• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data tentang pelaksanaan pendidikan karakter penulis peroleh dari wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan beberapa guru, dan hasil observasi, serta studi dokumentasi terhadap portofolio program sekolah.

64

Menurut keterangan dari kepala sekolah, bahwa diterapkan strategi untuk pengelolaan pendidikan karakter, yaitu strategi pertama pendidikan karakter disesuaikan dengan visi misi sekolah yang meliputi enam jenis pendidikan karakter yang dikembangkan, strategi yang kedua bahwa semua mata pelajaran harus ada pendidikan karakternya, strategi yang ke tiga terpadu dengan pembinaan kesiswaan, dan yang ke empat penggunaan IT untuk manajemen sekolah.

Berikut ini adalah hasil wawancara kepala

sekolah dengan penulis tentang pelaksanaan

pendidikan karakter yang ada di SMP Negeri 2 Demak: Untuk pelaksanaan pendidikan karakter, ada empat strategi, yaitu bahwa pendidikan karakter yang dilaksanakan ada dasarnya, dasarnya yaitu visi misi yang sudah disepakati oleh dewan guru, itu strategi yang pertama, yang kedua semua mata pelajaran menanamkan tentang pendidikan karakter, jadi terintegrasi kedalamnya, strategi yang ke tiga pendidikan karakter diberikan pula dalam bentuk pembinaan kesiswaan, yaitu berupa pembiasaan dan kegiatan ekstra kurikuler, selanjutnya strategi yang ke empat untuk memperlancar pelaksanaan dan evaluasinya maka manajemennya menggunakan IT, sarana prasarana sudah mendukung, tingggal menambahi saja dan perbaikan-perbaikan serta pemeliharaan.

Hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah tentang visi misi sekolah:

Visi misi sekolah diubah sesuai dengan kondisi sekolah sekarang dan sekaligus memasukkan visi misi yang mendukung pelaksanaan sekolah yang berwawasan lingkungan

65

Hasilnya adalah sebagai berikut:

1.Menetapkan kebijakan pengelolaan pendidikan

karakter yang berwawasan lingkungan

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

memuat pendidikan karakter dan upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. a. Visi, misi dan tujuan sekolah yang tertuang

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

memuat kebijakan pendidikan karakter

berwawasan lingkungan hidup, yaitu:

Visi: Terwujudnya peserta didik yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, berprestasi, dan berwawasan lingkungan.

Misi: 1) Menanamkan keimanan terhadap Tuhan YME melalui pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang sebenar-benarnya, 2) Menanamkan akhlak mulia terhadap sesama melalui keteladanan ucapan dan tindakan, 3) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, 4) Melaksanakan bimbingan akademik dan non-akademik secara sungguh-sungguh dan berkelanjutan, 5) Menanamkan perilaku yang bertanggung jawab terhadap kebersihan, kesehatan, dan keindahan lingkungan.

Pelaksanaan pendidikan karakter tersebut juga sesuai dengan observasi terhadap visi misi yang terpajang di dinding setiap ruang.

Selanjutnya hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa perlu sosialisasi dengan orang tua

peserta didik untuk menyampaikan program

pendidikan secara menyeluruh, maka:

b. Visi, misi, dan tujuan tersosialisasi kepada semua warga sekolah dan orang tua/ wali peserta didik, dengan memberikan ‘Buku Panduan Akademik’,

66

pada saat pertemuan wali murid dan kepala sekolah pada rapat pleno komite sekolah

B. Menetapkan Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah (RKAS).

Dari studi dokumentasi sarana dan prasarana diperoleh keterangan, sekolah memiliki anggaran untuk upaya pengelolaan lingkungan hidup sebesar 20% dari total anggaran sekolah. Anggaran sekolah dialokasikan secara proposional untuk kegiatan:

1) Kesiswaan

2) Kurikulum dan kegiatan pembelajaran

3) Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan 4) Sarana dan prasarana

5) Budaya dan lingkungan sekolah 6) Peran masyarakat dan kemitraan 7) Peningkatan dan pengembangan mutu.

