• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Percobaan 1 Persiapan

III. BAHAN DAN METODE

3.4. Pelaksanaan Percobaan 1 Persiapan

Batang bawah yang digunakan adalah kultivar multic. Batang bawah tersebut panjangnya 20 cm dengan diameter 1 – 15 mm. Batang bawah ditanam dalam polybag ukuran 15 cm dengan media tanam berupa campuran tanah, kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Setelah berumur 90 hari setelah tanam (hst), pada batang bawah tersebut dilakukan penempelan mata tunas batang atas dengan cara diokulasi. Mata tunas untuk perbanyakan secara okulasi, diambil dari tanaman yang sehat, kemudian ditempelkan ke tanaman batang bawah dan diikat menggunakan parafilm. Umur 60 hari setelah okulasi tanaman siap dipindahkan ke lapangan.

Rumah plastik sebagai tempat percobaan, dibuat dari bambu tetapi setiap tiangnya dicor menggunakan semen dengan atap plastik UV. Paranet dipasang sehari sebelum tanam dengan intensitas cahaya 45%, bila tanaman sudah cukup kuat untuk menerima intensitas cahaya yang lebih tinggi atau cuaca berawan, paranet pada bagian atas dibuka.

Pengolahan tanah dimulai dengan membersihkan lahan dari gulma, kemudian dicangkul dan dibalik. Lahan dibuat sembilan bedengan dengan ukuran 60 cm x 850 cm, tinggi bedengan 30 cm dan jarak antar bedengan 80 cm. Setiap bedengan dibagi menjadi delapan plot percobaan dengan ukura n 60 cm x 90 cm.

Setiap plot diberi pupuk kandang dan kompos dengan dosis 30 ton/ha (2.70 kg/plot), pupuk kimia diberikan tiga hst dengan dosis 0.5 L/tanaman dan berturut-turut diberikan tiga kali seminggu pada konsentrasi 5000 ppm. Tanah disterilkan 30 hari sebelum tanam menggunakan dazomet 98%, dengan dosis 0.4 ton/ha (36 g/plot). Setelah diberi perlakuan tanah ditutup selama 14 hari, setelah itu dibuka dan diangin -anginkan selama 14 hari, kemudian tanah digemburkan kembali. Bahan mulsa dari plastik hitam perak, yang dipasang dua hari sebelum tanam. Setelah itu dibuat lubang tanam.

2. Penanaman

Pada setiap bedengan terdapat dua baris tanaman dengan posisi berselang. Setiap genotipe diatur pada plot-plot percobaan dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm berbentuk segitiga sama sisi. Jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan 80 cm. Bibit ditanam pada lubang tanam, kemudian disiram dengan air sampai medianya basah. Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati, dilakukan sampai tanaman berumur dua minggu setelah tanam.

3. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan tiga kali seminggu bersamaan dengan pemupukan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika perlu, pengendalian menggunakan fungisida atau insektisida dengan dosis 1mL/L atau 1 g/L. Perebahan tangkai-tangkai bunga yang bukan bottom break, dilakukan setelah tunas berukuran kurang lebih 20 cm atau saat tunas tersebut bila dilekukan terasa lentur dan tidak patah, kemudian dibuang tiga daun teratas.

4. Panen

Panen dilakukan bila satu atau dua helai petal telah terbuka. Panen dilakukan pada bunga yang kekuar dari batang utama dengan cara memotong bagian pangkal tangkai bunga dengan bentuk permukaan miring, dan disisakan dua mata tunas dibawahnya.

3.5. Pengamatan

Pengamatan terhadap karakter kuantitatif terdiri atas :

1. Panjang tangkai bunga (cm), diukur dari pangkal tangkai bunga sampai pangkal dasar bunga. Pengukuran dilakukan saat panen dengan menggunakan meteran.

2. Diameter tangkai bunga (cm), diukur pada bagian pangkal, tengah dan ujung tangkai bunga kemudian dirata -ratakan. Pengukuran dilakukan saat panen dengan menggunakan jangka sorong.

3. Panjang ruas (cm), diukur berturut-turut mulai ujung ruas pertama sampai pangkal ruas berikutnya, lalu dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan saat panen dengan menggunakan meteran.

4. Panjang leher bunga (cm), diukur dari pangkal dasar bunga sampai daun pertama. Pengukuran dilakukan saat panen dengan menggunakan meteran. 5. Jumlah daun, dihitung mulai daun pertama pada pangkal tangkai bunga

sampai daun terakhir. Penghitungan dilakukan saat panen.

6. Jumlah buku. Dihitung mulai buku pertama pada pangkal tangkai sampai buku terakhir di bawah leher bunga. Penghitungan dilakukan saat panen. 7. Jumlah duri besar, dihitung mulai pangkal tangkai bunga sampai ujung tangkai

bunga. Penghitungan dilakukan saat panen.

