• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Negeri bidang keahlian bisnis dan manajemen, program keahlian akuntansi se-kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta."

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anastasia Vriska Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 November 2014 – 27 Februari 2015.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi, SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 858 siswa. Jumlah sampel penelitian sebanyak 286 siswa. Teknik penarikan sampel adalah Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang tersebar di 3 SMK Negeri, yaitu: SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean dan SMK N 1 Tempel. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diintepretasikan secara kualitatif dengan menggunakan PAP II.

(2)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ASSESSMENT BASED ON

STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE CURRICULUM OF 2013

A Case Study in State Vocational High School on Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency,

Yogyakarta Special Territory

Anastasia Vriska Sanata Dharma University

2015

This study aims to determine whether learning assessment based on Curriculum 2013 in State Vocational High School on Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory has been implemented well. This study was a descriptive research. The study was conducted in State Vocational High School of Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory from November 27, 2014 to February 27, 2015.

The research population were 858 students of Accounting Program, State Vocational High School on Business and Management Expertise, in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory. The number of samples were 286 students. The technique was Purposive Sampling. The research samples were the students of the eleventh grade of Accounting Program who spread in 3 public vocational high schools, they were: SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean and SMK N 1 Tempel. The data gathering technique was questionnaire. The data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively by using PAP II.

(3)

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI

SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Anastasia Vriska NIM: 111334029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI

SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Anastasia Vriska NIM: 111334029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Hari tidak akan berarti tanpa adanya sinar mentari di siang hari dan sinar rembulan di malam hari, begitu juga

dengan hidup tidak akan indah tanpa adanya tujuan, harapan serta tantangan.

Meski terasa berat, manisnya hidup akan senantiasa ada apabila dilakukan dengan kerja keras, semangat,

pengorbanan, keikhlasan dan kesabaran untuk menyandang gelar Sarjana Pendidikan.

Proses ini berlalu hampir satu tahun, yang melibatkan orang-orang terkasih dan tersayang.

Setiap kata-kata yang terukir pada karya kecil dan sederhana ini, ku persembahan kepada:

Tuhan Yesus, Santo Yusuf dan Bunda Maria, Santa Anastasia,

Kedua Orang Tua Ku Bapak Antonius Sihono dan Ibu Cornelia Tutik Iriantiningsih,

Kakak Ku FX. Deni Heri Setiawan, Keluarga Besar, Sahabat, Teman, dan

(8)

v MOTTO

Make Your Influence Positife (Penulis)

Setiap aksi memiliki reaksi, setiap perbuatan memiliki konsekuensi dan setiap kebaikan

memiliki suatu balasan yang baik. (Penulis)

Si Vis Meria Ama Finis Studio Sed Non Amoris

(Albertus Herry A.N)

Belajarlah dari masa lalu, hiduplah di masa sekarang dan rencanakan sesuatu yang indah untuk hari esok.

(Ibu C. Tutik Iriantiningsih)

Jadilah manusia yang kuat seperti karang di lautan, hadapi semua

tantangan dengan senyum kebahagiaan

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 November 2015 Penulis

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anastasia Vriska Nomor Mahasiswa : 111334029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 24 November 2015

Yang menyatakan

(11)

viii ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anastasia Vriska Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri Bidang Keahlian Khusus Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 November 2014 – 27 Februari 2015.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi, SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 858 siswa. Jumlah sampel penelitian sebanyak 286 siswa. Teknik penarikan sampel adalah Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang tersebar di 3 SMK Negeri, yaitu: SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean dan SMK N 1 Tempel. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diintepretasikan secara kualitatif dengan menggunakan PAP II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (67,8% dari 280 siswa) dengan mean sebesar 75,66; 2) dimensi jenis-jenis penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (51,1% dari 280 siswa) dengan

mean sebesar 13,71; (3) dimensi prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (59,3% dari 280 siswa) dengan mean sebesar 15,58; (4) dimensi teknik penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan secara baik dan sangat baik (58,9% dari 280 siswa) dengan

(12)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING ASSESSMENT BASED ON

STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE CURRICULUM OF 2013

A Case Study in State Vocational High School on Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency,

Yogyakarta Special Territory

Anastasia Vriska Sanata Dharma University

2015

This study aims to determine whether learning assessment based on Curriculum 2013 in State Vocational High School on Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory has been implemented well. This study was a descriptive research. The study was conducted in State Vocational High School of Business and Management Expertise, Accounting Program in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory from November 27, 2014 to February 27, 2015.