2.Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Karakter

Berwawasan Lingkungan (proses pembelajaran

disampaikan dengan menanamkan pendidikan karakter berwawasan lingkungan). Hal di bawah ini merupakan pelaksanaan strategi yang kedua.

SMP Negeri 2 Demak memilih strategi implementasi dan integrasi program pendidikan karakter berwawasan lingkungan kedalam setiap mata pelajaran mempunyai tujuan yaitu supaya terjadi kebiasaan karakter siswa untuk menjaga lingkungan sekolah bersih

Dari hasil observasi penulis dapatkan bahwa, sebelum kegiatan pembelajaran, kelas sudah bersih, peserta didik berbaris masuk kelas, bersalaman dengan guru, membaca Asmaul Husna, menyanyikan salah

67

satu lagu nasional, mengucapkan visi sekolah, berdoa baru mulai kegiatan pembelajaran.

Hal ini sesuai juga dengan hasil wawancara dengan guru PKn Chrst S,S.Pd sebagai berikut:

Terwujudnya peserta didik yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, berprestasi, dan berwawasan lingkungan ditunjukkan dengan kegiatan antara lain: sebelum bel masuk, siswa sudah membersihkan kelas, kemudian secara rapi berbaris, membaca Asmaul Husna, berdo’a, dan menyanyikan lagu kebangsaan/perjuangan, serta mengucapkan visi sekolah sebelum pelajaran dimulai setiap hari, jadi peserta didik banyak yang hafal Asmaul Husna dan visi sekolah, karena setiap hari diucapkan.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, penulis mendokumentasikan beberapa guru yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas pada mata pelajaran: Bahasa Inggris, Bimbingan Konseling, Fisika, Biologi, Animasi Komputer, Pendidikan Tehnik Dasar (PTD), dan Bahasa Indonesia dengan cara mengajar yang menekankan pada pelaksanaan pendidikan karakter yang berwawasan lingkungan dan metode pembelajaran yang menyenangkan atau dikenal dengan metode Paikem (Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan). Dapat penulis jelaskan dengan gambar sebagai berikut:

68

Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran

Perencanaan Penyusunan Silabus RPP Bahan Ajar Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran (Paikem) Evaluasi Nilai-Nilai Karakter Siswa SMP Berka-rakter

Gambar 4 : Skema pendidikan karakter melalui pembelajaran Dari observasi dan studi dokumentasi yang penulis lakukan dengan hasil sebagai berikut:

A.Guru memiliki kompetensi mengembangkan

kegiatan pembelajaran pendidikan karakter

berwawasan lingkungan

1.Menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, tenaga pendidik menerapkan metode yang bervariasi (tidak konvensional yang mengharuskan peserta didik duduk menghadap papan tulis) sehingga dapat melibatkan peserta didik secara aktif, demonstrasi, diskusi, simulasi, pengalaman lapangan, curah pendapat, laboratorium (praktek langsung), penugasan, observasi, dan lain-lain. Di dalam lampiran penulis sertakan beberapa contohnya

2.Tenaga pendidik menyusun rancangan

pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam maupun di luar kelas, yang terkait

69

dengan pendidikan karakter dan PPLH. Perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP dari beberapa mata pelajaran, yaitu: Bahasa Inggris, IPA, PAI, PKn, dan Bimbingan Konseling (terlampir)

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan bagian kurikulum atau pengajaran (Sdr,M.Pd):

Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus dan RPP melalui cara-cara berikut: 1) Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya; 2) Melihat keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan; 3) Mencantumkan nilai karakter ke dalam silabus; 4) Mencantumkan nilai-nilai yang sudah ada di silabus ke dalam RPP; 5) Penilaian yang digunakan sangat sesuai dengan program pendidikan karakter karena ada penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru memiliki kompetensi mengembangkan kegiatan pembelajaran pendidikan karakter berwawasan lingkungan, menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, demonstrasi, diskusi, simulasi, pengalaman lapangan, curah pendapat, debat, laboratorium (praktek langsung), penugasan, observasi, dll.

Contoh untuk silabus dan RPP beberapa mata pelajaran yang penulis dapatkan dari studi dokumentasi terhadap beberapa guru ada pada lampiran.

