• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis

Analisis Genetik terhadap

Mawar

(Rosa hybrida L.) Hasil Persilangan Tunggal adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Maret 2006

Dedeh Kurniasih

iii

DEDEH KURNIASIH.

Analisis Genetik terhadap Mawar

(Rosa hybrida L.) Hasil Persilangan Tunggal. Dibimbing oleh SRIANI SUJIPRIHATI dan TRIKOESOEMANINGTYAS.

Informasi keragaman genetik, heritabilitas, korelasi antar karakter, pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap hasil, dan jarak genetik diantara genotipe tetua persilangan sangat penting dalam program pemuliaan mawar, selain itu seleksi indeks berdasarkan beberapa cara pembobotan dapat dimanfaatkan untuk memilih genotipe-genotipe mawar yang unggul sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan hibrida mawar (Rosa hybrida L.) hasil persilangan tunggal dan memperoleh calon tetua untuk persilangan double cross berdasarkan jarak genetik. Tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh informasi keragaman, heritabilitas dan korelasi antar karakter- karakter yang diamati, memanfaatkan indeks seleksi untuk mendapatkan kultivar yang berkualitas dan menduga jarak genetik berdasarkan penampilan fenotipik.

Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak penarikan anak contoh dengan tiga ulangan. 14 karakter kuantitatif dan 15 karakter kualitatif dianalisis menggunakan analisis gerombol dengan bantuan software Ntsys 2.02. Sedangkan indeks seleksi didasarkan pada nilai ekonomi, nilai duga heritabilitas dan nilai pengaruh langsung dari sidik lintas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang tangkai, jumlah daun, jumlah buku, jumlah petal, jumlah duri besar dan umur panen mempunyai keragaman yang luas dan nilai duga heritabilitas dalam arti luas yang tinggi. Panjang tangkai berkorelasi positif dan nyata dengan jumlah daun, jumlah buku, panjang leher bunga, jumlah duri besar dan jumlah bunga per tanaman sedangkan dengan umur panen berkorelasi negatif. Diameter kuncup berkorelasi positif dan nyata dengan diameter bunga mekar, lama kesegaran bunga dan jumlah petal. Lama kesegaran bunga berkorelasi positif dan nyata dengan diameter kuncup, diameter tangkai, jumlah daun, jumlah buku dan jumlah bunga per tanaman, sedangkan dengan panjang leher bunga berkorelasi negatif. Diameter bunga mekar berkorelasi positif dan nyata dengan diameter kuncup, jumlah petal dan jumlah bunga per tanaman, sedangkan dengan jumlah duri kecil berkorelasi negatif. Jumlah bunga per tanaman berkorelasi positif dan nyata dengan panjang tangkai, diameter bunga mekar, panjang ruas, panjang leher bunga dan lama kesegaran bunga, sedangkan dengan umur panen berkorelasi negatif.

Panjang tangkai secara langsung dipengaruhi oleh jumlah buku dan jumlah bunga per tanaman, sedangkan jumlah daun dan panjang leher bunga berpengaruh negatif. Diameter kuncup secara langsung dipengaruhi oleh jumlah petal. Lama kesegaran bunga secara langsung dipengaruhi oleh diameter kuncup, diameter tangkai dan jumlah daun, sedangkan jumlah buku berpengaruh negatif. Diameter bunga mekar secara langsung dipengaruhi oleh diameter kuncup, jumlah petal dan jumlah bunga per tanaman. Sementara itu jumlah bunga per tanaman secara langsung dipengaruhi oleh panjang tangkai, diameter bunga mekar, panjang ruas dan panjang leher bunga.

iv

97.100-31, 97.105-80 dan 97.167-01. Seleksi indeks berdasarkan nilai ekonomis terseleksi genotipe 97.105-80, 97.174-01, 97.029-82, 95.077-01 dan 97.106-42. Seleksi indeks berdasarkan nilai duga heritabitas dalam arti luas terseleksi genotipe 97.105-80, 97.174-01, 97.029 -82, 95.077 -01 dan 95.090-04. Seleksi indeks berdasarkan sidik lintas terpilih genotipe 97.032-09, 97.105-66, 97.030-12, 97.105-80, dan 97.174-01. Secara umum dari beberapa metode pembobotan yang digunakan terseleksi lima genotipe dengan jumlah indeks terbanyak yaitu genotipe 97.105-80, 95.077-01, 97.174-01, 97.032 -09 dan 97.029-82.

