• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta."

Copied!
263
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Elisabeth Elin Kurniawati Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman pada tanggal 27 November 2014 sampai 27 Februari 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi dengan jumlah 1.703 siswa. Jumlah sampel sebanyak 410 siswa. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI dari SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman dan SMK YAPEMDA. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif.

(2)

ix

ABSTRACT

STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE

IMPLEMENTATION OF LEARNING PROCESS BASED ON THE CURRICULUM OF 2013

A Case Study in Vocational High School Majoring in Business and Management Expertise the Accounting Expertise Program in

Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory

Elisabeth Elin Kurniawati Sanata Dharma University

2015

The research was conducted to find out whether the learning process based on the curriculum of 2013 has been implemented well according to the perception of the students of Vocational High School Majoring in Business and Management Expertise of Accounting Expertise Program in Sleman Regency. The type of the research is a descriptive research. The research was conducted in Vocational High School Majoring Business and Management Expertis the Accounting Expertise Program in Sleman Regency from November 27th, 2014 until February 27th 2015. The population of the research were 1.703 students of the Accounting Expertise analyzed quantitatively and interpreted qualitatively.

(3)

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI

SISWA

Studi Kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Elisabeth Elin Kurniawati NIM : 111334021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI

SISWA

Studi Kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Elisabeth Elin Kurniawati NIM : 111334021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Pengorbanan, kerja keras, semangat, kesetiaan, keraguan, tekad, susah payah,

ketidak percayaan diri, ambisi dan kompetensi menjadi satu untuk dapat

menyandang gelar Sarjana Pendidikan. Hampir satu semester lamanya proses ini

berlalu, proses yang melibatkan orang-orang terkasih. Kini tiba saatnya karya

ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria,

Kedua Orang Tua ku,

Bhii’Bhii ku,

Keluarga, Teman, Sabahat, dan

(8)

v

MOTTO

”Learn From Yesterday

Live For Today

Hope For Tomorrow”

“Lakukan Apa Yang Kamu Sukai, Jadilah Konsisten, Dan Sukses Akan Datang Dengan Sendirinya”

“Ketergesaan dalam setiap usaha

membawa kegagalan”

(Herodotus)

Pendidikan Merupakan Perlengkapan Paling Baik

Untuk Hari Tua

(Aristoteles)

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Elisabeth Elin Kurniawati Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman pada tanggal 27 November 2014 sampai 27 Februari 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi dengan jumlah 1.703 siswa. Jumlah sampel sebanyak 410 siswa. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI dari SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman dan SMK YAPEMDA. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif.

(12)

ix

ABSTRACT

STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE

IMPLEMENTATION OF LEARNING PROCESS BASED ON THE CURRICULUM OF 2013

A Case Study in Vocational High School Majoring in Business and Management Expertise the Accounting Expertise Program in

Sleman Regency, Yogyakarta Special Territory

Elisabeth Elin Kurniawati Sanata Dharma University

2015

The research was conducted to find out whether the learning process based on the curriculum of 2013 has been implemented well according to the perception of the students of Vocational High School Majoring in Business and Management Expertise of Accounting Expertise Program in Sleman Regency. The type of the research is a descriptive research. The research was conducted in Vocational High School Majoring Business and Management Expertis the Accounting Expertise Program in Sleman Regency from November 27th, 2014 until February 27th 2015. The population of the research were 1.703 students of the Accounting Expertise analyzed quantitatively and interpreted qualitatively.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP, Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku ketua jurusan JPIPS.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar mengarahkan, mnegoreksi, memberi masukan yang berguna bagi skripsi ini.

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. dan bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji.

6. Mbak Aris yang dengan sabar membantu saya dalam urusan administrasi kemahasiswaan.

(14)

xi

8. Bhii’bhii ku yang selalu memberikan semangat dan rela menemani, mendengarkan keluh kesahku, serta memberikan saran dan nasihat yang mendukungku.

9. Teman-teman seperjuangan: Vriska, Mega, Resa, Dina, Alfon, Sirilus, kita sukses bareng-bareng!!

10. Sahabatku yang mendengarkan keluh kesahku: Vriska, Stella, Eltia, kalian luar biasa,, ayooo segera menyusul ya.

11. Seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberi ilmu yang berguna bagiku, dan semoga tidak hanya baik di ujian tetapi juga berguna bagi kehidupan.

12. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011, tetap semangat gaes,, jangan lupa bahagia.