The research population were 858 students of Accounting Program, State Vocational High School on Business and Management Expertise, in Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory. The number of samples were 286 students. The technique was Purposive Sampling. The research samples were the students of the eleventh grade of Accounting Program who spread in 3 public vocational high schools, they were: SMK N 1 Depok, SMK N 1 Godean and SMK N 1 Tempel. The data gathering technique was questionnaire. The data were analyzed quantitatively and interpreted qualitatively by using PAP II.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis mengucapkan kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan cinta kasih dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga skripsi

yang berjudul “IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERADASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA” Studi Kasus pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan bantuan, bimbingan, arahan, dukungan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

(14)

xi

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing, mengarahkan, mengoreksi dan memberikan saran serta masukan yang berguna selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.

7. Staf Sekretariat Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membantu saya dalam menyelesaikan urusan administrasi kemahasiswaan.

8. Kedua Orang Tuaku Bapak Antonius Sihono dan Ibu Cornelia Tutik Iriantingsih yang dengan sabar memberikan doa, semangat, nasihat, perhatian, kasih sayang dan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 9. Kakakku FX. Deni Heri Setiawan yang selalu memberikan doa, semangat dan

dukungan.

(15)

xii

11.Teman-teman satu bimbingan dosen skripsi : Elin, Mega, Resa, Alfon, Dina dan Sirilius yang telah membantu dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. Sukses untuk kita semuanya.

12.Sahabat baik yang selalu membantuku selama proses perkuliahan: Stella, Elin dan Eltia. I Love You Girl.

13.Teman-teman Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 atas kebersamaannya selama proses perkuliahan.

14.Semua pihak yang mendukung, membantu dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna karena masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah... 7

C.Rumusan Masalah ... 7

1. Masalah Umum... 7

(17)

xiv

D.Tujuan Penelitian ... 8

1. Tujuan Umum ... 8

2. Tujuan Khusus ... 9

E.Manfaat Penelitian ... 10

BAB II.KAJIAN TEORITIK ... 11

A.Tinjauan Umum Kurikulum ... 11

1.Pengertian Kurikulum ... 11

2.Komponen Kurikulum ... 13

a.Komponen Tujuan ... 13

b.Komponen Isi/materi ... 14

c.Komponen Proses ... 14

d.Komponen Evaluasi ... 15

3. Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 16

4. Peranan Kurikulum ... 20

5. Fungsi Kurikulum ... 21

B.Kurikulum 2013 ... 24

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 24

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 ... 25

a. Tantangan Internal ... 25

b. Tantangan Eksternal ... 26

c. Penyempurnaan Pola Pikir ... 27

d. Penguatan Tata Kelola ... 27

(18)

xv

3. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 28

4. Tujuan Kurikulum 2013 ... 29

5. Keunggulan Kurikulum 2013 ... 29

C.Penilaian Hasil Belajar Dalam Kurikulum 2013 ... 30

1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar ... 30

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar ... 32

a. Fungsi Penilaian Hasil Belajar ... 32

b. Tujuan Penilaian Hasil Belajar... 33

3. Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar ... 33

4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ... 36

5. Teknik Penilaian Hasil Belajar ... 40

a. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Sikap ... 41

b. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Pengetahuan ... 47

c. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan ... 50

D.Persepsi Siswa ... 53

1. Pengertian Persepsi Siswa ... 53

a. Persepsi ... 53

b. Siswa ... 55

2. Subproses Dalam Persepsi ... 56

(19)

xvi

a. Objek yang dipersepsi ... 57

b. Alat Indera, Syaraf dan Pusat Susunan Syaraf ... 57

c. Perhatian ... 57

4. Objek Persepsi ... 58

BAB III.METODE PENELITIAN ... 59

A.Jenis Penelitian ... 59

B.Tempat dan Waktu Penelitian... 59

1. Tempat Penelitian... 59

2. Waktu Penelitian ... 60

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 60

1. Subjek Penelitian ... 60

2. Objek Penelitian ... 60

D.Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 60

1. Populasi ... 60

2. Sampel ... 61

3. Teknik Sampling ... 62

a.Menentukan Sekolah ... 63

b.Menentukan Siswa ... 64

E.Teknik Pengumpulan Data ... 66

1. Kuesioner ... 66

2. Penyusuan Kuesioner ... 68

F. Teknik Pengujian Instrumen ... 70

(20)

