• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan pemberian Kredit Pemilikan Rumah

Kehati-Hatian Yang Terdapat Pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Di PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta.

Penulis dalam hal ini memperoleh data dengan melakukan penelitian di Intitusi Mitra Bank Permata cabang Surakarta.

Bank Permata cabang Surakarta memiliki tiga kantor cabang pembantu yang berlokasi di :

1. Jalan Slamet Riyadi 2. Jalan Urip Sumoharjo 3. Solo Baru

Penulis dalam hal ini di tempatkan di Bank Permata cabang surakarta yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi Surakarta dan melakukan wawancara dengan Emanuel Joko Nugroho S.H selaku kepala PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta dan nasabah debitur X yang namanya tidak mau disebutkan karena menyangkut rahasia bank selaku nasabah debitur kredit pemilikan rumah (KPR) di PT Bank Permata Tbk Cabang Surakarta.

Dalam penelitian yang dilaksanakan di PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta, penelitian hanya difokuskan pada pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diberikan kepada nasabah langsung (End User) yang membeli rumah baru atau bukan rumah baru. Hal ini dikarenakan karena pemberian jaminan dilaksanakan pada saat bersamaan dengan penandatangan akta jual beli. Pemberian suatu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang terdapat pada bank konvensional dan bank unit usaha syariah berdasarkan prinsip kehati-hatian di PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta.

commit to user

a. Pelaksanaan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank

Konvensional Dan Bank Unit Usaha Syariah

Kredit kepemilikan rumah pada bank konvensional dan bank unit usaha syariah yang bersifat konsumtif. Dimana bank menyediakan pinjaman dana untuk membeli rumah, tanah kavling atau untuk merenovasi rumah yang diperlukan calon penerima kredit, untuk dibayar kembali saat jatuh tempo dengan cara cicilan dan batas maksimal cicilan pada bank konvensional selama 15 tahun dan bank unit usaha syariah selama 20 tahun. Pada saat akad, pembiayaan KPR diakui pada saat pencairannya sebesar pokok pembiayaan yang diberikan dan keuntungan yang disepakati. Keuntungan ini disebut margin yang merupakan pendapatan bank, dimana besarnya margin ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara nasabah dan PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta.

Pada prinsipnya, bank syariah sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai instrumen intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang surplus dana (dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga produk-produk yang disediakan oleh bank-bank konvensional, baik itu produk penghimpunan dana

(funding) maupun produk pembiayaan (financing), pada dasarnya dapat

pula disediakan oleh bank-bank syariah.

Produk pembiayaan KPR yang digunakan dalam perbankan syariah memiliki berbagai macam perbedaan dengan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) di perbankan konvensional. Hal ini merupakan implikasi dari perbedaan prinsipal yang diterapakan perbankan syari’ah dan perbankan konvensional yaitu konsep bagi hasil dan kerugian (profit and loss sharing) sebagai pengganti sistem bunga perbankan konvensional. Dalam pemberian kepemilikan rumah ini, terdapat beberapa perbedaan antara perbankan syari’ah dan perbankan konvensional, di antaranya adalah pemberlakuan sistem kredit dan sistem

commit to user

mark up, kebolehan dan ketidakbolehan tawar menawar (bargaining

position) antara nasabah dengan bank, prosedur pembiayaan dan lain

sebagainya.

Dari segi pengistilahan, untuk produk pembiayaan pemilikan rumah perlu dipikirkan suatu bentuk pengistilahan yang relevan. Karena istilah KPR cenderung memunculkan asumsi terjadinya kredit, padahal dalam perbankan syari’ah tidak menggunakan sistem kredit. Untuk menghindari hal itu (tetapi tetap menggunakan istilah KPR), beberapa bank syariah (seperti PT. Bank Permata unit usaha syariah Tbk Cabang Surakarta) memaknai KPR dengan ”Kebutuhan Pemilikan Rumah“.