Sedangkan hasil karya peserta didik ditempel di majalah dinding, sehingga bisa dibaca oleh peserta didik yang lain, berikut keterangannya:

B. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran

tentang pendidikan karakter berwawasan

70

1)Peserta didik menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan pendidikan karakter dan

pelestarian lingkungan hidup, mencegah

terjadinya pencemaran dan kerusakan, antara lain: makalah, puisi, artikel, lagu, hasil penelitian, gambar, produk daur ulang.

2)Peserta didik mengkomunikasikan hasil

pembelajaran dengan berbagai cara dan media, melalui: majalah dinding, majalah sekolah, pameran, dan web site.

Sebagaimana terlihat pada hasil observasi yang peneliti dokumenkan antara lain sebagai berikut: Sarana curah gagasan, berupa puisi, lagu, gambar, dan artikel dari hasil karya peserta didik, serta sarana tempat pajang kreatifitas peserta didik (foto terlampir)

Strategi selanjutnya ( strategi ke tiga) adalah pendidikan karakter terpadu dengan kegiatan

pembinaan kesiswaan yang meliputi kegiatan

pembiasaan, dan ekstrakurikuler. Berikut yang berhasil penulis deskripsikan:

4. Kegiatan Pembinaan Peserta Didik melalui pembiasaan dan kegiatan ekstrakurikuler

Data tentang pembinaan peserta didik ini, penulis peroleh dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan (Sugeng BW,S.Pd) dengan hasil sebagai berikut:

Pelaksanaannya dalam kegiatan sehari-hari melalui: 1) Keteladanan, oleh kepala sekolah, guru, dan karyawan, 2) Kegiatan spontan, dilakukan pada saat mengetahui tingkah laku peserta didik yang kurang baik, 3) Teguran, kepada peserta didik yang melakukan perilaku kurang baik, mengingatkannya agar mengamalkan yang baik; 4)

71

Pengkondisian lingkungan sekolah, penyediaan sarana fisik. Contoh: tempat cuci tangan, tempat sampah, slogan-slogan mengenai karakter, tata tertib sekolah yang ditempelkan di setiap ruang kelas; 5) Kegiatan rutin, contoh upacara bendera, berbaris masuk ruang kelas, berdo’a sebelum pembelajaran, menyanyikan lagu kebangsaan, 5 S, dan pembacaan Asmaul Husna setiap hari sebelum mulai jam pelajaran, 6) Kegiatan ekstrakurikuler

Juga hasil wawancara dengan salah satu peserta didik kelas VIII (Lutfida T J/ VIII G)

Membaca Asmaul Husna sebelum jam pembelajaran setiap hari, sehingga setelah dilaksanakan secara rutin, bisa hafal di luar kepala, padahal untuk menghafal sendiri hal itu sulit dilakukan. Kebiasaan senyum, sapa, salam dan jabat tangan yang dilakukan setiap pagi sebelum jam pembelajaran oleh bapak ibu guru kepada para siswanya di pintu gerbang masuk sekolah, kebiasaan salam ini berlanjut tidak hanya waktu mau masuk sekolah saja, tetapi setiap bertemu guru, siswa selalu berjabat tangan di manapun berada, di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah, sehingga siswa merasa lebih dekat dan akrab dengan bapak ibu guru, tidak merasa takut.

Di bawah ini hasil wawancara penulis dengan peserta didik yang lain tentang manfaat pendidikan karakter yang telah dilaksanakan di sekolah. Hasil wawancara dengan peserta didik kelas IX (Isn, dan Stra H IX F)

Keuntungan penerapan pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Demak, peserta didik menjadi pribadi yang lebih santun dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang positif baik kegiatan yang dari sekolah atau di luar sekolah, sikap dan perilaku, serta ucapan menjadi lebih baik, santun, menghargai guru dan teman-temannya. Peserta didik merasa nyaman belajar di luar kelas misalnya di bawah pohon dan taman, sarana belajar di luar ruang kelas dengan hot spot area. Sekolah ini sering mengikuti lomba yang berkaitan dengan pendidikan karakter, diantaranya pada tahun ini menjadi sekolah Adi

72

wiyata dan sekolah sehat dan mendapatkan kejuaraan tingkat propinsi Jawa Tengah.