xvii

2. Uji Reliabilitas (Keandalan) ... 72

G.Teknik Analisis Data ... 74

1. Variabel Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 .. 75

a. Dimensi Jenis jenis Penilaian Hasil Belajar ... 75

b. Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ... 76

c. Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar ... 76

BAB IV.ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 78

A.Deskripsi Responden ... 79

1. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79

2. Berdasarkan Sekolah ... 80

B.Deskripsi Data ... 80

1. Deskripsi Implementasi Penilaian Hasil Belajar ... 80

a. SMK N 1 Depok ... 83

b. SMK N 1 Godean ... 85

c. SMK N 1 Tempel ... 88

2. Deskripsi Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar ... 90

a. SMK N 1 Depok ... 93

b. SMK N 1 Godean ... 95

c. SMK N 1 Tempel ... 98

3. Deskripsi Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ... 100

(21)

xviii

b. SMK N 1 Godean ... 106

c. SMK N 1 Tempel ... 108

4. Deskripsi Implementasi Aspek Teknik Penilaian Hasil Belajar ………..111

a. SMK N 1 Depok ... 115

b. SMK N 1 Godean ... 117

c. SMK N 1 Tempel ... 119

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

1. Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar ... 123

2. Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ... 126

3. Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar ... 131

BAB V. PENUTUP ... 138

A.Kesimpulan ... 138

B.Keterbatasan ... 139

C.Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 143

(22)

xix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Jenis-jenis Penilaian Yang Dilakukan Oleh Pendidik, Satuan

Pendidikan, Dan Pemerintah ... 34 Tabel 2.2 Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) Dan Sikap Sosial (KI 2)

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 43 Tabel 2.3 Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kelas X, XI, XII Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 48 Tabel 2.4 Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Kelas X, XI, XII Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 51 Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 60 Tabel 3.2 Data Populasi Siswa SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen, se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta ... 61 Tabel 3.3 Data Siswa SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 64 Tabel 3.4 Data Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten

Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ... 65 Tabel 3.5 Perhitungan Sampel Siswa Kelas XI Program Keahlian

Akuntansi SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

(23)

xx

Tabel 3.7 Daftar Penyusunan Kuesioner ... 68 Tabel 3.8 Ringkasan Pengujian Validitas Variabel Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa... 72 Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 73 Tabel 4.1 Data Penyebaran Kuesioner ... 78 Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79 Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Nama Sekolah ... 80 Tabel 4.4 Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum

2013 Menurut Persepsi Siswa ... 81 Tabel 4.5 Nilai-nilai Statistika Implementasi Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 82 Tabel 4.6 Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Depok ... 84 Tabel 4.7 Nilai-nilai Statistika Implementasi Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 85 Tabel 4.8 Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Godean ... 86 Tabel 4.9 Nilai-nilai Statistika Implementasi Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 87 Tabel 4.10 Implementasi Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum

2013 di SMK N 1 Tempel ... 88 Tabel 4.11 Nilai-nilai Statistika Implementasi Penilaian Hasil Belajar

(24)

xxi

Tabel 4.12 Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa... 91 Tabel 4.13 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 92 Tabel 4.14 Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 93 Tabel 4.15 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 94 Tabel 4.16 Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 96 Tabel 4.17 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 97 Tabel 4.18 Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 98 Tabel 4.19 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Jenis-jenis Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 99 Tabel 4.20 Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil

Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa ... 101 Tabel 4.21 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 .. 102 Tabel 4.22 Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil

(25)

xxii

Tabel 4.23 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 105 Tabel 4.24 Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil

Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean... 106 Tabel 4.25 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 107 Tabel 4.26 Implementasi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil

Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 109 Tabel 4.27 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Prinsip dan

Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013

di SMK N 1 Tempel ... 110 Tabel 4.28 Implementasi Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa... 112 Tabel 4.29 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 114 Tabel 4.30 Implementasi Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Depok ... 115 Tabel 4.31 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

