• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rerumputan dan sisa-sisa tanaman di areal tanaman. Tujuan pembersihan lahan yaitu untuk menghindari tumbuhnya rumput yang dapat berpotensi menjadi inang bagi hama.

2. Pengisian Polybag

Polybag yang digunakan pada penelitian, ukurannya antara 35 cm x 40 cm.

Polybag diisi dengan tanah lapisan atas setiap polybag sebanyak 9 kg.

3. Pembuatan pupuk organik cair bonggol pisang

Bahan-bahan yang digunakan adalah bonggol pisang sebanyak 10 kg yang sudah dipotong-potong, gula merah sebanyak 3 kg, EM4 1500 ml, air cucian beras 50 liter, dan air kelapa 50 liter. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam 2 ember yang masing masing ember berkapasitas 70 liter, lalu diaduk secara merata dan ditutup rapat. Fermentasi dilakukan selama 14 hari, dan setiap harinya tutup

15

ember dibuka. Akhir dari proses fermentasi ditandai dengan timbulnya gas, permukaan wadah menggelembung, terdapat tetes-tetes air ditutup wadah fermentasi, tercium bau seperti aroma tape, warna larutan keruh, dan terdapat lapisan berwarna putih baik di permukaan larutan maupun di dinding wadah fermentasi. Setelah itu, pupuk siap dipakai dengan cara disaring.

4. Persemaian

Benih direndam terlebih dahulu dalam air bersih selama 10-12 jam, setelah bibit direndam, diperam dan setelah keluar akar pertama, bibit tidak langsung di masukan ke lubang tanam melainkan ditanam terlebih dahulu pada polybag bibit ukuran 6×10 yang telah diisi tanah dicampur pupuk kandang, setelah bibit tumbuh dan berdaun dua (usia 8-12 hari) barulah benih dipindahkan ke lubang tanam.

Penanaman dilakukan pada umur 8-14 hss (hari setelah semai) dengan keluarnya 2 daun sempurna. Waktu penanaman pada saat sore hari karena untuk mencegah layunya bibit yang ditanam.

5. Pemasangan Label

Pemasangan label dilakukan sebelum pemberian perlakuan, label yang telah disiapkan dipasang sesuai dengan perlakuan masing-masing pada plot yang telah disiapkan kemudian disesuaikan dengan lay out penelitian.

6. Penanaman

Setelah bibit pare berumur 14 hari atau berdaun 4 helai dan diantaranya 2 daun sempurna, kemudian dipindahkan ke polybag yang besar (35 cm x 40 cm).

Kemudian polybag disusun dengan jarak antar polybag 50 cm x 50 cm 7. Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan berupa pemupukan dengan pupuk organik cair (Bonggol Pisang) dilakukan pada pagi hari. Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dilakukan sekali pada saat 2 minggu setelah tanam, dengan cara ditaburkan di

sekeliling tanaman lalu ditutup menggunakan tanah. POC (Bonggol Pisang) disiramkan disekeliling tanaman sesuai dengan kosentrasi pada masing – masing perlakuan yang diberikan semingu sekali sampai minggu ke 9, dengan volume penyiraman:

Umur/ minggu Volume penyiramam

1 – 3 50 ml

4 – 6 100 ml

7 – 9 150 ml

8. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali dalam satu hari (pagi dan sore hari).

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Apa bila hari hujan lebat tidak dilakukan penyiraman.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan 15 hari setelah tanaman dipindahkan ke lapangan.

Dilakukan dengan cara mencabut rumput yang tumbuh pada polybag dan sekitar areal penelitian dilakukan dengan cara menggunakan cangkul.

c. Pemangkasan

Pemangkasan tanaman pare dilaksanakan 2 kali yaitu pada saat umur 3 minggu dengan tujuan agar tunas tumbuh menyebar. Sedangkan pemangkasan berikutnya pada umur 6 minggu dengan membuang cabang yang tua dan tumbuh, daun kering serta cabang yang rusak, sehingga produksi buah bisa maksimal.

d. Pembungkusan

Tujuan pembungkusan buah pare adalah untuk mencegah serangan lalat buah yang menyerang pada saat buah pare masih muda. Pembungkusan

17

dilakukan pada saat pare berumur 1,5 bulan dengan menggunkan plastik.

