• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Deskripsi Data Kemampuan Penjumlahan Pengurangan Anak

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam proses pembelajaran yakni 4 kali pertemuan. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 12 April 2015, 14 April 2015, 17 April 2015, dan 18 April 2015. Pelaksanaan 2 siklus tersebut dengan tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan dan pengamatan (Acting and Observing), dan refleksi (reflecting). Sedangkan untuk siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 22 April 2015, 23 April 2015, 24 April 2015, dan 25 April 2105. Berikut adalah penjabaran penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelompok B Pamardi Siwi Muja-Muju.

a. Tahapan Perencanaan (Planning)

Pada tahapan ini, peneliti melakukan persiapan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun tahap perencanaan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:

Peneliti memberikan penjelasan kepada guru mengenai penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan supaya guru memiliki pemahaman yang sama dengan peneliti terkait tindakan yang akan dilakukan, dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaborasi. Dengan demikian diharapkan dalam penelitian akan berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

2.Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Pembuatan RKH dilakukan bersama guru dengan pedoman kurikulum yang sekolah digunakan, hal ini dilakukan supaya tidak terjadi perbedaan. Pembuatan RKH dilakukan sehari sebelum penelitian dilakukan, dengan memilih indikator dalam penelitian dan disesuaikan dengan tema.

3.Menyiapkan media pembelajaran dan sumber belajar yang diperlukan

Peneliti bersama guru mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pelaksanaan penelitian. Persiapan media tersebut antara lain mempersiapkan papan dakon berserta biji yang digunakan untuk anak bermain, mempersiapkan LKA yang digunakan dalam penilaian portofolio.

4.Menyiapkan alat dokumentasi

Peneliti menyiapkan alat dokumentasi yang berupa kamera. Penggunaan kamera dalam penelitian bertujuan supaya hasil data yang diperoleh dapat diperkuat dengan adanya foto yang diperoleh dari hasil alat dokumentasi.

5.Menyiapkan lembar penilaian observasi untuk mencatat perkembangan kemampuan matematika penjumlahan pengurangan menggunakan dakon

Sebelum tindakan dilakukan peneliti mempersiapkan lembar observasi yang digunakan untuk penilaian, yang berfungsi mencatatat perkembangan

kemampuan matematika penjumlahan pengurangan anak menggunakan permainan dakon.

b. Tahapan Pelaksanaan (Acting)

1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 1

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2015 dari pukul 07.30-10.30 WIB. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pada siklus I pertemuan yang pertama yaitu 16 anak, Kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman matematika penjumlahan dan pengurangan menggunakan dakon menjadi bagian dengan kegiatan yang lain. Tujuannya supaya semua aspek perkembangan anak dapat secara utuh dikembangkan dengan optimal. Peneliti bersama guru berkolaborasi dalam melangsungkan proses pembelajaran. Guru bertugas menyampaikan pembelajaran berdasarkan RKH yang telah dibuat sebelumnya, selanjutnya guru menjelaskan kepada anak tentang cara bermain dan peraturan dalam permainan dakon tersebut. Sedangkan peneliti bertugas mengamati, dan menilai perkembangan pemahaman matematika penjumlahan pengurangan dengan dakon tidak lupa peneliti juga mendokumentasikan saat kegiatan berlangsung. Penilaian pertemuan pertama adalah lembar observasi. Berikut gambaran pelaksanaan siklus I pertemuan pada pertama pelaksanaan pembelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan menggunakan permainan dakon.

a. Kegiatan Awal (±30 Menit)

Bel berbunyi tepat pukul 07.30 WIB dan semua anak langsung berbaris rapi di halaman sekolah karena kegiatan rutin setiap hari senin adalah upacara

bendera. Kegiatan upacara bendera diikuti semua warga yang ada disekolah. Upacara selesai pada pukul 07.50, kemudian anak antri menunggu bergiliran untuk masuk kelas masing-masing. Setelah itu anak duduk pada kursi masing- masing dan dilanjutkan dengan berdoa. Selesai berdoa anak-anak bernyanyi tamanku dan aku anak TK. Kemudian guru melakukan apersepsi yaitu dengan bercakap-cakap tentang kekayaan kebudayaan diindonesia. Guru menjelaskan tentang kebudayaan indonesia, indonesia kaya akan budaya karena indonesia mempunyai banyak macam pakaian adat, rumah adat, bahasa daerah, dan permainan tradisional. Kemudian guru menjelaskan bahwa hari ini akan belajar tentang permainan dakon.