Disamping wawancara dengan wakil kepala sekolah dan peserta didik, penulis juga melaksanakan observasi dan studi dokumentasi terhadap kegiatan pembiasaan, dari studi dokumentasi hasilnya ada beberapa yang penulis sertakan dalam lampiran, sedangkan dari wawancara penulis deskripsikan sebagai berikut:

a. Kegiatan Upacara Bendera.

Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap hari Senin dan hari- hari penting misalnya setiap tanggal 17 setiap bulan. Menurut keterangan dari wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, bahwa ada tiga orang peserta didik dari perwakilan setiap kelas untuk bertugas menaikkan bendera setiap hari pada pagi hari. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Sugeng BW:

Untuk pelaksanaan pengibaran bendera setiap hari ada tiga orang peserta didik dari setiap kelas yang diberi tugas secara bergantian dari kelas tujuh sampai kelas sembilan, mereka sudah diberi penjelasan oleh peserta didik yang masuk dalam anggota OSIS SMP Negeri 2 Demak.

b. Kegiatan Keagamaan.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menanamkan

karakter beriman yang meliputi kegiatan

keagamaan yang beragama Islam maupun yang non muslim, karena peserta didik di SMP Negeri 2 Demak ini beragam. Contoh pelaksanaannya antara lain: Sholat Berjamaah (terutama sholat Dzuhur dilakukan di Mushola SMP Negeri 2 Demak setiap kelas secara bergantian, dengan imam dari bapak

73

guru yang telah ditunjuk) , Peringatan Hari Besar Keagamaan (misalnya memperingti Isro’ Mi’roj, Maulid Nabi), Kegiatan zakat (dilaksanakan setiap bulan Romadhon), infak (dilaksanakan setiap hari Jum’at sebagai kegiatan amal Jum’at), Pesantren Romadhon (dilaksanakan setiap bulan Romadhon), Membaca Asmaul Husna sebelum jam pembelajaran setiap hari, Kegiatan Kebaktian dan doa oleh peserta didik yang beragama non muslim di ruang kebaktian. Untuk dokumentasi ada pada lampiran. Uraian tersebut sesuai dengan keterangan guru yang penulis wawancarai, antara lain adalah: guru IPA bapak Sugeng BW,S.Pd selaku kesiswaan

Untuk kegiatan keagamaan sudah saya koordinasikan bersama dengan seluruh pengurus OSIS dalam rapat OSIS yang sekaligus dibahas program-program OSIS selama satu tahun khususnya di bidang keagamaan, antara lain memperingati hari besar keagamaan, dan ini ada dokumennya yang bisa dilihat.

Wawancara berikutnya penulis lakukan dengan guru agama non muslim yaitu ibu V.Hermin,S.Pd, dengan hasil:

Peserta didik di sini banyak juga yang beragama Kristen maupun Katholik, mereka bisa mendapatkan pelajaran dengan baik sesuai dengan jadwal dan mempunyai ruang tersendiri yaitu di ruang kebaktian yang memang didesain khusus untuk pembelajaran agama dan PBA (Pendalaman Baca Alkitab) guru sesuai dengan jam pelajaran agama. c. Kegiatan pembiasaan peserta didik (5S) Kebiasaan

senyum, sapa, salam dan jabat tangan.

Kegiatan ini merupakan salah satu pelaksanaan karakter ahlak mulia yang dilaksanakan setiap hari. Peserta didik setelah masuk pintu gerbang,

74

langsung disambut oleh beberapa guru yang sudah siap dengan teladan 5S (sesuai dengan jadwal yang sudah disusun oleh kepala sekolah) sambil diperhatikan, dibenarkan, dan dipuji baik mengenai cara berpakaian maupun kedatangannya yang tidak terlambat. Jadwal piket bapak ibu guru yang datang dan bersalaman di pintu gerbang ada pada lampiran. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan salah satu guru Bimbingan Konseling, bapak Abd Hayyi,S.Pd dalam wawancara dengan penulis, yaitu: Program pembiasaan, misalnya peserta didik datang sebelum jam pembelajaran dimulai, kalau ada yang terlambat langsung kami tegur, dan bila sampai tiga kali orang tua dipanggil, mengucapkan salam senyum, sapa dan sopan santun. Sikap dan perilaku, serta ucapan peserta didik menjadi lebih baik, menjadi lebih santun, lebih menghargai guru dan teman-temannya. Hal ini dilakukan setiap hari dengan teladan guru begitu peserta didik datang di sekolah.

