penelitian ... 59

2. Objek Penelitian ... 59

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 59

1. Populasi Penelitian ... 59

2. Sampel Penelitian ... 60

3. Teknik Penarikan Sampel ... 62

E. Teknik Pengumpulan Data ... 66

1. Kuesioner ... 66

2. Penyusunan Kuesioner ... 67

F. Validitas dan Reliabilitas ... 69

1. Validitas ... 69

(18)

xv

1. Proses Pembelajaran ... 74

2. Dimensi Pengelolaan Kelas ... 75

3. Dimensi Langkah- Langkah Pembelajaran ... 76

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 78

A. Deskripsi Responden ... 79

1. Deskripsi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79

2. Deskripsi Berdasarkan Sekolah ... 79

B. Deskripsi Proses Pembelajaran ... 80

1. Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 80

a.Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Dimensi Pengelolaan Kelas... 90

b.Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Dimensi Langkah-Langkah Pembelajaran ... 99

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 107

1. ImplementasiProses Pembelajran Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 107

(19)

xvi

Dimensi Langkah- Langkah Pembelajaran ... 115

BAB V PENUTUP ... 127

A. Kesimpulan ... 127

B. Keterbatasan Penelitian ... 128

C. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131

(20)

xvii

Tabel 2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan ... 38 Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman ... 59 Tabel 3.2 Data Populasi SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman... 61 Tabel 3.3 Daftar SMK sebagai Sampel Penelitian ... 63 Tabel 3.4 Daftar Siswa/i Kelas XI SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman ... 64 Tabel 3.5 Perhitungan Sampel Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Akuntansi

SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman ... 65 Tabel 3.6 Daftar Kisi- Kisi Kuesioner ... 68 Tabel 3.7 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Proses Pembelajaran

Berdasarkan Kurikulum 2013 (Pertama) ... 71 Tabel 3.8 Reliability Statistics ... 73 Tabel 3.9 Rentang Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum

2013 ... 75 Tabel 3.10 Rentang Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum

(21)

xviii

2013 Dimensi Langkah- Langkah Pembelajaran ... 77

Tabel 4.1 Data Responden Penelitian ... 78

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79

Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Nama Sekolah ... 80

Tabel 4.4 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 83

Tabel 4.5 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen SE- Kab Sleman ... 84

Tabel 4.6 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 SMK N 1 Depok ... 85

Tabel 4.7 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran di SMK N 1 Depok ... 86

Tabel 4.8 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 SMK N 1 Godean ... 87

Tabel 4.9 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran di SMK N 1 Godean ... 88

Tabel 4.10 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 SMK N 1 Tempel ... 89

(22)

xix

Kurikulum 2013 ... 91 Tabel 4.13 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran Dimensi

Pengelolaan Kelas di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen SE- Kab Sleman ... 92 Tabel 4.14 Deskripsi Pembelajaran Dimensi Pengelolan Kelas Berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 94 Tabel 4.15 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran Dimensi

Pengelolaan Kelas di SMK N 1 Depok ... 95 Tabel 4.16 Deskripsi Pembelajaran Dimensi Pengelolan Kelas Berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 96 Tabel 4.17 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran Dimensi

Pengelolaan Kelas di SMK N 1 Godean ... 97 Tabel 4.18 Deskripsi Pembelajaran Dimensi Pengelolan Kelas Berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 98 Tabel 4.19 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran Dimensi

Pengelolaan Kelas di SMK N 1 Tempel ... 98 Tabel 4.20 Deskripsi Pembelajaran Dimensi Langkah- Langkah Pembelajaran

Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 99 Tabel 4.21 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran Dimensi

Langkah- Langkah Pembelajaran di SMK Negeri Bidang Keahlian

(23)

xx

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 102 Tabel 4. 23 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran Dimensi

Langkah- Langkah Pembelajaran di SMK N 1 Depok ... 103 Tabel 4.24 Deskripsi Pembelajaran Dimensi Langkah- Langkah Pembelajaran

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 104 Tabel 4.25 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran Dimensi