8. Jumlah duri kecil, dihitung mulai pangkal tangkai bunga sampai ujung tangkai bunga. Penghitungan dilakukan saat panen.

9. Diameter kuncup (cm), diukur pada bagian kuncup bunga yang paling menggelembung dan dilakukan saat dua petal sudah terbuka. Pengukuran dilakukan saat panen dengan menggunakan jangka sorong.

10.Diameter bunga mekar (cm), pengukuran dilakukan saat bunga mekar penuh, yaitu bila putik sudah terlihat. Pengukuran dilakukan saat panen dengan menggunakan jangka sorong.

11.Lama kesegaran bunga (hari), dihitung saat tangkai bunga dimasukkan ke dalam vas bunga (botol) yang berisi air matang sampai petal gugur atau saat bunga menampakkan kelayuan. Pengamatan mulai dilakukan sesaat setelah panen.

12.Jumlah petal (helai). Pengamatan dilakukan dengan cara merontokkan petal bunga dari kuntum bunga, kemudian dihitung satu per satu. Penghitungan dilakukan setelah pengamatan lama kesegaran bunga.

13.Umur panen (hari setelah tanam/hst), dihitung dari saat tanam sampai panen bunga pertama.

14.Jumlah bunga per tanaman, dihitung mulai panen bunga pertama sampai terakhir selama percobaan.

Pengamatan terhadap karakter kualitatif terdiri atas :

1. Warna bunga, diamati dengan cara membandingkan warna utama petal bunga dengan warna-warna pada color chart dari Royal Horticulture Society (RHS). Nomor-nomor yang diperoleh diurutkan mulai dari warna paling cerah sampai paling pucat. Pengelompokan dilakukan berdasarkan kelompok warna yaitu kelompok warna merah, orange dan putih, kemudian diberi peringkat. Nomor paling cerah diberi peringkat 1 dan seterusnya sampai warna paling pucat diberi peringkat dengan angka yang lebih besar. Pengamatan dilakukan sesaat setelah panen.

2. Warna spot petal bunga, diamati dengan cara membandingkan warna spot

petal dengan warna-warna pada color chart. Pengamatan dilakukan sesaat setelah panen.

3. Warna batang muda, diamati dengan cara membandingkannya dengan warna- warna pada color chart. Pengamatan dilakukan saat panjang tunas kurang lebih 15 cm.

4. Warna batang tua, diamati dengan cara membandingkannya dengan warna- warna pada color chart. Pengamatan dilakukan saat panen.

5. Warna daun muda, diamati dengan cara membandingkannya dengan warna- warna pada color chart. Pengamatan dilakukan saat daun muda sudah terbuka penuh.

6. Warna daun tua, diamati dengan cara membandingkannya dengan warna- warna pada color chart. Pengamatan dilakukan saat panen.

7. Warna stamen bagian luar, diamati dengan cara membandingkannya dengan warna-warna pada color chart. Pengamatan dilakukan saat bunga mekar penuh.

8. Bentuk kuncup bunga, diamati dengan cara membandingkannya dengan bentuk standar dari International Union for the Protection of New Plant Varieties (UPOV). Pengamatan dilakukan saat panen.

9. Bentuk duri, diamati dengan cara membandingkannya dengan bentuk standar dari UPOV. Pengamatan dilakukan saat panen.

10.Bentuk dasar daun terminal (terminal leaflet) diamati dengan cara membandingkannya dengan bentuk standar dari UPOV. Pengamatan dilakukan saat panen.

11.Penampakan samping bagian atas bunga pada saat mekar penuh, diamati dengan cara membandingkannya dengan standar penampakan dari UPOV. Pengamatan dilakukan saat bunga mekar penuh.

12.Penampakan samping bagian bawah bunga pada saat mekar penuh, diamati dengan cara membandingkannya dengan standar penampakan dari UPOV. Pengamatan dilakukan saat bunga mekar penuh.

13.Bentuk kelopak bunga, diamati dengan cara membandingkannya dengan standar bentuk dari UPOV. Pengamatan dilakukan saat panen.

14.Zona spot petal bunga, diamati dengan cara membandingkan posisi spot pada petal dengan standar zona petal dari UPOV. Pengamatan dilakukan saat panen.

15.Kewangian bunga, diamati dengan mencium aroma bunga pada saat bunga mekar penuh. Pengamatan dilakukan oleh sepuluh orang responden. Hasil pengamatan ditulis dalam bentuk skor. Skor 1 bila tidak ada aroma atau aroma sangat lemah, skor 3 bila aroma yang tercium lemah, skor 5 bila aroma yang tercium kuat dan skor 9 bila aroma yang tercium sangat kuat.