• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa : studi kasus pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta."

Copied!
317
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Fransisca Mega Pratiwi

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 November 2014 - 27 Februari 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi, SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.703 siswa. Jumlah sampel sebanyak 410 siswa. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang tersebar di 8 SMK Swasta yaitu SMK YPKK 2

Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif

1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman, dan SMK Yapemda. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif.

(2)

ABSTRACT

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF

THE ASSESSMENT OF LEARNING OUTCOME BY THE TEACHERS BASED ON 2013 CURRICULUM

A Case Study at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise of Accounting in Sleman Regency,

Yogyakarta Special Region Fransisca Mega Pratiwi Sanata Dharma University

2015

This research aims to know whether the assessment of learning outcome by the teachers based on 2013 Curriculum at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise of Accounting had been already well-implemented. The type of this research is a descriptive research. The research was carried out from November 27, 2014 until Februari 27, 2015. The population of this research were 1.703 students Majoring in Accounting at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise in Sleman Regency. The samples were 410 students. The technique of gathering samples was Purposive Sampling. The samples were students of the eleventh grade Majoring in Accounting which cover eight Private Vocational High Schools, namely SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan,

SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman, and SMK Yapemda. The data gathering technique was questionnaire. Data were analyzed quantitatively and qualitatively.

(3)

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH

PENDIDIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT

PERSEPSI SISWA

Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Fransisca Mega Pratiwi NIM: 111334014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH

PENDIDIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT

PERSEPSI SISWA

Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Fransisca Mega Pratiwi NIM: 111334014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Perjuangan, kerja keras, niat, semangat, percaya diri, dan

pengorbanan menjadi satu untuk dapat menyandang gelar Sarjana

Pendidikan.

Proses ini berlalu hampir satu semester, proses yang melibatkan

orang-orang tersayang.

Ku persembahkan karya sederhana ini kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria,

Kedua Orang Tua ku,

Theo Pegita,

Keluarga, Teman, Sahabat, dan

(8)

v

MOTTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh

kepercayaan, kamu akan menerimanya

(-Matius 21:22-)

“Always be yourself and never be anyone

else even if they look better than you”

(-Penulis-)

Berpikirlah besar dan bertindaklah sekarang

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 MENURUT PERSEPSI SISWA

Studi Kasus Pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis Dan Manajemen Program Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Fransisca Mega Pratiwi

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 November 2014 - 27 Februari 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Program Keahlian Akuntansi, SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.703 siswa. Jumlah sampel sebanyak 410 siswa. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi yang tersebar di 8 SMK Swasta yaitu SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman, dan SMK Yapemda. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara kualitatif.

(12)

ix

ABSTRACT

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF

THE ASSESSMENT OF LEARNING OUTCOME BY THE TEACHERS BASED ON 2013 CURRICULUM

A Case Study at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise of Accounting in Sleman Regency,

Yogyakarta Special Region Fransisca Mega Pratiwi Sanata Dharma University

2015

This research aims to know whether the assessment of learning outcome by the teachers based on 2013 Curriculum at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise of Accounting had been already well-implemented. The type of this research is a descriptive research. The research was carried out from November 27, 2014 until Februari 27, 2015. The population of this research were 1.703 students Majoring in Accounting at Private Vocational High Schools of Business and Management Expertise in Sleman Regency. The samples were 410 students. The technique of gathering samples was Purposive Sampling. The samples were students of the eleventh grade Majoring in Accounting which cover eight Private Vocational High Schools, namely SMK YPKK 2 Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 2 Moyudan, SMK Ma’arif 1 Sleman, SMK Muhammadiyah 1 Tempel, SMK Muhammadiyah Cangkringan, SMK YPKK 3 Sleman, and SMK Yapemda. The data gathering technique was questionnaire. Data were analyzed quantitatively and qualitatively.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat masukan, bimbingan, kritik, saran dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku ketua jurusan JPIPS.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, yang tidak hanya membimbing dalam akademik tetapi juga non akademik.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, sabar dalam mengarahkan, mengoreksi, memberi saran serta masukan yang berguna bagi skripsi ini.

(14)

xi

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan.

7. Staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang dengan sabar membantu saya dalam urusan administrasi kemahasiswaan.