Dalam menjalankan produk KPR, bank syariah memadukan dan menggali skim-skim transaksi yang dibolehkan dalam Islam dengan operasional KPR perbankan konvensional.

Dalam pemberian kredit pemilikan ruamah (KPR) ini biasanya pihak bank sudah bekerja sama dengan pihak developer sebagai supplier (penyedia rumah) sehingga nasabah membayar uang muka (urbun) langsung ke pihak developer. Dalam hal permohonan pembiayaan dan pemenuhan syarat-syarat KPR nasabah dibantu oleh pihak developer, namun jika nasabah juga dapat mengurus sendiri permohonan pembiayaannya.

(1) Syarat-Syarat Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta terdapat beberapa dokumen yang harus dipenuhi sebagai syarat-syarat agar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diminta oleh Debitur / Nasabah dapat dipenuhi oleh pihak bank. Dokumen-dokumen tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Dokumen Agunan

adalah dokumen yang diperlukan untuk kepentingan PT. Bank Permta Tbk Cabang Surakarta, dokumen tersebut sangat berguna untuk mendukung dokumen utama. Dengan kata lain, dokumen

commit to user

tersebut sebagai jaminan dan apabila dokumen tersebut tidak ada maka akan melemahkan posisi PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta secara signifikan. Dokumen agunan yang ada di PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta antara lain terdiri dari : a. Rumah baru

adalah rumah yang baru dibangun dan belum ditempatin orang lain sebagai tempat tinggal, biasanya rumah baru didapatkan melalui surat pemesanan rumah dari developer. b. Bukan rumah baru

adalah rumah yang sudah pernah ditempatin orang lain sebagai tempat tinggal, biasanya rumah lama tersebut didapatkan melalui bank, misalnya : A memiliki rumah dan ingin menjual rumah tersebut, kemudian Bank mempunyai inisiatif untuk membeli rumah A, akan tetapi bank menganalisis terlebih dahulu dokumen-dokumen seperti Fotokopi sertifikat, fotokopi AJB, fotokopi IMB, fotokopi pajak bumi dan banggunan (PBB) terbaru dan mengecek terlebih dahulu keadaan rumah tersebut. Apabila rumah tersebut tidak mempunyai masalah, maka bank akan membeli rumah tersebut dan menjual kembali kepada nasabah debitur dengan memberikan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR).

2. Dokumen Pribadi

adalah dokumen yang diperlukan untuk keperluan legal atau peraturan terkait lainnya terutama jika terjadi “dispute” antara PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta dengan Debitur / Nasabah dan jika dokumen ini tidak dipenuhi maka akan melemahkan posisi PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta. Dokumen yang masuk dalam kategori Dokumen Utama wajib dipenuhi dan dilengkapi oleh Debitur / Nasabah dan tidak diperbolehkan untuk tidak dipenuhii. Profil debitur dan

commit to user

Penjamin beserta dokumen Utama yang harus dipenuhi antara lain :

a. Karyawan

a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon dan suami / istri (jika ada)

b) Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

c) Fotokopi Akta Nikah / Cerai / Pisah harta ( jika ada) d) Fotokopi surat Warga Negara Indonesia (WNI) dan

ganti nama ( jika ada) atau Akta lahir suami/istri ( untuk WNI non pribumi)

e) Slip gaji terakhir asli / Surat keterangan kerja asli f) Fotokopi tabungan / rekening 3 bulan terakhir g) SPT PPh 21

h) Pas foto pemohon dan suami/ istri( jika ada) b. Pengusaha

a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon dan suami / istri (jika ada)

b) Fotokopi Kartu Keluarga (KK)

c) Fotokopi Akta Nikah/ Cerai/Pisah harta ( jika ada) d) Fotokopi surat Warga Negara Indonesia (WNI) dan

ganti nama ( jika ada) atau Akta lahir suami/ istri (untuk WNI non pribumi)

e) Fotokopi tabungan/ rekening 3 bulan terakhir f) Fotokopi NPWP pribadi

g) Fotokopi SIUP, Tanda Daftar Perusahaan, Surat keterangan domosilli, atau akta pendiri peusahaan, Laporan keuangan terakhir