(26)

xxiii

Tabel 4.32 Implementasi Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 117 Tabel 4.33 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Godean ... 119 Tabel 4.34 Implementasi Dimensi Teknik Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 120 Tabel 4.35 Nilai-nilai Statistika Implementasi Dimensi Teknik Penilaian

Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK N 1 Tempel ... 121 Tabel 4.36 Deskripsi Butir Kuesioner Dimensi Jenis-jenis Penilaian Hasil

Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 124 Tabel 4.37 Deskripsi Butir Kuesioner Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 128 Tabel 4.38 Deskripsi Butir Kuesioner Dimensi Teknik Penilaian Hasil

(27)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

(28)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(29)

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Hidayat, 2013:22).

Dari Indonesia merdeka hingga sampai saat ini kurikulum dalam dunia pendidikan mengalami perubahan secara siginifikan. Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu bersifat dinamis, dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan Negara Indonesia terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran. Kurikulum yang mengalami perubahan terjadi pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, tahun 2006, dan kurikulum yang terbaru yaitu tahun 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah berbasis pada kompetensi. Kurikulum ini merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi atau KBK yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. Penerapan dan pelaksanaan Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014, baik pada tingkat sekolah dasar maupun menengah yang berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam sebuah jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

(30)

berupa penguasaan terhadap seperangkap kompetensi tertentu. Hal ini sejalan dengan UU yang dibuat oleh pemerintah yaitu UU No. 20 Tahun 2003 bagian umum antara lain: ditegaskan bahwa salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Secara konseptual Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk menghasilkan generasi masa depan yang cerdas secara komprehensif yakni tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas secara emosi, sosial, dan spiritual.

(31)
(32)

Namun pada kenyataan saat ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengeluarkan kebijakan berupa pemberitahuan bahwa Kurikulum 2013 dihentikan. Pemberhentian Kurikulum 2013 ini didasari atas pertimbangan rekomendasi tim evaluasi implementasi Kurikulum 2013 dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan. Penghentian Kurikulum 2013 karena dilandasi berbagai macam masalah yaitu diantaranya: kurangnya kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendamping guru dan pelatihan kepala sekolah yang belum merata. Menurut Anies pendidikan Indonesia menghadapi masalah yang tidak sederhana, karena Kurikulum 2013 diproses secara cepat dan sudah dilaksanakan di seluruh Indonesia sebelum kurikulum tersebut pernah dievaluasi secara lengkap dan menyeluruh. Belum adanya kesiapan dari semua pihak inilah membuat Kurikulum 2013 belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena masih mengalami banyak kendala yang menghambat kegiatan belajar mengajar. Selain itu ketergesaan penerapan Kurikulum 2013 ini yang merasakan akibatnya adalah anak-anak, guru dan orang tua. (www.tinoberita.blogspot.com).

(33)

bahwa penilaian Kurikulum 2013 terlalu rumit. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah. Pihak lain yang mengalami kesulitan selanjutnya adalah siswa. Hal ini terlihat bahwa siswa harus lebih aktif dalam belajar di kelas maupun di rumah, karena siswa harus mencari, mempelajari materi secara mandiri maupun berkelompok untuk memahami materi pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan siswa ini dinilai oleh guru yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sehingga banyak siswa yang mengeluhkan pelaksanaan Kurikulum 2013. Kesulitan inilah yang dirasakan guru dan siswa membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan untuk memberhentikan Kurikulum 2013 untuk kepentingan bersama. Sehingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menginstruksikan kepada seluruh sekolah untuk kembali menggunakan Kurikulum 2006 atau KTSP pada semester selanjutnya yaitu semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Kebijakan ini dilaksanakan agar tidak ada lagi pihak yang merasakan kerugian dari penerapan Kurikulum 2013.

(34)

B. Batasan Masalah

Agar lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan dan memperoleh hasil yang diinginkan, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah sebagai berikut:

1. Penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi siswa yang diimplementasikan pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Implementasi Penilaian Hasil Belajar berdasarkan Kurikulum 2013 meliputi dimensi jenis-jenis penilaian, prinsip dan pendekatan penilaian serta teknik penilaian pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Masalah Umum :

(35)

2. Masalah Khusus :

a. Apakah jenis-jenis penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

b. Apakah prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

c. Apakah teknik penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Tujuan Umum :

(36)

Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui apakah jenis-jenis penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

b. Untuk mengetahui apakah prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

(37)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai gambaran nyata tentang penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan, sehingga guru menjadikannya sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sekolah sebagai bahan pertimbangan kebijakan dalam mengoptimalkan kinerja guru khususnya pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik yang berdasarkan Kurikulum 2013.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi daftar pustaka bagi mahasiswa yang membutuhkannya.

