• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I

Siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan, tahap observasi dan analisis, dan tahap refleksi. Semua tahap tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti mempelajari silabus yang berlaku dan menyusun indikator, kemudian membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model experiential learning. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti membuat bahan ajar yang akan digunakan pada saat tindakan berlangsung. Selain itu, peneliti juga menyusun LKS yang disesuaikan dengan model experiential learning, dan berbagai instrumen, berupa; tes pemecahan masalah untuk akhir siklus, jurnal harian, lembar observasi, catatan lapangan, dan pedoman wawancara untuk guru dan siswa. Bersama guru kolaborator, peneliti mendiskusikan RPP yang akan dilaksanakan, dan menentukan pembagian kelompok untuk pembelajaran siklus I.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan

Tahap pelaksanaan tindakan bersamaan dengan pengamatan yang dibantu oleh guru kolaborator. Tahap ini terdiri atas lima pertemuan, dimana empat pertemuan sebagai pelaksanaan tindakan dan satu pertemuan digunakan untuk pelaksanaan tes pemecahan masalah siklus I. Pelaksanaa tindakan siklus I dimulai tanggal 25 Maret 2013 sampai dengan tanggal 12 April 2013, dengan alokasi waktu masing-masing tindakan dan tes adalah 2 x 40 menit (2 jam pelajaran).

Model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah model experiential learning. Dalam pelaksanaan peneliti tidak memberikan penjelasan materi secara keseluruhan, akan tetapi siswa berexperience dalam proses pembelajarannya melalui LKS yang telah dirancang sesuai tahapan model experiential learning, dan peneliti hanya bertindak sebagai fasilitator.

55

Berikut ini deskripsi data hasil pelaksanaan tindakan siklus I pada setiap pertemuan:

1) Pertemuan ke-1 (Senin, 25 Maret 2013)

Materi pertama yang disampaikan peneliti adalah unsur-unsur dan bagian-bagian dari lingkaran. Peneliti memulai kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam, kemudian siswa bersiap untuk berdoa bersama sesuai dengan keyakinan masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Selanjutnya peneliti mengabsen kehadiran siswa, semua siswa hadir berjumlah 40 orang. Guru mata pelajaran matematika hadir sebagai observer, bertugas mengamati aktivitas siswa satu persatu sesuai lembar observasi yang disediakan oleh peneliti, memantau kegiatan secara umum dan membantu peneliti memaksimalkan tindakan karena pertemuan pertama banyak siswa yang merasa canggung.

Sebelum memulai pelajaran peneliti mengingatkan siswa akan materi lingkaran pada saat di sekolah dasar, dan menginformasikan indikator serta tujuan yang akan dicapai pada pertemuan pertama. Peneliti juga mengingatkan akan pentingnya mempelajari materi lingkaran, dan menginformasikan model pembelajaran yang akan diterapkan, yakni; model experiential learning. Selanjutnya, peneliti menginstruksikan siswa untuk duduk sesuai dengan pembagian kelompok yang telah diinformasikan guru mata pelajaran dipertemuan sebelumnya, sementara peneliti menata beberapa benda serupa lingkaran di sekitar kelas. Pembagian kelompok ditentukan sesuai hasil diskusi peneliti dan guru mata pelajaran, setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan memotivasi siswa dan memberikan gambaran umum terhadap pengalaman yang akan dialami siswa. Sementara siswa memperhatikan ke depan kelas, peneliti membagikan LKS experiential learning. Kemudian peneliti meminta setiap kelompok menemukan dua benda yang berbentuk lingkaran di sekitar kelas, dan mengidentifikasi benda tersebut sesuai perintah yang tertera pada LKS. Peneliti memantau dan menghampiri kelompok yang mengalami kendala

dalam diskusinya untuk dibantu, guru kolaboratorpun membantu beberapa kelompok yang memanggilnya untuk bertanya apa yang belum mereka mengerti. Hasil diskusi siswa dituangkan di dalam lembar experience, kemudian secara bergantian setiap kelompok akan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas agar pemahaman siswa lebih berkembang.

Gambar 4.1

Peneliti dan Guru Membantu Siswa Saat Berdiskusi Kelompok Setelah presentasi usai, peneliti merumuskan jawaban yang benar dan menjelaskan apa yang belum dimengerti siswa saat diskusi. Penelitipun memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa agar lebih aktif saat diskusi kelompok berlangsung maupun saat presentasi di depan kelas.