13. Dan semua pihak yang mendukung saya dan yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu, terima kasih dan sangat terima kasih.

(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Kurikulum ... 8

1. Pengertian Kurikulum ... 8

2. Komponen Kurikulum ... 10

3. Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 13

4. Peranan Kurikulum ... 18

5. Fungsi Kurikulum ... 19

B. Kurikulum 2013 ... 22

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 22

2. Rasional Pengembangan kurikulum 2013 ... 23

a. Tantangan Internal ... 24

b. Tantangan Eksternal ... 24

c. Penyempurnaan Pola Pikir ... 25

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum ... 26

e. Penguatan Materi ... 27

3. Kararkteristik kurikulum 2013 ... 27

4. Tujuan Kurikulum 2013 ... 28

5. Keunggulan Kurikulum 2013 ... 29

C. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 ... 30

1. Pengertian Belajar ... 30

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 31

(17)

xiv

b. Karakteristik Pembelajaran ... 36

c. Perencanaan Pembelajaran ... 38

d. Model pembelajaran ... 41

D. Persepsi Siswa ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

1. Tempat Penelitian... 47

2. Waktu Penelitian ... 48

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 48

1. Subjek Penelitian ... 48

2. Objek Penelitian ... 48

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 48

1. Populasi Penelitian ... 48

2. Ukuran Sampel ... 49

3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian ... 51

a. Menentukan Sekolah ... 52

b. Menentukan Kelas ... 53

c. Menentukan Jumlah Responden dari Setiap Kelas ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 57

(18)

xv

2. Penyusuan Kuesioner ... 58

F. Pengujian Instrumen ... 60

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Reliabilitas ... 63

G. Teknik Analisis Data ... 64

1. Analisis Deskriptif ... 64

a. Variabel Proses Pembelajaran ... 65

1) Dimensi Pengelolaan Kelas ... 66

2) Dimensi Langkah-Langkah Pembelajaran ... 66

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden ... 68

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

2. Responden Berdasarkan Nama Sekolah... 69

B. Deskripsi Data ... 70

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran ... 70

a. SMK YPKK 2 Sleman ... 73

b. SMK YPKK 1 Sleman ... 75

c. SMK Muh 2 Moyudan ... 78

d. SMK Ma’arif 1 Sleman ... 80

e. SMK Muh 1 Tempel ... 82

f. SMK Muh Cangkringan ... 84

(19)

xvi

h. SMK YAPEMDA ... 88

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Aspek Pengelolaan Kelas ... 90

a. SMK YPKK 2 Sleman ... 93

b. SMK YPKK 1 Sleman ... 96

c. SMK Muh 2 Moyudan ... 98

d. SMK Ma’arif 1 Sleman ... 100

e. SMK Muh 1 Tempel ... 102

f. SMK Muh Cangkringan ... 104

g. SMK YPKK 3 Sleman ... 106

h. SMK YAPEMDA ... 108

3. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Aspek Langkah-Langkah Pembelajaran ... 110

a. SMK YPKK 2 Sleman ... 114

b. SMK YPKK 1 Sleman ... 116

c. SMK Muh 2 Moyudan ... 118

d. SMK Ma’arif 1 Sleman ... 120

e. SMK Muh 1 Tempel ... 123

f. SMK Muh Cangkringan ... 126

g. SMK YPKK 3 Sleman ... 127

(20)

xvii

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 131

1. Implementasi Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 menurut Persepsi Siswa ... 131

a. Pengelolaan Kelas Berdasarkan Implementasi Kurikulum 2013 menurut Persepsi Siswa ... 131

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Berdasarkan Implementasi Kurikulum 2013 menurut Persepsi Siswa ... 139

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 149

B. Keterbatasan Penelitian ... 150

C. Saran ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 153

(21)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, Dan Keterampilan ... 37

3.1 Tempat Penelitian SMK Se-Kabupaten Sleman ... 47

3.2 Data Populasi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman ... 51

3.3 Data Populasi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman ... 53

3.4 Data Siswa/i Kelas XI SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman ... 54

3.5 Perhitungan Sampel Siswa-Siswi Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman ... 56

3.6 Daftar Kisi-Kisi Kuesioner ... 59

3.7 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Variabel Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 61