8. Papa dan Mama tersayang Albertus Suharyanto dan Bernadetta Sustiwi yang selalu memberikan doa, nasihat, semangat, kasih sayang, perhatian yang luar biasa dan dukungan secara moral maupun materiil.

9. Kakakku dan Adikku Cristina Dian Paradita, S.E. dan Leonardus Ragil Pamungkas yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.

10.Theo Pegita yang selalu setia mendampingi, mengantar, mendengarkan keluh kesahku, memberikan doa, semangat dan masukan yang membangun serta kebersamaannya selama 4 tahun ini.

11.Teman-teman kelas bimbingan skripsi: Alfonsia, Dina, Elin, Resa, Sirilius, dan Vriska semangat untuk lulus bersama-sama dan menjadi sukses.

12.Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011 atas kebersamaannya yang telah kita lalui bersama.

13.Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(15)

xii

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

(17)

xiv

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORETIK ... 12

A.Tinjauan Umum Kurikulum ... 12

1. Pengertian Kurikulum ... 12

2. Komponen Kurikulum ... 14

3. Perkembangan Kurikulum Di Indonesia ... 16

4. Peranan Kurikulum ... 20

5. Fungsi Kurikulum ... 21

B. Kurikulum 2013 ... 22

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 22

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 ... 24

3. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 27

4. Tujuan Kurikulum 2013 ... 28

5. Keunggulan Kurikulum 2013 ... 29

C. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 30

1. Pengertian Penilaian ... 30

2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 32

3. Jenis-jenis Penilaian ... 33

4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian ... 37

(18)

xv

a. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap ... 43

b. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan ... 48

c. Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan ... 51

D. Persepsi Siswa dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 56

1. Pengertian Persepsi ... 56

2. Persepsi Siswa ... 59

BAB III METODE PENELITIAN ... 61

A. Jenis Penelitian ... 61

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 61

1. Tempat Penelitian ... 61

2. Waktu Penelitian ... 62

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 62

1. Subjek Penelitian ... 62

2. Objek Penelitian ... 63

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 63

1. Populasi Penelitian ... 63

2. Sampel Penelitian ... 64

(19)

xvi

E. Teknik Pengumpulan Data ... 71

1. Kuesioner ... 71

2. Penyusunan Kuesioner ... 72

F. Teknik Pengujian Instrumen ... 74

1. Validitas ... 74

2. Reliabilitas ... 77

G. Teknik Analisis Data ... 78

1. Variabel Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 80

a. Dimensi Jenis-Jenis Penilaian ... 80

b. Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian ... 81

c. Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian ... 81

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 82

A. Deskripsi Responden ... 83

1.Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

2.Berdasarkan Nama Sekolah ... 84

B. Deskripsi Data ... 85

1.Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 85

(20)

xvii

b. Deskripsi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 ... 125

c. Deskripsi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 146

C. Pembahasan ... 168

1.Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 ... 168

a. Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 170

b. Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 172

c. Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 175

BAB V PENUTUP ... 181

D. Kesimpulan ... 181

E. Keterbatasan Penelitian ... 182

F. Saran ... 183

DAFTAR PUSTAKA ... 185

(21)

xviii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Elemen Perubahan dalam Penilaian pada Kurikulum 2013 ... 33

Tabel 2.2. Jenis-Jenis Penilaian yang Dilakukan oleh Pendidik, Satuan Pendidikan, dan Pemerintah ... 36

Tabel 2.3. Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) dan Sikap Sosial (KI 2) Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 44

Tabel 2.4. Contoh Format Pengamatan Sikap ... 45

Tabel 2.5. Contoh Format Penilaian Diri untuk Aspek Sikap ... 46

Tabel 2.6. Contoh Format Penilaian Teman Sebaya/Antar Siswa ... 47

Tabel 2.7. Contoh Format Penilaian melalui Jurnal ... 48

Tabel 2.8. Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kelas X, XI, XII Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 49

Tabel 2.9. Contoh Format Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab, dan Percakapan ... 51

Tabel 2.10. Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan ... 53

Tabel 3.1. Tempat Penelitian SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Sleman ... 62

(22)

xix

Tabel 3.3. Data SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

se-Kabupaten Sleman ... 67 Tabel 3.4. Data SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

sebagai Sampel Penelitian ... 68 Tabel 3.5. Data Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi

sebagai Sampel Penelitian ... 69 Tabel 3.6. Perhitungan Sampel Siswa Kelas XI Program Keahlian