b. Kegiatan Inti (±60 Menit)

Kegiatan inti dimulai dengan guru menunjukan media permainan dakon. Pertama, guru menjelaskan tentang alat dakon tersebut, lubang yang kecil bernama sawah, yang besar namanya lumbung, dan biji kecil nanti akan dimasukan pada sawah. Guru menjelaskan tentang bagaimana cara bermainnya, yaitu setiap lubang dakon diisi dengan tiga biji, dan setiap pemain mempunyai lumbung dua, selain lumbung yang ada pada papan dakon guru akan menambahkan kardus kecil untuk lumbung dua. Guru memberi contoh bagaimana cara bermain dan aturan yang harus mereka taati. Selanjutnya anak antri untuk mengambil papan dakon, anak berlatih bermain dakon sendiri tanpa ada lawan terlebih dahulu. Ketika waktu istirahat tiba anak-anak membereskan peralatan dakon dan bergegas untuk istirahat.

c. Kegiatan Akhir (±30 Menit)

Pada kegiatan akhir guru meminta anak untuk maju ke depan kelas dan bercerita kepada teman tentang pengalamannya bermain dakon tadi. Karena hari berikutnya pembelajarannya menggunakan dakon. Sebelum pulang guru melakukan refleksi tentang kegiatan hari ini, setelah selesai guru menyampaikan pesan-pesan berdoa pulang.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 2

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 14 April 2015. Jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I ada 16 anak. Tidak ada anak yang absen pada hari tersebut. Penilaian pertemuan kedua adalah lembar observasi. Berikut gambaran kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

a. Kegiatan Awal (±30 Menit)

Setelah bel berbunyi anak-anak bergegas masuk ke dalam kelas dan duduk pada tempat masing-masing. Guru membuka pembelajaran dengan salam kemudian berdoa sebelum kegiatan. dilanjutkan dengan bernyanyi good morning. Sebelum kegiatan inti dimulai guru mengajak anak-anak untuk senam si tompi, guru meminta anak untuk berdiri kemudian guru memainkan musik dan memberikan contoh gerakan anak-anak mengikutinya, selanjutnya anak bergerak sendiri tanpa contoh.

b. Kegiatan Inti (±60 Menit)

Kegiatan inti dimulai dengan guru menanyakan kepada anak hari ini akan belajar tentang apa, serentak anak menjawab bermain dakon. Guru

menjelaskan kepada anak bahwa hari ini mereka akan bermain dakon bersama dengan teman. Guru memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana peraturan dan jalannya permainan sampai permainan selesai, kemudian guru meminta kepada anak untuk memilih teman yang akan menjadi lawan main mereka. Jika sudah mendapat teman mereka mengambil peralatan dakon dimeja guru dan mulai bermain dengan lawan main. Guru mengingatkan jika ada yang kalah mereka tidak boleh kecil hati harus mau menerima kekalahan dan tetap mencoba lagi permainan selanjutnya, begitu pula bagi yang menang tidak boleh sombong kepada temannya yang kalah. Anak bermain dakon secara klasikal, guru dan peneliti berkeliling untuk mengamati bagaimana anak dalam bermain dakon dan sekali-kali menanyakan hasil penjumlahan tentang hasil lumbung yang tadi dengan hasil lumbung yang baru. Begitu pula untuk pengurangan ketika sudah ada yang selesai bermain menanyakan hasil dari pengurangan semua hasil yang mereka dapat untuk diisikan disawah masing- masing. Anak-anak selanjutnya istirahat dan bermain.

c. Kegiatan Akhir (±30 Menit)

Kegiatan akhir dimulai dengan guru megajak anak untuk tepuk jari, tepuk semangat. Kemudian guru bercerita tentang perlombaan kalau dalam lomba itu sudah pasti ada yang menang dan kalah. Bagaimana bisa menang karena dia gigih dan harus teliti yang paling penting adalah jujur ketika dalam perlombaan atau dalam permainan. Bagi yang kalah dia harus bisa menerima dan berusaha agar bisa menang dalam kesempatan lainnya. Setelah itu, anak duduk tenang dan berdoa dipimpin oleh guru. Kegiatan pada hari itu diakhiri

dengan salam, anak-anak menaikan kursi di atas meja dan mengantri untuk bersalaman dengan guru dan peneliti.

3) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 3

Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari Jumat 17 April 2015. Jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus I ada 16 anak. Tidak ada anak yang absen pada hari tersebut. Penilaian pertemuan ketiga adalah lembar observasi. Berikut gambaran kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

a. Kegiatan Awal (±30 Menit)

Bel berbunyi pada pukul 07.30, kemudian anak masuk ke dalam kelas dan duduk pada tempat mereka masing-masing. Diawali dengan berdoa kemudian bernyanyi bangun tidur. Guru mengabsen dan menanyakan kabar anak-anak pada hari itu. Selanjutnya guru mengajak untuk bercakap-cakap tentang mau bertegur sapa dan bermain bersama temannya. Guru bertanya bagaimana sikap kita bila punya banyak teman, dan bagaimana jika bermain bersama. Anak- anak berebutan menjawab ada anak yang menjawab senang dan mau berbagi, ada yang menjawab tidak rebutan. Selain itu ada juga anak yang tidak mendengarkan bicara sendiri dengan teman disebalahnya. Untuk mengkondisikan anak, guru mengajak mereka untuk tepuk jari.

b. Kegiatan Inti (±60 Menit)

Kegiatan inti dimulai dengan guru menjelaskan hari ini masih berlanjut bermain dakonnya, akan tetapi ada peraturan yang baru setiap anak mendapat tambahan lumbung yaitu kardus kecil. Kardus itu nantinya akan berfungsi

untuk menyimpan biji hasil permainan yang pertama. Kemudian guru memberikan contoh terlebih dahulu, jika berhenti bermain maka dia wajib memindahkan biji dalam lumbung dua, dan menghitung hasil dari kedua lumbung. Anak mengambil peralatan dakon dimeja guru, dan mengambil kardus kecil untuk dijadikan lumbung dua. Guru dan peneliti berkeliling mendampingi anak secara bergiliran, ketika berhenti guru menanyakan kepada anak tentang hasil penjumlahan yang dia dapatkan dilumbung satu dan dua. Misalnya RA menyimpan 6 biji dilumbung satu dan 4 biji dilumbung dua, guru menanyakan berapa hasil penjumalahan dilumbung satu dan dua, selanjutnya RA menghitung total semua biji ada 10 biji, begitu seterusnya kepada setiap anak yang sedang bermain dan bergiliran. Ketika sudah ada anak yang selesai bermain guru bertanya siapa yang menang yaitu mendapatkan biji paling banyak dengan lawannya. Misalkan ZE lawan mainnya adalah AN guru bertanya berapa biji yang kamu punya ZE, kemudian ZE menjawab ada 22, dan AN menjawab 20, tugas guru berikutnya meminta kepada ZE untuk mengurangkan biji yang dia punya untuk dimasukan dalam sawah sejumlah 6, setelah ZE melakukan kemudian guru bertanya berapa sisa biji yang kamu punya jika tadi 22 kemudian dikurangkan 6, ZE menghitung dan menyebutkan hasilnya yaitu 14. Begitu seterusnya dan kepada semua anak. Akan tetapi tidak semua anak bisa menjawab dengan benar masih ada beberapa anak yang salah dalam menghitung. Ketika waktu istirahat tiba anak- anak bermain diluar kelas.

c. Kegiatan Akhir (±30 Menit)

Kegiatan akhir dimulai dengan bernyanyi up and down. Selanjutnya anak duduk rapi dan mendengarkan cerita guru tentang pahlawan yang berjuang untuk tanah air, anak mendengarkan seksama cerita guru. Guru menyampaikan bahwa pahlawan sangat mencintai negara kita indonesia sampai mereka rela berjuang demi negara kita. Selanjutnya guru berpesan kepada anak-anak supaya meneruskan jasa para pahlawan yaitu dengan belajar yang tekun, berbakti kepada orang tua dan melestarikan kebudayaan yang kita punya. Setelah selesai guru melakukan apersepsi hari ini belajar apa, anak menjawab “ belajar penjumlahan dan pengurangan dengan main dakon”. Kegiatan ditutup dengan bernyanyi terima kasih ibu, berdoa, salam, dan pulang.