h) Pas foto pemohon dan suami / istri (jika ada) c. Profesional

a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon dan suami / istri (jika ada)

commit to user b) Fotokopi Kartu Keluarga

c) Fotokopi Akta Nikah / Cerai / Pisah harta ( jika ada) d) Fotokopi surat Warga Negara Indonesia (WNI) dan

ganti nama ( jika ada) atau Akta lahir suami / istri ( untuk WNI non pribumi)

e) Fotokopi tabungan / rekening 3 bulan terakhir f) Fotokopi NPWP pribadi

g) Fotokopi surat ijin praktek / SK pengangkatan dari instansi terkait

h) Pas foto pemohon dan suami / istri( jika ada)

Permohonan pembiayaan dan syarat-syarat KPR diajukan ke PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta lalu team pembiayaan KPR memverifikasi kelengkapan berkas syarat-syarat KPR (prescanning) setelah berkas dinilai telah lengkap maka pihak bank meninjau ke lapangan (On The Spot) atau melihat langsung rumah yang akan dibeli, memverifikasi calon nasabah apakah berkas yang diberikan sesuai dengan keadaan yang sebanarnya dari calon nasabah.

Analisis yang digunakan oleh PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta adalah analisis 5 C yaitu :

1. Character

Character adalah keadaan watak / sifat dari calon penerima pembiayaan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Untuk mengetahui karakter calon penerima pembiayaan maka dilakukan wawancara dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat diketahui karakter calon penerima pembiayaan. PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta juga mencari informasi Bank Indonesia tentang calon penerima pembiayaan apakah calon penerima pembiayaan mempunyai hutang di bank lain dan apakah calon penerima pembiayaan mempunyai kredit macet.

commit to user

2. Capital

Capital merupakan modal atau penghasilan yang dimiliki ataupun yang diterima olah calon penerima pembiayaan. Untuk menghitung penghasilan minimal dari calon penerima pembiayaan agar dapat diterima pembiayaannya maka cicilan kredit kepemilikan rumah (KPR) haruslah minimal 40 % dari penghasilannya. Misalkan cicilan kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar Rp. 2.500.000,- maka penghasilan minimalnya adalah Rp. 2.500.000,-/40% = Rp. 6.250.000,-. Jika penghasilan calon penerima di bawah Rp. 6.250.000,-, maka permohonan pembiayaan akan ditolak.

3. Capacity

Capacity merupakan kapasitas calon penerima pembiayaan

(pengusaha) dalam mengelola modal untuk mendapatkan laba dalam memenuhi kewajibannya. Bagi calon penerima pembiayaan yang bekerja pada perusahaan maka perusahaan dan jabatan tempat bekerja juga menentukan dalam penerimaan permohonan pembiayaan.

4. Collateral

Collateral merupakan jaminan untuk menjamin kelangsungan

pembayaran angsuran. Dalam hal ini yang menjadi jaminan adalah surat hak milik (SHM) dari rumah yang akan di beli.

5. Condition of Economy

Condition of Economy merupakan situasi kondisi politik, sosial,

ekonomi dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonimian yang kemungkinan pada suatu saat mempengaruhi kelancaran perusahaan atau tempat calon penerimaan pembiayaan bekerja.

Yang sangat diperhatikan dalam analisis 5 C adalah karakter bila calon penerima pembiayaan dianggap memiliki karakter yang buruk walaupun memiliki penghasilan yang cukup maka permohonan

commit to user

pembiayaan akan di tolak. Jika jaminan yang besar tidak diikuti dengan kemampuan untuk membayar angsuran maka permohonan pembiayaan juga akan di tolak.

Setelah analisis 5 C dilakukan dan data di input maka data calon penerima pembiayaan akan di ajukan ke pemutus apakah permohonan pembiayaan diterima atau ditolak.