Akuntansi SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen se-Kabupaten Sleman ... 70 Tabel 3.7. Skor Skala Likert dalam Kuesioner ... 72 Tabel 3.8. Daftar Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner ... 73 Tabel 3.9. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ... 76 Tabel 3.10. Tingkat Koefisien Reliabilitas ... 77 Tabel 3.11. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 78 Tabel 4.1. Data Responden Penelitian ... 83 Tabel 4.2. Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 84 Tabel 4.3. Data Responden berdasarkan Nama Sekolah ... 84 Tabel 4.4. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

Kurikulum 2013 ... 87 Tabel 4.5. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

berdasarkan Kurikulum 2013 ... 88 Tabel 4.6. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

(23)

xx

Tabel 4.7. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 90 Tabel 4.8. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 91 Tabel 4.9. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 92 Tabel 4.10. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 93 Tabel 4.11. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2

Moyudan ... 94 Tabel 4.12. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 95 Tabel 4.13. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 96 Tabel 4.14. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 97 Tabel 4.15. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1

Tempel ... 98 Tabel 4.16. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

(24)

xxi

Tabel 4.17. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah

Cangkringan ... 100 Tabel 4.18. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 101 Tabel 4.19. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 102 Tabel 4.20. Deskripsi Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 103 Tabel 4.21. Nilai-Nilai Statistika Skor Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 104 Tabel 4.22. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 ... 107 Tabel 4.23. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 ... 108 Tabel 4.24. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 109 Tabel 4.25. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 110 Tabel 4.26. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

(25)

xxii

Tabel 4.28. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 113 Tabel 4.29. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2

Moyudan ... 114 Tabel 4.30. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 115 Tabel 4.31. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 116 Tabel 4.32. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 117 Tabel 4.33. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 118 Tabel 4.34. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 119 Tabel 4.35. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 120 Tabel 4.36. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 121 Tabel 4.37. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 122 Tabel 4.38. Deskripsi Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan

(26)

xxiii

Tabel 4.39. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Jenis-Jenis Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 124 Tabel 4.40. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 ... 127 Tabel 4.41. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 ... 128 Tabel 4.42. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 129 Tabel 4.43. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 130 Tabel 4.44. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 131 Tabel 4.45. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 132 Tabel 4.46. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 133 Tabel 4.47. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2

Moyudan ... 134 Tabel 4.48. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

(27)

xxiv

Tabel 4.50. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 137 Tabel 4.51. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1

Tempel ... 138 Tabel 4.52. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah Cangkringan ... 139 Tabel 4.53. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah

Cangkringan ... 140 Tabel 4.54. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 141 Tabel 4.55. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 142 Tabel 4.56. Deskripsi Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 143 Tabel 4.57. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Prinsip dan Pendekatan Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 144 Tabel 4.58. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan

(28)

xxv

Tabel 4.60. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 151 Tabel 4.61. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 2 Sleman ... 152 Tabel 4.62. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 153 Tabel 4.63. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 1 Sleman ... 154 Tabel 4.64. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan ... 155 Tabel 4.65. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 2

Moyudan ... 156 Tabel 4.66. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 157 Tabel 4.67. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif 1 Sleman ... 158 Tabel 4.68. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di Muhammadiah 1 Tempel ... 159 Tabel 4.69. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 1 Tempel ... 160 Tabel 4.70. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan

(29)

xxvi

Tabel 4.71. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah

Cangkringan ... 162 Tabel 4.72. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 163 Tabel 4.73. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK YPKK 3 Sleman ... 164 Tabel 4.74. Deskripsi Dimensi Teknik dan Instrumen Penilaian

berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 165 Tabel 4.75. Nilai-Nilai Statistika Skor Dimensi Teknik dan Instrumen

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 di SMK Yapemda ... 166 Tabel 4.76. Data Hasil Penelitian untuk Dimensi Jenis-Jenis Penilaian ... 171 Tabel 4.77. Data Hasil Penelitian untuk Dimensi Prinsip dan Pendekatan

Penilaian ... 173 Tabel 4.78. Data Hasil Penelitian untuk Dimensi Teknik dan Instrumen