4) Pelaksanaan Tindakan Siklus I pertemuan 4

Pertemuan keempat siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu 18 April 2015. Jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran pada pertemuan keempat siklus I ada 16 anak. Tidak ada anak yang absen pada hari tersebut. Penilaian pertemuan keempat adalah portofolio atau LKA. Berikut gambaran kegiatan peneltian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

a. Kegiatan Awal (±30 Menit)

Bel berbunyi pukul 07.30, anak-anak masuk kedalam kelas dan duduk ditempat masing-masing. Sebelum kegitatan dimulai diawali dengan bernyanyi lima jari dilanjutkan berdoa, setelah berdoa bernyanyi “aku anak pintar” guru melanjutkan absensi dan menanyakan kabar. Hari ini guru

mengulangi kegiatan seminggu ini dengan bertanya kepada anak, sudah belajar tentang apa, anak-anak menjawab “permainan tradisional dakon bu guru”, guru melanjutkan pertanyaan “apa kalian sudah bisa bermain dakon, dan siapa yang tahu dengan dakon kita bisa belajar apa ya? “ , RA menjawab “sudah bisa bu dengan dakon bisa belajar penjumlahan dan pengurangan”. “karena anak-anak sudah hebat hari ini kita akan belajar yaitu penugasan mengerjakan LKA tentang penjumlahan dan pengurangan”. Supaya anak- anak fokus selanjutnya guru meminta anak untuk tepuk fokus.

b. Kegiatan Inti(±30 Menit)

Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan LKA kepada anak-anak sebelumnya mereka diminta untuk menyiapkan pensil. Anak-anak mulai mengerjakan LKA sendiri tidak boleh mencontoh pekerjaan teman, beberapa dari mereka serius dalam mengerjakan tetapi ada juga yang bermalas-malasan dan kadang mencotoh pekerjaan teman disebelahnya. Ketika anak sudah selesai mengerjakan selanjutnya anak mengambil buku gambar kemudian menggambar ekspresi mereka setelah mengerjakan LKA tentang penjumlahan dan pengurangan itu. Ada anak yang menggambar bintang sejumlah lima ketika ditanya kenapa menggambar bintang anak tersebut menjawab “karena aku mau dinilai bintang lima”, ada juga anak yang menggambar smile, bahkan ada anak yang meggambar coretan hitam dengan krayon dan ketika ditanya anak tersebut menjawab “ sulit untuk mengerjakannya”. Waktu istirahat tiba anak-anak bermain diluar kelas.

c. Kegiatan Akhir (±30 Menit)

Kegiatan akhir yaitu mengenalkan lagu baru yang berjudul “aku anak indonesia”, guru memberikan contoh terlebih dahulu kemudian anak menirukan, selanjutnya bernyanyi bersama-sama. Guru menawarkan kepada anak yang sudah hafal boleh maju kedepan dan memimpin teman-temannya. Tetapi tidak ada anak yang mau maju kedepan. Selanjutnya guru melakukan refleksi tentang kegiatan hari ini, dan berpesan kepada anak-anak kalau besok adalah hari minggu anak-anak libur satu hari dilanjutkan bernyanyi tugas hari minggu. Kemudian berdoa dan pulang.

c. Pengamatan (Observing)

Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan permainan dakon. Seluruh proses siklus I selama 4 pertemuan berjalan lancar sesuai yang telah direncanakan. Pada awalnya anak masih bingung dengan permainan dakon ini, karena sebagian anak bermain dakon tidak sesuai dengan aturan kadang ada yang jalan ke kiri bahkan mengisi lumbung temannya sendiri, akan tetapi anak mereka tidak putus asa, seketika dibenarkan langsung mengikuti aturan permainan kembali. Pertama anak masih terlihat kebingungan dalam cara bermainnya, mereka terlihat ragu-ragu sehingga perlu banyak bimbingan dan arahan serta motivasi dari guru maupun peneliti. Mesipun demikian anak-anak terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan. Dikarenakan sikap anak-anak yang ingin mencoba beberapa kali meski jalan permainan salah bahkan tidak mudah menyerah begitu saja.