4. Bagi Instansi Pemerintah (DIKPORA Kab. Sleman)

Hasil penelitian ini dapat digunakan DIKPORA Kabupaten Sleman untuk meningkatkan kualitas kinerja guru.

5. Bagi Penulis

(38)

11 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Umum Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum menurut Arifin (2011:2-3) berpendapat bahwa secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”.

Dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya.

Curriculum is the entire school program and all the people involved in.

Program tersebut berisi mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.

(39)

mengandung nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda. Mata pelajaran tersebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan; (b) peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran; (c) mata pelajaran hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah; dan yang terakhir (d) tujuan akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah.

(40)

2. Komponen Kurikulum

Dalam kurikulum harus memiliki beberapa komponen pendukung dalam mengembangkan kurikulum pendidikan, hal ini bertujuan agar pendidikan yang dijalani oleh suatu lembaga pendidikan dapat mengembangkannya secara baik. Menurut Arifin (2011:82-94) terdapat 4 (empat) komponen kurikulum, yaitu: a. Komponen Tujuan

(41)

b. Komponen Isi/materi

Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) logika, merupakan pengetahuan tentang benar-salah berdasarkan prosedur keilmuan; (2) estetika, merupakan pengetahuan tentang indah-jelek yang ada nilai seni; dan (3) etika, merupakan pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral. Berdasarkan pengelompokan isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip, diantaranya sebagai berikut: (1) mengandung bahan kajian atau topik-topik yang dapat dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran; dan (2) berorientasi pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan isi kurikulum juga dapat mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (2) sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik; (3) bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa dan negara untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang, dan (4) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Komponen Proses

(42)

melalui kegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam konteks inilah guru dituntut untuk menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan sumber belajar lainnya. Pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum (SK/KD), karakteristik materi pelajaran, dan tingkat perkembangan yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan isi kurikulum, antara lain: (1) startegi ekspositori klasikal, yaitu guru lebih banyak menjelaskan materi yang sebelumnya telah diolah sendiri, sementara siswa lebih banyak menerima materi yang telah jadi; (2) strategi pembelajaran heuristik yaitu

discovery dan inquiry; (3) strategi pembelajaran kelompok kecil berupa kerja kelompok dan diskusi kelompok, serta (4) strategi pembelajaran secara individual.

d. Komponen Evaluasi

(43)

3. Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Menurut Hidayat (2013:1-18) semenjak Indonesia merdeka pada tahun 1945 hingga saat ini kurikulum dalam dunia pendidikan mengalami banyak perubahan. Perubahan yang terjadi yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Kurikulum yang pertama lahir setelah Indonesia merdeka adalah kurikulum pada tahun 1947 atau rencana pelajaran 1947. Rencana Pelajaran 1947 merupakan pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda dengan mengurangi pendidikan kecerdasan intelektual. Kurikulum 1947 dilandasi semangat zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka, berdaulat, sejajar dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Setelah Rencana Pelajaran 1947, kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan pada tahun 1952. Pada tahun 1952 pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan buku Pedoman Kurikulum untuk jenjang Sekolah Dasar yang lebih merinci pada setiap mata pelajaran yang diberi nama dengan Rencana Pelajaran Terurai 1952 bertujuan untuk membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah Dasar. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem Pendidikan Nasional. Ciri dari kurikulum 1952 ini memiliki setiap rencana pelajaran sehari-hari, silabus mata pelajaran jelas, dan seorang guru mengajar satu mata pelajaran.

