• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah.

a. Siklus Pertama

Kegiatan siklus pertama ini dilakukan dalam dua kali pertemuan yang meliputi sebagai berikut:

1) Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa persiapan pembelajaran berpola PPR, yang meliputi sebagai berikut:

29

a) Peneliti dan guru bersama-sama menentukan indikator pembelajaran. Selain itu guru menentukan pembagian kelompok untuk diskusi. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan aspek 3C, soal-soal latihan, lembar kerja siswa, dan soal evaluasi.

b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: (1) Lembar observasi kegiatan guru.

(2) Lembar observasi kegiatan siswa. (3) Lembar observasi kegiatan kelompok. (4) Lembar refleksi dan aksi.

(5) Soal tes.

(6) Kuesioner pengukuran sikap, minat, dan nilai moral kejujuran.

(7) Kuesioner pengukuran moral nilai kerjasama. 2) Tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan implementasi pembelajaran berpola PPR sesuai dengan rencana tindakan. Sebelumnya guru memberikan soal pre test untuk mengukur kompetensi siswa sebelum diterapkannya model PPR ini. Setiap siklus pada langkah tindakan terdiri dari lima tahap, yaitu sebagai berikut:

a) Konteks

Dalam konteks, guru menggali pengetahuan dan pengalaman siswa terkait dengan materi yang akan dipelajari. Penggalian pengetahuan tersebut dilakukan dengan metode tanya jawab. Yang harus ditekankan pada konteks ini adalah siswa harus benar-benar mengenal dan mengetahui pentingnya mempelajari materi sebelum nantinya akan belajar secara lengkap tentang materi tersebut.

b) Pengalaman

Di dalam kegiatan pengalaman, ketiga aspek PPR mulai dikembangkan. Untuk mengembangkan aspek competence, guru menggunakan model pembelajaran jigsaw. Dengan model ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang dinamakan kelompok asal. Dalam kelompok asal, guru memberikan kepada setiap siswa sebuah kartu yang berisikan pertanyaan terkait dengan sub bab materi. Setiap siswa mendapat tugas untuk menjelaskan setiap sub bab materi sesuai dengan pertanyaan dalam kartu. Agar siswa dapat menjelaskan materi secara lengkap dan benar, maka setiap siswa yang mendapat sub bab yang sama mendiskusikan tugas mereka dalam kelompok ahli. Jika waktu yang ditentukan guru sudah habis, maka masing-masing siswa dari kelompok ahli tersebut kembali ke kelompok asalnya. Setiap siswa bertugas

31

untuk menjelaskan kepada teman-teman dalam kelompok asalnya tentang jawaban yang didiskusikan pada kelompok ahli. Selanjutnya guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Selain dapat mengembangkan aspek competence, diskusi dalam kelompok tersebut juga dapat mengembangkan aspek compassion siswa. Melalui diskusi kelompok, siswa diajak untuk saling berbagi dan saling bekerja sama dengan baik dalam kelompok asal maupun kelompok ahli.

Untuk mengembangkan aspek conscience, guru memberikan tayangan video yang menceritakan tentang pentingnya sebuah kejujuran.

c) Refleksi

Pada kegiatan refleksi ini, guru mengajak siswa untuk memaknai proses pembelajaran dan nilai kemanusiaan yang ditemukan dalam tahap pengalaman. Siswa dibantu dengan beberapa pertanyaan untuk mengungkapkan sikap batinnya dalam refleksi ini.

d) Aksi

Pada kegiatan aksi, guru mengajak siswa untuk membangun niat-niat positif terkait dengan hasil reflkesinya. Sama seperti pada kegiatan refleksi, pada tahap aksi ini siswa juga dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan panduan.

e) Evaluasi

Pada evaluasi, guru memberikan soal post test yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa sesudah mengikuti proses pembelajaran berpola PPR.

3) Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap proses dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana proses pembelajaran berlangsung, keterlibatan dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran maupun diskusi kelompok.

4) Refleksi

Dari hasil penelitian dan observasi yang diperoleh maka dilakukan refleksi untuk melihat, mempertimbangkan, dan menyimpulkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

b. Siklus Kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama hanya yang membedakan adalah pada kegiatan pengalaman. Pada siklus kedua ini kegiatan pengalaman ditentukan berdasarkan indikator materi dan hasil refleksi siklus pertama. Karena indikator materi pada siklus kedua ini berbeda dengan siklus pertama, maka media pembelajaran yang digunakan

33

untuk mengembangkan aspek competence juga berbeda, yaitu dengan games menyusun rumus konsep pendapatan nasional. Untuk aspek conscience, dikembangkan dengan sebuah cerita yang menceritakan tentang kisah nyata dua anak kecil yang bersikap jujur.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah: 1. Lembar Observasi Kegiatan Guru

Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati aktivitas atau kinerja guru dari awal sampai akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini, lembar observasi berbentuk catatan anekdotal dan check list. Lembar observasi guru dapat dilihat pada (lampiran 3).

2. Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada (lampiran 7).

3. Lembar Observasi Kegiatan Kelompok

Lembar observasi kelompok digunakan untuk mengamati keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompok. Lembar observasi kegiatan kelompok dapat dilihat pada (lampiran 11).

4. Lembar Refleksi dan Aksi

Instrumen refleksi digunakan untuk membantu siswa dalam merefleksikan makna dan manfaat dari pengalaman pembelajaran yang

diperoleh siswa. Sedangkan instrumen aksi digunakan sebagai panduan siswa dalam menuangkan niat-niat positif yang akan diwujudkannya. Instrumen refleksi dan aksi dapat dilihat pada (lampiran 21).

5. Instrumen untuk Tes

Instrumen tes dibuat dalam bentuk soal pertanyaan yang mencakup tentang materi pendapatan nasional. Dalam penelitian ini, instrumen tes digunakan untuk mengukur competence siswa pada awal dan akhir siklus. Pada siklus I soal tes berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10 butir. Sedangkan pada siklus II soal tes berbentuk uraian tentang rumus menghitung pendapatan nasional. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada (lampiran 39).

6. Instrumen untuk Mengukur Aspek Conscience dan Compassion

Untuk mengukur aspek conscience yang meliputi penilaian sikap, minat, dan moral nilai kejujuran (lampiran 28, 29, dan 30) dan aspek compassion yang meliputi penilaian moral nilai kerjasama (lampiran 31), menggunakan kuesioner skala Likert dengan lima alternatif jawaban yang diberi tanda () pada lembar yang telah disediakan yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4, ragu- ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1.

35

a) Instrumen untuk Pengukuran Sikap

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Sikap terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Pola PPR

Indikator Pengukuran Sikap Pernyataan Positif Negatif 1. Ada rasa senang dalam

pembelajaran

2.Tanggap terhadap situasi pembelajaran

3.Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 1, 7, 8, 15 2, 3, 6, 12, 13 4, 5, 9, 10 11 14

b) Instrumen untuk Pengukuran Minat

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Minat terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Pola PPR

Indikator Pengukuran Minat Pernyataan Positif Negatif 1. Kesadaran dalam belajar

2. Keinginan untuk mencapai tujuan

3. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

4. Harapan dan cita-cita masa depan

5. Penghargaan dalam belajar 6. Kedisiplinan dalam belajar 7. Ketertarikan terhadap pelajaran

1, 7 2, 4, 5, 6 9, 11 8 12, 13 14 15 3 10

c) Instrumen untuk Pengukuran Nilai Kejujuran/Conscience

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Nilai Kejujuran terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Pola PPR

Indikator Pengukuran Nilai Kejujuran Pernyataan Positif Negatif 1. Keberanian untuk mengungkapkan

kejujuran

2. Bertindak untuk jujur 3. Manfaat bersikap jujur

5, 10 3, 6, 8

1, 4, 9 7 2

d) Instrumen untuk Pengukuran Nilai Kerjasama/Compassion

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Compassion Siswa dengan Penerapan PPR pada Pembelajaran Ekonomi

Indikator Pengukuran Nilai Kerjasama

Pernyataan Positif Negatif 1. Kepedulian terhadap teman

2. Berpartisipasi aktif dalam diskusi 3. Manfaat dalam kerjasama

4. Memiliki sikap kerjasama

1, 4, 9 5, 7 10 6 8 3 2

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan menggunakan: 1. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan Kepala Sekolah dan guru untuk melengkapi data tentang gambaran umum sekolah, dan permasalahan di kelas yang berkaitan dengan competence, conscience, dan compassion. Dalam penelitian ini wawancara dilaksanakan sebelum

37

observasi pra penelitian dengan menggunakan 10 pertanyaan panduan yang diajukan kepada guru mata pelajaran ekonomi kelas X. Pedoman wawancara guru dapat dilihat pada (lampiran 38).

2. Pengamatan (observasi)

Observasi dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pra penelitian, siklus I dan siklus II. Dalam setiap siklus terdapat tiga aktivitas yang akan diamati, yaitu observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas kelas/kelompok. Lembar observasi dibuat sesuai dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran secara terstruktur dan terinci. Selain itu ada lembar catatan anekdotal yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan secara lengkap.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang telah ada. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data proses pembelajaran siswa dan data tentang keadaan sekolah misalnya jumlah siswa, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

4. Tes

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur competence siswa. Tes ini disusun dalam bentuk soal pre tes dan post test sesuai dengan indikator materi, yang diberikan pada awal dan akhir siklus.

5. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur conscience dan compassion siswa. Kuesioner diberikan pada pra penelitian, akhir siklus I, dan akhir siklus II.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan secara deskripstif dan komparatif untuk mengetahui perkembangan competence, conscience, dan compassion di dalam proses pembelajaran, meliputi dua hal sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk memaparkan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran serta pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Dengan demikian data tersebut dapat dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data kasar

b. Pemberian skor, untuk analisis kuantitatif

c. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP (Penilaian Acuan Patokan) (Sukardjo, 2005:53).

39

Berdasarkan perhitungan rumus konversi (lampiran 39), maka data kuantitatif ke data kualitatif dengan skala lima tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2, 60 < X ≤ 3,40 Cukup baik 1,79 < X ≤ 2,60 Kurang baik

X ≤ 1,79 Sangat kurang baik

Sedangkan untuk hasil refleksi, suatu indikator atau bahkan suatu nilai yang ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut:

Tabel 3.6

Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi

Kesimpulan Keterangan

Belum Terlihat

Apabila siswa belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator

Mulai Terlihat

Apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten

Mulai Berkembang

Apabila siswa sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten

Membudaya

Apabila siswa terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten

2. Analisis Komparatif

Analisis Komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan competence, conscience, dan compassion siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua.

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu visi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu adalah sama dengan visi SPG Pangudi Luhur tetapi dengan penyesuaian dan beberapa perubahan, karena SMA tidak seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Yogyakarta karena keadaan ekonomi yang kurang.

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG Santo Paulus yang mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi Luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Moyudan. Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti bahwa sampai saat ini minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu masih tinggi.

Pada pembukaan tahun ajaran baru 2010-2011, SMA Pangudi Luhur Sedayu memutuskan untuk menjadikan St Louis IX sebagai Santo Pelindung

SMA Pangudi Luhur Sedayu. Maka pada tangal 25 Agustus 2010, SMA Pangudi Luhur Sedayu melakukan launching nama baru bagi sekolahnya dengan menambahkan ST. Louis IX. Sejak saat itu, nama SMA Pangudi Luhur Sedayu dikenal dengan nama SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Pendidikan yang dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX juga berdasarkan teladan kerendahan hati dan kerja keras St. Louis IX. Hari Kamis, 25 Agustus 2011 kemarin, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengadakan Perayaan Ekaristi dan pentas seni dalam rangka merayakan Ulang Tahun kedua atas pemilihan nama St. Louis IX sebagai Santo Pelindung SMA Pangudi Luhur Sedayu.

B. Tujuan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Tujuan pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa agar mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan interakasi sosial, budaya dan alam sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Peraturan Menteri No.22 tahun 2006). Dalam pelaksanaannya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu memperkaya dan menambah dengan:

43

a) Pendidikan nilai

Pendidikan nilai sangat penting ditanamkan kepada siswa agar para siswa dapat berkembang secara harmonis antar jasmani, rohani dan sosialnya. Spiritualitas hidup, nilai moral, nilai persatuan, persaudaraan dan humaniora merupakan nilai pembentuk pribadi manusia yang amat besar artinya. Kurangnya pemahaman suatu nilai bagi suatu generasi akan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b) Pembentukan pribadi

Pribadi yang tangguh merupakan bekal hidup dalam alam yang serba majemuk seperti sekarang ini. Melalui perenungan, kedisiplinan dalam latihan-latihan memperhatikan lingkungan sosial diharapkan dapat melahirkan pribadi yang kuat dalam menghadapi berbagai gejolak sosial.

c) Pendidikan ketrampilan

Untuk menghadapi hal-hal yang praktis dalam kehidupan ini, diperlukan ketrampilan yang dibutuhkan masyarakat dewasa ini.

C. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu:

1. Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki ketrampilan dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang

dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.

2. Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut:

a) Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan profesional b) Mengembangkan ketrampilan komputer, akuntansi dan Bahasa

Inggris

c) Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti luhur

d) Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan

e) Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha-usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX

Sedayu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

45

Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Untuk memenuhi amanat Undang-Undang tersebut di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada khususnya, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan

berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah. Dalam dokumen ini dipaparkan tentang Kurikulum SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, yang secara keseluruhan mencakup:

1. Struktur dan muatan kurikulum. 2. Beban belajar peserta didik. 3. Kalender pendidikan. 4. Silabus.

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Landasan kurikulum satuan pendidikan yang dipakai berdasarkan:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007, tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007, tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

5. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi.

6. Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan.

47

7. Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2006, tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dan Permendinas RI Nomor 23 Tahun 2006.