Dengan melakukan pembungkusan maka berpotensi untuk mendapatkan buah pare yang mulus dan menghindari serangan lalat buah.

e. Pembuatan Lanjaran

Lanjaran dibuat untuk menjalar batang utama pare sedangkan para-para digunakan untuk menjalarnya tunas-tunas dari batang utama yang nantinya akan menghasilkan buah pare. Tinggi lanjaran dan para-para adalah 2 meter.

Pembuatan lanjaran dilakukan 2 minggu setelah tanaman dipindahkan kelapangan, pembuatan lanjaran dan para-para ini dikerjakan sedemiian rupa sehingga buah pare dapat menggantung dengan sempurna.

f. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman pare adalah ulat grayak biasanya ulat ini menyerang pada malam hari sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di dalam tanah. Akibat dari serangan hama ini adalah dapat mengakibatkan daun pare akan habis dimakannya. Untuk mengatasinya dilakukan secara mekanis yaitu memusnahkan telur-telur yang baru menetas bersama dengan daun yang ditempeli oleh telur tersebut dengan menggunakan insektisida. Penyakit yang sering menyerang tanaman pare adalah tepung putih. Gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah. Daun yang terserang menjadi kuning, coklat dan akhirnya mengering. Pengedaliannya dilakuka dengan cara mengurangi kelembaban disekitar tanaman, membuang bagian tanaman yang terserang.

9. Panen

Panen dilakukan sesuai dengan kriteria panen dengan ciri-ciri buah berbentuk lonjong meruncing, kulit mengkilap dan bergaris-garis, kulit berwarna

hijau, pajang buah 20-30 cm dan permukaan kulit nampak melebar dan merata.

Pemanenan dilakukan sebanyak 4 kali, dengan interval satu minggu sekali.

E. Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati dalam penelitian ini antara lain:

1. Umur berbunga (hari)

Pengamatan umur berbunga dihitung mulai saat penanaman sampai muncul bunga pertama. Pengamatan dilakukan apabila bunga muncul mencapai ≥ 50%

dari populasi yang terdapat dalam plot.

2. Umur panen pertama (hari)

Pangamatan terhadap umur panen dilakukan dengan menghitung umur sejak tumbuh sampai panen pertama dengan kriteria jumlah panen tanaman ≥ 50% total populasi keseluruhan. Data hasil pengamatan dianalisis secara statisik dan disajikan dalam bentuk tabel.

3. Jumlah buah per tanaman (buah)

Pengamatan untuk jumlah buah dilakukan dengan cara menghitung jumlah buah yang dihasilkan pada masing-masing tanaman sampel dengan cara menjumlahkan panen pertama hingga panen keempat. Selanjutnya data akhir yang diperoleh dianalisis secara statistik.

4. Berat buah per tanaman (g)

Pengamatan berat buah per tanaman dilakukan dengan cara menimbang seluruh buah yang telah dipanen pada setiap tanaman sampel bagi jumlah buah persampel. Data hasil pengamatan dianalisis secara statisik dan disajikan dalam bentuk tabel.

5. Rata-rata Panjang buah per tanaman (cm)

Pengamatann rata-rata panjang buah dilakukan dengan mengukur panjang buah pada tanaman sampel dengan menggunakan penggaris, setiap pemanenan

19

dilakukan pengukuran panjang buah pada tanaman. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.

6. Jumlah buah sisa per tanaman (buah)

Pengamatan jumlah buah sisa dilakukan seminggu setelah panen akhir, yaitu menghitung jumlah buah yang tersisa lagi pada setiap masing-masing plot.

Selanjutnya dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.

Dokumen terkait