3.8 Reliability Statistics ... 63

4.1 Data Responden Penelitian ... 68

4.2 Jenis kelamin ... 68

(22)

xix 4.4 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran

Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 71 4.5 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Di SMK Swsta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 72 4.6 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 2 Sleman ... 73 4.7 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Di SMK YPKK 2 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 74 4.8 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 1 Sleman ... 76 4.9 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Di SMK YPKK 1 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 77 4.10 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 78 4.11 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 79 4.12 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Ma’arif 1 Sleman ... 80 4.13 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 81 4.14 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

(23)

xx

Di SMK Muhammadiyah 1 Tempel... 83 4.16 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 84 4.17 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 85 4.18 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 3 ... 86 4.19 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Di SMK YPKK 3 ... 87 4.20 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YAPEMDA ... 88 4.21 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Di SMK YAPEMDA ... 89 4.22 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Pengelolaan Kelas ... 91 4.23 Nilai-Nilai Statistik Implementasi

Proses Pembelajaran Aspek Pemgelolaan Kelas

Di SMK Swsta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 92 4.23 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 2 Sleman ... 94

(24)

xxi

Di SMK YPKK 2 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 95 4.26 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 1 Sleman ... 96 4.27 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Pengelolaan Kelas

Di SMK YPKK 1 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 97 4.28 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 98 4.29 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Pengelolaan Kelas ... Di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 99 4.30 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Ma’arif 1 Sleman ... 100 4.31 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Pengelolaan Kelas

Di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 101 4.32 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 102 4.33 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Pengelolaan Kelas

Di SMK Muhammadiyah 1 Tempel... 103 4.34 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

(25)

xxii

4.35 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran Aspek Pengelolaan Kelas

Di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 105 4.36 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 3 ... 106 4.37 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Pengelolaan Kelas

Di SMK YPKK 3 ... 107 4.38 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YAPEMDA ... 108 4.39 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Pengelolaan Kelas

Di SMK YAPEMDA ... 109

4.40 Deskripsi Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Langkah-langkah Pembelajaran ... 112 4.41 Nilai-Nilai Statistik Implementasi

Proses Pembelajaran Aspek Langkah-langkah Pembelajaran

Di SMK Swsta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 113 4.42 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 2 Sleman ... 114 4.43 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

(26)

xxiii

Di SMK YPKK 2 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 115 4.44 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 1 Sleman ... 116 4.45 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Langkah-langkah Pembelajaran

Di SMK YPKK 1 Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen ... 117 4.46 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 118 4.47 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Langkah-langkah Pembelajaran

Di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 119 4.48 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Ma’arif 1 Sleman ... 121 4.49 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Langkah-langkah Pembelajaran

Di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 122 4.50 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 123 4.51 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Langkah-langkah Pembelajaran

Di SMK Muhammadiyah 1 Tempel... 124 4.52 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

(27)

xxiv

4.53 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran Aspek Langkah-langkah Pembelajaran

Di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 126 4.54 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YPKK 3 ... 127 4.55 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Langkah-langkah Pembelajaran

Di SMK YPKK 3 ... 128 4.56 Deskripsi Implementasi proses pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 SMK YAPEMDA ... 129 4.57 Nilai-Nilai Statistik Implementasi Proses Pembelajaran

Aspek Langkah-langkah Pembelajaran

Di SMK YAPEMDA ... 130 4.58 Data Aspek Pengelolaan kelas Berdasarkan Implementasi

Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 132 4.59 Data Aspek Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan

(28)

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(29)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar merupakan proses penting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan sangat bergantung dengan adanya pedoman kurikulum yang tepat dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa.

(30)

pembelajaran membutuhkan interaksi aktif dari siswa supaya siswa menemukan pengetahuan berdasarkan kebutuhannya.

Dari Indonesia merdeka sampai saat ini, kurikulum telah mengalami perubahan yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, dan tahun 2006, serta yang terbaru kurikulum tahun 2013. Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Kurikulum 2013 berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003, bagian umum: antara lain ditegaskan bahwa salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.

(31)

Implementasi Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas dan bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dimulai di kelas I dan IV untuk SD, kelas VII SMP, dan kelas X SMA. Semula, Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada 30% SD, dan 100% SMP, SMA, dan SMK, sehingga tahun 2016 semua sekolah diharapkan sudah menggunakan dan mengembangkan kurikulum baru, baik negeri maupun swasta (Mulyasa, 2013:9).