Sebagai penutup, peneliti memberikan pekerjaan rumah (PR), membagikan jurnal harian kepada setiap siswa sebagai respon atas penerapan model experiential learning pada pertemuan pertama, dan menginfornasikan tema yang akan dibahas dipertemuan berikutnya. Karena jam pelajaran telah usai, ketua kelas menyiapkan seluruh siswa untuk berdiri dan memberi salam. Peneliti dan guru kolaborator menjawab salam kemudian beranjak keluar kelas.

57

2) Pertemuan ke-2 (Senin, 1 April 2013)

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua ini berlangsung seusai upacara. Saat peneliti dan guru mata pelajaran matematika masuk ruang kelas VIII-5, ketua kelas segera menyiapkan semua siswa untuk berdoa menurut keyakinan masing-masing berlanjut memberi salam, kemudian peneliti dan gurupun membalas salam. Peneliti mengabsen siswa, pada pertemuan kedua terdapat 1 siswa yang sakit dan 1 siswa yang izin, sehingga yang hadir berjumlah 38 siswa. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk membuka PR pada pertemuan sebelumnya untuk dibahas bersama-sama. Untuk soal pertama, semua siswa tidak ada yang berkenan maju karena malu dan takut salah, penelitipun memotivasi siswa untuk bersemangat aktif ke depan untuk melatih keberanian berada di depan umum. Akhirnya satu siswa perempuan memberanikan diri unjuk tangan dan maju menuliskan hasil pekerjaannya, untuk soal selanjutnya beberapa siswa lain unjuk tangan untuk mempresentasikan PR-nya.

Usai PR dibahas, peneliti menginformasikan indikator dan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan kedua, yakni mengenai nilai phi dan menentukan rumus keliling beserta aplikasinya, penelitipun menjelaskan akan pentingnya mempelajari materi ini. Selanjutnya, siswa diminta berpindah tempat duduk sesuai kelompok-kelompok dipertemuan sebelumnya. Wakil dari masing-masing kelompok maju ke depan untuk mengambil LKS dan perankat experience (karton, gunting, benang, dan alat lainnya).

Peneliti mengarahkan semua kelompok untuk memulai berexperience sesuai perintah yang tertera pada LKS tahap pertama. Beberapa kelompok mulai aktif bekerja membuat empat lingkaran dengan jari-jari yang berbeda, kemudian lingkaran-lingkaran tersebut digunting dan diukur tepian lingkaran dan garis tengahnya menggunakan bantuan benang dan penggaris. Terdapat pula kelompok yang ribut antar anggotanya mendebatkan langkah mana dahulu yang harus dilakukan, peneliti menghampiri dan mengarahkan sesuai dengan tahap experience yang sudah ada.

Gambar 4.2

Lingkaran yang Dibuat Siswa Saat Tahap Experience

Data-data yang diperoleh siswa pada tahap experience diobservasi dan direfleksikan pada lembar berikutnya, kemudian siswa diminta menyatukan hasil observasinya membentuk konsep phi dan rumus keliling lingkaran. Selanjutnya kelompok diminta menyelesaikan masalah pada tahap terakhir dengan menerapkan konsep yang telah diperoleh sebelumnya.

Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, peneliti dan guru kolaborator berkeliling mengamati tiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tahapan-tahapan pada LKS. Menurut pengamatan peneliti bahwa sebagian besar siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Setelah semua kelompok menyelesaikan samapai tahap active experimentation, peneliti meminta perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas untuk dibahas bersama-sama, kelompok lain memperhatikan dan peneliti merumuskan jawaban yang benar dan meluruskan konsep yang keliru.

Peneliti memberikan umpan balik positif dan penguatan konsep dalam bentuk lisan, penelitipun bersama-sama dengan siswa mmenyimpulkan materi pelajaran pada pertemuan kedua ini. Sebelum pembelajaran berakhir, peneliti memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) dan lembar jurnal harian untuk mengukur respon siswa atas penerapan model experiential learning yang telah berlangsung. Bel pergantian jampun berbunyi, ketua kelas menyiapkan siswa-siswa untuk berdiri dan memberi salam penutup, peneliti

59

dan guru kolaboratorpun membalas salam tersebut dan beranjak keluar kelas.

Dokumen terkait