(30)

xxvii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(31)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(32)

berperan di dalamnya. Tidak hanya pendidik, sarana dan prasarana, lingkungan yang aman dan bersih serta bangunan yang terawat tetapi terdapat unsur yang paling utama dan penting yaitu kurikulum. Kurikulum memegang kedudukan kunci di dalam dunia pendidikan, sebab kurikulum berkaitan dengan penentu arah, isi dan proses pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Hidayat, 2013:22). Di Indonesia dari masa kemerdekaan sampai dengan saat ini, kurikulum telah mengalami perubahan yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, dan tahun 2006 serta yang terbaru Kurikulum tahun 2013, perubahan atau penyempurnaan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu bersifat dinamis dan mencerminkan bahwa suatu bangsa ingin menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan zaman. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada dasarnya Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan generasi masa depan yang cerdas secara keseluruhan yakni tidak hanya cerdas intelektualnya tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya.

(33)
(34)

terhadap uji coba penerapan Kurikulum 2013 serta metode penilaian yang jauh berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, di mana metode penilaian dianggap sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa. Sehingga para siswa harus menanggung konsekuensi dari penerapan kurikulum yang belum matang.

(35)

penyempurnaan dari delapan Standar Nasional Pendidikan yakni standar isi, proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan (Kunandar, 2013:22). Salah satu yang mengalami perubahan dan penyempurnaan ialah mengenai standar penilaian proses dan hasil belajar siswa yang mengakibatkan perubahan pada sistem atau metode penilaian yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik yang semula terbiasa mengolah nilai secara tradisional hanya pada aspek pengetahuan menjadi perlu untuk memperhatikan aspek sikap dan keterampilan. Penilaian harus dilakukan secara utuh, berkesinambungan, dan menyeluruh agar dapat mengungkapkan berbagai aspek yang diperlukan dalam mengambil suatu keputusan. Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen pembelajaran. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Melalui hal ini, siswa mengetahui capaian pembelajarannya (learning outcomes) dan siswa memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajarnya (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah).

(36)

melakukan refleksi. Selain itu, bagi siswa memungkinkan melakukan proses transfer cara belajar untuk mengatasi kelemahannya. Penilaian proses dan hasil belajar siswa juga merupakan pengukur tingkat pencapaian kompetensi minimal siswa. Penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan Penilaian Autentik (Authentic Assessment), penilaian ini menitiberatkan pada tiga aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Setiap aspek memiliki teknik dan instrumen yang berbeda-beda untuk menunjang tercapainya setiap kompetensi yang ingin dicapai, selain itu dalam penilaian ini memandang setiap siswa tidak berdasarkan rangking dikarenakan dalam penilaian ini sangat memperhatikan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda.

Berdasarkan fakta-fakta di atas bahwa dalam penerapan Kurikulum 2013 menghadapi banyak masalah dan pada akhirnya Kurikulum 2013 ini resmi dihentikan, salah satu masalah yang dihadapi ialah mengenai sistem atau metode penilaian hasil belajar siswa yang berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, penilaian ini dilakukan secara berkesinambungan dan sangat kompleks pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Berdasarkan Kurikulum 2013 Menurut

(37)

B. Batasan Masalah

Dengan keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah agar lebih mengarahkan pada penelitian yang dilakukan, sebagai berikut:

1. Penilaian proses dan hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 yang telah diimplementasikan pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sesuai dengan pengamatan kemampuan siswa.

2. Melihat aspek-aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan Kurikulum 2013 yang telah diimplementasikan pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sesuai dengan pengamatan kemampuan siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Umum : Apakah penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

(38)

Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

2. Apakah prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

3. Apakah teknik dan instrumen penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

Umum : Untuk mengetahui apakah penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

(39)

2. Untuk mengetahui apakah prinsip dan pendekatan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

3. Untuk mengetahui apakah teknik dan instrumen penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Sleman sudah dapat diimplementasikan dengan baik.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

(40)

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran yang nyata sejauh mana penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 untuk Mata Pelajaran Akuntansi pada SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi telah dilaksanakan. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi oleh guru guna melakukan peningkatan kualitas pelaksanaan penilaian.

3. Bagi Instansi Pendidikan (Lembaga Sekolah dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah)

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan, khususnya dalam hal pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan Kurikulum 2013 bagi instansi pendidikan sehubungan dengan kebijakan kurikulum yang telah ditetapkan. Sehingga dapat mengkaji ulang kebijakan yang belum berjalan dengan baik serta meningkatkan penerapan kebijakan yang telah berjalan dengan baik.