(2) Bentuk-Bentuk Jaminan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Salah satu hal terpenting untuk menghindari kemungkinan untuk terjadinya kemacetan dalam pelunasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah menerima jaminan kepada pemohon kredit. Bentuk jaminan yang diterima PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta adalah rumah yang menjadi objek kredit pemilikan rumah (KPR)

Dimana nasabah debitur memberi kuasa kepada PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta untuk melakukan tindakan dan perbuatan hokum yang dianggap wajar dan dianggap perlu oleh PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta yang berkaitan dengan pemberian jaminan tersebut. Bila nasabah atau calon nasabah dimasa yang akan datang tidak dapat melunasi kreditnya, maka pihak PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta dapat menyita jaminan tersebut ataupun menjual jaminan tersebut secara bawah tangan.

(3) Jenis-jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR )

Jenis-jenis KPR yang di berikan kepada nasabah oleh PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta adalah sebagai berikut :

a. KPR Regular

Yaitu : KPR yang diberikan dengan jaminan rumah yang akan dibeli oleh Nasabah dengan tujuan pembelian sebuah rumah. b. KPR Bijak

Yaitu : KPR yang diberikan dengan jaminan rumah yang akan dibeli oleh Nasabah dengan tujuan pembelian sebuah rumah, hampir sama dengan KPR regular namun sedikit berbeda pada

commit to user

program suku bunga dan fixed untuk beberapa bulan dan ada penawaran yang menarik didalamnya.

c. KPR Multiguna

Yaitu : KPR yang diberikan dengan jaminan rumah yang telah dimiliki oleh Nasabah dengan tujuan pembiayaan kembali. d. KPR Syariah

Yaitu : Akad pembiayaan pemilikan rumah yang lebih dikenal dengan sebutan “Akad Murabahah”, dimana syarat-syarat yang ada merupakan syarat-syarat yang ada di syariat Islam dan perhitungan bunga tidak ada didalam KPR ini, namun hanya berupa Margin / Keuntungan Bank.

(4) Pelaksanaan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

PT. Bank Permata Tbk Cabang Suarakarta telah memiliki prosedur pelaksanaan pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) yang cukup baik. Pelaksanaan pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) dimulai dari permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) yang akan diajukan nasabah pada pihak bank, lalu pihak bank akan melakukan penyelidikan dan analisa terhadap pekerjaan atau jenis usaha yang dimiliki calon debitur atau nasabah. Setelah itu dilakukan penganalisaan atas kredit pemilikan rumah (KPR) nasabah dan pihak bank akan melakukan keputusan atas permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) yang diminta oleh calon nasabah, apakah keputusan kredit pemilikan rumah (KPR) yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah disetujui, sedang dipertimbangkan lebih lanjut oleh bank, atau ditolak oleh bank. Apabila keputusan kredit pemilikan rumah (KPR) disetujui, maka nasabah akan mendapatkan rumah dari fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) yang diajukannya setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh pihak bank.

Dalam melakukan pengusulan kredit pemilikan rumah (KPR), maka proses akan dilakukan oleh dua orang yaitu untuk melakukan

commit to user

tempat usaha calon nasabah. Usulan ditandatangani staff marketing tersebut. Usulan kredit pemilikan rumah (KPR) diajukan kepada komite kredit yang terdiri dari Supervisor Marketing dan Direktur Utama.

Pada setiap akhir bulan dilakukan rapat Marketing dengan Direksi untuk memutuskan permohonan nasabah yang diproses pada awal bulan berikutnya. Marketing mengajukan daftar pemohon nasabah yang berisi nama, alamat, rumah yang dimohon, jaminan, referensi dan keterangan nasabah lama atau baru. Direksi akan memberikan persetujuan dengan mengunakan prinsip kehati-hatian terhadap nasabah-nasabah yang akan diproses.