Pengelolaan Kelas di SMK N 1 Depok ... 105 Tabel 4.26 Deskripsi Pembelajaran Dimensi Langkah- Langkah Pembelajaran

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 106 Tabel 4.27 Nilai- Nilai Statitistik Implementasi Proses Pembelajaran Dimensi

Langkah- Langkah Pembelajaran di SMK N 1 Tempel ... 106 Tabel 4.28 Data Hasil Pengeloaan Kelas Berdasarkan Implementasi Proses

Pembelajaran Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa Kelas XI SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta ... 107 Tabel 4.29 Data Hasil Langkah- Langkah Pembelajaran Berdasarkan

Implementasi Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa Kelas XI SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se- Kabupaten Sleman,

(24)

xxi

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 135

Lampiran II Data Induk Penelititan ... 143

Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 166

Lampiran IV PAP II dan Deskripsi Data ... 172

Lampiran V Deskripsi Responden ... 188

Lampiran VI Deskripsi Butir Pernyataan ... 190

Lampiran VII Tabel r Pearson ... 205

(25)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, banyak sekali perubahan dimana semua

bidang menuntut sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan

memiliki skill yang tinggi. Pendidikan memiliki peran yang penting untuk peningkatan kualitas dan skill sumber daya manusia. Oleh karena itu kualitas pendidikan harus memiliki kualitas dan mutu yang baik. Upaya

peningkatan kualitas dan mutu pendidikan salah satunya dengan

perkembangan kurikulum sesuai dengan tuntutan perubahan jaman.

Pengertian kurikulum itu sendiri secara perspektif berdasarkan kebijakan

pendidikan nasional pengertian kurikulum dapat dilihat dalam

undang-undang No. 20 Tahun 2001 (SISDIKNAS) pasal 1 ayat (9), ialah

“seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”

(Hidayat, 2013:22).

Dari Indonesia merdeka hingga saat ini, kurikulum telah mengalami

perubahan yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968,

tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, dan tahun 2006, serta

(26)

kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Kurikulum

2013 berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi

sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Sejalan dengan UU No. 20 Tahun

2003, bagian umum: antara lain ditegaskan bahwa salah satu strategi

pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi. Secara konseptual kurikulum 2013

dicita-citakan untuk menghasilkan generasi masa depan yang cerdas

komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas

emosi, sosial, dan spiritualnya.

Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) yang diuji cobakan pada tahun 2002 hingga 2006.

Kurikulum 2013 mulai diterapkan pada bulan Juli 2013 di 6221 sekolah

sasaran dan baru diterapkan di seluruh sekolah pada Juli 2014 (Seputar

Keputusan Mendikbud Tentang Penghentian Kurikulum 2013,

www.kemendikbud.co.id).

Dalam beberapa literatur, sering kali istilah “kurikulum” dan

“pembelajaran” diartikan sama. Padahal, kedua istilah tersebut

mempunyai arti yang berbeda, baik secara konseptual maupun praktiknya.

Kurikulum merupakan pengalaman belajar yang terorganisasi dalam

bentuk tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan sekolah, sedangkan

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk

(27)

sehingga memperoleh pengalaman belajar (Arifin, 2011:23). Jika

kurikulum adalah programnya, maka pembelajaran adalah

implementasinya. Hidayat (2013:118) juga menegaskan bahwa dalam

proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang

tidak dapat dipisahkan. Dalam dua komponen itu harus terdapat sebuah

interaksi yang akan menunjang hasil belajar dari siswa itu tersebut guna

mencapai tujuan pendidikan.

Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran menuntut siswa untuk

lebih aktif karena proses pembelajaran berpusat pada siswa. Dalam

kegiatan inti ada langkah- langkah pembelajaran yang harus dijalankan

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Didalam

kegiatan inti itu sendiri terdapat pendekatan saintifik yang berisi 5

pengalaman belajar yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

menalar/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Namun pada bulan Desember 2014 Menteri Pendidikan Kebudayaan

Anies Baswedan resmi menghentikan kurikulum 2013 dan kembali ke

kurikulum 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Sekolah-sekolah yang baru melaksanakan kurikulum 2013 selama 1 semester tidak

akan menerapkan kurikulum 2013 lagi. Proses penyempurnaan kurikulum

2013 tidak berhenti, namun akan diperbaiki dan dikembangkan, serta

dilaksanakan melalui sekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah

(28)

(cardiacku.blogspot.com, 2014). Keputusan penghentian pelaksanaan

kurikulum 2013 diambil berdasarkan fakta bahwa sebagian sekolah belum

siap melaksanakannya dan faktor lain yaitu masalah kesiapan buku, sistem

penilaian, penataran guru, pendampingan guru dan pelatihan kepala

sekolah.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa proses

pembelajaran dan kurikulum tidak dapat dipisahkan dan berjalan

beriringan. Penggantian kurikulum sangat mempengaruhi begaimana

proses pembelajaran terjadi. Penggantian kurikulum dari KTSP ke

kurikulum 2013 merupakan hal yang controversial didunia pendidikan,

karena prosesnya yang cepat dan dihentikan secara tiba- tiba dengan

berbagai pertimbangan. Penulis menduga bahwa implementasi proses

pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 belum berjalan dengan baik.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN

KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA: Studi Kasus

Pembelajaran Akuntansi Pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis

Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri

(29)

B. Batasan Masalah

Ada banyak hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan

kurikulum yang sedang diterapkan. Maka penelitian ini membatasi ruang

lingkup masalah tentang proses pembelajaran yang diimplementasikan

pada sekolah SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi proses

pembelajaran di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta berdasarkan kurikulum 2013.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, peneliti

merumuskan adalah sebagai berikut:

Umum:

1. Apakah proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 sudah

dapat diimplementasikan dengan baik di SMK Negeri Bidang

Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-

Kabupaten Sleman?

Khusus:

1. Apakah pengelolaan kelas berdasarkan kurikulum 2013 sudah

(30)

Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-

Kabupaten Sleman?

2. Apakah langkah- langkah pembelajaran berdasarkan kurikulum

2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik di SMK Negeri

Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian

Akuntansi Se-Kabupaten Sleman?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, dapat

dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

Umum

1. Untuk dapat mengetahui apakah proses pelaksanaan proses

pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat

diimplementasikan dengan baikdi SMK Negeri Bidang Keahlian

Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi

Se-Kabupaten Sleman.

Khusus

1. Untuk mengetahui apakah pengelolaan kelas berdasarkan

Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik di

SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program

(31)

2. Untuk mengetahui apakah langkah- langkah pembelajaran

berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan

dengan baik di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se Kabupaten Sleman.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi oleh guru

tentang pelaksanaan proses pembelajaran. Hasil penelitian dapat

memberikan gambaran yang nyata sejauh mana proses

pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 telah dilaksanakan. Hal

ini dapat digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pelaksanaan

proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.

2. Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

bagi sekolah untuk merumuskan bahan kebijakan sekolah yang

berkaitan atau berhubungan dengan upaya mengoptimalkan kinerja

guru, khususnya dalam proses pembelajaran berdasarkan

Kurikulum 2013.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan

(32)

kepustakaan yang berguna bagi mahasiswa atau pihak lain yang

membutuhkan.

4. Bagi Instansi Pemerintah (DIKPORA Kab. Sleman)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan

(33)

9 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Teoritik

1. Tinjauan Umum Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Menurut para ahli kurikulum memiliki tafsiran yang

berbeda-beda tergantung dari pandangan dari masing- masing ahli. Arifin

(2011:2-3) menyatakan bahwa secara etimologis istilah kurikulum

(curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga, terutama dalam bidang

atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa

Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish

untuk memperolah medali atau penghargaan. Jarak yang harus

ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan

semua orang yang terlibat didalamnya. Curriculum is the entire

(34)

tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan

seterusnya. Dengan demikian, secara terminologis istilah

kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran

yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah

untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya

merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum

yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari

telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ke tempat lain dan

akhir nya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum

dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai

titik akhir dari suatu pelajaran dan ditandai oleh perolehan suatu

ijazah tertentu (Hamalik, 2007:16).

