• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Sesuai dengan Kurikulum 2013 di Kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-33)

Menurut Amri (2013: 54), pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks anekdot di kelas X SMA Negeri Karanganyar secara garis besar terdapat unsur-unsur yang membangun proses pelaksanaan pembelajaran tersebut. Unsur-unsur tersebut meliputi materi, media, metode, dan evaluasi. a. Materi

Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diterima oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Salah satu faktor yang penting yang sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi, dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Secara garis besar dapat diungkapkan bahwa materi pelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi kompetensi inti yang ditetapkan.

Materi pembelajaran dituangkan dalam berbagai bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik memiliki berbagai jenis dan tingkatan, sesuai dengan kelompok bidang studi atau kelompok mata pelajaran masing-masing. Meskipun demikian, Mulyasa (2009: 140) membagi materi pelajaran yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Fakta adalah segala yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda dan sebagainya. Dunne & Wragg (1996: 40) berpendapat bahwa merupakan konvensi bahwa suatu fakta harus dipelajari oleh pelajar dan pelajar itu harus menghafalnya.

commit to user

Peserta didik dapat diberitahu atau menemukan sendiri suatu fakta kemudian memperkuatnya dengan cara mereka sendiri agar fakta tersebut menjadi miliknya sendiri.

Pada pembelajaran menulis anekdot materi yang masuk dalam kategori fakta adalah contoh teks anekdot “KUHP dalam Anekdot” dan contoh teks anekdot “Anekdot Hukum Peradilan”. Dalam teks anekdot tersebut terdapat fakta-fakta tentang keadaan hukum dan politik di Indonesia.

Konsep adalah segala sesuatu yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti atau isi, dan sebagainya. Lebih lanjut, Dunne & Wragg (1996: 43) menjelaskan bahwa informasi yang disimpan sebagai konsep dapat digunakan dalam berbagai situasi termasuk situasi yang sangat berbeda dari yang digunakan dalam proses belajar. Dalam pembelajaran menulis teks anekdot, materi yang tergolong konsep adalah hakikat teks anekdot, kaidah penulisan teks anekdot, dan struktur teks anekdot.

Prinsip merupakan hal-hal utama, pokok, memiliki posisi terpenting meliputi dalil, rumus, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Dalam pembelajaran menulis teks anekdot yang tergolong materi berupa prinsip adalah karakteristik teks anekdot dan struktur teks anekdot.

Prosedur dapat dijabarkan sebagai urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah tertentu atau membuat sesuatu. Materi yang tergolong materi prosedur dalam pembelajaran menulis teks anekdot adalah langkah membuat drama berstruktur teks anekdot dan cara menginterpretasi teks anekdot.

b. Media

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan guru untuk membantu guru dalam mempermudah penyampaian materi pembelajaran. Anitah (2009b: 2) mengatakan bahwa media pembelajaran

commit to user

adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis teks anekdot hanya menggunakan media buku. Buku yang dipakai adalah buku pegangan siswa yang dibuat oleh pemerintah. Selain itu, guru juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan pembelajaran menulis teks anekdot. Penggunaan buku dalam pembelajaran memiliki nilai yang lebih seperti yang diungkapkan Danim (2010: 22) yaitu, membantu guru dalam merealisasikan kurikulum, memudahkan kontinuitas, dapat dijadikan pegangan, memangcing aspirasi, dapat menyajikan materi yang seragam, dan mudah diulang.

c. Metode

Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis teks anekdot adalah metode pembelajaran diskusi kelompok dengan pendekatan scientific. Aplikasi dari metode pembelajaran diskusi kelompok dengan pendekatan scientific dalam pembelajaran menulis teks anekdot kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut. 1) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru menyuruh peserta didik dalam setiap kelompok untuk melakukan pengamatan terhadap contoh teks anekdot yang berada dalam buku yang berjudul “KUHP dalam Anekdot” dan “Anekdot Hukum Peradilan”.

2) Menanya

Setelah kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang tidak dimengerti peserta didik dari teks anekdot yang sudah dibaca. Guru

commit to user

masih perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan berbagai pertanyaan.

Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

3) Mengasosiasikan

Setelah bertanya kegiatan selanjutnya adalah menggali dan mengumpulkan informasi mengenai teks anekdot dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Banyak peserta didik yang menggunakan internet untuk menggali dan mengumpulkan informasi tentang teks anekdot. Selain itu, peserta didik menggunakan buku-buku yang dibawa oleh guru maupun yang dipinjam dari perpustakaan.

4) Mencoba

Setelah mengamati berbagai contoh teks anekdot dan mencari informasi mengenai struktur teks anekdot, peserta didik diminta mendeskripsikan struktur teks anekdot yang berjudul “KUHP dalam Anekdot” dan “Anekdot Hukum Peradilan” dan membuat teks anekdot seperti contoh yang sudah ada.

5) Mengomunikasikan

Kegiatan terakhir adalah mengkomunikasikan. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara menuliskan atau menceritakan hasil dari teks anekdot yang telah dibuat oleh peserta didik. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

d. Evaluasi

Evaluasi hasil belajar perlu dilakukan agar dapat diketahui perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Imron (2012: 166) mengatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat menampilkan performa sesuai yang diharapkan. Evaluasi dari guru berupa penilaian proses dan

commit to user

penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan guru saat proses diskusi berlangsung. Guru tidak hanya melakukan evaluasi berupa penilaian proses tetapi juga penilaian hasil. Hasil dari pembelajaran menulis teks anekdot berupa portofolio dari kumpulan berbagai jenis teks anekdot yang dihasilkan siswa.

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Menurut Jonson dan Jonson (dalam Sukardi 2009: 191) portofolio dapat diartikan pengumpulan data secara terorganisasi yang dilakukan dalam periode waktu tertentu atas perkembangan program kelompok siswa, pencapaian, keterampilan, dan sikap.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes, atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa terhadap pembelajaran menulis teks anekdot. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok selama proses pelaksanaan pembelajaran menulis teks anekdot.

3. Kendala-kendala yang Timbul dalam Pembelajaran Menulis Teks

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-33)