4. Bagi Pembaca atau Peneliti Lain

(41)

5. Bagi Universitas Sanata Dharma

(42)

12 BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Tinjauan Umum Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Arifin (2011:2) menjelaskan bahwa secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya.

Curriculum is the entire school program and all the people involved in.

Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. The curriculum has mean the subject taught in school or the course of study.

(43)

a. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran.

b. Peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran.

c. Mata pelajaran hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah. d. Tujuan akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah.

Menurut A. Ferry T. Indratno, kurikulum adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Bila ditarik benang merah maka kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan (Yamin, 2012:15).

Pendapat lain dikemukakan oleh J. Galen Saylor dan William M. Alexander (Arifin, 2011:4), “the curriculum is the sum total of school’s

efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground

or out of school.” Pengertian ini lebih luas lagi dari pengertian sebelumnya, kurikulum tidak hanya mata pelajaran dan pengalaman melainkan semua upaya sekolah untuk memengaruhi peserta didik belajar, baik di kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah.

(44)

2. Komponen Kurikulum

Arifin (2011:82-94) mengembangkan komponen kurikulum menjadi komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen proses, dan komponen evaluasi.

Tujuan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis, dalam penyusunan suatu kurikulum perumusan tujuan ditetapkan terlebih dahulu sebelum menetapkan komponen yang lainnya. Tujuan pendidikan suatu negara tidak bisa dipisahkan dan merupakan penjabaran dari tujuan negara atau falsafah negara, karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan negara. Tujuan pendidikan nasional dirumuskan langsung oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan, baik pendidikan formal (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) maupun pendidikan nonformal (lembaga kursus, pesantren). Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap pokok bahasan, sedangkan tujuan pembelajaran khusus (instructional objective) adalah tujuan dari setiap sub pokok bahasan.

(45)

berdasarkan prosedur keilmuan, (b) etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral, (c) estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seni.

Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk mengajar peserta didik, baik di sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di luar sekolah melalui kegiatan terstruktur dan mandiri. Pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum, karakteristik materi pelajaran, dan tingkat perkembangan yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan isi kurikulum, antara lain:

a. Strategi ekspositori klasikal, yaitu guru lebih banyak menjelaskan materi, sementara siswa lebih banyak menerima materi.

b. Strategi pembelajaran heuristik (discovery dan inquiry).

c. Strategi pembelajaran kelompok kecil, yaitu kerja kelompok dan diskusi kelompok.

d. Strategi pembelajaran individual.

(46)

3. Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Hidayat (2013:1-18) menjabarkan bahwa semenjak Indonesia merdeka sejak tahun 1945 telah mengalami perubahan kurikulum, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006.

Kurikulum pertama yang lahir setelah Indonesia merdeka adalah merupakan rencana pelajaran (leer plan). Zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan dan pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter. Rencana pelajaran 1947 dilandasi semangat zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat, sejajar dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan masyarakat.

(47)

Menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana Pendidikan 1964 atau kurikulum 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu; daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral.

Kurikulum 1964 masih mengalami perubahan yaitu menjadi kurikulum 1968, hal ini dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan rezim Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde Baru. Kurikulum 1968 menekankan pada pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Titik berat kurikulum ini terletak pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 diarahkan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

(48)

hendak dicapai lembaga pendidikan dalam melaksanakan program pendidikannya, (b) struktur program kurikulum, yaitu kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah, (c) garis-garis besar program pengajaran, yang didalamnya terdapat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran.

Dalam perkembangannya Kurikulum 1975 dianggap sudah tidak relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 1984 lahir sebagai perbaikan atau revisi terhadap Kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri sebagai berikut: (a) berorientasi kepada tujuan pembelajaran, (b) pendekatan pembelajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA), (c) materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral, (d) menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan, (e) materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa, (f) menggunakan pendekatan keterampilan proses.

(49)

Indonesia, (d) dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial, (e) dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, (f) pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks, dan (g) pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

(50)

dan (e) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, pemerintah telah mendorong penyelenggara pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006), yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan disetiap satuan pendidikan. Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi.