Dari penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum memiliki

tiga dimensi pengertian, yakni kurikulum sebagai mata pelajaran,

kurikulum sebagai pengalaman belajar dan kurikulum sebagai

perencanaan program pembelajaran (Sanjaya, 2009: 4). Pengertian

kurikulum sebagai mata pelajaran dapat ditemukan dari definisi

yang dikemukan oleh Robert M. Hutchins (1935) yang

menyatakan “The curriculum should include grammar, reading,

(35)

dengan usaha untuk memperoleh ijazah. Ijazah sendiri berisi pada

dasarnya menggambarkan kemampuan. Artinya, apabila siswa

telah berhasil mendaparkan ijazah berarti ia telah menguasai

pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Kurikulum sebagai pengalaman belajar, salah satu pendukung

dari pendangan ini adalah Romine (1945) yang berpendapat bahwa

Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupil have under direction of the school, whether in classroom or not”. Pengertian ini menunjukkan,

bahwa kegiatan- kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang

kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar

kelas. Pergeseran makna kurikulum dari sejumlah mata pelajaran

kepada pengalaman, selain disebabkan meluasnya fungsi dan

tanggung jawab sekolah, juga dipengaruhi oleh

penemuan-penemuan dalam bidang psikologi menganggap bahwa belajar itu

bukan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, akan tetapi proses

perubahan perilaku siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar,

pengalaman dianggap lebih penting dari pada hanya sekedar

menumpuk sejumlah pengetahuan (Sanjaya, 2009: 7).

Pendapat kurikulum sebagai perencanaan belajar di

kemukakan oleh Hilda Taba (1962 dalam Sanjaya, 2009 : 8)

(36)

is known about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of a curriculum”. Kurikulum sebagai suatu rencana tampaknya juga sejalan dengan

rumusan kurikulum menurut undang- undang pendidikan yang

dijadikan acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.

Menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Dari berbagai konsep kurikulum, maka dalam bahasan

kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan

yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan

pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara

yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk

mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta

implementasi dari dokuman yang dirancang dalam bentuk nyata.

Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan

dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang

(37)

b. Komponen Kurikulum

Arifin (2011:82-94) mengembangkan komponen kurikulum

menjadi komponen tujuan, komponen isi/ materi, komponen

proses, dan komponen evaluasi.

Tujuan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis,

karena akan mengarahkan dan memengaruhi komponen-komponen

kurikulum lainnya. Dalam penyusunan suatu kurikulum,

perumusan tujuan ditetapkan terlebih dahulu sebelum menetapkan

komponen yang lainnya. Tujuan pendidikan suatu negara tidak

bisa dipisahkan dan merupakan penjabaran dari tujuan negara atau

falsafah negara, karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai

tujuan negara. Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung

oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan

tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus. Tujuan institusional adalah

tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan, baik

pendidikan formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)

maupun pendidikan nonformal (lembaga kursus, pesantren).

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap

bidang studi atau mata pelajaran, seperti bidang studi Pendidikan

Agama Islam, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan

sebagainya. Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang ingin

(38)

khusus (instructional objective) adalah tujuan dari setiap sub pokok bahasan.

Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan

dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum dapat

dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: 1) logika, yaitu

pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan prosedur keilmuan,

2) etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral,

dan 3) estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada

nilai seni. Berdasarkan pengelompokan isi kurikulum tersebut,

maka pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan

prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) mengandung bahan kajian atau

topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik dalam proses

pembelajaran, dan 2) berorientasi pada standar kompetensi

lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi dasar

yang telah ditetapkan. Pemilihan isi kurikulum dapat juga

mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai, 2) sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik, 3) bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia

kerja, bangsa dan negara, baik untuk masa sekarang maupun masa

yang akan datang, dan 4) sesuai dengan perkembangan ilmu

(39)

Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya

kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan

peserta didik, baik di sekolah melalui kegiatan tatap muka,

maupun di luar sekolah melalui kegiatan terstruktur dan mandiri.