(44)

atau kurikulum 1964. Dalam pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik pada jenjang SD sebagai pembekalan, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu; daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral. Penyempurnaan kurikulum 1964 masih mengalami perubahan yaitu menjadi kurikulum 1968, hal ini dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan rezim Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde Baru. Kurikulum ini menjadi citra sebagai produk Orde Lama yang menekankan pada pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah jam pelajaran pada kurikulum 1968 adalah 9 mata pelajaran yang menitikberatkan pada materi apa saja yang diberikan kepada siswa untuk setiap jenjang pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan kurikulum 1968 diarahkan untuk membentuk manusia yang berdasarkan pada Pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan, keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

(45)

kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah; dan (c) garis-garis besar program pengajaran, yang didalamnya terdapat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran. Dalam perkembangannya kurikulum 1975 dianggap sudah tidak relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian kurikulum 1984 lahir sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri sebagai berikut: (a) berorientasi kepada tujuan pembelajaran instruksional; (b) pendekatan pembelajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif atau (CBSA); (c) materi pelajaran yang dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral; (d) menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan; (e) materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa; dan (f) menggunakan pendekatan keterampilan proses.

(46)

(d) dalam pelaksanaan kegiatan hendaknya guru memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial; (e) dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa; (f) pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks; dan (g) pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Penyempurnaan kurikulum 1994 yang dilakukan oleh pemerintah merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran.

(47)

bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; dan (e) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah mendorong penyelenggara pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP sebagai kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi.

4. Peranan Kurikulum

(48)

5. Fungsi Kurikulum

Dilihat dari sisi pengembang kurikulum atau guru, kurikulum memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: (a) fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum; (b) fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam melaksanakan kurikulum; dan (c) fungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Menurut Arifin (2011:13-16) mengatakan bahwa fungsi kurikulum dapat juga ditinjau dalam berbagai perspektif, antara lain: (a) Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan, merupakan alat untuk

membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi dan tujuan Pendidikan Nasional termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada dibawahnya. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran;

(49)

(c) Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan meliputi fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum, dan fungsi penyiapan tenaga, yaitu bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga yang terampil mempelajari yang diperlukan mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial;

(d) Fungsi kurikulum bagi guru, merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai jika guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, artinya guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum. Guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan;

(50)

juga perlu mencari data dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum dengan meningkatkan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan sistem administrasi, bimbingan konseling, dan keefektifan penggunaan perpustakaan. Implikasinya pengawas harus menguasai kurikulum yang berlaku;

(f) Fungsi kurikulum bagi masyarakat, dapat mengetahui pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah. Masyarakat yang cerdas dan humanis akan selalu memberikan bantuan, baik moril maupun materil dalam pelaksanaan kurikulum, memberikan saran-saran dan pendapat sesuai dengan keperluan, dan berperan secara aktif, baik langsung maupun tidak langsung; serta

(51)

B. Kurikulum 2013

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2013:66-68) menjelaskan dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk kepentingan tersebut pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah adalah Kurikulum 2013 yang berbasis kompentensi. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK atau competency based curriculum dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk pengembangan berbagai ranah pendidikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam sebuah jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

(52)

menyatu dalam diri seseorang; (e) sikap (attitude), adalah perasaan senang- tidak senang, suka-tidak suka atau reaksi terhadap suatu rangsangan dari luar; dan (f) minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Berdasarkan analisis kompetensi di atas Kurikulum 2013 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkap kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam belajar.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

(53)

orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. b. Tantangan eksternal, antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai

isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations

(ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan

(54)

banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

c. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: (1) penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama; (2) penguatan pola pembelajaran interaktif merupakan interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya; (3) penguatan pola pembelajaran secara jejaring sehingga peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet; (4) penguatan pola pembelajaran aktif-mencari merupakan pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik; (5) penguatan pola belajar sendiri dan kelompok atau berbasis pada tim; (6) penguatan pembelajaran berbasis multimedia; (7) penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (8) penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9) penguatan pola pembelajaran kritis.

(55)

penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

e. Penguatan materi, dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

3. Karakteristik Kurikulum 2013

(56)

memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan, baik organisasi horizontal dan vertikal.

4. Tujuan Kurikulum 2013

Menurut Pemendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, afektif dan mampu memberikan kontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai aspek lain terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses penilaian hasil belajar akan berfokus pada output hasil penilaian yang berbasis pada kemampuan peserta didik melalui penilaian proses dan portofolio secara utuh dan menyeluruh, sehingga Kurikulum 2013 memerlukan penambahan jam pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar (Mulyasa, 2013:66).

5. Keunggulan Kurikulum 2013

(57)

peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing; (b) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain, seperti penguasaan ilmu pengetahuan, keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu; serta (c) ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

C. Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013 1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

(58)

kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (b) pelaksanaan penilaiaan peserta didik secara profesional terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (c) pelaporan hasil penilaiaan peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

(59)

ulangan akhir semester, adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. Pengertian lain tentang penilaian menurut Kunandar (2014:35) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar.

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar a. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki beberapa fungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Fungsi dari penilaian hasil belajar oleh pendidik yaitu:

1) Formatif, berarti memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya; dan

(60)

satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik.

b. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan;

2) Untuk menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi satuan pendidikan;

3) Untuk menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar; dan

4) Untuk memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

3. Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

(61)

meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian oleh pendidik merupakan penilaian pertama setelah peserta didik menjalani proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru harus dapat diuji keakuratannya melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah. Artinya, hasil penilaian oleh guru akan sebanding atau relatif sama dengan hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah. Peserta didik yang dinyatakan kompeten pada suatu materi tertentu melalui penilaian oleh guru, selayaknya kompeten juga melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah (Kunandar, 2014:78). Berikut ini adalah jenis-jenis penilaian hasil belajar menurut Kusnandar yang dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1

Jenis-jenis Penilaian Yang Dilakukan Oleh Pendidik, Satuan Pendidikan Dan Pemerintah

Penilaian Jenis Unsur yang

terlibat

(62)

Penilaian Jenis Unsur yang

Pendidik SKL yang dipelajari pada tahun yang bersangkutan

Satuan Pendidikan

Ujian tingkat kompetensi

Pendidik  Dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dengan

Ujian sekolah Pendidik  Mata pelajaran kelompok iptek yang tidak di ujikan dalam UN.

Pemerintah  Dilakukan dengan metode survei oleh pemerintah pada akhir kelas II (tingkat1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat5).

(63)

4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Hasil Belajar

Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian menjabarkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai; (b) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan; (c) ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya; (d) transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat di akses oleh semua pihak; (e) akuntabel, berarti dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya; dan (f) edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

(64)

berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender; (d) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; (e) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; (f) holistik atau berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; (g) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; (h) akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya; dan (i) edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar.

(65)

diberi program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pandangan lain menurut Kusnandar (2014:44-45) tentang pendekatan penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan acuan patokan dan ketuntasan belajar, yaitu:

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP), artinya semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

b. Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimal ideal sebagai berikut:

1) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai <75 dari hasil tes formatif; dan dinyatakan sudah tutas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai >75 dari hasil tes formatif.

2) Untuk KD pada KI-I dan KI-II, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang di pelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai >75 dari hasil tes formatif.

(66)

umum berada pada kategori baik menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Implikasi dari kriteria ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut: 1) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: jika jumlah peserta didik yang

mengikuti remedial maksimal 20%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian bimbingan secara individual, misalnya bimbingan perorangan oleh guru dan tutor sebaya;

2) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50% maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian tugas terstruktur baik secara kelompok dan tugas mandiri. Tugas yang diberikan berbasis pada berbagai kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan meningkatkan kemampuan peserta didik mencapai kompetensi dasar tertentu;

3) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial lebih dari 50%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian pembelajaran ulang secara klasikal dengan model dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif berbasis pada berbagai kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang berdampak pada peningkatan kemampuan untuk mencapai kompetensi dasar tertentu; 4) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV bagi peserta didik yang memperoleh

(67)

5) Untuk KD pada KI-I dan KI-II pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkatagori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).

5. Teknik Penilaian Hasil Belajar

(68)

a. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kompetensi Sikap

Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 menjelaskan bahwa sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan. Pandangan lain menurut Kunandar (2014:104-105) menjelaskan bahwa sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan dan meningkatkan ikatan emosional untuk membangun semangat kebesamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, dan rasa sosial. Untuk mencapai itu semua maka diperlukan rancangan program pembelajaran satuan pendidikan yang harus memperhatikan ranah afektif.