Juga wawancara dengan salah satu guru PKn, ibu Chris S, S.Pd, dengan hasil sebagai berikut:

Kegiatan menaikkan dan menurunkan bendera oleh peserta didik setiap hari, kebiasaan senyum, sapa, salam dan jabat tangan setiap kali bertemu dengan bapak ibu guru baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, pada saat mereka masuk di pintu gerbang maupun di mana saja mereka bertemu dengan guru, mereka sudah terbiasa dengan cium tangan, meskipun ada yang beberapa kali bertemu dengan guru yang sama, mereka tetap cium tangan.

d. Kegiatan Jumat sehat, bersih, hijau. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari Jumat sebelum masuk jam pelajaran pertama, dari jam 07.00 sampai jam 08.00 digunakan untuk pelaksanaan ketiga kegiatan tersebut dengan dipandu oleh bapak

75

ibu guru wali kelas dan guru bidang studi pada jam pelajaran pertama

e. Sharing Idea (Adanya keberanian mengemukakan pendapat, kritik, dan kebiasaan dekat dengan guru) Peserta didik mengemukakan pendapat terutama kepada kepala sekolah yang sudah terprogram setiap dua bulan sekali, yaitu perwakilan setiap kelas dua orang peserta didik terdiri dari ketua kelas dan wakilnya. Peserta didik mengemukakan segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran, tentang cara bapak ibu mengajar, tentang pendapat dan ide mereka untuk kemajuan pembelajaran, dsb langsung kepada kepala sekolah. Hal ini untuk melatih pendidikan karakter kreatif, berahlak mulia, dan berprestasi, sesuai dengan program kesiswaan.

Berikut ini hasil wawancara dengan salah satu guru PKn, ibu Chris S.Pd kepada penulis

Terwujudnya peserta didik yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, berprestasi, dan berwawasan lingkungan ditunjukkan dengan kegiatan antara lain: berdo’a, dan menyanyikan lagu kebangsaan/ lagu perjuangan/, serta mengucapkan visi sekolah sebelum pelajaran dimulai setiap hari; Sharing Idea (Adanya keberanian mengemukakan pendapat, kritik, dan kebiasaan dekat dengan guru) yang dilakukan setiap dua bulan sekali antara peserta didik dengan guru dan kepala sekolah

f. Kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik di luar jam pembelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan

agar peserta didik dapat mengembangkan

kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Bentuk

76

kegiatannya antara lain pada seni, olah raga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan peserta didik, yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Demak antara lain: Karate, Basket, Gamelan/Karawitan, Seni tari, Pramuka, Foto grafi, Musik, PMR, Kewirausahaan, KIR. Hal ini dilaksanakan untuk menanamkan karakter berilmu, kreatif dan berprestasi. Untuk jadwal kegiatannya ada pada lampiran.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dijelaskan oleh bapak Sugeng BW,S.Pd selaku bagian kesiswaan sebagai berikut:

Kegiatan eskul ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya diberbagai bidang di luar akademik. Manfaat kegiatan ini untuk wadah penyaluran hobi, minat, dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan, daya kreativitas, jiwa sportivitas, dan meningkatkan rasa percaya diri. Akan lebih baik bila mampu memberikan prestasi gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah, dan ini jadwalnya dapat anda lihat.

Hasil studi dokumentasi untuk jadwal kegiatan ekstrakurikuler penulis cantumkan ada daftar lampiran.

g. Kantin Kejujuran.