Dalam konteks inilah, guru dituntut untuk menggunakan berbagai

strategi pembelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan

sumber-sumber belajar. Pemilihan strategi pembelajaran harus

disesuaikan dengan tujuan kurikulum (SK/KD), karakteristik

materi pelajaran, dan tingkat perkembangan yang dapat digunakan

guru dalam menyampaikan isi kurikulum, antara lain: 1) startegi

ekspositori klasikal, yaitu guru lebih banyak menjelaskan materi

yang sebelumnya telah diolah sendiri, sementara siswa lebih

banyak menerima materi yang telah jadi, 2) strategi pembelajaran

heuristik (discovery dan inquiry), 3) strategi pembelajaran kelompok kecil: kerja kelompok dan diskusi kelompok, dan 4)

strategi pembelajaran individual.

Untuk mengetahui efektivitas kurikulum dan dalam upaya

memperbaiki serta menyempurnakan kurikulum, maka diperlukan

evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum merupakan usaha yang

sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang harus dievaluasi,

banyak orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang harus

(40)

harus diperhatikan. Evaluasi kurikulum memerlukan ahli-ahli yang

mengembangkannya menjadi suatu disiplin ilmu. Evaluasi

kurikulum juga erat hubungannya dengan definisi kurikulum itu

sendiri, apakah sebagai kumpulan mata pelajaran atau meliputi

semua kegiatan dan pengalaman anak di dalam maupun di luar

sekolah.

c. Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Hidayat (2013:1-18) menjabarkan bahwa semenjak Indonesia

merdeka sejak tahun 1945 telah mengalami perubahan kurikulum,

yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,2004,

dan 2006.

Kurikulum pertama yang lahir setelah Indonesia merdeka

adalah merupakan rencana pelajaran atau dalam bahasa Belanda

disebut leer plan. Zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan dan pendidikan lebih menekankan

pada pembentukan karakter. Setelah rencana pelajaran 1947.

Rencana Pelajaran 1947 merupakan pengganti sistem pendidikan

kolonial Belanda dengan mengurangi pendidikan kecerdasan

intelektual. Kurikulum 1947 dilandasi semangat zaman dan

suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan

(41)

manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan

bangsa lain, kesadaran bernegara dan masyarakat.

Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di

Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini,

pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Pengajaran

dan Kebudayaan menerbitkan buku Pedoman Kurikulum SD yang

lebih merinci setiap mata pelajaran kemudian diberi nama Rencana

Pelajaran Terurai 1952 yang berfungsi membimbing para guru

dalam kegiatan mengajar di Sekolah Dasar. Kurikulum ini sudah

mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang menjadi

ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran

sehari-hari, silabus mata pelajarannya jelas, seorang guru mengajar satu

mata pelajaran.

Menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan

sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama

Rencana Pendidikan 1964 atau kurikulum 1964. Pokok-pokok

pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini

adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat

mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang

SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program

(42)

Kurikulum 1964 masih mengalami perubahan yaitu menjadi

kurikulum 1968, hal ini dipengaruhi oleh perubahan sistem politik

dari pemerintahan rezim Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde

Baru. Kurikulum ini menjadi citra sebagai produk Orde Lama.

Kurikulum 1968 menekankan pada pendekatan organisasi materi

pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa Pancasila,

pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah jam

pelajarannya 9 mata pelajaran. Titik berat kurikulum ini terletak

pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap

jenjang pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968

diarahkan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati,

kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan

keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan

beragama.