Kenyataan dalam proses pembelajaran guru-guru masih belum sepenuhnya memahami proses kegiatan belajar dengan menggunakan Kurikulum 2013. Proses penilaian dengan menggunakan Kurikulum 2013 juga menjadi salah satu kendala dalam pengajaran di dalam kelas. Penilaian yang belum sepenuhnya berjalan dengan optimal mengakibatkan kebingungan yang semakin dirasakan oleh beberapa guru di sekolah. Sedangkan siswa terlihat sangat tertarik dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran terlihat menarik dengan menuntut siswa untuk aktif dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.

(32)

Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut Persepsi Siswa: Studi Kasus

pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program

Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta”.

B. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah yaitu: Implementasi Proses Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 menurut persepsi siswa di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Masalah Umum :

(33)

Masalah Khusus :

a. Apakah pengelolaan kelas berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ?

b. Apakah langkah-langkah pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

Tujuan Umum :

(34)

Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui apakah pengelolaan kelas berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui apakah langkah-langkah pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah dapat diimplementasikan dengan baik menurut persepsi siswa di SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

(35)

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah untuk merumuskan bahan kebijakan sekolah yang berkaitan atau berhubungan dengan upaya mengoptimalkan kinerja guru, khususnya dalam proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya serta dapat menambah kepustakaan yang berguna bagi mahasiswa atau pihak lain yang membutuhkan.

4. Bagi Instansi Pemerintah (DIKPORA Kab. Sleman)

(36)

8 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Umum Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Arifin (2011:2-3) berpendapat bahwa secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yng harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya. Curriculum is the entire school program and all the people involved in. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. The curriculum has mean the subject taught in school or the course of study (Ragan, 1966).

(37)

pelajaran adalah warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau yang mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda. Mata pelajaran tersebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, (b) peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran, (c) mata pelajaran hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah, (d) tujuan akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah.

Menurut A. Ferry T. Indratno kurikulum adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Bila ditarik benang merah maka kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan (Yamin, 2012:15).

Gerakan kurikulum modern sebenarnya sudah ada di Amerika sejak tahun 1950-an. Pada saat itu B. Othanel Smith, W.O. Stanley dan J. Harlan Shores memandang kurikulum sebagai a sequence of potential experiences set up in the school for the purpose of disciplining children and youth in group

ways of thinking and acting. Pengertian ini menunjukkan kurikulum bukan hanya mata pelajaran, tetapi juga pengalaman-pengalaman potensial yang dapat diberikan kepada peserta didik. Selanjutnya, J. Galen Saylor dan William M. Alexander mengemukakan the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground or

(38)

sekolah untuk memengaruhi peserta didik belajar, baik di kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Akhirnya, Harold B.Alberty et.al. juga memahami kurikulum sebagai all of the activities that are provided for the students by the school (Arifin, 2011:3-4).

Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada juga pengertian kurikulum yang lebih luas yaitu semua kegiatan dan pengalaman belajar serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai pendidikan. Segala sesuatu yang dimaksud disini merupakan hidden curriculum, misalnya fasilitas sekolah, lingkungan yang aman, bersih, indah dan berbunga, suasana keakraban, kerja sama yang harmonis dan saling mendorong dalam proses pembelajaran, serta media dan sumber belajar yang memadai (Arifin, 2011:4-5).

2. Komponen Kurikulum

Arifin (2011:82-94) mengembangkan komponen kurikulum menjadi komponen tujuan, komponen isi/ materi, komponen proses, dan komponen evaluasi.

(39)

dahulu sebelum menetapkan komponen yang lainnya. Tujuan pendidikan suatu negara tidak bisa dipisahkan dan merupakan penjabaran dari tujuan negara atau falsafah negara, karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan negara. Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) maupun pendidikan nonformal (lembaga kursus, pesantren). Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran, seperti bidang studi Pendidikan Agama Islam, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap pokok bahasan, sedangkan tujuan pembelajaran khusus (instructional objective) adalah tujuan dari setiap subpokok bahasan.