Kemudian nasabah yang memperoleh persetujuan prinsip kehati-hatian akan disurvey ke lokasi alamat rumah, alamat jaminan,pekerjaan maupun tempat usaha. Peninjauan dilakukan oleh marketing tanpa pemberitahuan kepada nasabah agar didapati keadaan yang sesungguhnya mengenai calon nasabah. Pada kesempatan itu marketing mengumpulkan informasi tentang kelayakan jaminan, kelayakan pekerjaan atau usaha dan reputasi calon nasabah.

Bagi setiap nasabah yang dipandang oleh marketing layak untuk diusulkan sebagai peminjam kredit pemilikan rumah (KPR) akan disiapkan memo usulan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR). Usulan ini disampaikan kepada supervisor marketing dan direksi.

Untuk meyakinkan dirinya, supervisor marketing atau direksi dapat melakukan survey sebagai Cross Check atau survey kembali. Untuk lebih lanjutnya direksi dapat melakukan permintaan wawancara kepada calon nasabah.

(5) Analisis Kredit Pemilikan Rumah

Analisis Kredit adalah suatu proses pemeriksaan atau penganalisaan kredit pemilikan rumah (KPR) yang akan diambil oleh seorang Debitur / Nasabah pada suatu bank. Sehubungan

commit to user

dengan hal tersebut, sudah seharusnya bank hanya memberikan kredit (pinjaman) kepada debitur yang layak. Bank harus dapat mengendalikan risiko kredit yang diberikannya. Untuk itu, bank mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal kredit yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut diharapkan kredit yang diberikan adalah dengan kualitas bagus.

Setiap proposal kredit akan dianalisis dengan teliti. Bila memenuhi syarat, baru diadakan dokumentasi (pengikatan kredit dan jaminan). Walaupun dalam analisa kredit suatu proposal dinyatakan layak, tetapi bila dalam pengikatan kredit / jaminan ternyata terdapat masalah yang yang tidak dapat diselesaikan dan / atau membahayakan bank, kredit tersebut harus dihentikan. Setelah dokumentasi lengkap, bank mengadakan pencairan dana

(distbursement) sesuai perjanjian kredit. Dalam pencairan dana ini

bank juga harus berhati-hati. Bila tidak sesuai dengan perjanjian, pencairan dana tidak dapat dilakukan. Setelah kredit dicairkan, bank juga harus terus menerus melakukan pemantuan atas kredit yang diberikan. Ini adalah perkerjaan yang akan terus berlangsung selama kredit tersebut belum dilunasi. Dalam pemantauan ini bank harus terus-menerus mengikuti perkembangan bisnis nasabah dan berbagai aaspek yang mungkin mempengaruhi kualitas kredit tersebut.

Menganalisis kredit ini meliputi aktivitas termsuk pengumpulan informasi dan data yang diperlukan untuk bahan analisis. Kualitas hasil analisis pembiayaan sangat teragantung kepada tiga faktor yaitu :

a. Faktor sumber daya manusia (SDM)

Analisis pembiayaan dilaksanakan oleh seorang account officer

(AO) yang harus mempunyai keterampilan yang bersifat teknis maupun pengetahuan yang bersifat teoritis, di samping mempunyai mental yang kuat.

commit to user b. Faktor data analisis

Informasi dan data yang diperlukan harus lengkap, dapat dipercaya, dan akurat. Untuk mendekati hal tersebut dapat ditempuh dengan cara, antara lain :

- Melakukan penelitian secara fisik (on the spot)

- Untuk laporan keuangan (neraca dan daftar rugi/laba) bisa dengan cara meminta bantuan kantor akuntan

c. Teknis analisis

Analisis harus dilakukan secara teliti dan mengikuti ketentuan. Secara umum, teknik analisis meliputi dua macam, yaitu : - Analisis kuantitatif, menganalisis laporan keuangan

meliputi analisis rasio keuangan, common size, analisis kecenderungan, dan analisis penggunaan dana

- Analisis kualitatif, yang meliputi analisis terhadap faktor- faktor intern dan ekstern perusahaan