Pada koefisien kemiripan 0.324 dendrogram terbagi dalam 7 kelompok besar. Jarak genetik paling jauh diperoleh antara genotipe 95.136-01 dan 97.167- 01, diikuti oleh genotipe 97.026-13 dan 97.174-01, serta antara genotipe 97.029- 82 dan 97.105-66. Genotipe-genotipe tersebut dapat dijadikan tetua double cross.

v

DEDEH KURNIASIH. Genetic Analysis towards Single Crossed Rose (Rosa hybrida L.). Supervised by SRIANI SUJIPRIHATI and TRIKOESOEMANINGTYAS.

The information of genetic variability, heritability, genetic correlation among characters, path analysis, indices selection and genetic distance among parental are very important in rose breeding program. The use of selection indices based on measurement of several characters is more effective and useful in selecting superior rose genotypes which meet the established standard quality.

The general aims of this study are to develop single crossed roses (Rosa hybrida L.) hybrids and choose good parent candidates to create double cross hybrids based on genetic distances. The specific aims of this study are to get information about variability, heritability, correlation among the characters being observed, path analysis and to use selection indices based on quality characters of rose for obtaining qualified cultivars and to estimate genetic distances based on phenotypic performances.

The genotypes were arranged in a randomized complete block design with three replications and sub-sampling. Observations were made on fourteen quantitative characters and fifteen qualitative characters related to quality were being analyzed by using cluster analysis of Ntsys 2.02 software.

The results of the study showed that the characters length of stalk, number of leaves, number of nodes, number of petals, number of large thorn, and days to harvesting were large genetic variability and high broad sense heritability. A real positive correlation occurred between length of stalk with number of leaves, number of nodes, neck length, number of large thorn and number of flower per plant, while days to harvesting have negative correlation. Flower bud diameter had a real positive correlation with vase life and number of petals, while the real negative correlation with bloomed flower diameter. Vase life had a real correlation with flower bud diameter, stalk diameter, number of leaves , number of nodes and number of flower per plant, while the real negative correlation with neck length. Bloomed flower diameter had a real positive correlation with flower bud diameter, number of petal and number of petals, while the real negative correlation with number of small thorn. Number of flower per plant had a real correlation with length of stalk, bloomed flower diameter, length of nodes, neck length and vase life, while the real negative correlation with days to harvesting.

Number of nodes and number of flower per plant had positive direct effects on length of stalk, while neck length and number of leaves had negative direct effect. Number of petals has positive direct effect to flower bud diameter. Flower bud diameter, stalk diameter and number of leaves had positive direct effects on vase life, while number of nodes has negative direct effect. Flower bud diameter, number of petals and number of flower per plant had positive direct effects on bloomed flower diameter. Length of stalk, bloomed flower diameter, length of nodes and neck length had positive direct effects on number of flower per plant.

Based on the brightness of flower colors, genotypes 97.100-36, 95.077-01, 97.100-31, 97.105-80 and 97.167-01 were selected. Indices selection based on economic value selected genotypes 97.105-80, 97.174-01, 97.029-82, 95.077-01

vi

97.029-82, 95.077-01 and 95.090-04, while based on direct effect path analysis selected genotypes genotipe 97.032-09, 97.105-66, 97.030 -12, 97.105-80 and 97.174-01. In general, by several methods of weighing being used in this study, we were able to select five genotypes with the greatest amount of indices, namely genotypes 97.105-80, 95.077-01, 97.174 -01, 97.032-09 and 97.029-82.

Based on similarity coefficient the genotypes consisted of divided to seven main groups was constructed. The groups contain three genotypes, two genotypes, one genotype, ten genotypes, ten genotypes, two genotypes, and two genotypes, respectively. The largest genetic distance were found between genotype 95.136-01 and 97.167-01 followed by genotypes 97.026-13 and 97.174- 01, and between genotypes 97.029-82 and 97.105-66. These hybrids genotypes are good candidates to be used as parents in a double cross.

vii

© Hak cipta milik Dedeh Kurniasih, tahun 2006 Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

viii

TERHADAP MAWAR (Rosa hybrida L.)