(40)

dalam proses pembelajaran, dan (b) berorientasi pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi mata pelajaran, dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan isi kurikulum dapat juga mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: (a) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (b) sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (c) bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, dunia kerja, bangsa dan negara, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang, dan (d) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(41)

Untuk mengetahui efektivitas kurikulum dan dalam upaya memperbaiki serta menyempurnakan kurikulum, maka diperlukan evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum merupakan usaha yang sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang harus dievaluasi, banyak orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang harus diperhatikan. Evaluasi kurikulum dan luasnya kurikulum yang harus diperhatikan. Evaluasi kurikulum memerlukan ahli-ahli yang mengembangkannya menjadi suatu disiplin ilmu. Evaluasi kurikulum juga erat hubungannya dengan definisi kurikulum itu sendiri, apakah sebagai kumpulan mata pelajaran atau meliputi semua kegiatan dan pengalaman anak di dalam maupun di luar sekolah.

3. Perkembangan Kurikulum Di Indonesia

Hidayat (2013:1-18) menjabarkan bahwa semenjak Indonesia merdeka sejak tahun 1945 telah mengalami perubahan kurikulum, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006.

(42)

menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan masyarakat.

Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan buku Pedoman Kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata pelajaran kemudian diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952 yang berfungsi membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah Dasar. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang menjadi ciri dari Kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran sehari-hari, silabus mata pelajarannya jelas, seorang guru mengajar satu mata pelajaran.

Menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana Pendidikan 1964 atau kurikulum 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu; daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral.

(43)

pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah jam pelajarannya 9 mata pelajaran. Titik berat kurikulum ini terletak pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 diarahkan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

Pembaruan kelima terjadi dengan diterbitkannya Kurikulum 1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/ SMP dan SMA sedangkan Kurikulum 1976 untuk Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan (STM, SMEA). Komponen yang terkandung dalam Kurikulum 1975 memuat: (a) tujuan institusional baik SD, SMP, dan SMA/ SPG/ SMEA/ STM, yaitu tujuan yang hendak dicapai lembaga pendidikan dalam melaksanakan program pendidikannya, (b) struktur program kurikulum, yaitu kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah, (c) garis-garis besar program pengajaran, yang didalamnya terdapat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran.

(44)

(CBSA), (3) materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral, (4) menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan, (5) materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa, (6) menggunakan pendekatan keterampilan proses.

(45)

Usaha pihak pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran terus-menerus dilakukan, seperti penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran. Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi menjadi Kurikulum 2002 sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 23 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kurikulum saat ini diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kurikulum Berbasi Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, (2) berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman, (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif, dan (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

(46)

2005, pemerintah telah mendorong penyelenggara pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi.

4. Peranan Kurikulum

Prof. Dr. Soedijarto, M.A. mengatakan bahwa sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari sistem sosial negara bangsa. Ia bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap, demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertakwa, sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan mandiri. Soedijarto lebih jauh mengatakan bahwa pencapaian itu akan bisa diraih ketika ada suatu proses yang terencana dengan efisien, efektif, dan relevan. Agar tujuan tersebut tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang kuat, baik secara infrastruktur maupun superstruktur (Yamin, 2012:36).

(47)

berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam kurikulum peranan kreatif dinilai berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang. 5. Fungsi Kurikulum

Dilihat dari sisi pengembang kurikulum (guru), kurikulum mempunyai fungsi sebagai berikut: (a) fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum, (b) fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam melaksanakan kurikulum, dan (c) fungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Sementara, Hilda Taba (1962) mengemukakan terdapat tiga fungsi kurikulum, yaitu (a) sebagai transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai kebudayaan, (b) sebagai transformasi, yaitu melakukan perubahan atau rekonstruksi sosial, dan (c) sebagai pengembangan individu (Arifin, 2011:12).

(48)

Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada dibawahnya. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Fungsi kurikulum merupakan pedoman untuk mengatur dan membimbing kegiatan sehari-hari disekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun kokurikuler. Pengaturan kegiatan ini penting agar tidak terjadi tunpang tindih, seperti jenis program pendidikan apa yang sedang dan akan dilaksanakan.

Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan meliputi: (a) fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum, (b) fungsi penyiapan tenaga, yaitu bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

(49)

melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana kurikulum. Guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan.

Bagi pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Pengawas juga perlu mencari data dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum dalam hubungannya dengan peningkatan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan sistem administrasi, bimbingan dan konseling, keefektifan penggunaan perpustakaan, dan lain-lain. Implikasinya pengawas harus menguasai kurikulum yang berlaku.

(50)

Instansi atau perusahaan manapun yang mempergunakan tenaga kerja lulusan suatu lembaga pendidikan tentu menginginkan tenaga kerja yang bermutu tinggi dan mampu berkompetisi agar dapat meningkatkan produktivitasnya. Biasanya para pemakai kurikulum melakukan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan berkualitas.