Di dalam suatu bank terdapat bagian tertentu yang bertugas untuk menganalisa nasabah yang hendak melakukan kredit pemilikan rumah (KPR). Pada PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta, bagian ini disebut dengan “Legal Processing” yang bertujuan untuk memeriksa atau menganalisa setiap Debitur / Nasabah yang akan mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan berpedoman kepada syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta sendiri. Dengan adanya unit atau bagian analisis kredit pemilikan rumah (KPR), maka Debitur / Nasabah yang akan mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) diproses terlebih dahulu dan di analisis sehingga di kemudian hari tidak terjadi kemacetan di dalam pelunasan kewajiban Debitur / Nasabah yang bersangkutan.

commit to user

(6) Penggolongan Kredit Bank Dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Istilah penngolongan kredit dalam bagian ini adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan penggolongan kredit berdasarkan kolektibilitas kredit yang menggambarkan kualitas kredit tersebut. Mengenai pengaturan penggolongan kolektibilitas kredit terdapat pada peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Ketentuan tersebut selanjutnya untuk beberapa pasal telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.

Menurut ketentuan Pasal 12 Ayat (3) Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, kualitas kredit dibagi menjadi 5 (lima) kolektibilitas, yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Mengenai masing-masing kualitas kredit tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kredit Lancar, yaitu apabila memenuhi kriteria:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bungga tepat waktu; b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau

c. Bagian dari kredit yang dijaminkan dengan anggunan tunai. 2. Kredit dalam Perhatian Khusus, yaitu apabila memenuhi

kriteria:

a. Terdapat tunggakan anggsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampauin 90 hari; atau

b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c. Mutasi rekening relative rendah; atau

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau

commit to user

3. Kredit Kurang Lancar, yaitu apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan anggsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampauin 90 hari; atau

b. Sering terjadi cerukan; atau

c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau

d. Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari; atau

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitor; atau

f. Dokumentasi pinjaman yang lemah.

4. Kredit yang Diragukan, yaitu apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan anggsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampauin 180 hari; atau

b. Sering terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau

d. Terjadi kapitalisasi bunga; atau

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun peningkatan jaminan.

5. Kredit Macet, yaitu apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan anggsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampauin 270 hari; atau

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.

(7) Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Pada PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta, prosedur pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) kepada calon debitur. Pelaksanaan pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) yang dilakukan oleh PT. Bank Permata Tbk Cabang Surakarta diawali dengan adanya calon nasabah / debitur yang harus mengajukan aplikasi permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) terlebih dahulu.

commit to user

Aplikasi tersebut dapat terdiri dari surat permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) dan data-data mengenai tempat tinggal, pekerjaan maupun tempat usaha calon debitur. Setelah itu, seluruh aplikasi yang telah diajukan diterima pihak marketing bank dan pihak marketing bank meneliti apakah aplikasi tersebut telah lengkap diberikan oleh calon debitur.

Setelah pihak marketing menerima dan memeriksa kelengkapan aplikasi calon debitur, maka pihak Marketing Bank men-survey

tempat tinggal, pekerjaan ataupun tempat usaha calon debitur apakah telah sesuai dengan aplikasi yang diberikannya. Jika pada kenyataannya telah sesuai dengan aplikasi yang diberikan oleh calon debitur, maka pihak Marketing bank sekali lagi akan memeriksa kelayakan aplikasi tersebut. Selanjutnya, aplikasi permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) akan diserahkan kepada APU (Analysis

Processing Unit), yang juga akan memeriksa kelengkapan dan

kelayakan dokumen calon debitur. Jika terdapat kekurangan dokumen, maka pihak APU akan memberikan informasi kepada calon debitur agar segera melengkapi dokumen-dokumen yang kurang.

Pihak Analysis Processing Unit (APU) akan menentukan kelengkapan dan kelayakan aplikasi atau dokumen milik calon debitur dan setelah itu memberikannya kepada Legal Officer untuk dilakukan pengikatan kredit pemilikan rumah (KPR). Pihak Legal

Officer juga memeriksa kelengkapan dan kelayakan aplikasi calon

Dokumen terkait