Pembaruan kelima terjadi dengan diterbitkannya Kurikulum

1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/ SMP dan SMA sedangkan

Kurikulum 1976 untuk Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah

Menengah Kejuruan (STM, SMEA). Komponen yang terkandung

dalam Kurikulum 1975 memuat: 1) tujuan institusional baik SD,

SMP, dan SMA/ SPG/ SMEA/ STM, yaitu tujuan yang hendak

dicapai lembaga pendidikan dalam melaksanakan program

(43)

umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah,

3) garis-garis besar program pengajaran, yang didalamnya terdapat

hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran.

Dalam perkembangannya Kurikulum 1975 dianggap sudah

tidak relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan

tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 1984 lahir

sebagai perbaikan atau revisi terhadap Kurikulum 1975.

Kurikulum 1984 memiliki ciri sebagai berikut: 1) berorientasi

kepada tujuan pembelajaran (instruksional), 2) pendekatan

pembelajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar

siswa aktif (CBSA), 3) materi pelajaran dikemas dengan

menggunakan pendekatan spiral, 4) menanamkan pengertian

terlebih dahulu sebelum diberikan latihan, 5) materi disajikan

berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa, 6)

menggunakan pendekatan keterampilan proses.\

Pada kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 1984, proses

pembelajaran menekankan pada pola pembelajaran yang

berorientasi pada teori belajar mengajar, kurang memperhatikan

muatan (isi) pelajaran. Kurikulum 1994 dibuat sebagai

penyempurnaan Kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

(44)

antara lain sebagai berikut: 1) pembagian tahapan pelajaran di

sekolah dengan sistem caturwulan, 2) pembelajaran di sekolah

lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi

kepada materi pelajaran/ isi), 3) Kurikulum 1994 bersifat populis,

yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua

siswa di seluruh Indonesia, 4) dalam pelaksanaan kegiatan, guru

hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan

siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial, 5)

dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan

dengan kekhasan konsep/ pokok bahasan dan perkembangan

berpikir siswa, 6) pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang

abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang

sederhana ke hal yang kompleks, dan 7)

pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk

pemantapan pemahaman siswa.

Usaha pihak pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil

belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran terus-menerus

dilakukan, seperti penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran,

dan proses pembelajaran. Kurikulum 1994 perlu disempurnakan

lagi menjadi Kurikulum 2002 sebagai respon terhadap perubahan

(45)

desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No.

23 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan

Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Kurikulum saat ini diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi,

yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk

melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan

standar kinerja yang telah ditetapkan. Kurikulum Berbasi

Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) menekankan

pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual

maupun klasikal, 2) berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman, 3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, 4) sumber

belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsur edukatif, dan 5) penilaian menekankan pada

proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian

suatu kompetensi.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan

terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah

(46)

mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang

disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Esensi

isi dan arah pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan masih bercirikan tercapainya

paket-paket kompetensi.

d. Peranan Kurikulum

Prof. Dr. Soedijarto, M.A. mengatakan bahwa sekolah

merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian

dari sistem sosial negara bangsa. Ia bertujuan untuk mencetak

manusia susila yang cakap, demokratis, bertanggung jawab,

beriman, bertakwa, sehat jasmani dan rohani, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan

mandiri. Soedijarto lebih jauh mengatakan bahwa pencapaian itu

akan bisa diraih ketika ada suatu proses yang terencana dengan

efisien, efektif, dan relevan. Agar tujuan tersebut tercapai maka

dibutuhkan kurikulum yang kuat, baik secara infrastruktur maupun

superstruktur (Yamin, 2012:36).

Menurut Hamalik (2007: 11- 13), terdapat tiga peranan

kurikulum yang sangat penting jika dianalisis sifat dari masyarakat

dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam

(47)

1) Peranan Konservatif

Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah

mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada

generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu

lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina

tingkah-laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial dalam

masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai

suatu proses sosial.

2) Peranan Kritis atau Evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah.

Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada,

melainkan juga menilai dan memilih berbagai unsur

kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini,

kurikulum turut aktif berpatisipasi dalam kontrol sosial dan

memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai-nilai

sosial yang tidak sesuai lagi dihilangkan, serta dimodifikasi

dan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum harus

merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.

3) Peranan Kreatif

Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai

kegiatan kreatif dan kontruktif, dalam artian menciptakan

(48)

kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa

mendatang. Untuk membantu setiap individu dalam

mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka

kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara

berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang

memberikan manfaat bagi masyarakat.

Ketiga peran kurikulum tersebut harus berjalan secara

seimbang, atau dengan kata lain terdapat keharmonisan diantara

ketiganya. Dengan demikian, kurikulum dapat memenuhi tuntutan

waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju kebudayaan

masa depan.

e. Fungsi Kurikulum

Dilihat dari sisi pengembang kurikulum (guru), kurikulum

mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) fungsi preventif, yaitu

mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama dalam

melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum, 2)

fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan

kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam

melaksanakan kurikulum, dan 3) fungsi konstruktif, yaitu

memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang

kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada

(49)

mengemukakan terdapat tiga fungsi kurikulum, yaitu 1) sebagai

transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai kebudayaan, 2) sebagai

transformasi, yaitu melakukan perubahan atau rekonstruksi sosial,

dan 3) sebagai pengembangan individu (Arifin, 2011:12).

Menurut Alexander Inglis (dalam Hamalik 2009: 13-14)

kurikulum memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function) Individu hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus

mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara

menyeluruh. Karena lingkungan sendiri senantiasa berubah

dan dinamis, maka masing-masing individu pun harus

mampu menyesuaikan diri secara dinamis pula. Di balik

itu, lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi

peorangan. Di sinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat

pendidikan, sehingga bersifat well-adjusted. 2) Fungsi Integrasi (The Integrating Function)

Kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang

terintegrasi. Oleh karena itu individu sendiri merupakan

bagian dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu

akan memberikan sumbangan dalam pembentukan atau

pengintegrasian masyarakat.

(50)

Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap

perbedaan antara setiap orang dalam masyarakat. Pada

dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis

dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial

dalam masyarakat. Akan tetapi, adanya diferensiasi tidak

berarti mengabaikan solidaritas sosial dan integrasi, karena

diferensiasi juga dapat menghindarkan terjadinya stagnasi

sosial.

4) Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)

Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar

mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu

jangkauan yang lebih jauh, misal melanjutkan studi ke

sekolah yang lebih tinggi atau persiapan belajar dalam

masyarakat. Persiapan kemampuan belajar lebih lanjut ini

sangat diperlukan, mengingat sekolah tidak mungkin

memberikan semua yang diperlukan siswa atau apa pun

yang menarik perhatian mereka.

5) Fungsi Pemilihan (The Selective Function)

Perbedaan dan pemilihan adalah dua hal yang saling

berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan

kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang

(51)

berbagai kemampuan tersebut kurikulum perlu disusun

secara luas dan bersifat flaksibel.

6) Fungsi Diagnostik (The Diagnostik Function)

Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu

dan mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan

menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh

potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika

siswa menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang

dimilikinya melalui proses eksplorasi. Selanjutnya siswa

sendiri yang memperbaiki kelemahan tersebut dan

mengembangkan fungsi diagnostik kurikulum dan akan

membimbing siswa untuk dapat berkembang secara

optimal.

Berbagai fungsi kurikulum tadi dilaksanakan olah kurikulum

secara keseluruhan. Fungsi- fungsi tersebut memberikan pengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa, sejalan dengan

arah filsafat pendidikan dan tujuan pendidikan.

2. Kurikulum 2013

a. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Mulyasa (2013:66-68) menjelaskan dalam rangka

(52)

penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang

dirancang berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan. Untuk

kepentingan tersebut pemerintah melakukan penataan kurikulum.

Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan adalah Kurikulum

2013 berbasis kompentensi. Kurikulum 2013 merupakan tindak

lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah

diuji cobakan pada tahun 2004. KBK atau (competency based curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk pengembangan berbagai ranah pendidikan

(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam sebuah jenjang dan

jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang merefleksikan

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Beberapa aspek atau ranah

yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan

sebagai berikut: 1) pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran

dalam bidang kognitif, 2) pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. 3)

kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu

untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan

(53)

seseorang. 5) sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan

dari luar. 6) minat (interest); adalah kecenderungan seseorang

untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Berdasarkan analisis kompetensi diatas, kurikulum 2013

berbasis kompetensi dapat dimaknai suatu konsep kurikulum yang

menekankan peda pengembangan kemampuan melakukan

(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,

sehingga hasilnya dapat dirasakan peserta didik, berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

b. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam Permendikbud No. 70 Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/

Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013 dikembangkan

berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: 1) tantangan internal, 2)

tantangan eksternal, 3) penyempurnaan pola pikir, 4) penguatan

tata kelola kurikulum, dan 5) penguatan materi.

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi

pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu

kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

(54)

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian

pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan

perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan

penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia

produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif

(anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke

atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai

puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai

70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah

bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia

produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi

sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan

melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi

dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,

kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan

budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari

agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan

perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations

(55)

(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,

pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan

transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam

studi International Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam

beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini

disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di

TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola

pikir sebagai berikut: 1) pola pembelajaran yang berpusat pada

guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta

didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang

dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) pola

pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi

pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta

didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); 3) pola pembelajaran

terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat

menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat

(56)

pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa

aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran

pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar

kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal

menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola

pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan

(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu

pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu

pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan

kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum

2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/ Madrasah Aliyah

Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh

karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola

sebagai berikut: 1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah

menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2) penguatan

manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen

(57)

dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi

peserta didik.

c. Karakteristik Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud No. 70 Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013 dirancang

dengan karakteristik sebagai berikut: 1) mengembangkan

keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa

ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual

dan psikomotorik; 2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat

yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta

didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat

dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3)

mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan

berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5) kompetensi

dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih

lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 6) kompetensi inti

kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses

(58)

dinyatakan dalam kompetensi inti; 7) kompetensi dasar

dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata

pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan

vertikal).

d. Tujuan Kurikulum 2013

Mengacu pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003, bagian

umum dikatakan bahwa: “Strategi pembangunan pendidikan

nasional dalam undang- undang ini meliputi:…, 2. Pengembangan

dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,…” dan pada

penjelasan Pasal 35, bahwa “Kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional

yang telah disepakati.” maka diadakan perubahan kurikulum

dengan tujuan untuk “Melanjutkan Pengembangan Berbasis

Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu”

(Mulyasa, 2013:65).

Dalam tujuannya, Pemendikbud No. 70 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan menjelaskan bahwa

(59)

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan

warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada

berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan.

Pada proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa

mencari tahu, sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada

pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis

kemampuan melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian

output secara utuh dan menyeluruh, sehingga memerlukan

penambahan jam pelajaran (Mulyasa, 2013:66).

e. Keunggulan Kurikulum 2013

Mulyasa (2013:163-164) mengharapkan implementasi

Kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif,

dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena Kurikulum 2013 yang

secara konseptual memiliki beberapa keunggulan dibanding

kurikulum sebelumnya. Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan

pendekatan yang bersifat alamiah (konstektual), karena berangkat,

berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk

mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya

Gambar

Tabel 2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, Dan Keterampilan
tabel berikut:
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Data Populasi SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Chandra Diksi Fatmawati.. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI di KOTA KLATEN. Fakultas Keguruan

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

Dari perhitungan nilai-nilai statistik diatas dapat disimpulkan bahwa dari sebelas sekolah SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kabupaten Sleman sebagian

Harsono, SU, Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing

Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan sumbangan

KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI POKOK BAHASAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XI SMU Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU KURIKULUM 2013 Yustina Hersa Bertha Novia Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE WEBBED UNTUK KELAS I SEKOLAH DASAR MENGACU KURIKULUM 2013 Ari Mia Dwi Anggraeni Universitas Sanata Dharma 2018 Tujuan