B. Kurikulum 2013

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Mulyasa (2013:66-68) menjelaskan dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tanatangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan. Untuk kepentingan tersebut pemerintah melakukan penataan kurikulum. Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum 2013 berbasis kompentensi. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK atau (competency based curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk pengembangan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam sebuah jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

(51)

bertindak. Beberapa aspek atau ranah yan terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut: (a) pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, (b) pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. (c) kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (d) nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. (e) sikap (attitude); yaitu perasaan (senang- tidak senang, suka- tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan dari luar. (f) minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Berdasarkan analisis kompetensi diatas, Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai suatu konsep kurikulum yang menekankan peda pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkap kompetensi tertentu.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: (a) tantangan internal, (b) tantangan eksternal, (c) penyempurnaan pola pikir, (d) penguatan tata kelola kurikulum, (e) penguatan materi.

(52)

a. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

b. Tantangan Eksternal

(53)

kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

c. Penyempurnaan Pola Pikir

(54)

1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;

2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);

5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim); 6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;

7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

9) Penguatan pola pembelajaran kritis. d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

(55)

1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;

2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

e. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

3. Karakteristik Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar, agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

(56)

4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

6. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). 4. Tujuan Kurikulum 2013

Mengacu pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003, bagian umum dikatakan bahwa: “Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang- undang ini meliputi:…, 2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,…” dan pada penjelasan Pasal 35, bahwa “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.” maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk “Melanjutkan Pengembangan Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu” (Mulyasa, 2013:65).

(57)

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu, sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh, sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran (Mulyasa, 2013:66).

5. Keunggulan Kurikulum 2013

Mulyasa (2013:163-164) mengharapkan implementasi Kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena Kurikulum 2013 yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan.

Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.

(58)

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

C. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013

1. Pengertian Belajar

Menurut Hilgard (1962), belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Selanjutnya bersama-sama dengan Marquis, Hilgard memperbarui definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri (Suyono dan Hariyanto, 2011:12). James O. Whitaker (dalam Djamarah, 2000:12) memberikan pemahaman, belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman (Hosnan, 2014:4).

(59)

dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajari, sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning, belajar hafalan, belajar melalui ingatan, di luar kepala tanpa mempedulikan makna (Suyono dan Hariyanto, 2011:12).

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses latihan merubah suatu cara pola pikir atau tindakan menjadi perubahan yang lebih baik.

2. Pelaksanaan Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Indikator pencapaian kompetensi adalah : (a) perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan (KI)-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2, yan kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menjabarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran memiliki persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP dan Silabus sebelum dilakukannya pelaksanaan pembelajaran. Yaitu diantaranya:

(60)

a. SD/MI : 35 menit b. SMP/MTs : 40 menit c. SMA/MA : 45 menit d. SMK/MAK : 45 menit 2) Buku Teks Pelajaran

Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

3) Pengelolaan Kelas

a. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

c. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. g. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan

mengemukakan pendapat.

(61)

i. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran; dan

j. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

Langkah-langkah pembelajaran dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

1) Mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;

2) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajar dan dikembangkan sebelumnya berkaitan berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;

3) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;

4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan

5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti

(62)

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

Sedangakan proses pembelajaran pada kegiatan inti dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menjabarkan bahwa kegiatan ini menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan atau tematik terpadu dan atau saintifik dan atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

1) Sikap

(63)

menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.

2) Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerangkan belajar berbasis penyingkapan/ penelitian (discovery/ inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning.

3) Keterampilan

(64)

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup terdiri atas :

1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu : (a) membuat rangkuman/ simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan

2) Kegiatan guru yaitu : (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

b. Karakteristik Pembelajaran

(65)

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

Tabel 2.1

Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, Dan Keterampilan

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

- Mencipta

(Permendikub No. 65 Tahun 2013)

Karakteristik proses pembelajaran di SMA/ MA/ SMALB/ SMK/ MAK/ Paket C/ Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan.