8. Permendiknas RI Nomor 6 Tahun 2007, tentang Perubahan Permendinas RI Nomor 24 Tahun 2006.

9. Permendiknas RI Nomor 12 Tahun 2007, tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

10. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

11. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

12. Permendiknas RI Nomor 18 Tahun 2007, tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.

13. Permendinas RI Nomor 19 Tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

14. Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007, tentang Standar Penilaian Pendidikan.

15. Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007, tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan.

16. Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses.

17. Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional No.33/MPN/SE/2007 tanggal 13 Februari 2007, perihal Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis

IX Sedayu

Gambar 4.1

Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Bruder FIC

Yayasan Pangudi Luhur (YPL)

YPL Cabang Yogya

YPL Sedayu YPL Yogya

YPL Kali Bawang

SMP PL St. Vincentius Sedayu SMP PL St. Paulus Moyudan SD PL St. Aloysius Sedayu SMA PL St. Louis IX Sedayu Play Grup PL TK PL SD PL SMP PL 1 dan 2 SMA PL SMP PL Boro SD PL Gejlik

49

F. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Tabel 4.1

Daftar Pegawai SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

No Nama NIP/ No G Jabatan

1 Drs. Br. Agustinus Mujiyo, FIC

No. G. 10949 Kepala Sekolah 2 Drs. Paena Andreas NIP.

19630409 199003 1 004 -Wakasek Bidang Kurikulum -Guru Matematika 3 Drs. Markoes Padmonegoro

No. G. 11062 -Wakasek Bidang Humas -Guru Biologi

-Wali Kelas XII IPA 4 Drs. Yulius Ujang

Sukasna

No. G. 11199 -Wakasek Bidang Kesiswaan -Guru Penjaskes 5 Agustinus Budi

Susanto, S.Pd.

No. G. 11835 -Wakasek Bidang Sarana -Prasarana

-Wali Kelas XD

-Guru Bahasa Indonesia -Guru Bahasa Jawa 6 Dra. Christina Sri

Purwaningsih

NIP. 19590812 198603 2 005

Guru Bahasa Indonesia

7 Drs. Yohanes Yosef Purwoko Agus Subroto

NIP. 19620829 199003 1 005

-Wali Kelas XI IPS 1 -Guru Matematika 8 Drs. Alex Sutaryo Dwidoso NIP . 19650626 199003 1 007

-Wali Kelas XI IPS 2 -Guru Geografi -Guru Sejarah 9 Drs. Paulus Samsuhari NIP. 19620727

199502 1 001 -Wali Kelas XA -Guru Sejarah -Guru Sosiologi 10 Drs. Aloysius Candra Widayantara

No. G. 10737 -Wali Kelas XII IPS 1 -Guru Ekonomi -Guru Akutansi 11 Fransiskus Xaverius

Purwonggo, S.Pd.

No. G. 11157 - Wali Kelas XC - Guru Fisika - Guru Pkn 12 Yohanes Bambang

Suharyo, S.Pd.

No. G. 11296 -Wali Kelas XII IPS 2 -Guru Bahasa Inggris 13 Cicilia Ratna Siswi

Widayanti, S.Pd.

No. G. 11662 -Wali Kelas XI IPA -Guru Kimia -Guru PKn

No Nama NIP/ No G Jabatan

14 Agnes Erna Setyarini, S.Pd.

No. G. 11833 Guru Bahasa Inggris

15 Yuliana Eni

Purwaningsih, S.Si.

No. G. 11834 - Wali Kelas XB - Guru Biologi - Guru PKn - Guru Membatik 16 Martina Lisna Indrawati, S.Psi. No. G. 12179 Guru BK 17 Paula Weni Triana,

S.E.

No. G. 12276 - Guru Ekonomi - Guru Sosiologi - Guru Bahasa Jawa 18 Agustinus Suradi,

S.Kom.

No. G. 12277 Guru Teknik Informatika 19 Sr. Cornelia, HK - Guru Agama

20 Antonius Waris Haryana

- Guru Seni Musik

21 Anastasia Krismastuti No. G. 11164 Tata Usaha/Administrasi 22 Kristina Septiasih NO. G. 11701 Tata Usaha/Administrasi 23 Johanes Maria Budi

Antoro

No. G. 11732 Administrasi 24 Chicilia Sri Mulatati No. G. 12304 Pustakawati 25 Y.P. Lasiman No. G. 11166 Tenaga Pelaksana 26 Petrus Sumarji No. G. 11165 Tenaga Pelaksana 27 Antonius Sugiyanto No. G. 12275 Satpam

28 F.X. Suradiya NO. G. 10593 Tata Usaha/Administrasi 29 Petrus Wawan Setiadi - Laboran

30 Yulius Purwibisono - Tenaga Pelaksana

G. Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumen sekolah, siswa-siswi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada tahun pelajaran 2011/2012

Dokumen terkait