(69)
(70)

Tabel 2.2

Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) Dan Sikap Sosial (KI 2) Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan

KOMPETENSI INTI

(71)

1. Observasi atau pengamatan, berarti sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan selama peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama perilakunya dapat diamati guru. Berikut ini merupakan contoh format pengamatan sikap, yaitu:

NO Nama Aspek perilaku yang dinilai Keterangan Bekerja

sama

Rasa ingin tahu

Disiplin Peduli lingkungan

1 Andi

2 Badu

3 dst….

Catatan:

Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:

(72)

Format di atas dapat digunakan pada mata pelajaran lain dengan menyesuaikan aspek perilaku yang ingin diamati oleh pendidik atau guru.

2. Penilaian diri, digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous learning). Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Berikut ini merupakan contoh format penilaian diri untuk aspek penilaian sikap, yaitu:

Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok

Nama : ---

Nama-nama anggota kelompok : --- Kegiatan kelompok : ---

Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, isilah dengan angka 4 – 1 didepan tiap pernyataan:

4 : selalu 2 : kadang-kadang 3 : sering 1 : tidak pernah

1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan.

2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu

3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan 4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya 5. Selama kerja kelompok, saya….

---- mendengarkan orang lain ---- mengajukan pertanyaan ---- mengorganisasi ide-ide saya ---- mengorganisasi kelompok ---- mengacaukan kegiatan ---- melamun

6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?

(73)

Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan pengetahuan.

3. Penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Format yang digunakan untuk penilaian sejawat dapat menggunakan format seperti contoh pada penilaian diri. Berikut ini merupakan contoh format penilaian teman sebaya, yaitu:

No Pernyataan Skala

4 3 2 1 1 Teman saya berkata benar, apa adanya kepada orang

lain

2 Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah 3 Teman saya mentaati peraturan (tata-tertib) yang

diterapkan

4 Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri 5 Teman saya mengembalikan alat kebersihan,

pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula 6 Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan petunjuk guru

7 Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila diberikan tugas oleh guru

8 Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain

9 Teman saya berusaha bersikap ramah terhadap orang lain

10 Teman saya menolong teman yang sedang mendapatkan kesulitan

(74)

4 = Selalu 2 = Jarang

3 = Sering 1 = Sangat jarang

4. Jurnal, merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran. Berikut ini merupakan contoh format jurnal yang dapat digunakan untuk menilai sikap, yaitu:

JURNAL Nama : ……… Kelas : ………....

Hari,tanggal Kejadian Keterangan

(75)

proses berpikir, yaitu: (1) kemampuan menghafal, (2) kemampuan memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mensintesis, dan (6) mengevaluasi. Berikut ini penjelasan kompetensi inti pengetahuan (KI 3) yang dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini:

Tabel 2.3

Gambar

Tabel 2.1 Jenis-jenis Penilaian Yang Dilakukan Oleh Pendidik, Satuan Pendidikan  Dan Pemerintah
Tabel 2.2 Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) Dan Sikap Sosial (KI 2) Sekolah
Tabel 2.3 Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kelas X, XI, XII Sekolah Menengah
Tabel 2.4 Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Kelas X, XI dan XII Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui URL yang biasa disebut homepage .URL ini mengatur halaman- halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki,

Penerapan Teknologi Augmented Reality ini diproyeksikan sebagai inovasi media pembelajaran proses pembelajaran dengan metode konvensional (slide) dan menggunakan buku

RST merupakan pengembangan dari lokasi Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa yang berlokasi di Ciputat, dan untuk selanjutnya LKC akan dioperasikan menjadi Layanan

Lain halnya jika legitimaris menuntut haknya, maka ketetapan dalam hibah atau hibah wasiat yang melanggar bagian mutlak atau legitime portie tidak dapat dijalankan dan

Kemudian pada hari ke pertumbuhan miselium jamur merang memiliki rata-rata pertumbuhan yang paling besar, juga pada konsentrasi tepung jewawut 15% dengan diameter

Skor keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Game Tournament ) dengan materi struktur dan fungsi

Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping

Upaya Perbaikan Kesuburan Tanah SPL 3 Upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah lokasi SPL 3 ini adalah dengan pemberian