(66)

Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c. Perencanaan Pembelajaran

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menjabarkan bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

1) Silabus

(67)

mata pelajaran, (5) tema (khusus SD/ MI/ SDLB/ Paket A), (6) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi, (7) pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, (8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik, (9) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan (10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(68)
(69)

d. Model Pembelajaran

Hosnan (2014:193-309) menjelaskan mengenai berbagai model pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum 2013. Model-model pembelajaran yang dimaksud ialah: (a) student centered learning, (b) active learning, (c) cooperative learning, (d) contextual teaching and learning, (e) discovery learning, (f) problem-based learning, (g) collaborative learning.

Perkembangan teknologi informasi telah menimbulkan perunahan-perubahan yang sangat cepat di segala bidang. Pendidilan yang menekankan hanya pada proses transfer ilmu yang menguasai ilmu pengetahuan masa lampau, tanpa dapat mengadaptasinya dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Student centered learning ( pembelajaran berpusat pada siswa ) yang menekankan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Student centered learning (SCL) adalah proses pembelajaran yang tadinya berfokus pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.

(70)

dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam berbagai jenis kegiatan di mana secara fisik mereka merupakan bagian dari pembelajaran tersebut. Active Learning mendasarkan pada proses bukan pada hasil.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok memounyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah) dan memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengeteahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

(71)

menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pengertian discovery learning menurut Joreme Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Pembelajaran penemuan merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan konstruktivis modern. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.

(72)

yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.

Collaborative Learning atau pembelajaran kolaboratif menurut Smmith & MacGregor (1992) adalah satu istilah untuk suatu jenis pendekatan pendidikan yang meliputi penggabungan karya/ usaha intelektual siswa, atau siswa bersama dengan guru. Biasanya, siswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling mencari pemahaman, penyelesaian atau arti, atau membentuk suatu produk/ hasil. Collaborative learning menggambarkan suatu perubahan yang signifikan dari pembelajarn yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam collaborative learning, penekanannya adalah pada diskusi siswa dan keaktifan dalam bekerja dengan materi yang telah disediakan. Belajar kolaborasi adalah suatu strategi pembelajaran di mana pra siswa dengan variasi yang bertingkat bekerja sama dalam kelompok kecil ke arah satu tujuan. Dalam kelompok ini, para siswa saling membantu antara satu sama lain. Jadi, situasi belajar kolaboratif ada unsur ketergantungan yang positif untuk mencapai kesuksesan.

D. Persepsi Siswa

(73)

dalam buku Thoha (2005:142) persepsi adalah suatu proses kognitif yang komplek dan menghasilkan suatu gambaran unik tentang kenyataan yang barang kali sangat berbeda dari kenyataan.

Menurut Philip Kotler (dalam jurnal Supianto, 2014:4) yakni Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Persepsi ini akan tergantung tidak hanya pada rangsangan fisik tetapi juga hubungan antara rangsangan dengan medan yang mengelilingi dan pada kondisi diri seseorang. Sedangkan menurut Robbins (1996:124), “Persepsi yaitu proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka”.

Menurut Robbins ,1996:124-126 (dalam jurnal Supianto, 2014:4) ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

1. Pelaku persepsi

Bila seseorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu syarat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual. Diantara karakteristik pribadi yang relevan, hal yang mempengaruhi persepsi adalah minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan (ekspektasi).

2. Target

(74)

dari target membentuk cara kita memandangnya. Apa yang kita lihat bergantung pada bagaimana kita memisahkan suatu bentuk dari dalam latar belakangnya yang umum.

3. Situasi

Gambar

Tabel 2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, Dan Keterampilan
Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Se-Kabupaten Sleman
Tabel 3.2 Data Populasi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Tabel 3.3 Data Populasi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demi meningkatkan nilai pendidikan karakter pada anak usia 4-12 tahun yang berada di daerah punggur, dengan merancang sebuah Rumah Ceria yang mengajarkan nilai pendidikan secara

Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan beberapa metode sebagai sarana dalam melengkapi penulisan ilmiah ini ya itu dengan melakukan studi pustaka yang mengambil bahan

Ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, yang mempelajari semua aspek dari apa yang disebut “keindahan” Apakah Indah itu.. Dari mana

Through this game, I have learnt more about “how to make and accept apologies”.. (Tick any box that corresponds to

Kemudian, nilai m dan k serta nilai parameter kompaksi laboratorium digunakan pada persamaan model Goswami untuk memperoleh Berat Isi Kering Maksimum estimasi (

Analisis dan desain sistem informasi yang dilakukan telah menghasilkan sistem informasi pengendalian kualitas dengan metode statistik yang dapat

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “ Organizational

Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping