• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelum areal diolah, terlebih dahulu areal dibersihkan dari rerumputan, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam ± 30 cm dengan cara membalikkan tanah. Pengolahan dilaksanakan dengan tujuan menghancurkan dan menghaluskan tanah. Setelah pengolahan tanah selesai dibuat plot sesuai dengan metode penelitian.

Pembuatan Plot dan Saluran Drainase

Bedengan dibuat membujur searah Utara – Selatan, agar penyebaran cahaya matahari dapat merata mengenai seluruh tanaman. Plot berukuran 275 cm x 225 cm, tinggi 30 cm, jarak antar plot 30 cm. Selanjutnya dibuat saluran drainase pada pinggir lahan dengan lebar 50 cm menuju paret pembuangan air. Pengaplikasian Rhizobium

Rhizobium di aplikasikan pada saat sebelum tanam. Pengaplikasiannya dilakukan dengan merendam benih pada rhizobium selama 10-15 menit sebeelum tanam.

Penanaman

Penanaman jagung manis dibuat dengan membuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan pada tiap plot. Benih dimasukkan pada lubang tanam masing-masing sebanyak 2 buah. Kemudian lubang tanam ditutup kembali dengan kompos ataupun top soil. Dan penanaman kedelai dibuat dengan membuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan pada tiap

plot. Benih dimasukkan pada lubang tanam masing-masing sebanyak 2 buah. Kemudian lubang tanam ditutup kembali dengan kompos ataupun top soil.

Pemeliharaan Penyulaman

Dilakukan penyulaman pada tanaman yang mati ataupun yang pertumbuhannya abnormal dengan menggunakan bibit yang sehat. Penyulaman dilakukan pada siang ataupun sore hari. Penyulaman dilakukan pada 5-7 HST. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan atau sore hari dan selanjutnya dilakukan sesuai dengan kondisi lahan.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu setelah tanam dimana hanya 1 tanaman sehat yang dibiarkan pada setiap lubang tanam. Penjarangan dilakukan dengan cara memotong tanaman tepat di atas permukaan tanah dengan menggunakan gunting.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan paling tidak seminggu sekali atau sesuai kondisi gulma di pertanaman, jika gulma tumbuh dominan maka dapat dilakukan penyiangan lagi.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman telah berumur 1 bulan. Pemupukan pertama yaitu 100 kg/ha Urea, 150 kg/ha SP36, dan 100 kg/ha KCl. Pemupukan susulan jagung diberikan 150 kg/ha.

Cara pemupukan dibuat dengan menyebar seluruh pupuk di atas plot sebelum tanam.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit ditujukan agar tanaman dapat terjaga sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida yang disemprotkan ke pertanaman. Penyemprotan dapat dilakukan pada pagi atau sore hari.

Panen

Tanaman kedelai dipanen sekitar 76 HST dan tanaman jagung manis sekitar 84 HST. Panen jagung dilakukan dengan cara buah diputik dari batang tanaman, sedangkan pada tanaman kedelai dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman dari tanah.

Pengamatan Parameter Jagung Manis

Tinggi Tanaman

Dilakukan mulai 2 MST – 8 MST. Cara pengukuran tinggi tanaman jagung yaitu dengan meluruskan daun terpanjang, dibuat patok standar sebagai patok awal dan diukur seminggu sekali.

Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung pada daun yang telah membuka sempurna. Perhitungan dilakukan sejak tanaman berumur 2 MST – 8 MST.

Umur Berbunga

Umur berbunga adalah kondisi dimana tanaman mengalami fase generatif atau fase pembungaan.Umur berbunga diamati setelah tanaman mengeluarkan bunga sekitar 75%.

Total luas daun Jagung

Pengukuran terhadap luas daun dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : YT = k x (p x l) i dimana YT = Total luas daun ; k = Konstanta; p = Panjang daun ke-i; l = Lebar dau ke-i.

Umur Panen

Umur panen dihitung berdasarkan kriteria panen pada tanaman jagung manis yaitu 80-84 HST.

Bobot Kering Tajuk

Dihitung pada saat setelah dipanen dengan cara mengeringkan bagian tajuk tanaman dengan mengovenkan selama 24 jam dengan suhu 370C.

Bobot Kering Akar

Dihitung pada saat setelah dipanen dengan cara mengeringkan bagian akar tanaman dengan mengovenkan selama 24 jam dengan suhu 370C.

Jumlah Tongkol per Tanaman

Dihitung pada saat panen dengan menghitung jumlah tongkol yang dihasilkan per tanaman

Bobot Tongkol per Tanaman

Bobot tongkol per tanaman ditimbang per sampel setelah dipanen. Sebelumnya tongkol dibersihkan dari sisa-sisa klobot.

Bobot Tongkol per Plot

Dihitung pada saat setelah panen dengan menimbang tongkol per sampel. Sebelumnya tongkol dibersihkan dari sisa-sisa klobot.

Bobot Tongkol Layak Jual

Dihitung pada saat setelah panen dengan cara menimbang tongkol sampel setelah dipotong bagian atasnya. Kriteria bobot tongkol layak jual yaitu tidak terdapat bolong-bolong pada tongkol, barisan tersusun rapi, tidak ada barisan yang kosong.

Kedelai

Tinggi Tanaman

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari pangkal sampai titik tumbuh, dilakukan mulai 2 MST dan diulangi setiap mingggu hingga 6 MST sampai masuk masa generatif yang ditandai dengan keluarnya bunga.

Diameter Batang

Pengukuran diameter batang menggunakan jangka sorong, tepat pada pangkal batang. Pengamatan dilakukan satu kali pada saat akhir vegetatif (6MST). Jumlah Cabang Produktif

Cabang produktif adalah cabang yang menghasilkan polong. Umur Berbunga

Umur berbunga adalah kondisi dimana tanaman mengalami fase generative atau fase pembungaan kedelai. Umur berbunga diamati setelah tanaman mengeluarkan bunga sekitar 75% yaitu pada 30-32 HST.

Total Luas Daun

Total luas daun di ukur dengan menggunakan timbangan dan alat pengering daun. Prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan dengan menggambar daun yang ditaksir luasnya pada sehelai kertas yang menghasilkan replika daun yang kemudian di digunting. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.

Jumlah Klorofil

Klorofil diekstraksi dengan cara menggerus 1 gram daun lalu hasil gerusan di masukkan kedalam botol cuvet dan di tambahkan menggunakan ethanol 96%. Dibiarkan selama 2 hari lalu di saring dan di ambil hasil saringannya di masukkan ke cuvet lain. Lalu di ukur nilai klorofilnya menggunakan spektro- fotometer dengan panjang gelombang 649 nm untuk klorofil a dan 665 untuk klorofil b. Lalu hasilnya di masukkan ke rumus perhitungan untuk mendapatkan nilai klorofil.

Rumus menghitung klorofil : klorofil a = (13,7 D-665) – (5,67 D-649) (mg/l) Klorofil b = (25,8 D-649) – 7,60 D-665 (mg/l) (Sumber: Winstermans & Mots, 1995). Pengamatan klorofil dilakukan pada 6 MST.

Umur Panen

Umur panen dihitung berdasarkan kriteria panen pada tanaman kedelai yaitu 76 HST.

Bobot Kering Tajuk

Dihitung pada saat setelah dipanen dengan cara mengeringkan bagian tajuk tanaman dengan mengovenkan selama 24 jam dengan suhu 370C.

Bobot Kering Akar

Dihitung pada saat setelah dipanen dengan cara mengeringkan bagian akar tanaman dengan mengovenkan selama 24 jam dengan suhu 370C.

Jumlah Polong Berisi per Tanaman

Dihitung pada saat panen dengan menghitung jumlah polong yang dihasilkan per tanaman.

Jumlah Polong hampa per Tanaman

Pengamatan ini dilakukan setelah biji dikeringkan dengan cara menghitung jumlah biji per tanaman.

Bobot Biji Kering per Tanaman

Pengamatan ini dilakukan setelah biji kedelai dikeringkan dengan kadar air 14%. Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur di bawah terik matahari selama 2-3 hari, kemudian biji per tanaman ditimbang.

Bobot 100 Biji Kering

Penimbangan dilakukan setelah biji kedelai dikeringkan dengan kadar air 14%, pengeringn dilakukan dengan cara penjemuran di bawah terik matahari selama 2-3 hari, kemudian dihitung bobot 100 biji kering dengan rumus:

Bobot 100 biji kering (g) = bobot biji per tanaman Jumalh biji per tanaman Bobot Biji Kering per Plot

Pengamatan ini dilakukan setelah biji kedelai dikeringkan dengan kadar air 14%. Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur di bawah terik matahari selama 2-3 hari, kemudian biji per tanaman ditimbang.

Nisbah Kesesuaian Lahan

Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) yang merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengetahui keuntungan sistem bertanam secara tumpang sari menurut Mead dan Willey (1980) dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan :

Yjk = Produksi jagung secara tumpangsari dengan kedelai Yjj = Produksi Jagung Monokultur

Ykj = Produksi kedelai secara tumpangsari dengan Jagung Ykk = Produksi Kedelai Monokultur

NKL = Yjk + Ykj

Yjj Ykk

Dokumen terkait