Dengan pelaksanaan program kantin kejujuran diharapkan moral kejujuran dapat terbangun. Sistem kantin kejujuran adalah suatu sistem kantin tanpa penjaga. Setiap konsumen yang ingin membeli suatu produk, mereka bisa mengambil barang yang ada secara langsung di etalase dan bisa membayar di tempat yang telah disediakan. Apabila memerlukan kembalian, konsumen dipersilahkan mencari sendiri

77

di kotak uang yang ada. Sistem pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Petugas kantin kejujuran menyiapkan barang kebutuhan peserta didik antara lain alat sekolah, minuman ringan dan makanan kecil (snack). Barang diberi label harga pada kotak wadahnya. Jumlah harga seluruh barang dicatat. Barang-barang mulai disediakan untuk dibeli secara swalayan pada hari Senin hingga Sabtu. Pada hari Sabtu Pukul 12.00 dilakukan opname barang. Perhitungan hasil sebagai berikut: Jumlah uang masuk(U) + Harga nominal barang yang tersisa(S) = Harga nominal seluruh barang (Sb). Besarnya kerugian (K) = Harga nominal seluruh barang dikurangi jumlah uang masuk dan harga nominal barang tersisa. Rumus: K = Sb - U – S. Kerugian pada kantin kejujuran sebagai pertanda masih adanya peserta didik yang memiliki karakter kurang jujur, maka perlu segera dilakukan pembinaan wali kelas tentang kejujuran.

Selanjutnya pada bagian ini penulis paparkan kegiatan pembelajaran yang berkaitan khusus dengan pendidikan karakter yang berwawasan lingkungan. Hasil ini penulis dapat kan dari studi dokumentasi. Peduli lingkungan dan kebersihan sekolah merupakan hal penting dalam proses pembelajaran. Siswa akan merasa nyaman belajar apabila sekolah itu bersih dan

nyaman. Semangat Go Green adalah merupakan

keunggulan di SMP Negeri 2 Demak untuk pendidikan karakter berwawasan lingkungan. Banyak orang tua murid yang ingin menyekolahkan anaknya di SMP

78

Negeri 2 Demak salah satu penyebabnya adalah sekolah tersebut bersih dan nyaman, maka sekolah selalu berupaya untuk memenuhi semua indikator sekolah yang peduli lingkungan, yaitu:

1) Kebijakan Berwawasan Lingkungan

a.Visi “Terwujudnya peserta didik yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, berprestasi,

dan berwawasan lingkungan”, telah

melaksanakan program tersebut secara bertahap. b.Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam

mengembangkan kegiatan pembelajaran

lingkungan hidup

c. Warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan lingkungan sekolah antara lain: piket kebersihan kelas, jumat bersih (setiap warga sekolah saling bahu membahu ikut membersihkan lingkungan setiap hari Jumat sesudah senam sebelum jam pelajaran), kegiatan PMR, lomba kebersihan kelas, kegiatan pemeliharaan taman, sekolah menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan tentang bahaya narkoba, peserta didik memelihara green house, toga dan biopori, mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, bakti sosial OSIS SMP Negeri 2 Demak dalam rangka penanaman mangrove, siswa dengan di

pandu guru bekerjasama dengan KLH

wilayah Demak membersihkan sampah di lingkungan penduduk yang berdekatan dengan lingkungan sekolah, membersihkan paku-paku yang menancap di pohon, Kerjasama dengan

79

Bank Sampah Mawar untuk daur ulang sampah kertas yang sudah tidak digunakan

2) Tersedianya enam sarana prasarana untuk

mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana Permendiknas No 24 Tahun 2007, seperti air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah sesuai dengan plastik, daun, dan kertas), air limbah/ drainase, ruang terbuka hijau, dan tersedianya tempat cuci tangan, serta komposter. 3) Pembelajaran yang berwawasan lingkungan hidup.

Berikut ini hasil studi dokumentasi penulis tentang pembelajaran yang mendukung lingkungan hidup di sekolah antara lain : pembelajaran pembuatan biogas, pembelajaran pemanfaatan limbah kertas, pembelajaran pembibitan dan penanaman cabai, memasang template go green dan template bertopik kebersihan.

4) Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang

Dokumen terkait