4. Peranan Kurikulum

(51)

kurikulum yang kuat, baik secara infrastruktur maupun superstruktur (Yamin, 2012:36).

Menurut Hamalik (2007:11-13), “kurikulum memiliki tiga peranan yang dinilai sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis dan evaluatif, serta peranan kreatif. Peranan konservatif dalam kurikulum memiliki suatu tanggung jawab yaitu mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda. Peranan kritis dan evaluatif, memiliki peranan dalam kebudayan yang senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam kurikulum peranan kreatif dinilai berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang.”

5. Fungsi Kurikulum

Dilihat dari sisi pengembang kurikulum (guru), kurikulum mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum.

b. Fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam melaksanakan kurikulum.

c. Fungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

(52)

rekonstruksi sosial, dan (c) sebagai pengembangan individu (Arifin, 2011:12).

Dalam praktiknya, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan.

Bagi pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.

B. Kurikulum 2013

1. Konsep Dasar Kurikulum 2013

(53)

melakukan penataan kurikulum. Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum 2013 berbasis kompetensi. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004. KBK atau (competency based curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk pengembangan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam sebuah jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengetahuan (knowledge) adalah kesadaran dalam bidang kognitif. b. Pemahaman (understanding) adalah kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki oleh individu.

c. Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

d. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

e. Sikap (attitude) adalah perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan dari luar.

(54)

Berdasarkan analisis kompetensi diatas, kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Tantangan internal, b. Tantangan eksternal, c. Penyempurnaan pola pikir,

d. Penguatan tata kelola kurikulum, dan e. Penguatan materi.

(55)

produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation

(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

(56)

didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya), (3) penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet), (4) penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik), (5) penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim), (6) penguatan pembelajaran berbasis multimedia, (7) penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik, (8) penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines), dan (9) penguatan pola pembelajaran kritis.

Selanjutnya, dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: (1) penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif, (2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan, dan (3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

(57)

3. Karakteristik Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar, agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

c. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

d. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

e. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

(58)

antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

4. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan Kurikulum 2013 mengacu pada Pasal 36 UU No. 20 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan globlal; dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan pada Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003, yakni: “ Berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sani, 2014:45).

(59)

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Dalam tujuannya, Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu, sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh, sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran (Mulyasa, 2013:66).

5. Keunggulan Kurikulum 2013

(60)

Pertama, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berawal, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Kedua, Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga, ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

C. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013

1. Pengertian Penilaian

Menurut Kunandar (2014:35), “penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar.”

(61)

Assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan terkait kebijakan pendidikan, mutu program pendidikan, mutu kurikulum, mutu pengajaran, atau sejauhmana pengetahuan yang telah diperoleh seorang siswa tentang bahan ajar yang telah diajarkan kepadanya. Sementara itu dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan maupun Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 tentang standar Penilaian Pendidikan mendefinisikan penilaian sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik (Basuki, 2014:153).

(62)

2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berdasarkan Kurikulum 2013

Penilaian dalam Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.

Menurut permendikbud tersebut dalam Pasal 2 menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian Autentik dan non-Autentik. Bentuk penilaian Autentik mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, proyek, produk, jurnal, kerja laboratorium, dan unjuk kerja, serta penilaian diri. Sedangkan bentuk penilaian non-Autentik mencakup tes, ulangan, dan ujian.

Dalam Pasal 3 ayat (3) menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk: (a) mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, (b) menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi, (c) menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, (d) memperbaiki proses pembelajaran.

(63)

kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan berdasarkan proses dan hasil).

Tabel 2.1.

Elemen Perubahan dalam Penilaian pada Kurikulum 2013

No. Elemen Perubahan

1. Memperkuat penilaian berbasis kompetensi

2. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan berdasarkan proses dan hasil)

3. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). Artinya pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik tidak dibandingkan dengan pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik lain, tetapi dibandingkan dengan kriteria tertentu (KKM) 4. Penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar (KD), tetapi juga

pada kompetensi inti (KI) dan standar kompetensi lulusan (SKL)

5. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peserta didik sebagai instrumen utama penilaian

6. Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal

7. Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya semata

(Kunandar, 2014: 36)

3. Jenis-Jenis Penilaian

Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:

(64)

b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan beberapa KD pada periode tersebut.