Pada pertemuan pertama anak terlihat antusias ketika guru memberikan contoh didepan kelas bagaimana jalannya permainan hampir semua anak berdiri dari kursi dan mendekat guru untuk bisa melihat. Pada awal pertemuan anak-anak masih banyak yang kesulitan dan kebingungan dengan jalannya permainan dakon serta aturan yang harus ditaati. Pada hari pertama tersebut guru dan peneliti berpindah- pindah dalam mendampingi dan apabila ada anak yang salah maka dibenarkan. Akan tetapi ada dua orang anak yang dari hari pertama sudah bisa dan sesuai dengan aturan permainan yaitu RA dan ZE. Bahkan ada anak yang bermain dengan sesukahati mereka asal memasukan biji saja dan jumlahnya tidak tentu yaitu FA dan NF, kebanyakan dari mereka masih salah dan selanjutnya mereka bisa mencoba kembali bermain.

Pada pertemuan kedua dan ketiga, anak sudah terbiasa dengan permainan dakon, karena mereka sudah bisa bermain dengan lawan temannya sendiri bahkan dengan tambahan lumbung untuk menyimpan hasil mereka sudah paham. Ketika biji sudah habis yang dia bawa maka wajib menghitung hasil lumbung yang diperoleh, hasil lumbung satu ditambahkan dengan hasil lumbung dua. Jika biji disawah sudah habis maka permainan selesai dan wajib menghitung seluruh biji yang ada dilumbung dua. Untuk bermain kembali maka wajib mengurangkan dan menghitung hasilnya setelah dimasukan dalam sawah. Sebagian besar anak sudah paham dengan aturan tersebut meskipun dengan dampingan guru dan peneliti yang selalu menanyakan setiap akhir bermain, meskipun sebagian anak sudah paham tetapi ada juga anak yang masih bingung dengan hasil yang guru

maksudkan. Pada pertemuan satu dan ketiga penilaian yang digunakan adalah observasi.

Pada pertemuan keempat anak mengerjakan LKA tentang penjumlahan dan pengurangan. LKA tersebut bergambar papan dakon yaitu lumbung satu dan dua. Anak mengerjakan LKA dengan jumlah soal 16, yaitu 8 tentang penjumlahan dan 8 pengurangan. Pelaksanaan test ini masih ada anak yang tidak serius dalam mengerjakan, mereka sambil bercanda. Bahkan ada anak yang meniru jawaban teman disebalahnya. Pada test siklus I ini peneliti dan guru masih sering menegur anak supaya mengerjakannya secara mandiri. Penilaian pada pertemuan keempat ini adalah portofolio dengan LKA.

Berikut ini contoh gambar pelaksanaan siklus I, ketika guru memberikan contoh bagaimana permainan dakon, permainan dakon yang dilakukan secara klasikal dan guru menyakan hasil penjumlahan dari hasil biji yang telah dilumbung satu untuk dipindahkan pada lumbung dua dan menanyakan hasil pengurangan ketika akan melakukan permainan baru.

Gambar.5. Pelaksanaan penelitian siklus I ketika guru memberikan contoh cara bermain dakon

Gambar.6.Pelaksanaan tindakan siklus I ketika anak bermain dakon secara klasikal

Gambar.7. pelaksanaan tindakan siklus I saat guru menanyakan hasil penjumlahan dan pengurangan

Berdasarkan hasil penilaian observasi dan portofolio (LKA) yang didapatkan pada siklus I berikut ini adalah tabel perbandingan skor yang diperoleh pada pelaksanaan pra tindakan dan siklus I:

Tabel.4.Rata-rata kemampuan penjumlahan dan pengurangan 1-20 pada pra tindakan dan siklus I