(65)

h. Ujian tingkat kompetensi merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan ujian tingkat kompetensi meliputi sejumlah KD yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

i. Ujian mutu tingkat kompetensi merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan ujian mutu kompetensi meliputi sejumlah KD yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

j. Ujian nasional merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian standar nasional pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

k. Ujian sekolah/madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada ujian nasional, dilakukan oleh satuan pendidikan.

(66)

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru harus dapat diuji keakuratannya melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah.

Peserta didik yang dinyatakan kompeten pada suatu materi tertentu melalui penilaian oleh guru, selayaknya kompeten juga melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah (Kunandar, 2014:78).

Tabel 2.2.

Jenis-jenis Penilaian yang Dilakukan oleh Pendidik, Satuan Pendidikan dan Pemerintah

Penilaian Jenis Unsur

yang

Pendidik KI dalam semester ganjil

Ulangan kenaikan kelas/akhir semester genap

Pendidik SKL yang dipelajari pada tahun yang bersangkutan Satuan

Pendidikan

Ujian tingkat kompetensi

(67)

dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN. Ujian sekolah Pendidik Mata pelajaran

kelompok iptek yang

Pemerintah Ujian Mutu Tingkat Kompetensi Ujian Nasional Pemerintah Seluruh SKL

(Kunandar, 2014:81)

4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut (Permendikbud No. 66 Tahun 2013):

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

(68)

e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Sementara itu, dalam Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjabarkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik oleh pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus. Dimana prinsip umum dan prinsip khusus tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang sudah ada dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013. Prinsip umum dalam penilaian hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut: a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu

komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

(69)

f. Holistik atau berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar.

Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum. b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran. c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik. d. Berbasis kinerja peserta didik.

e. Memotivasi belajar peserta didik.

f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya. h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan dan keterampilan. i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.

(70)

l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata. m. Terkait dengan dunia kerja.

n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata. o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

Pendekatan penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian) adalah Penilaian Acuan Kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM), KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

(71)

Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni:

a. Sangat Baik (SB) b. Baik (B)

c. Cukup (C) d. Kurang (K)

Ketuntasan belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat Baik (B).

Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagai berikut:

(72)

Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.

5. Teknik dan Instrumen Penilaian

Kunandar (2014:96-97) berpendapat bahwa tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik harus dinilai atau diukur dengan instrumen atau alat ukur yang tepat dan akurat. Tepat artinya instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk menilai hasil belajar peserta didik sesuai dengan karakteristik materi atau tuntutan kompetensi tertentu. Karakteristik materi meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Instrumen suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif (pengetahuan) tentu berbeda dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Akurat artinya hasil penilaian atau pengukuran hasil belajar peserta didik dapat memberikan informasi yang benar tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, guru atau calon guru harus memahami berbagai teknik penilaian dan sekaligus terampil menyusun berbagai teknik penilaian sesuai dengan kebutuhan.

Gambar

Tabel 2.1. Elemen Perubahan dalam Penilaian pada Kurikulum 2013
Tabel 2.2. Jenis-jenis Penilaian yang Dilakukan oleh Pendidik, Satuan Pendidikan
Tabel 2.3. Kompetensi Inti Sikap Spritual (KI 1) dan Sikap Sosial (KI 2) Sekolah
Tabel 2.4. Contoh Format Pengamatan Sikap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fana adalah sifat mustahil bagi Allah yang artinya ialah ………….. Berbilang atau lebih dari

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produk Natasha Skin Care Jember adalah dengan menggunakan analisis faktor. Populasi

Kelompok Kerja Jasa Konstruksi dan Jasa Lainnya PPPTMGB “LEMIGAS” pada Unit Layanan Pengadaan (ULP) Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “ Organizational

Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping

Through this game, I have learnt more about “how to make and accept apologies”.. (Tick any box that corresponds to

Apabila saudara tidak hadir atau tidak dapat menunjukkan semua dokumen asli sampai dengan batas waktu tersebut diatas, maka perusahaan saudara dianggap mengundurkan

Pengelolaan tanah oleh bukan pemiliknya dapat dilakukan melalui gadai, usaha bagi hasil, menumpang, dan sewa tanah pertanian sebagaimana di atur dalam Pasal 16 ayat (1) butir h