Kemampuan Anak Pra Tindakan Siklus I Peningkatan

Penjumlahan 50,79 84,69 33,90

Berdasarkan hasil pada penelitian siklus I telah dilihat adanya peningkatan. Hal itu dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut bahwa ada peningkatan skor kemampuan anak pada penjumlahan dan pengurangan melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan permainan dakon. Skor rata-rata yang diperoleh pada penilaian obsevasi dan portofolio pada penjumlahan yang awalnya 50,79 pada siklus I menjadi 84,69, skor tersebut meningkat sebesar 33,90. Sedangkan untuk pengurangan diperoleh rata-rata skor yang awalnya 38,28 pada siklus I meningkat menjadi 81,16 terjadi peningkatan sebesar 42,88. Hasil skor diperoleh karena anak mulai paham dengan penjumlahan yang dilakukan melalui permainan dakon, yaitu saat anak diminta untuk menjumlahkan biji yang ada pada lumbung satu dan lumbung dua.

Sebagian besar anak sudah bisa menghitung dan menyebutkan hasil dari penjumlahan tersebut, Untuk pengurangan ini terjadi karena anak paham tentang konsep pengurangan yaitu pengambilan kelompok baru yang dilakukan menggunakan media benda kongkret yaitu biji dakon, anak lebih mudah dalam menghitung ketika diminta untuk menyebutkan hasil pengurangan dari biji yang didapatkan untuk dimasukan dalam sawah. ketika anak mengerjakan LKA tidak asing lagi sebab sebelumnya mereka telah belajar menjumlahkan menggunakan media dakon yang dilakukan secara langsung, jadi saat mengerjakan LKA sebagian besar anak sudah paham dan benar dalam menjawab. Sedangkan pengerjaan LKA pengurangan belum semua anak paham dengan pengurangan sehingga dalam menjawab anak masih ada beberapa yang salah dan penggunaan LKA yang rumit membuat anak salah persepsi dalam mengerjakan.

Perbandingan pra tindakan dengan siklus I terjadi peningkatan kemampuan anak dalam penjumlahan dan pengurangan. Hal ini dikarenakan anak lebih tertarik dengan pembelajaran yang menggunakan permainan dakon ketika anak belajar tentang penjumlahan dan pengurangan. Anak menjadi lebih tertarik dikarenakan saat pembelajaran anak terbiasa menggunakan LKA saat belajar penjumlahan dan pengurangan, atau menulis soal penjumlahan dan pengurangan pada buku tulis. Pada penelitian ini ketika mereka menghitung melalui bermain dakon sehingga secara tidak langsung mereka belajar mengenai penjumlahand an pengurangan. Selain itu, dakon merupakan permainan tradisional yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Berdasar hasil skor yang diperoleh dari siklus I, skor yang diperoleh belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. d. Refleksi (Reflektif) Siklus I

Kegiatan refleksi dilakukan untuk memperbaiki dalam perencanaan siklus II dengan harapan dapat memberikan peningkatan dalam pelaksanaan siklus selanjutnya. Hasil kegiatan refleksi merupakan gambaran selama proses pembelajaran untuk mencari kekurangan dan kelebihan kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada kegiatan ini, peneliti bersama guru melakukan diskusi mengenai pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan sehingga menemukan kendala-kendala yang mempengaruhi peningkatan keterampilan motorik halus anak. Beberapa kendala yang perlu dicarikan solusinya yaitu sebagai berikut:

a) Anak belum terlibat aktif, itu terlihat belum semua anak mengikuti dengan sungguh-sungguh, masih ada beberapa anak yang mengobrol sendiri.

b) Selain itu anak-anak masih ikut-ikutan dengan teman yang lain karena duduknya saling berdekatan

c) LKA tentang pengurangan yang digunakan terlalu rumit.

Selanjutnya, peneliti bersama guru berdiskusi mencari solusi kendala- kendala tersebut. Adapun solusi dari beberapa kendala tersebut adalah sebagai berikut:

a) Metode yang diubah, tidak secara klasikal tetapi secara kelompok dengan pendampingan guru.

b) Seorang anak yang sedang bermain di dampingi guru, fungsi guru disini adalah sebagai penanya ketika anak selesai bermain dan menanyakan hasil penjumlahan dan pengurangan, selain itu guru bertugas untuk mengoreksi yang dilakukan anak sudah benar atau belum dalam bermain dan menentukan

Dokumen terkait